Dengan cepat Gilang bangun dari tempat tidurnya yang terlihat begitu basah karena air seninya sendiri, dia bahkan menatap jijik ke arah miliknya yang sangat lengket dengan cairan cintanya.Gilang benar-benar tidak menyangka jika hal tersebut bisa terjadi kepada dirinya, yang lebih tidak disangkakan lagi bisa-bisanya dia sampai mimpi basah dengan Jelita. Wanita yang tadi malam sudah menemaninya.Apakah otaknya sudah korslet karena saat berpacaran dengan Gina, dia selalu saja diberi jatah seksualitas yang rutin, pikirnya."Ada apa sih sebenernya sama gue?" tanya Gilang lirih.Gilang menatap kasur busa tipis miliknya dengan tatapan yang begitu sulit untuk diartikan, setelah itu dia masuk ke dalam kamar mandi dan dengan cepat membersihkan tubuhnya.Setelah selesai dengan ritual mandinya, Gilang langsung berpakaian dan segera pergi ke kampus. Sepanjang perjalanan menuju kampus, Gilang terus saja berpikir dengan apa yang sudah terjadi kepada dirinya."Astaghfirullahaladzim, sepertinya untuk
Setelah mengetahui di mana Gilang berada, Jelita langsung melangkahkan kakinya menuju taman yang ada di belakang kampus. Saat tiba di sana, dia melihat Gilang yang sedang fokus dalam melakukan pekerjaannya.Pria itu terlihat begitu serius, pria itu bahkan tidak menolehkan wajahnya ke kiri dan ke kanan. Matanya hanya tertuju kepada berkas yang ada di tangannya tersebut.Tanpa terasa senyum di bibir Jelita mengembang dengan begitu sempurna, dia tidak menyangka jika pria seperti Gilang bisa fokus dalam bekerja."Aih! Dia ternyata manis sekali," ujar Jelita.Setelah cukup lama memperhatikan Gilang, akhirnya Jelita memutuskan untuk kembali ke dalam kelasnya. Karena jujur saja wanita itu tidak berani mengganggu kegiatan Gilang, karena yang dia dengar dari Gerry jika Gilang harus segera menyelesaikan tugasnya.Setelah menghabiskan waktu di taman belakang untuk bekerja, Gilang segera masuk ke dalam kelas. Dia kembali menjadi seorang mahasiswa, mempelajari hal yang patut dia pelajari. Sedangka
"Elu? Elu ngapain di mari?" tanya Gilang dengan kaget.Ya, wanita yang tidak lain tidak bukan yang berada di hadapannya adalah Gina. Mantan kekasihnya yang beberapa kali bertemu dengan dirinya dan menghina dirinya.Wanita yang tega berselingkuh dari dirinya, wanita yang ternyata rela memberikan tubuhnya kepada pria lain. Padahal, Gilang sempat menyangka jika dirinya adalah pria yang begitu spesial untuk Gina.Namun, pada kenyataannya tidak seperti itu, Gina dengan mudahnya mendua dan mengatakan jika dia butuh harta bukan cinta dari Gilang.'Katanya dia kawin ama orang kaya, ngapa dia di mari?' batin Gilang bertanya-tanya.Gilang tidak akan pernah lupa dengan pesan yang dikirimkan oleh Gina ketika wanita itu hendak menikah dengan Jodi. Pesan penghinaan yang dirasa begitu menginjak-injak harga diri dari Gilang.Gilang memperhatikan penampilan dari Gina, dia memakai baju yang terlihat rapi dan juga bagus. Akan tetapi, dia sangat menyayangkan karena mantan kekasihnya itu kini berjualan es
Malam telah menjelang, Gita merasakan kakinya begitu pegal. Dia merebahkan tubuhnya dan mengganjal kakinya dengan bantal, Gerry yang melihat akan hal itu langsung menghampiri istrinya. Dia duduk tepat di samping istrinya, lalu dia elus kaki istrinya dan berkata."Sepertinya kamu begitu kelelahan, Beb. Mau aku pijitin, nggak?"Gerry menyingkap piyama tidur yang dipakai oleh Istrinya. Kemudian, dia mengecupi perut istrinya. Bangga sekali rasanya karena sebentar lagi dia akan menjadi seorang ayah."Boleh, Yang. Mau banget kalau dipijat, pake minyak anget dong mijitnya. Sekalian pijat punggungnya juga," ujar Gita seraya nyengir kuda.Gerry langsung mencebikkan bibirnya mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya, padahal Gerry hanya menawarkan diri untuk memijat kaki istrinya saja. Namun, wanita itu malah meminta dirinya untuk memijat punggungnya"Aih! Ngelunjak!" keluh Gerry.Bukannya marah mendengar apa yang dikatakan oleh Gerry, Gi
Hari-hari berlalu dengan terasa begitu cepat, Gerry dalam setiap harinya selalu menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami dengan begitu baik.Gerry juga selalu menjadi calon ayah yang baik, apa pun yang diinginkan oleh Gita selalu dia turuti. Walaupun permintaan Gita sangat aneh-aneh, tetapi Gerry selalu berusaha untuk menuruti keinginan dari istrinya tersebut.Dia juga menjalankan kewajibannya sebagai seorang mahasiswa dengan baik, bahkan pria muda itu menjalankan kewajiban yang sebagai anak dari pemilik perusahaan dengan begitu baik.Perusahaan milik sang ayah berkembang dengan pesat karena bantuan dari kepintaran Gerry, setiap ide yang dilontarkan oleh pria muda itu selalu saja berhasil membuat perusahaan ayahnya lebih dipercaya lagi dan berkembang dengan pesat.Kini bahkan perusahaan itu sedang ada di dalam puncak kejayaan, tetapi Gerry belum berani untuk mengambil alih kepemimpinan perusahaan tersebut dari ayahnya.Walaupun Nawa
Melihat kekesalan yang luar biasa dari wajah istrinya, Gerry berusaha untuk tersenyum. Lalu, pria muda itu menggenggam tangan istrinya dan menunduk untuk mengecup bibir Gita.Dia sadar kalau dirinya terlalu terburu-buru, karena istrinya pastinya masih ingin mendapatkan perhatian dari dirinya. Namun, dia malah terlihat tidak sabar untuk melihat babynya.''Maaf, Sayang. Aku penasaran, mau lihat baby kita." Gerry mengecup kening Gita, sedangkan Gita mulai mengejan untuk mengeluarkan plasenta baby yang masih tertinggal.Saat plasenta baby berhasil dikeluarkan, Gerry langsung tersenyum senang. Gerry menatap wajah Gita dan dia berkata."Plasenta babynya gede banget, Yang. Kalau kata orang tua dulu, itu artinya rezeky anak kita akan melimpah," ucap Gerry seraya tersenyum bahagia.Gita sempat kaget mendengar apa yang dikatakan oleh Gerry, karena ternyata Gerry yang lahir di zaman modern malah percaya akan hal itu. Namun, Gita tetap berharap jika
Jelita merasa malu mendengar apa yang dikatakan oleh Gilang, dia berpikir jika pria itu tidak melihat dirinya yang memperhatikan pria itu. Namun, ternyata Gilang malah tau apa yang dia lakukan."Apaan sih, gue cuma liatin aja." Jelita terlihat salah tingkah, kedua tangannya dia remat secara bergantian.Melihat akan hal itu, Gilang langsung terkekeh. Baru kali ini dia melihat Jelita yang salah tingkah seperti itu, wajah Jelita terlihat begitu menggemaskan di matanya."Ehm! Je, gue mau ngomong sama elu. Tapi janji ya, nggak bakal ketawaim gue." Gilang berbicara dengan hati yang berdebar, bahkan dia tidak menolehkan wajahnya ke arah Jelita.Sudah sangat lama dia merasakan debaran jantung yang sangat kuat ketika berada di dekat Jelita, hanya saja Gilang tidak berani mengungkapkan rasa cintanya kepada wanita itu.Namun, kali ini Gilang ingin mengungkapkan rasa cintanya. Mau diterima atau tidak urusan belakangan, yang terpenting Gilang sudah me
Jelita tidak meneruskan ucapannya, dia malah tersenyum malu-malu lalu mencondongkan tubuhnya dan berbisik tepat di telinga Gilang."Aku juga suka sama kamu, sejak--"Belum juga Jelita menyelesaikan ucapannya, tetapi Gilang sudah terlebih dahulu menjauhkan wajahnya dari Jelita dan menatap wajah wanita itu dengan lekat.Pria muda itu merasa tidak percaya jika Jelita mengatakan bahwa wanita itu menyukai dirinya, rasanya terdengar sebuah lelucon yang tidak lucu di telinga Gilang.Kata-kata itu terdengar seperti kata lucu yang dipaksakan yang keluaran dari bibir seorang pelawak, sayangnya lawakannya itu terlalu garing dan membuat Gilang tidak bisa tertawa."Kamu beneran suka aku? Maksud aku, cinta aku nggak bertepuk sebelah tangan, kan?" tanya Gilang masih menatap Jelita dengan penuh harap.Jelita memalingkan wajahnya karena malu, dia seolah kesusahan untuk mengatakan iya. Apalagi ketika dia menatap mata Gilang, rasanya dia sangat mal
Beberapa Bulan Kemudian.Kehidupan Gendis dirasa sangat membahagiakan, karena Noah memperlakukan Gendis dengan penuh cinta. Tentu saja hal itu membuat Gendis semakin mencintai Noah, Gendis semakin percaya dengan yang namanya cinta sejati itu ada.Setiap pagi Gendis akan diantar oleh Noah menuju perusahaan Wijaya, siang harinya Noah akan datang untuk mengajak istrinya tersebut makan siang bersama.Sore harinya Noah akan kembali datang untuk menjemput istrinya, sungguh Gendis merasa sangat bahagia dengan perlakuan Noah yang dirasa begitu mengistimewakan dirinya itu.Karena jarang dia mendengar ada seorang suami yang bersikap sangat baik seperti suaminya tersebut, selalu berusaha untuk meluangkan waktunya.Gendis juga merasa jika Noah benar-benar sangat pengertian, karena ketika Gendis meminta untuk tidak tinggal di rumah milik Noah terlebih dahulu, Noah langsung mengabulkannya.Alhasil Gendis akan tinggal di kediaman Wijaya selama satu minggu, lalu satu minggu kemudian dia akan tinggal
Pukul 2 siang akhirnya acara pernikahan Gendis dan juga Noah diselenggarakan, Noah bisa mengucapkan satu kali kalimat kabul dengan satu kali tarikan napas saja.Pria itu sepertinya memang sudah mempersiapkan diri untuk menikahi Gendis, sangat lancar dan hanya terlihat sedikit kegugupan di wajahnya.Setelah acara ijab kabul selesai, Noah bahkan tanpa ragu mencium bibir Gendis. Semua yang ada di sana terlihat begitu kaget, terlebih lagi dengan Gendis sendiri.Gendis tidak menyangka jika Noah begitu bersemangat, dia benar-benar merasa malu tapi juga bahagia diperlakukan seperti itu oleh suaminya.Serangkaian acara dilaksanakan secara bertahap, lalu berlanjut ke acara resepsi pernikahan yang berlangsung sampai pukul 8 malam.Pasangan pengantin baru itu terlihat begitu bahagia, walaupun acara pernikahannya tidak digelar di sebuah gedung mewah, tetapi tetap saja banyak yang datang ke acara pernikahan tersebut.Setelah acara resepsi pernikahan selesai, keduanya masuk ke dalam kamar Gendis ya
Selama 3 hari ini Gendis terlihat begitu sibuk sekali, karena gadis itu mempersiapkan pernikahannya bersama dengan Noah dari mulai memilih cincin kawin, baju pengantin, sampai bunga untuk dekorasi pernikahan.Walaupun pernikahan hanya diadakan di kediaman Wijaya, tetapi tetap saja mereka menginginkan pernikahan sederhana yang tidak terlupakan.Pernikahan itu hanya sekali dalam seumur hidup, mereka ingin membuat sebuah pernikahan yang berkesan dengan penuh keindahan.Gita sama halnya dengan Gendis dan juga Noah, dia terlihat begitu sibuk dalam menyambut pernikahan putrinya. Wanita itu benar-benar heboh, Gerry sampai tertawa geli melihat tingkah dari istrinya tersebut.Pada akhirnya hari pernikahan pun telah tiba, siang ini Gendis akan melaksanakan pernikahannya bersama dengan Noah. Pagi-pagi sekali dia terbangun untuk melaksanakan shalat subuh.Selesai shalat subuh Gendis berendam di dalam bathtub dengan air bunga, dia juga bahkan luluran dan juga melakukan perawatan wajah sendiri di d
Hari-hari yang Gendis lalui terasa lebih menyenangkan, karena selalu ada Noah yang menghiasi harinya. Setiap pagi Noah akan datang untuk menjemput Gendis, saat sore hari Noah juga akan datang kembali untuk menjemput wanita itu setelah lelah bekerja.Terkadang Noah juga akan datang di saat siang hari tiba, dia datang hanya untuk mengajak Gendis makan siang bersama. Noah juga selalu menemani Gendis untuk melakukan hipnoterapi.Gendis sangat bersyukur karena bisa bertemu dengan Noah, karena pria itu selalu menjadi penyemangat untuk dirinya.Setelah melakukan lima kali hipnoterapi, Gendis dinyatakan sembuh oleh dokter. Sungguh dia merasa senang yang luar biasa karena bisa sembuh dari rasa traumanya yang sudah menghantui dirinya selama ini.Malam ini Gendis sedang menidurkan Jo, karena memang setiap malamnya Jo akan di tidurkan oleh Gendis. Setelah balita tampan itu tertidur, Gendis langsung keluar dari dalam kamar Jo.Tentu saja hal itu dia lakukan karena malam ini Noah berkata akan datan
Setelah selesai sarapan dan bersiap, Gendis langsung berpamitan kepada Gerry dan juga Gita untuk pergi melakukan terapi. Dia langsung masuk ke dalam mobil Noah dan duduk tepat di samping pria itu."Sudah siap sembuh?" tanya Noah.''Sudah dong, apa kamu yakin aman kalau melakukan terapi hipnosis?" tanya Gendis."Insya Allah, semoga berhasil." Noah tersenyum hangat dan berusaha untuk menyemangati wanita yang akan dia jadikan istri itu."Aamiin," ujar Gendis mengamini.Gendis hanya manusia biasa, dia wanita yang pernah kecewa dan juga terluka. Bahkan, dia mengalami stres yang berkepanjangan jika mengingat bagaimana cara Jhon memperlakukan dirinya.Pria itu benar-benar begitu kurang ajar, berani-beraninya berusaha untuk memerkosa wanita itu. Jhon bahkan tidak berpikir panjang apa akibat yang ditimbulkan oleh perbuatannya.Setelah melakukan perjalanan selama tiga puluh menit, akhirnya mereka sampai di klinik yang dituju. Noah dengan cepat turun dan membukakan pintu untuk Gendis, Gendis lan
Selepas dari sarapan Noah terlihat begitu tidak tenang, dia benar-benar seperti anak abege yang ingin mengencani pacarnya.Noah bahkan terlihat memilah-milah baju yang mana yang sekira-kiranya bagus untuk dia pakai saat bertemu dengan Gendis, padahal biasanya dia tidak pernah memperhatikan baju apa yang akan dia pakai hari ini.Namun, entah kenapa Noah tiba-tiba saja merasa gugup dan bingung harus memilih baju yang mana.Jasmine yang melihat tingkah putranya merasa aneh, dia lalu menghampiri putranya yang sedang memilah-milah baju dan bertanya."Kamu itu sebenarnya kenapa sih? Dari tadi Mom perhatikan kamu tuh kayak seorang abege labil," celetuk Jasmine.Noah langsung menolehkan wajahnya ke arah ibunya, dia menatap wanita itu dengan tatapan tidak suka. Tentu saja bukan karena tidak menghormati ibunya, tetapi karena tersinggung sudah dikatakan abege labil."Mom! Jangan mengataiku seperti itu, tapi... aku memang sedang bingung saat ini. Aku harus pakai baju yang mana untuk berkencan den
Selepas mengganti bajunya dengan piyama tidur yang panjang, Gendis mengajak Noah untuk berbicara di teras. Karena rasanya begitu canggung untuk berbicara di dalam rumah, terlebih lagi ada Gerry dan juga Gita.Gendis tersenyum karena merasa lucu ketika melihat apa yang dibawa oleh Noah, Noah membawa banyak makanan dan juga banyak mainan yang kini tersimpan dengan rapi di atas meja yang ada di teras.Tentunya mereka duduk dengan menjaga jarak, bukan karena tidak ingin saling mengenal. Namun, Gendis masih belum siap jika harus terlalu dekat dengan seorang pria.Berbeda dengan Noah, pria itu tidak seperti Gendis yang lebih santai dalam menghadapi dirinya. Noah malah masih teringat akan bentuk tubuh Gendis yang begitu indah.Pria dewasa itu tidak menyangka jika di balik kemeja panjang dan juga celana bahan panjang yang Gendis pakai selama di kantor, tersembunyi bentuk tubuh wanita itu yang begitu indah. Gendis benar-benar terlihat cantik dan juga seksi.Namun, menurut Noah keluarga dari Ge
Gendis kini sudah kembali bekerja, matanya terlihat begitu serius menatap layar laptopnya. Tangannya terlihat begitu lihai dalam mengetikkan sesuatu, tetapi pikirannya melayang entah ke mana.Otaknya berkelana memikirkan tentang pernikahannya bersama dengan Noah, jika dia benar-benar menikah dengan pria itu, akankah dia bahagia dengan pernikahannya, pikirnya."Aku harus berobat, karena ternyata rasa takut itu masih ada." Mata Gendis terlihat berkaca-kaca, tidak lama kemudian dia kembali mengerjakan tugasnya.Gendis pikir jika dirinya harus pergi ke psikiater, dia harus melakukan terapi. Jika dia terus seperti itu, rasanya kasihan terhadap Noah. Dia juga merasa kasihan terhadap dirinya sendiri, karena disadari atau tidak akan menyakiti dirinya dan juga orang lain.Jika Gendis sedang fokus bekerja, berbeda dengan Noah yang terlihat begitu fokus dengan lamunannya. Dia masih teringat akan Gendis yang terlihat ketakutan saat dia menggenggam kedua tangannya."Aku harus ke rumahnya nanti mal
Gendis menatap wajah Noah dengan raut kebingungan, dia juga harus menemukan pria yang mau menikahi dirinya dalam satu bulan jika tidak mau dijodohkan.Namun, rasanya jika dia langsung menikah dengan Noah, dia takut akan menyesal karena tidak mengenal pria itu.Akan tetapi, jika dia menolak ajakan dari Noah, dia takut nantinya malah akan dinikahkan dengan pria yang kata Gerry sangat jelek itu.Padahal, Gerry sengaja mengatakan jika pria yang dijodohkan dengan Gendis memiliki paras yang jelek, karena Gerry ingin putri sambungnya itu mencari jodohnya sendiri.Dia ingin agar Gendis menemukan pria yang dia sukai, bukan pria yang dijodohkan oleh Gita untuk putri sambungnya tersebut. Dia takut jika Gendis akan menyesal nantinya.Melihat Gendis yang hanya diam saja Noah menjadi ketakutan, dia takut jika Gendis akan menolak ajakannya untuk menikah.Noah memiliki alasan yang kuat memilih Gendis untuk menjadi istrinya, karena Gendis seorang janda dan memiliki seorang putra. Jika dia belum siap u