Gu Lang tak dapat mempercayai apa yang dia lihat itu, bagaimana bisa gadis di kehidupan sebelumnya kini ada didepan matanya."Lebih baik aku mati di sini daripada harus menjadi mainan bajingan menjijikkan itu!""Hahaha... Percuma saja nona, kau tidak akan bisa melawan kami semua dengan keadaanmu yang seperti itu.""Jika kekuatan sudah tidak dapat lagi digunakan, maka otak yang akan berbicara. Jika otak tak mampu lagi mengatasinya, maka mati adalah pilihan yang terbaik."Gu Lang semakin terkejut mendengar kata-kata yang keluar dari mulut gadis itu, meskipun kata-katanya tidak sama persis tapi intinya tetap sama. Dan cara dia mengucapkan kata-kata itu, serta suaranya bahkan juga sangat mirip. Hingga tanpa pikir panjang lagi, Gu Lang langsung melesat maju dan berdiri di depan gadis itu."Mundurlah." Titah Gu Lang pada gadis itu, yang dituruti olwh gadis itu."Siapa kau!? Jangan ikut campur, jika kau masih ingin hidup!" Si pemimpin pria-pria itu menunjuk Gu Lang dengan pedang ditangannya,
Gu Lang hanya mengangguk mengiyakan. Dia menggenggam tangan Bingyan dan membawanya masuk, dan kali ini Bingyan tidak mempermasalahkan tangannya yang dipegang oleh Gu Lang.Karena bagaimanapun, tempat itu adalah tempat asing untuknya dan tidak menjamin jika tak ada orang yang akan mengganggunya.Namun sepertinya Gu Lang melupakan sesuatu, yaitu wajah cantik Bingyan. Sesaat setelah mereka masuk ke dalam sekte, perhatian semua orang tertuju pada mereka berdua."Oh astaga, seharusnya aku memakaikanmu cadar sebelum membawamu masuk."Mereka pun langsung bergegas menuju tempat Xiao San.Sesampainya di sana, tetua Agung ternyata masih berada di sana dan benar-benar menjaga Xiao San selama Gu Lang pergi.Melihat ada orang lain yang datang bersama Gu Lang, tetua Agung pun penasaran. Terlebih gadis itu tidak mengenakan seragam murid sekte Bulan Sabit."Terimakasih sudah menjaga Xiao San untukku, tetua. Aku sudah membawa pil kehidupan bersamaku." Gu Lang memberikn pil kehidupan itu pada tetua Agu
Benar, orang itu adalah Mu Yue. Gu Lang melupakan jika marga mereka sama, dan bahkan mereka juga sedikit mirip.Tapi Bingyan lebih lembut meskipun dia juga terkadang ketus dan dingin, tapi setidaknya dia tidak pemarah dan gegabah seperti kakaknya.Mu Yue pun membawa Bingyan untuk duduk di kursi yang ada di ruangan itu, dan berbincang tentang bagaimana kehidupan mereka selama ini.Juga tentang bagaimana bisa Bingyan sampai ke sekte ini, dan bahkan bersama dengan orang yang sangat dia benci."Bingyan, bagaimana bisa kau sampai di sini dan bahkan kau datang bersama pria mesum itu?" Mu Yue melirik sinis ke arah Gu Lang, yang hanya bisa memutar jengah bola matanya dan kembali duduk di samping Xiao San."Orang mesum? Kakak mengenal Gu Lang? Dialah yang sudah menyelamatkanku, kak. Jika saja tidak ada Gu Lang, mungkin aku sudah ditangkap dan dibawa pulang untuk dinikahkan."Mu Yue mengepalkan erat-erat tangannya, mengetahui jika ayahnya tak juga kunjung berubah bahkan setelah kepergiannya.Al
Kuda melesat cepat hampir seharian ini, dan Gu Lang baru menghentikan lajunya saat kuda itu sudah tak mampu lagi berlari.Dia beristirahat, memberi makan kudanya dan dirinya sendiri memilih untuk masuk ke menara langit dan berlatih.Tak ada waktu untuk bersantai baginya, meski hanya sejenak. Pertarungan besar sudah di depan mata, dan jika dia ingin memenangkan pertarungan besar itu maka dia harus meningkatkan kekuatannya secepat mungkin."Selamat datang, tuan." Sambut Luo Luo pada Gu Lang yang baru saja masuk.Anak kecil itu benar-benar siaga setiap saat, dan selalu menyambut Gu Lang saat tuannya itu masuk ke menara langit.Seolah pekerjaannya hanya memang untuk melayani Gu Lang tanpa istirahat selama dua puluh empat jam, benar-benar seperti robot yang hidup dengan baterai dan bukan nyawa."Luo Luo, apakah ada cara untuk menaikkan levelku secepat mungkin?"Luo Luo menjawab pertanyaan Gu Lang dengan wajah seperti biasanya, datar tanpa ekspresi.Bahkan tak ada sedikitpun rasa keingintah
Gu Lang terkejut mendengarnya. Dia memang menyadari jika di dalam dirinya ada aura iblis, seperti yang pernah Luxia katakan.Tapi dia tidak menyangka, jika aura iblis di dalam tubuhnya juga adalah sebuah api suci bahkan api suci di tingkatan tertinggi."Aku tidak tau kenapa di dalam tubuhmu bisa ada aura iblis sekuat itu. Tapi kau adalah orang yang terpilih, orang yang akan menyelamatkan dunia dari kehancuran."*Tubuh Gu Lang sudah terasa hampir membeku, karena dinginnya air sungai es itu. Tapi memang benar, berlatih di sungai es itu membuat dantiannya cepat sekali terisi penuh.Terlebih lagi aura spiritual di tempat ini sangatlah kental dan murni, benar-benar tempat pelatihan yang sempurna.Gu Lang sangat yakin jika saja tempat ini bukan berada di menara langit. Pastilah tempat ini akan menjadi rebutan dan bahkan bisa saja menimbulkan peperangan antar individu atau bahkan antar sekte dan kelompok.Dan benar saja, baru setengah hari Gu Lang berendam di sana ledakan aura spiritual pun
Benar, itu akar spiritualnya. Tapi kenapa dia terkurung dalam sangkar emas? Itulah yang belum Gu Lang ketahui."Apa kau menginginkan api iblis?" tanya sosok itu dengan nada meremehkan pada Gu Lang.Namun Gu Lang tidak merasa takut sama sekali. Dia menganggukkan kepalanya dan menatap lekat pada sosok mengerikan di hadapannya itu."Sia-sia saja orang bodoh sepertimu mendapatkan api iblis, itu hanya akan menyia-nyiakan barang bagus." Dengan nada meremehkan, dia mengejek Gu Lang.Namun Gu Lang tidak marah, dia tetap berdiri di sana dengan tekad kuat untuk membuat api iblis itu tunduk padanya.Dia harus bisa melakukannya, jika dia ingin membalaskan dendam keluarganya."Aku harus mendapatkannya. Aku harus membalaskan dendam keluargaku, menghancurkan siapapun yang berani mengusikku."Sosok itu tersenyum mendengar perkataan Gu Lang, senyum yang mengerikan!Dia menyeringai ke arah Gu Lang, kemudian menyuruh Gu Lang mendekat padanya."Mendekatlah. Akan kuberikan api iblis ini padamu."Tanpa rag
Lagi dan lagi, Gu Lang di buat terkejut setengah mati dengan perkataan senior yang kini sudah dia yakini jika dialah tuan tua, pemilik menara langit yang sebelumnya.Sebelumnya Luo Luo mengatakan jika bagi tuan tua, buku jurus tingkat kuning hanya dijadikan sebagai tisu toilet dan kini bahan-bahan mahal seperti itu di jadikan sup!"Sebenarnya sekaya apa tuan tua ini?" batin Gu Lang."Sekaya apa aku? Ehm ... tidak terlalu kaya. Di dunia atas masih ada yang lebih kaya dariku, tapi kalau untuk bahan-bahan murah begini aku masih sanggup membelinya." Jawab tuan tua dengan entengnya.Gila, ini gila. Bahkan untuk membeli satu bahan tadi saja, bisa menghabiskan sebulan dari pendapatan keseluruhan keluarga Gu.Namun di samping itu Gu Lang juga sangat senang. Memiliki seorang guru yang kaya, itu artinya dia juga akan mendapatkan semua bahan yang dia butuhkan dengan mudah."Jangan terlalu berharap. Bahan-bahan yang tidak berasal dari dunia ini, tak dapat di gunakan di sini. Jadi aku meninggalkan
Bagaimana dia tau tentang Albert Einstein? Tentu saja karena dia juga berasal dari tempat yang sama dengan Gu Lang, alias dia juga mengalami perpindahan ruang dan waktu.Bedanya, jika Gu Lang berpindah ruang dan waktu karena sebuah kecelakaan. Tuan tua ini berpindah ruang dan waktu tanpa sebab, alias dia yang baru bangun tidur tiba-tiba saja sudah berada di dunia ini.Dan yang lebih parahnya lagi, dia berubah menjadi seorang bayi kecil yang baru di lahirkan. Jadi bisa di bilang, tuan tua sudah berada di dunia ini sejak dia masih bayi meskipun dia tetap memiliki ingatan di kehidupan sebelumnya."Apa itu artinya aku sudah menjadi seorang alchemist level dua, tuan tua?" tanya Gu Lang dengan bersemangat.Gu Lang juga menyadari, selama dirinya berlatih membuat pil, aura langit dan bumi juga berkumpul dan memenuhi dantiannya.Jadi di samping berlatih pil, Gu Lang juga merasakan jika dirinya tengah berlatih kultivasi. Bisa di bilang, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.Tuan tua pun hany