Gerry tersenyum bahagia karena ayahnya sudah pulang, pria yang selalu dia tanyakan keberadaannya kini berada di dalam satu atap yang sama bersama dengan dirinya.Sebenarnya banyak pertanyaan yang ingin dia lontarkan kepada pria itu, sayangnya bibirnya terasa kelu untuk mengucapkan banyak kata.Bahkan, dia merasa ingin memeluk pria itu dengan waktu yang cukup lama. Sayangnya, dia melihat sorot kerinduan yang begitu besar dari mata bapaknya untuk sang Ibu tercinta.Mungkin jika Gerry belum menikah, dia tidak akan paham, tetapi kini pria muda itu sudah memiliki istri, dia sangat paham bagaimana rasa rindu yang tertahan terhadap istrinya.Dia bahkan sangat paham apa yang ingin dilakukan oleh seorang pria jika tidak bertemu dalam waktu yang lama dengan istrinya, tentunya selain melepas rindu dengan saling bertemu ada hal lain yang harus dituntaskan."Biarlah malam ini bapak tidur sama emak, besok baru aku akan bermanja-manjaan sama bapak." Gerry tersenyum lalu mematikan laptopnya, karena p
Mendengar apa yang dikatakan oleh mak Odah, Nawaf langsung tertawa. Dia merasa lucu dengan tingkah dari istrinya tersebut, terlebih lagi saat melihat wajah kagetnya.Walaupun mak Odah kini sudah berusia empat puluh tahun, tetapi wanita itu malah terlihat semakin cantik dan juga menggoda di mata Nawaf."Ya ampun, Gerry. Kamu ngeprank Emak?" tanya Mak Odah seraya mengucek matanya.Nawaf menghentikan tawanya, kemudian dia mengecup kening istrinya. Lalu dia juga mengecup kedua pipi mak Odah secara bergantian, berlanjut mengecup kening dan terakhir dia kecup bibir istrinya dengan cukup lama.Mak Odah langsung mengerjapkan matanya dengan tidak percaya, dia mengira jika itu adalah putranya dan putranya itu bertingkah gila."Gerry!" pekik Mak Odah ketika Nawaf mulai mengecupi leher jenjangnya."Sayang, jangan berisik. Ini aku, Yeobo-mu. Cinta-mu, kekasih hati-mu, pria yang sudah sepuluh tahun lamanya pergi tanpa kabar dan berita." Nawaf berbicara dengan pelan sekali, tatapan matanya terlihat
"Ayangnya Gerry lagi ngapain, ya?"Selepas melaksanakan kewajibannya terhadap Sang Khalik, Gerry memutuskan untuk merebahkan tubuhnya seraya mengirimkan pesan chat kepada istrinya.Dia merasa enggan untuk keluar dari dalam kamarnya, takut-takut dia akan mendengar suara-suara aneh yang membuat bulu kuduknya kembali berdiri.Tentu saja hal itu sangat Gerry hindari, karena dia takut akan menginginkan istrinya. Padahal, istrinya tidak ada di sana. Takut-takut dia akan melampiaskannya dengan sabun seperti dulu, sungguh dia tidak ingin melakukan hal itu.Jika saja dia sudah mendapatkan kepastian antara hubungan ibunya dengan istrinya, sudah dapat dipastikan jika Gerry akan langsung pergi ke tempat istrinya.Karena ternyata berpisah satu hari saja dengan istrinya tersebut, membuat dirinya begitu tersiksa. Terlebih lagi setelah mengetahui apa yang dilakukan oleh Nawaf dan juga mak Odah, sungguh Gerry juga menginginkannya."Beb! Kangen, aku nggak tahan pengen ketemu. Oiya, Beb. Udah shalat sub
"Aih! Kamu tuh sok tahu," ujar Nawaf. Ada rasa malu di dalam hatinya karena Gerry sudah mengatakan hal seperti itu, tetapi dia tidak bisa membantah apa pun. Karena pada kenyataannya, pagi ini dia menghabiskan waktu 3 jam untuk melepas hasrat dengan istri tercintanya. "Tentu saja Gerry tahu, udah makan situ. Jangan bikin Gerry kesel karena Bapak sayangnya cuma sama emak doang, Bapak rindunya cuma sama emak doang." Gerry berbicara tanpa menolehkan wajahnya ke arah bapaknya, dia begitu serius memasukkan nasi uduk ke dalam mulutnya. Walaupun Gerry merasakan senang yang tiada tara karena bapaknya kembali pulang, tetapi tetap saja ada rasa iri di dalam hatinya. Sepuluh tahun tidak mendapatkan sentuhan kasih sayang dari bapaknya, dia juga ingin mendapatkan kasih sayang dari bapaknya. "Ya ampun! Maafkan Bapak ya, Gerry." Nawaf langsung merangkul pundak putarannya, lalu dia menguasap puncak kepala putranya dengan penuh kasih sayang.
Awalnya Gita merasa canggung saat bertemu kembali dengan Nawaf, tapi setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Nawaf, rasanya itu merupakan hal yang begitu lucu.Gita bahkan langsung memutarkan bola matanya dengan malas mendengar apa yang dikatakan oleh Nawaf, dia merasa jika pria yang ada di hadapannya terlalu percaya diri dengan mengatakan hal seperti itu.Dulu Gita memang tergila-gila dengan pria itu, karena sangat tampan dan juga memang dia pecinta pria berwajah mulus seperti Nawaf. Bukan pria berjambang yang mampu menggelitikinya dengan bulu-bulu halus di wajahnya.Namun, setelah bertemu dengan Gerry. Dia jatuh hati kepada pria muda itu, terlebih lagi Gerry lebih kocak dan bisa membuat hari-harinya lebih berwarna dan juga bahagia.Tidak seperti Nawaf yang selalu terlihat serius saat berada di kantor, walaupun tampan tapi terkesan membosankan.Padahal pria itu bersikap serius karena memang sedang bekerja, jika dia sedang berduaan dengan mak Odah, tentunya pria itu akan berubah me
Di dalam kamar yang lainnya.Gerry sedang duduk seraya menatap layar laptopnya, tangannya bahkan dengan lincahnya mengetik sesuatu di sana. Telinganya yang disumbat oleh earphone menyebabkan Gerry tidak mendengar saat pintu kamarnya dibuka.Gita langsung melebarkan senyumnya ketika dia melihat Gerry yang sedang begitu serius dalam mengerjakan pekerjaannya, Gita bahkan sempat mengintip pekerjaan apa yang sedang dikerjakan oleh suaminya tersebut.Dia langsung merasa bangga karena Gerry ternyata sedang mengerjakan sebuah project besar, sekarang dia percaya jika suaminya memang sudah bekerja di sebuah perusahaan asing."Sayang," panggil Gita seraya melepaskan earphone yang melekat di telinga suaminya.Gerry yang kaget langsung membalikkan tubuhnya, tidak lama kemudian terbersit senyum yang begitu merekah di bibirnya."Beb, kamu dateng? Emak--""Lagi itu sama bapak, Neng juga pengen." Gita langsung mengusap dada Gerry, lalu tangan itu turun dan mengusap milik suaminya."Aduh, Yang. Aku lag
Gita selalu merasa bangga dan merasa menjadi wanita yang paling seksi di dunia ketika Gerry mengatakan hal itu, dia juga merasa dicintai dan merasa dipuja."Memangnya aku seksi?" tanya Gita seraya mengerling nakal.Gerry benar-benar menyukai tingkah istrinya itu, ketika berhadapan dengan pria lain Gita nampak dingin. Namun, ketika berada di dekatnya Gita selalu saja bertingkah manja dan juga nakal."Sangat, Sayang. Mantan Janda yang seksi dan juga nakal," ucap Gerry seraya membuka kain yang menempel di tubuhnya.Gita tertawa dengan tertahan ketika mendengar apa yang dikatakan oleh Gerry, terlebih lagi ketika dia melihat tingkah suaminya, karena pria itu tetap saja bersikap tidak sabaran.Namun, walaupun seperti itu Gita tetap begitu mencintai suaminya. Suami berondongnya, pria yang mampu membuat dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama.Pria yang mampu menarik hatinya ketika mereka bertemu di hari pertama, pria yang mampu menahan dirinya walaupun dia sudah berusaha untuk menggoda Ge
Alma mencebikkan bibirnya mendengar apa yang dikatakan oleh mak Odah, tetapi walaupun seperti itu dia menuruti apa yang dikatakan oleh mak Odah.Wanita yang lebih tua 5 tahun darinya itu memindai penampilan Nawaf dari atas kepala sampai ujung kaki, tidak lama kemudian dia menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya."Astagfirullah! Rupanye mirip si Gerry, ini laki elu yang hilang selama sepuluh tahun, Dah?" tanya Alma dengan suaranya yang terdengar heboh.Tidak mungkin pria yang ada di samping mak Odah adalah pria sembarangan, pastinya itu adalah bapaknya Gerry. Dia percaya jika mak Odah bukanlah wanita ganjen atau kegatelan, wanita itu selalu setia menunggu suaminya yang tidak kunjung pulang."Iye, Mpok. Laki Aye udah pulang, bukan hilang tapi," jawab Mak Odah sedikit kesal.Alma mendekati Nawaf, dia mengelus-elus kedua lengan dari pria yang berada di samping mak Odah itu. Mak Odah yang merasa cemburu langsung menepis tangan Alma."Jangan pegang-pegang laki, Aye, Mpok. Aye cembur
Beberapa Bulan Kemudian.Kehidupan Gendis dirasa sangat membahagiakan, karena Noah memperlakukan Gendis dengan penuh cinta. Tentu saja hal itu membuat Gendis semakin mencintai Noah, Gendis semakin percaya dengan yang namanya cinta sejati itu ada.Setiap pagi Gendis akan diantar oleh Noah menuju perusahaan Wijaya, siang harinya Noah akan datang untuk mengajak istrinya tersebut makan siang bersama.Sore harinya Noah akan kembali datang untuk menjemput istrinya, sungguh Gendis merasa sangat bahagia dengan perlakuan Noah yang dirasa begitu mengistimewakan dirinya itu.Karena jarang dia mendengar ada seorang suami yang bersikap sangat baik seperti suaminya tersebut, selalu berusaha untuk meluangkan waktunya.Gendis juga merasa jika Noah benar-benar sangat pengertian, karena ketika Gendis meminta untuk tidak tinggal di rumah milik Noah terlebih dahulu, Noah langsung mengabulkannya.Alhasil Gendis akan tinggal di kediaman Wijaya selama satu minggu, lalu satu minggu kemudian dia akan tinggal
Pukul 2 siang akhirnya acara pernikahan Gendis dan juga Noah diselenggarakan, Noah bisa mengucapkan satu kali kalimat kabul dengan satu kali tarikan napas saja.Pria itu sepertinya memang sudah mempersiapkan diri untuk menikahi Gendis, sangat lancar dan hanya terlihat sedikit kegugupan di wajahnya.Setelah acara ijab kabul selesai, Noah bahkan tanpa ragu mencium bibir Gendis. Semua yang ada di sana terlihat begitu kaget, terlebih lagi dengan Gendis sendiri.Gendis tidak menyangka jika Noah begitu bersemangat, dia benar-benar merasa malu tapi juga bahagia diperlakukan seperti itu oleh suaminya.Serangkaian acara dilaksanakan secara bertahap, lalu berlanjut ke acara resepsi pernikahan yang berlangsung sampai pukul 8 malam.Pasangan pengantin baru itu terlihat begitu bahagia, walaupun acara pernikahannya tidak digelar di sebuah gedung mewah, tetapi tetap saja banyak yang datang ke acara pernikahan tersebut.Setelah acara resepsi pernikahan selesai, keduanya masuk ke dalam kamar Gendis ya
Selama 3 hari ini Gendis terlihat begitu sibuk sekali, karena gadis itu mempersiapkan pernikahannya bersama dengan Noah dari mulai memilih cincin kawin, baju pengantin, sampai bunga untuk dekorasi pernikahan.Walaupun pernikahan hanya diadakan di kediaman Wijaya, tetapi tetap saja mereka menginginkan pernikahan sederhana yang tidak terlupakan.Pernikahan itu hanya sekali dalam seumur hidup, mereka ingin membuat sebuah pernikahan yang berkesan dengan penuh keindahan.Gita sama halnya dengan Gendis dan juga Noah, dia terlihat begitu sibuk dalam menyambut pernikahan putrinya. Wanita itu benar-benar heboh, Gerry sampai tertawa geli melihat tingkah dari istrinya tersebut.Pada akhirnya hari pernikahan pun telah tiba, siang ini Gendis akan melaksanakan pernikahannya bersama dengan Noah. Pagi-pagi sekali dia terbangun untuk melaksanakan shalat subuh.Selesai shalat subuh Gendis berendam di dalam bathtub dengan air bunga, dia juga bahkan luluran dan juga melakukan perawatan wajah sendiri di d
Hari-hari yang Gendis lalui terasa lebih menyenangkan, karena selalu ada Noah yang menghiasi harinya. Setiap pagi Noah akan datang untuk menjemput Gendis, saat sore hari Noah juga akan datang kembali untuk menjemput wanita itu setelah lelah bekerja.Terkadang Noah juga akan datang di saat siang hari tiba, dia datang hanya untuk mengajak Gendis makan siang bersama. Noah juga selalu menemani Gendis untuk melakukan hipnoterapi.Gendis sangat bersyukur karena bisa bertemu dengan Noah, karena pria itu selalu menjadi penyemangat untuk dirinya.Setelah melakukan lima kali hipnoterapi, Gendis dinyatakan sembuh oleh dokter. Sungguh dia merasa senang yang luar biasa karena bisa sembuh dari rasa traumanya yang sudah menghantui dirinya selama ini.Malam ini Gendis sedang menidurkan Jo, karena memang setiap malamnya Jo akan di tidurkan oleh Gendis. Setelah balita tampan itu tertidur, Gendis langsung keluar dari dalam kamar Jo.Tentu saja hal itu dia lakukan karena malam ini Noah berkata akan datan
Setelah selesai sarapan dan bersiap, Gendis langsung berpamitan kepada Gerry dan juga Gita untuk pergi melakukan terapi. Dia langsung masuk ke dalam mobil Noah dan duduk tepat di samping pria itu."Sudah siap sembuh?" tanya Noah.''Sudah dong, apa kamu yakin aman kalau melakukan terapi hipnosis?" tanya Gendis."Insya Allah, semoga berhasil." Noah tersenyum hangat dan berusaha untuk menyemangati wanita yang akan dia jadikan istri itu."Aamiin," ujar Gendis mengamini.Gendis hanya manusia biasa, dia wanita yang pernah kecewa dan juga terluka. Bahkan, dia mengalami stres yang berkepanjangan jika mengingat bagaimana cara Jhon memperlakukan dirinya.Pria itu benar-benar begitu kurang ajar, berani-beraninya berusaha untuk memerkosa wanita itu. Jhon bahkan tidak berpikir panjang apa akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya.Setelah melakukan perjalanan selama tiga puluh menit, akhirnya mereka sampai di klinik yang dituju. Noah dengan cepat turun dan membukakan pintu untuk Gendis, Gendis lan
Selepas dari sarapan Noah terlihat begitu tidak tenang, dia benar-benar seperti anak abege yang ingin mengencani pacarnya.Noah bahkan terlihat memilah-milah baju yang mana yang sekira-kiranya bagus untuk dia pakai saat bertemu dengan Gendis, padahal biasanya dia tidak pernah memperhatikan baju apa yang akan dia pakai hari ini.Namun, entah kenapa Noah tiba-tiba saja merasa gugup dan bingung harus memilih baju yang mana.Jasmine yang melihat tingkah putranya merasa aneh, dia lalu menghampiri putranya yang sedang memilah-milah baju dan bertanya."Kamu itu sebenarnya kenapa sih? Dari tadi Mom perhatikan kamu tuh kayak seorang abege labil," celetuk Jasmine.Noah langsung menolehkan wajahnya ke arah ibunya, dia menatap wanita itu dengan tatapan tidak suka. Tentu saja bukan karena tidak menghormati ibunya, tetapi karena tersinggung sudah dikatakan abege labil."Mom! Jangan mengataiku seperti itu, tapi... aku memang sedang bingung saat ini. Aku harus pakai baju yang mana untuk berkencan den
Selepas mengganti bajunya dengan piyama tidur yang panjang, Gendis mengajak Noah untuk berbicara di teras. Karena rasanya begitu canggung untuk berbicara di dalam rumah, terlebih lagi ada Gerry dan juga Gita.Gendis tersenyum karena merasa lucu ketika melihat apa yang dibawa oleh Noah, Noah membawa banyak makanan dan juga banyak mainan yang kini tersimpan dengan rapi di atas meja yang ada di teras.Tentunya mereka duduk dengan menjaga jarak, bukan karena tidak ingin saling mengenal. Namun, Gendis masih belum siap jika harus terlalu dekat dengan seorang pria.Berbeda dengan Noah, pria itu tidak seperti Gendis yang lebih santai dalam menghadapi dirinya. Noah malah masih teringat akan bentuk tubuh Gendis yang begitu indah.Pria dewasa itu tidak menyangka jika di balik kemeja panjang dan juga celana bahan panjang yang Gendis pakai selama di kantor, tersembunyi bentuk tubuh wanita itu yang begitu indah. Gendis benar-benar terlihat cantik dan juga seksi.Namun, menurut Noah keluarga dari Ge
Gendis kini sudah kembali bekerja, matanya terlihat begitu serius menatap layar laptopnya. Tangannya terlihat begitu lihai dalam mengetikkan sesuatu, tetapi pikirannya melayang entah ke mana.Otaknya berkelana memikirkan tentang pernikahannya bersama dengan Noah, jika dia benar-benar menikah dengan pria itu, akankah dia bahagia dengan pernikahannya, pikirnya."Aku harus berobat, karena ternyata rasa takut itu masih ada." Mata Gendis terlihat berkaca-kaca, tidak lama kemudian dia kembali mengerjakan tugasnya.Gendis pikir jika dirinya harus pergi ke psikiater, dia harus melakukan terapi. Jika dia terus seperti itu, rasanya kasihan terhadap Noah. Dia juga merasa kasihan terhadap dirinya sendiri, karena disadari atau tidak akan menyakiti dirinya dan juga orang lain.Jika Gendis sedang fokus bekerja, berbeda dengan Noah yang terlihat begitu fokus dengan lamunannya. Dia masih teringat akan Gendis yang terlihat ketakutan saat dia menggenggam kedua tangannya."Aku harus ke rumahnya nanti mal
Gendis menatap wajah Noah dengan raut kebingungan, dia juga harus menemukan pria yang mau menikahi dirinya dalam satu bulan jika tidak mau dijodohkan.Namun, rasanya jika dia langsung menikah dengan Noah, dia takut akan menyesal karena tidak mengenal pria itu.Akan tetapi, jika dia menolak ajakan dari Noah, dia takut nantinya malah akan dinikahkan dengan pria yang kata Gerry sangat jelek itu.Padahal, Gerry sengaja mengatakan jika pria yang dijodohkan dengan Gendis memiliki paras yang jelek, karena Gerry ingin putri sambungnya itu mencari jodohnya sendiri.Dia ingin agar Gendis menemukan pria yang dia sukai, bukan pria yang dijodohkan oleh Gita untuk putri sambungnya tersebut. Dia takut jika Gendis akan menyesal nantinya.Melihat Gendis yang hanya diam saja Noah menjadi ketakutan, dia takut jika Gendis akan menolak ajakannya untuk menikah.Noah memiliki alasan yang kuat memilih Gendis untuk menjadi istrinya, karena Gendis seorang janda dan memiliki seorang putra. Jika dia belum siap u