Kuda melesat cepat hampir seharian ini, dan Gu Lang baru menghentikan lajunya saat kuda itu sudah tak mampu lagi berlari.Dia beristirahat, memberi makan kudanya dan dirinya sendiri memilih untuk masuk ke menara langit dan berlatih.Tak ada waktu untuk bersantai baginya, meski hanya sejenak. Pertarungan besar sudah di depan mata, dan jika dia ingin memenangkan pertarungan besar itu maka dia harus meningkatkan kekuatannya secepat mungkin."Selamat datang, tuan." Sambut Luo Luo pada Gu Lang yang baru saja masuk.Anak kecil itu benar-benar siaga setiap saat, dan selalu menyambut Gu Lang saat tuannya itu masuk ke menara langit.Seolah pekerjaannya hanya memang untuk melayani Gu Lang tanpa istirahat selama dua puluh empat jam, benar-benar seperti robot yang hidup dengan baterai dan bukan nyawa."Luo Luo, apakah ada cara untuk menaikkan levelku secepat mungkin?"Luo Luo menjawab pertanyaan Gu Lang dengan wajah seperti biasanya, datar tanpa ekspresi.Bahkan tak ada sedikitpun rasa keingintah
Gu Lang terkejut mendengarnya. Dia memang menyadari jika di dalam dirinya ada aura iblis, seperti yang pernah Luxia katakan.Tapi dia tidak menyangka, jika aura iblis di dalam tubuhnya juga adalah sebuah api suci bahkan api suci di tingkatan tertinggi."Aku tidak tau kenapa di dalam tubuhmu bisa ada aura iblis sekuat itu. Tapi kau adalah orang yang terpilih, orang yang akan menyelamatkan dunia dari kehancuran."*Tubuh Gu Lang sudah terasa hampir membeku, karena dinginnya air sungai es itu. Tapi memang benar, berlatih di sungai es itu membuat dantiannya cepat sekali terisi penuh.Terlebih lagi aura spiritual di tempat ini sangatlah kental dan murni, benar-benar tempat pelatihan yang sempurna.Gu Lang sangat yakin jika saja tempat ini bukan berada di menara langit. Pastilah tempat ini akan menjadi rebutan dan bahkan bisa saja menimbulkan peperangan antar individu atau bahkan antar sekte dan kelompok.Dan benar saja, baru setengah hari Gu Lang berendam di sana ledakan aura spiritual pun
Benar, itu akar spiritualnya. Tapi kenapa dia terkurung dalam sangkar emas? Itulah yang belum Gu Lang ketahui."Apa kau menginginkan api iblis?" tanya sosok itu dengan nada meremehkan pada Gu Lang.Namun Gu Lang tidak merasa takut sama sekali. Dia menganggukkan kepalanya dan menatap lekat pada sosok mengerikan di hadapannya itu."Sia-sia saja orang bodoh sepertimu mendapatkan api iblis, itu hanya akan menyia-nyiakan barang bagus." Dengan nada meremehkan, dia mengejek Gu Lang.Namun Gu Lang tidak marah, dia tetap berdiri di sana dengan tekad kuat untuk membuat api iblis itu tunduk padanya.Dia harus bisa melakukannya, jika dia ingin membalaskan dendam keluarganya."Aku harus mendapatkannya. Aku harus membalaskan dendam keluargaku, menghancurkan siapapun yang berani mengusikku."Sosok itu tersenyum mendengar perkataan Gu Lang, senyum yang mengerikan!Dia menyeringai ke arah Gu Lang, kemudian menyuruh Gu Lang mendekat padanya."Mendekatlah. Akan kuberikan api iblis ini padamu."Tanpa rag
Lagi dan lagi, Gu Lang di buat terkejut setengah mati dengan perkataan senior yang kini sudah dia yakini jika dialah tuan tua, pemilik menara langit yang sebelumnya.Sebelumnya Luo Luo mengatakan jika bagi tuan tua, buku jurus tingkat kuning hanya dijadikan sebagai tisu toilet dan kini bahan-bahan mahal seperti itu di jadikan sup!"Sebenarnya sekaya apa tuan tua ini?" batin Gu Lang."Sekaya apa aku? Ehm ... tidak terlalu kaya. Di dunia atas masih ada yang lebih kaya dariku, tapi kalau untuk bahan-bahan murah begini aku masih sanggup membelinya." Jawab tuan tua dengan entengnya.Gila, ini gila. Bahkan untuk membeli satu bahan tadi saja, bisa menghabiskan sebulan dari pendapatan keseluruhan keluarga Gu.Namun di samping itu Gu Lang juga sangat senang. Memiliki seorang guru yang kaya, itu artinya dia juga akan mendapatkan semua bahan yang dia butuhkan dengan mudah."Jangan terlalu berharap. Bahan-bahan yang tidak berasal dari dunia ini, tak dapat di gunakan di sini. Jadi aku meninggalkan
Bagaimana dia tau tentang Albert Einstein? Tentu saja karena dia juga berasal dari tempat yang sama dengan Gu Lang, alias dia juga mengalami perpindahan ruang dan waktu.Bedanya, jika Gu Lang berpindah ruang dan waktu karena sebuah kecelakaan. Tuan tua ini berpindah ruang dan waktu tanpa sebab, alias dia yang baru bangun tidur tiba-tiba saja sudah berada di dunia ini.Dan yang lebih parahnya lagi, dia berubah menjadi seorang bayi kecil yang baru di lahirkan. Jadi bisa di bilang, tuan tua sudah berada di dunia ini sejak dia masih bayi meskipun dia tetap memiliki ingatan di kehidupan sebelumnya."Apa itu artinya aku sudah menjadi seorang alchemist level dua, tuan tua?" tanya Gu Lang dengan bersemangat.Gu Lang juga menyadari, selama dirinya berlatih membuat pil, aura langit dan bumi juga berkumpul dan memenuhi dantiannya.Jadi di samping berlatih pil, Gu Lang juga merasakan jika dirinya tengah berlatih kultivasi. Bisa di bilang, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.Tuan tua pun hany
Tuan tua yang menyaksikan itu sedikit terkesiap, melihat aura yang berkecamuk dengan tidak terkendali dari tubuh Gu Lang.Karena adanya aura iblis dalam tubuh Gu Lang, membuat setiap peningkatan basis kultivasi yang Gu Lang alami terasa semakin menyakitkan.Meskipun begitu, sisi baiknya adalah Gu Lang menjadi lebih kuat daripada orang lain yang berada di tingkatan dan level yang sama dengannya.Dalam kondisi Gu Lang saat ini, dia bahkan mampu mengalahkan musuh di tingkat raja level dua atau bahkan tiga.Dan mungkin juga dia masih bisa bertahan dalam pertarungan dengan musuh di level empat tingkat raja."Benar-benar anak muda yang penuh semangat dan ambisi. Semoga saja ambisimu membuatmu memilih jalan yang benar, karena jika kau memilih jalan yang salah maka kaulah yang akan menjadi dewa kehancuran yang sebenarnya." Gumam tuan tua yang masih melihat proses naik tingkat Gu Lang yang begitu membuatnya berdecak kagum.Dantian Gu Lang memang lebih besar dari pada orang pada umumnya, yang m
Alis Gu Lang bertaut. Boneka jiwa? Benda apa lagi itu?Fi negeri Canglan ini sepertinya tidak pernah ada boneka jiwa. Lagipula bagaimana bisa ada boneka yang bisa semirip itu dengan manusia, bahkan kulitnya pun juga terlihat seperti kulit manusia asli."Boneka jiwa? Bagaimana bisa ada boneka seperti ini?" Gu Lang menyentuh lengan Luo Luo, dan kulitnya benar-benar kulit manusia.Luo Luo pun akhirnya menjelaskan semuanya. Cerita yang cukup panjang menurut Gu Lang, tapi kini dia cukup tau jika Luo Luo adalah boneka sekaligus anak laki-laki dari tuan tua.Luo Luo adalah anak dari tuan tua, yang sudah meninggal karena di bunuh oleh musuh dari tuan tua. Saat itu tuan tua sangat terpuruk dan marah, dia mendatangi markas orang yang sudah membunuh anaknya dan melimpahkan semua amarahnya pada mereka.Saat itu bahkan tuan tua hampir saja mati karena dia datang seorang diri ke markas musuh yang memiliki kekuatan hampir setara dengannya, di tambah jumlah mereka yang tidak sedikit.Tapi untung saja
Setelah mengambil apa yang dia butuhkan, Gu Lang pun memilih meletakkan bejana ilahi di ruang alchemist itu. Seperti kata tuan tua, dia tak akan mengeluarkan dan memperlihatkan bejana ilahi pada siapapun, sebelum dia cukup kuat untuk melindungi dirinya sendiri dan bejana ilahi."Luo Luo aku harus segera pergi, dan bisakah kau menolongku jika aku dalam bahaya? Maksudku membawaku masuk ke menara langit jika aku sekarat."Luo Luo pun mengangguk pasti, "Ya tuan, jika hanya tuan seorang Luo Luo masih mampu."Gu Lang mengangguk dan mengucapkan terimakasih pada Luo Luo, kemudian memusatkan fokusnya pada dunia luar hingga dia kembali ke dunia nyata.Dan kini hari sudah siang, karena Gu Lang sudah berada di dalam menara langit selama sepuluh jam lebih, yang berarti sepuluh hari lebih di dalam menara langit.Tak mau menunggu lama, Gu Lang segera memacu kudanya menuju kediaman keluarga Gu yang jaraknya sudah tidak begitu jauh dan bisa dia capai setidaknya malam hari ini.**Dan benar saja, saat
Di tengah reruntuhan dan kepanikan yang menyelimuti Sekte Gelap, Gu Lang berdiri dengan tegas, mengawasi sisa-sisa kekuatan yang dulunya mengancam dunia. Dengan Pedang Dewa yang bersinar di tangannya, dia merasakan kekuatan yang begitu besar mengalir dalam dirinya, kekuatan yang ingin dia gunakan bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk mengubah dan memperbaiki. Gu Lang menatap anggota Sekte Gelap yang tersisa—beberapa tergeletak lemas di tanah, sementara yang lain hanya bisa menatap dengan ketakutan. “Dengarkan aku!” suaranya menggema dengan wibawa. “Kalian telah berada di jalan yang salah, terjebak dalam kegelapan yang tidak akan membawa kalian ke mana-mana. Namun, hari ini adalah kesempatan kedua untuk memilih jalan yang benar!” Kata-katanya menembus hati mereka. Banyak dari mereka yang, meski terlahir dalam Sekte Gelap, selalu merindukan keadilan dan kebenaran. Satu per satu, mereka mulai bangkit, meski ragu, namun terdorong oleh keyakinan Gu Lang. Mereka ingin memperbaiki kesala
Pertempuran berlangsung sengit ketika tiba-tiba suasana berubah. Suara langkah berat bergema, menggetarkan tanah, dan mengalihkan perhatian Gu Lang dan Qian Yu. Di tengah kerumunan musuh, seorang pria tinggi muncul, mengenakan jubah hitam yang berkilauan, menandakan bahwa dia adalah pemimpin Sekte Gelap. Aura kekuatan yang menakutkan memancar dari dirinya, mengubah suasana menjadi mencekam. “Cukup!” teriak pemimpin Sekte Gelap, suaranya dalam dan penuh kekuasaan. “Kalian berani melawan Sekte Gelap? Aku tidak akan membiarkan kalian hidup!” Gu Lang dan Qian Yu saling berpandangan, mengerti bahwa situasi kini semakin berbahaya. Mereka bisa merasakan tekanan luar biasa yang berasal dari sosok itu. “Siapa kau?” tanya Gu Lang dengan berani, berusaha menjaga ketenangan meski jantungnya berdebar kencang. “Aku adalah Zhen Tian, Ketua Sekte Gelap,” jawab pria itu, menatap Gu Lang dengan mata tajam. “Dan aku di sini untuk mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku. Pedang Dewa itu mil
Gu Lang berdiri tegak di hadapan Pedang Dewa yang bersinar, merasakan aliran energi yang kuat di sekelilingnya. Luo Luo dan Qian Yu memperhatikannya dengan penuh harapan, mengetahui bahwa momen ini adalah titik balik dalam perjalanan Gu Lang. Dengan tekad yang menggebu, Gu Lang menutup matanya dan mulai berkonsentrasi. Sinar pedang memancarkan cahaya yang semakin terang, seakan merespons kehadiran Gu Lang. Dia bisa merasakan aura pedang yang mengalir ke dalam dirinya, menghubungkan jiwanya dengan kekuatan yang tak terbayangkan. Dalam pikirannya, dia mengingat semua latihan yang telah dilaluinya, setiap pelajaran yang diterimanya, dan semua pengorbanan yang telah dia buat untuk mencapai titik ini. "Ini adalah kesempatan untuk menyatukan kekuatanku dengan Pedang Dewa," bisiknya dalam hati. “Aku tidak akan membiarkan ini menjadi sia-sia.” Saat dia meraih gagang pedang, Gu Lang merasakan getaran yang kuat. Energi Pedang Dewa mulai mengalir ke dalam jiwanya, dan dalam sekejap, dia meras
Beberapa bulan setelah Gu Lang dan Qian Yu melanjutkan pelatihan mereka, situasi di luar lembah yang tenang itu mulai berubah. Sekte Gelap, yang sebelumnya tidak mengetahui lokasi Gu Lang, kini berhasil menemukan jejaknya. Mereka yakin bahwa Gu Lang memiliki "benda" yang sangat mereka inginkan — suatu artefak legendaris yang diyakini bisa memberikan kekuatan luar biasa kepada siapa pun yang mengendalikannya.Di sebuah markas rahasia yang terpencil, para pemimpin Sekte Gelap berkumpul. Wajah mereka serius, dengan aura gelap dan menakutkan yang menyelimuti ruangan. Salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh kekar dengan tatapan dingin, berbicara dengan suara yang rendah namun berwibawa.“Gu Lang telah menjadi ancaman bagi kita dan dia memiliki benda yang kita cari. Kita tidak bisa membiarkannya terus hidup. Kita harus segera bertindak,” katanya. “Kekuatan yang dimilikinya, jika dikombinasikan dengan artefak itu, dapat membawa kehancuran bagi Sekte Gelap jika dia dibiarkan bebas.”“Na
Setelah pertemuan yang mengharukan dengan Tuan Tua, Gu Lang dan Qian Yu meninggalkan ruangan di Menara Langit dengan pikiran yang dipenuhi berbagai rencana dan harapan. Qian Yu bertekad untuk mempersiapkan Gu Lang dengan segala pengetahuan dan keterampilan yang ia miliki.“Mari kita mulai pelatihanmu,” kata Qian Yu, memimpin jalan keluar dari Menara Langit. “Setiap langkah yang kita ambil dari sini akan membentuk masa depanmu.”Gu Lang mengangguk, merasa semangatnya terbangkit. Mereka pergi ke area latihan yang luas, di mana cahaya matahari menembus celah-celah pohon, menciptakan suasana yang tenang namun penuh potensi.Qian Yu mulai menjelaskan teknik-teknik dasar yang akan membantu Gu Lang memahami kekuatan alkemis dan keterampilan bertarungnya. “Kamu perlu memahami bahwa kekuatanmu bukan hanya terletak pada seberapa kuat kamu bisa menyerang, tetapi juga seberapa bijak kamu menggunakannya. Kita akan memadukan kekuatan alkimia dan seni bela diri.”Selama beberapa minggu ke depan, Gu
Maaf atas kesalahpahaman itu! Mari kita coba lagi: Begitu Qian Yu membuka matanya, senyumnya merekah saat melihat sosok Luo Luo yang berdiri di hadapannya. “Luo Luo!” serunya, penuh kegembiraan. “Kau masih ingat padaku?” Luo Luo tersenyum lebar, matanya berkilau ceria. “Tentu saja, Paman Qian Yu. Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kita bertemu.” Ia melangkah maju dan memeluk Qian Yu dengan hangat. Qian Yu merasakan kehangatan persahabatan yang telah terjalin. “Aku tidak menyangka bisa melihatmu lagi di tempat yang begitu indah ini. Ini semua berkat Gu Lang, bukan?” Luo Luo memimpin Gu Lang dan Qian Yu melalui lorong-lorong Menara Langit yang megah. Mereka melewati banyak ruangan yang dipenuhi dengan artefak kuno dan catatan sejarah sekte suci. Namun, kali ini, Luo Luo membawa mereka ke arah yang belum pernah dijelajahi oleh Gu Lang sebelumnya.Setelah pertemuan yang mengharukan dengan Tuan Tua, Gu Lang dan Qian Yu meninggalkan ruangan di Menara Langit dengan pikiran yang dip
Setelah memastikan orang tuanya menetap dengan baik di desa kecil itu, Gu Lang kembali ke Sekte Yan untuk berpamitan dengan teman-temannya. Momen itu terasa emosional baginya, karena dia tahu perjalanan selanjutnya tidak akan mudah, dan mungkin akan memakan waktu yang lama sebelum dia bisa kembali.Di kamar Gu Lang, teman-teman Gu Lang berkumpul untuk mengucapkan selamat tinggal. Wang Jun, berdiri di tengah kerumunan dengan tatapan serius. “Gu Lang, aku tidak percaya kamu benar-benar akan pergi. Kami semua akan merindukanmu.”“Ya, aku juga akan merindukan kalian,” jawab Gu Lang, mencoba menyembunyikan perasaannya. “Tapi ini adalah jalanku. Aku harus menemukan cara untuk melindungi kita semua dari ancaman yang mungkin datang.”Tuan Muda Feng, salah satu teman Gu Lang lainnya, menepuk bahunya. “Kami tahu kamu kuat, Gu Lang. Jangan ragu untuk kembali jika kamu butuh bantuan. Kami akan selalu ada di sini.”“Terima kasih, teman-teman. Aku akan ingat itu,” Gu Lang tersenyum, meskipun hatiny
Kabar tentang kehancuran klan Shu menyebar dengan cepat di seluruh kota Xuanzhong, mengguncang komunitas dan menggantikan suasana tenang dengan ketegangan yang mendalam. Warga kota berkumpul di pasar, di tepi jalan, dan di kedai minuman, membicarakan insiden yang tidak terbayangkan itu. Mereka berbisik dengan penuh rasa ingin tahu dan ketakutan, saling bertukar informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi. “Apakah kamu sudah mendengar? Klan Shu musnah dalam semalam!” seru seorang pedagang, suaranya bergetar dengan ketegangan. “Semua anggota klan, termasuk tuan muda Shu Baicao, ditemukan tewas di kediaman mereka!” Seorang wanita yang sedang membeli sayur terkejut dan menjawab, “Bagaimana bisa itu terjadi? Klan Shu adalah salah satu klan terkuat di kota ini! Siapa yang berani melakukannya?” “Tidak ada yang tahu, tetapi ada desas-desus bahwa itu adalah tindakan balas dendam,” kata seorang pria berusia paruh baya. “Klan Shu telah banyak musuh, terutama setelah konflik dengan klan lain
Keluarga Shu IPada malam itu, kediaman Keluarga Shu masih sangat tenang bahkan penjaga di sekitar gapura terlihat menikmati minuman sambil tertawa dan memainkan permainan kartu.Namun pada detik-detik berikutnya, udara dingin seperti menyapu wilayah itu membuat bulu kuduk berdiri."Apa kalian merasa ada yang aneh?" tanya seorang penjaga.Sejenak permainan kartu berhenti karena pertanyaan tersebut. Sayangnya yang lain menganggap hal ini wajar dan malah menertawakannya."Tidak ada yang aneh. Kau pasti sedang mencari alasan karena akan kalah dalam permainan." Tawa mereka menggema. Penjaga yang merasakan prasangka buruk pun hanya mencebikkan bibir kemudian memperbaiki posisi duduknya."Sekarang giliranku, kan? Aku akan ...."Sebelum dapat menyelesaikan kalimatnya, satu energi kekuatan melesat dari kegelapan menghancurkan meja permainan mereka. mereBang!Seketika semua kartu terbang berhamburan. Meja terbalik dan lima penjaga yang sedang bermain jatuh tersungkur."Kurang ajar! Siapa yang