Share

Ketua Sekte

Author: Rosemarry
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Ketua sekte memintaku untuk membawamu ke sana, setelah menara langit memancarkan sinar keemasan yang menandakan bahwa seseorang berhasil menaklukkannya, setelah ratusan tahun tidak pernah ada yang berhasil." Ujarnya panjang lebar.

"Aku ingin meminta maaf, karena tadinya aku sempat meremehkanmu dan mengira kau sudah mati bahkan sebelum masuk ke menara sembilan tingkat."

Gu Lang pun kembali teringat saat dia menaiki tangga menuju ke menara itu, dan kembali teringat dengan ilusi yang hampir saja membuatnya benar-benar mati untuk kedua kalinya setelah kecelakaan yang membawanya ke dunia ini.

"Ehm, sebenarnya aku memang hampir saja mati karena ilusi itu, tetua. Tapi sepertinya ada orang yang memanggilku dan mengingatkanku jika itu hanyalah ujian kecil sebelum ujian yang sebenarnya dimulai."

Tetua itu pun sedikit bingung mendengar ucapan Gu Lang, tapi akhirnya dia memilih untuk mengabaikan hal itu dan membawa Gu Lang untuk segera menuju ke aula utama.

Di aula utama...

"Aku penasaran, siapa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Pengepungan!

    Tetua Leng yang mengerti maksud ketua sekte pun, menganggukkan kepalan kemudian berkata."Masa depan yang cerah, bahkan pencapaian yang mungkin tidak bisa kita raih akan menjadi miliknya."Ketua sekte tersenyum mendengarnya, karena apa yang tetua Leng katakan benar-benar sama dengan apa yang tengah dia pikirkan saat ini tentang masa depan Gu Lang yang cerah.*"Tetua agung, aku sudah membawa pilnya." Gu Lang langsung menyerahkan pil itu pada tetua agung, saat dirinya baru sampai di tempat Xiao San.Tetua agung pun tersenyum melihat Gu Lang kembali dengan selamat, karena itu berarti dia sudah lolos.Namun entah kenapa dia merasa jika niat awalnya untuk menjadikan Gu Lang sebagai murid pribadinya setelah lolos dari menara sembilan tingkat itu, kini seolah menjadi tidak pantas untuk dia ucapkan."Kenapa aku merasa tidak pantas untuk menjadi gurunya?" batin tetua agung.Dia memasukkan pil penyambung nyawa itu ke dalam mulut Xiao San, dan mengalirkan energi miliknya ke tubuh Xiao San untuk

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Paviliun Cuxiao

    Xing Yan begitu terkejut mendengarnya, karena awalnya dia mengira musuhnya ingin menghabisi seluruh keluarga Gu tanpa terkecuali.Tapi kini mereka malah mengatakan jika mereka akan membiarkan Xing Yan hidup, setidaknya untuk beberapa saat.Namun di sisi lain, hal itu juga membuat Gu Xing Yan semakin yakin jika memang ada kekuatan besar yang mengendalikan kelima keluarga besar itu.Seorang tokoh di balik layar yang mampu memerintahkan mereka untuk memusnahkan keluarga Gu dan berniat menjadikannya sandra.*Gu Lang yang sedang berlatih, tiba-tiba saja menghentikan pelatihannya.Sesuatu seolah membuatnya diliputi persaan tidak tenang dan terus saja membuatnya gelisah sejak tadi, seolah merasakan adanya bencana besar sedang menimpa keluarganya."Ada apa ini, kenapa perasaanku tidak enak?"Namun akhirnya Gu Lang memilih mengabaikan perasaan cemasnya dan kembali melanjutkan perjalannya.Karena dia harus segera sampai di kota Chuxuan, dan mendapatkan pil yang dia cari untuk menyembuhkan Xiao

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Pelelangan

    Pelayan itu menatap Gu Lang dengan bingung, dan akhirnya berkata, "Mari ikut saya tuan, transaksi besar seperti ini adalah wewenang ketua paviliun."Gu Lang mengangguk dan mengikuti langkah pelayan itu memasuki sebuah ruangan, dengan bau obat yang begitu kental tercium. Entahlah, tapi mungkin pemilik paviliun Cuxiao ini adalah seorang alchemist.Pelayan itu meminta Gu Lang untuk menunggu sebentar, karena dia akan memanggil pemilik paviliun untuk menemuinya dan membahas transaksi itu.Tak lama kemudian terdengar suara langkah kaki yang mendekat, membuat Gu Lang menolehkan kepalanya dan mendapati seorang wanita muda yang cantik tengah berjalan mendekat kearahnya kemudian duduk di seberangnya untuk memulai membahas transaksi."Maaf tuan, saya dengar tuan ingin menjual buku tingkat kuning? Apa boleh saya tau nama tuan?""Tidak perduli nama tidak perduli asal usul, semua akan di sambut dan dilayani dengan baik. Bukankah itu pedoman paviliun Cuxiao?""Maafkan saya tuan. Kedua buku tingkat k

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Gadis itu?

    Seketika itu juga suasana menjadi sangat riuh, padahal pil itu bukanlah barang lelang utama tapi harganya sudah sangat tinggi.Dan akhirnya orang di ruangan nomor dua pun mengalah dan tidak lagi berebut dengan Gu Lang.Setelah mendapatkan apa yang dia mau, Gu Lang tidak lagi tertarik dengan barang-barang lelang setelah itu.Dia hanya duduk diam dan mengamati jalannya pelelangan, hingga acara itu selesai.Beberapa barang yang dilelang setelah itu pun semuanya adalah barang bagus, namun Gu Lang sepertinya tidak terlalu tertarik.Sehingga dia hanya diam dan menonton saja, sambil menunggu barang lelang miliknya di bawa."Barang lelang kali ini adalah dua buah buku tingkat kuning. Buku jurus Tapak Naga dan Jurus Amukan naga, jurus ini adalah jurus yang sangat dahsyat dan mengerikan. Seorang kultivator kuat yang misterius membawanya ke paviliun Cuxiao adalah sebuah kejutan tak terduga, harganya dimulai dari lima ratus ribu tael."Keadaan pun riuh kembali, pasalnya tak ada pemberitahuan akan

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Mu Bingyan

    Gu Lang tak dapat mempercayai apa yang dia lihat itu, bagaimana bisa gadis di kehidupan sebelumnya kini ada didepan matanya."Lebih baik aku mati di sini daripada harus menjadi mainan bajingan menjijikkan itu!""Hahaha... Percuma saja nona, kau tidak akan bisa melawan kami semua dengan keadaanmu yang seperti itu.""Jika kekuatan sudah tidak dapat lagi digunakan, maka otak yang akan berbicara. Jika otak tak mampu lagi mengatasinya, maka mati adalah pilihan yang terbaik."Gu Lang semakin terkejut mendengar kata-kata yang keluar dari mulut gadis itu, meskipun kata-katanya tidak sama persis tapi intinya tetap sama. Dan cara dia mengucapkan kata-kata itu, serta suaranya bahkan juga sangat mirip. Hingga tanpa pikir panjang lagi, Gu Lang langsung melesat maju dan berdiri di depan gadis itu."Mundurlah." Titah Gu Lang pada gadis itu, yang dituruti olwh gadis itu."Siapa kau!? Jangan ikut campur, jika kau masih ingin hidup!" Si pemimpin pria-pria itu menunjuk Gu Lang dengan pedang ditangannya,

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Kebetulan atau takdir?

    Gu Lang hanya mengangguk mengiyakan. Dia menggenggam tangan Bingyan dan membawanya masuk, dan kali ini Bingyan tidak mempermasalahkan tangannya yang dipegang oleh Gu Lang.Karena bagaimanapun, tempat itu adalah tempat asing untuknya dan tidak menjamin jika tak ada orang yang akan mengganggunya.Namun sepertinya Gu Lang melupakan sesuatu, yaitu wajah cantik Bingyan. Sesaat setelah mereka masuk ke dalam sekte, perhatian semua orang tertuju pada mereka berdua."Oh astaga, seharusnya aku memakaikanmu cadar sebelum membawamu masuk."Mereka pun langsung bergegas menuju tempat Xiao San.Sesampainya di sana, tetua Agung ternyata masih berada di sana dan benar-benar menjaga Xiao San selama Gu Lang pergi.Melihat ada orang lain yang datang bersama Gu Lang, tetua Agung pun penasaran. Terlebih gadis itu tidak mengenakan seragam murid sekte Bulan Sabit."Terimakasih sudah menjaga Xiao San untukku, tetua. Aku sudah membawa pil kehidupan bersamaku." Gu Lang memberikn pil kehidupan itu pada tetua Agu

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Kabar Buruk

    Benar, orang itu adalah Mu Yue. Gu Lang melupakan jika marga mereka sama, dan bahkan mereka juga sedikit mirip.Tapi Bingyan lebih lembut meskipun dia juga terkadang ketus dan dingin, tapi setidaknya dia tidak pemarah dan gegabah seperti kakaknya.Mu Yue pun membawa Bingyan untuk duduk di kursi yang ada di ruangan itu, dan berbincang tentang bagaimana kehidupan mereka selama ini.Juga tentang bagaimana bisa Bingyan sampai ke sekte ini, dan bahkan bersama dengan orang yang sangat dia benci."Bingyan, bagaimana bisa kau sampai di sini dan bahkan kau datang bersama pria mesum itu?" Mu Yue melirik sinis ke arah Gu Lang, yang hanya bisa memutar jengah bola matanya dan kembali duduk di samping Xiao San."Orang mesum? Kakak mengenal Gu Lang? Dialah yang sudah menyelamatkanku, kak. Jika saja tidak ada Gu Lang, mungkin aku sudah ditangkap dan dibawa pulang untuk dinikahkan."Mu Yue mengepalkan erat-erat tangannya, mengetahui jika ayahnya tak juga kunjung berubah bahkan setelah kepergiannya.Al

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Api Suci Tertinggi?!

    Kuda melesat cepat hampir seharian ini, dan Gu Lang baru menghentikan lajunya saat kuda itu sudah tak mampu lagi berlari.Dia beristirahat, memberi makan kudanya dan dirinya sendiri memilih untuk masuk ke menara langit dan berlatih.Tak ada waktu untuk bersantai baginya, meski hanya sejenak. Pertarungan besar sudah di depan mata, dan jika dia ingin memenangkan pertarungan besar itu maka dia harus meningkatkan kekuatannya secepat mungkin."Selamat datang, tuan." Sambut Luo Luo pada Gu Lang yang baru saja masuk.Anak kecil itu benar-benar siaga setiap saat, dan selalu menyambut Gu Lang saat tuannya itu masuk ke menara langit.Seolah pekerjaannya hanya memang untuk melayani Gu Lang tanpa istirahat selama dua puluh empat jam, benar-benar seperti robot yang hidup dengan baterai dan bukan nyawa."Luo Luo, apakah ada cara untuk menaikkan levelku secepat mungkin?"Luo Luo menjawab pertanyaan Gu Lang dengan wajah seperti biasanya, datar tanpa ekspresi.Bahkan tak ada sedikitpun rasa keingintah

Latest chapter

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Akhir Cerita

    Di tengah reruntuhan dan kepanikan yang menyelimuti Sekte Gelap, Gu Lang berdiri dengan tegas, mengawasi sisa-sisa kekuatan yang dulunya mengancam dunia. Dengan Pedang Dewa yang bersinar di tangannya, dia merasakan kekuatan yang begitu besar mengalir dalam dirinya, kekuatan yang ingin dia gunakan bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk mengubah dan memperbaiki. Gu Lang menatap anggota Sekte Gelap yang tersisa—beberapa tergeletak lemas di tanah, sementara yang lain hanya bisa menatap dengan ketakutan. “Dengarkan aku!” suaranya menggema dengan wibawa. “Kalian telah berada di jalan yang salah, terjebak dalam kegelapan yang tidak akan membawa kalian ke mana-mana. Namun, hari ini adalah kesempatan kedua untuk memilih jalan yang benar!” Kata-katanya menembus hati mereka. Banyak dari mereka yang, meski terlahir dalam Sekte Gelap, selalu merindukan keadilan dan kebenaran. Satu per satu, mereka mulai bangkit, meski ragu, namun terdorong oleh keyakinan Gu Lang. Mereka ingin memperbaiki kesala

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Dewa Iblis!

    Pertempuran berlangsung sengit ketika tiba-tiba suasana berubah. Suara langkah berat bergema, menggetarkan tanah, dan mengalihkan perhatian Gu Lang dan Qian Yu. Di tengah kerumunan musuh, seorang pria tinggi muncul, mengenakan jubah hitam yang berkilauan, menandakan bahwa dia adalah pemimpin Sekte Gelap. Aura kekuatan yang menakutkan memancar dari dirinya, mengubah suasana menjadi mencekam. “Cukup!” teriak pemimpin Sekte Gelap, suaranya dalam dan penuh kekuasaan. “Kalian berani melawan Sekte Gelap? Aku tidak akan membiarkan kalian hidup!” Gu Lang dan Qian Yu saling berpandangan, mengerti bahwa situasi kini semakin berbahaya. Mereka bisa merasakan tekanan luar biasa yang berasal dari sosok itu. “Siapa kau?” tanya Gu Lang dengan berani, berusaha menjaga ketenangan meski jantungnya berdebar kencang. “Aku adalah Zhen Tian, Ketua Sekte Gelap,” jawab pria itu, menatap Gu Lang dengan mata tajam. “Dan aku di sini untuk mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku. Pedang Dewa itu mil

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Pertempuran

    Gu Lang berdiri tegak di hadapan Pedang Dewa yang bersinar, merasakan aliran energi yang kuat di sekelilingnya. Luo Luo dan Qian Yu memperhatikannya dengan penuh harapan, mengetahui bahwa momen ini adalah titik balik dalam perjalanan Gu Lang. Dengan tekad yang menggebu, Gu Lang menutup matanya dan mulai berkonsentrasi. Sinar pedang memancarkan cahaya yang semakin terang, seakan merespons kehadiran Gu Lang. Dia bisa merasakan aura pedang yang mengalir ke dalam dirinya, menghubungkan jiwanya dengan kekuatan yang tak terbayangkan. Dalam pikirannya, dia mengingat semua latihan yang telah dilaluinya, setiap pelajaran yang diterimanya, dan semua pengorbanan yang telah dia buat untuk mencapai titik ini. "Ini adalah kesempatan untuk menyatukan kekuatanku dengan Pedang Dewa," bisiknya dalam hati. “Aku tidak akan membiarkan ini menjadi sia-sia.” Saat dia meraih gagang pedang, Gu Lang merasakan getaran yang kuat. Energi Pedang Dewa mulai mengalir ke dalam jiwanya, dan dalam sekejap, dia meras

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Pedang Dewa!

    Beberapa bulan setelah Gu Lang dan Qian Yu melanjutkan pelatihan mereka, situasi di luar lembah yang tenang itu mulai berubah. Sekte Gelap, yang sebelumnya tidak mengetahui lokasi Gu Lang, kini berhasil menemukan jejaknya. Mereka yakin bahwa Gu Lang memiliki "benda" yang sangat mereka inginkan — suatu artefak legendaris yang diyakini bisa memberikan kekuatan luar biasa kepada siapa pun yang mengendalikannya.Di sebuah markas rahasia yang terpencil, para pemimpin Sekte Gelap berkumpul. Wajah mereka serius, dengan aura gelap dan menakutkan yang menyelimuti ruangan. Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh kekar dengan tatapan dingin, berbicara dengan suara yang rendah namun berwibawa.“Gu Lang telah menjadi ancaman bagi kita dan dia memiliki benda yang kita cari. Kita tidak bisa membiarkannya terus hidup. Kita harus segera bertindak,” katanya. “Kekuatan yang dimilikinya, jika dikombinasikan dengan artefak itu, dapat membawa kehancuran bagi Sekte Gelap jika dia dibiarkan bebas.”“Na

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Black Shadow

    Setelah pertemuan yang mengharukan dengan Tuan Tua, Gu Lang dan Qian Yu meninggalkan ruangan di Menara Langit dengan pikiran yang dipenuhi berbagai rencana dan harapan. Qian Yu bertekad untuk mempersiapkan Gu Lang dengan segala pengetahuan dan keterampilan yang ia miliki.“Mari kita mulai pelatihanmu,” kata Qian Yu, memimpin jalan keluar dari Menara Langit. “Setiap langkah yang kita ambil dari sini akan membentuk masa depanmu.”Gu Lang mengangguk, merasa semangatnya terbangkit. Mereka pergi ke area latihan yang luas, di mana cahaya matahari menembus celah-celah pohon, menciptakan suasana yang tenang namun penuh potensi.Qian Yu mulai menjelaskan teknik-teknik dasar yang akan membantu Gu Lang memahami kekuatan alkemis dan keterampilan bertarungnya. “Kamu perlu memahami bahwa kekuatanmu bukan hanya terletak pada seberapa kuat kamu bisa menyerang, tetapi juga seberapa bijak kamu menggunakannya. Kita akan memadukan kekuatan alkimia dan seni bela diri.”Selama beberapa minggu ke depan, Gu

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Pelatihan

    Maaf atas kesalahpahaman itu! Mari kita coba lagi: Begitu Qian Yu membuka matanya, senyumnya merekah saat melihat sosok Luo Luo yang berdiri di hadapannya. “Luo Luo!” serunya, penuh kegembiraan. “Kau masih ingat padaku?” Luo Luo tersenyum lebar, matanya berkilau ceria. “Tentu saja, Paman Qian Yu. Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kita bertemu.” Ia melangkah maju dan memeluk Qian Yu dengan hangat. Qian Yu merasakan kehangatan persahabatan yang telah terjalin. “Aku tidak menyangka bisa melihatmu lagi di tempat yang begitu indah ini. Ini semua berkat Gu Lang, bukan?” Luo Luo memimpin Gu Lang dan Qian Yu melalui lorong-lorong Menara Langit yang megah. Mereka melewati banyak ruangan yang dipenuhi dengan artefak kuno dan catatan sejarah sekte suci. Namun, kali ini, Luo Luo membawa mereka ke arah yang belum pernah dijelajahi oleh Gu Lang sebelumnya.Setelah pertemuan yang mengharukan dengan Tuan Tua, Gu Lang dan Qian Yu meninggalkan ruangan di Menara Langit dengan pikiran yang dip

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Qian Yu

    Setelah memastikan orang tuanya menetap dengan baik di desa kecil itu, Gu Lang kembali ke Sekte Yan untuk berpamitan dengan teman-temannya. Momen itu terasa emosional baginya, karena dia tahu perjalanan selanjutnya tidak akan mudah, dan mungkin akan memakan waktu yang lama sebelum dia bisa kembali.Di kamar Gu Lang, teman-teman Gu Lang berkumpul untuk mengucapkan selamat tinggal. Wang Jun, berdiri di tengah kerumunan dengan tatapan serius. “Gu Lang, aku tidak percaya kamu benar-benar akan pergi. Kami semua akan merindukanmu.”“Ya, aku juga akan merindukan kalian,” jawab Gu Lang, mencoba menyembunyikan perasaannya. “Tapi ini adalah jalanku. Aku harus menemukan cara untuk melindungi kita semua dari ancaman yang mungkin datang.”Tuan Muda Feng, salah satu teman Gu Lang lainnya, menepuk bahunya. “Kami tahu kamu kuat, Gu Lang. Jangan ragu untuk kembali jika kamu butuh bantuan. Kami akan selalu ada di sini.”“Terima kasih, teman-teman. Aku akan ingat itu,” Gu Lang tersenyum, meskipun hatiny

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Dunia Dewa Aku Datang!

    Kabar tentang kehancuran klan Shu menyebar dengan cepat di seluruh kota Xuanzhong, mengguncang komunitas dan menggantikan suasana tenang dengan ketegangan yang mendalam. Warga kota berkumpul di pasar, di tepi jalan, dan di kedai minuman, membicarakan insiden yang tidak terbayangkan itu. Mereka berbisik dengan penuh rasa ingin tahu dan ketakutan, saling bertukar informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi. “Apakah kamu sudah mendengar? Klan Shu musnah dalam semalam!” seru seorang pedagang, suaranya bergetar dengan ketegangan. “Semua anggota klan, termasuk tuan muda Shu Baicao, ditemukan tewas di kediaman mereka!” Seorang wanita yang sedang membeli sayur terkejut dan menjawab, “Bagaimana bisa itu terjadi? Klan Shu adalah salah satu klan terkuat di kota ini! Siapa yang berani melakukannya?” “Tidak ada yang tahu, tetapi ada desas-desus bahwa itu adalah tindakan balas dendam,” kata seorang pria berusia paruh baya. “Klan Shu telah banyak musuh, terutama setelah konflik dengan klan lain

  • Giok Naga Sang Kultivator Dewa   Kehancuran keluarga Shu

    Keluarga Shu IPada malam itu, kediaman Keluarga Shu masih sangat tenang bahkan penjaga di sekitar gapura terlihat menikmati minuman sambil tertawa dan memainkan permainan kartu.Namun pada detik-detik berikutnya, udara dingin seperti menyapu wilayah itu membuat bulu kuduk berdiri."Apa kalian merasa ada yang aneh?" tanya seorang penjaga.Sejenak permainan kartu berhenti karena pertanyaan tersebut. Sayangnya yang lain menganggap hal ini wajar dan malah menertawakannya."Tidak ada yang aneh. Kau pasti sedang mencari alasan karena akan kalah dalam permainan." Tawa mereka menggema. Penjaga yang merasakan prasangka buruk pun hanya mencebikkan bibir kemudian memperbaiki posisi duduknya."Sekarang giliranku, kan? Aku akan ...."Sebelum dapat menyelesaikan kalimatnya, satu energi kekuatan melesat dari kegelapan menghancurkan meja permainan mereka. mereBang!Seketika semua kartu terbang berhamburan. Meja terbalik dan lima penjaga yang sedang bermain jatuh tersungkur."Kurang ajar! Siapa yang

DMCA.com Protection Status