" kriiiiiing... Kriiiiiiing..."
Terdengar suara alarm dari dalam suatu kamar.
Setelah beberapa saat alarm pun berhenti, dan tak lama berselang seorang pemuda membuka pintu kamarnya dan langsung berlari menuju Parkiran dirumahnya.
"Raydha... sarapan dulu!" Terdengar suara teriakan seorang wanita paruh baya.
"Nanti saja Ma... Ray sudah terlambat!" Jawab pemuda tersebut. Pemuda tersebut bernama Raydha. Dia adalah seorang anak yang sangat tampan. dengan tinggi yang ideal dan kulit yang putih.
Pagi ini adalah hari di mana pertama kali Raydha masuk Ke kampus. Dan sedang terburu-buru untuk segera ke kampus barunya.
"Sial.. Sudah sangat telat!" Ucap Raydha sambil menghidupkan motornya.
Dengan sangat tergesa-gesa, Raydha memacu Sepeda Motornya dengan sangat Cepat. tanpa memikirkan keselamatannya, Dia terus memacu Sepeda Motornya dengan kecepatan di luar batas maksimal.
Karena terlalu tergesa-gesa dan tidak berhati-hati, Raydha tanpa sengaja Menabrak bongkahan batu yang ada di jalan.
"Brakkkk"
Sepeda Motor Raydha terseret di sekitar jalan raya dan Raydha terpental ke arah sisi jalan yang terdapat sedikit lumpur.
"aww..." Sambil memegang sikunya yang sedikit tergores Raydha perlahan berdiri.
Sebagian pakaian yang Raydha kenakan basah dan kotor. Dan sementara itu Wajahnya juga ikut kotor. Dengan perlahan-lahan Raydha menghampiri sepeda Motornya dan bermaksud melanjutkan Perjalanannya untuk ke kampus.
Sambil menahan rasa sakit Sakit, Raydha akhirnya melanjutkan untuk pergi ke kampus. tapi kali ini Dia berkendara sedikit hati-hati.
Tak berselang lama, Raydha tiba di sebuah gerbang yang sangat besar yang bertuliskan Universitas Sayap Garuda. Di kampus inilah Raydha akan Kuliah.
Saat berada di depan Pintu gerbang, Raydha melihat puluhan orang berada di lapangan kampus yang sangat luas. di mana di depan mereka terlihat beberapa pria dan wanita yang sepertinya sedang memberikan arahan kepada mereka.
Saat tiba di kampus, Raydha langsung memarkir motornya dan langsung bergegas untuk bergabung ke dalam kerumunan orang-orang tersebut dengan terburu-buru. Dan tanpa dia sadari, pakaian dan Wajahnya masih kotor dan belum dia bersihkan.
"Hey kamu berhenti!"Teriak salah seorang pria dari kejauhan.
Semua mata tertuju ke arah Raydha.
Sejenak langkah kaki Raydha terhenti dan dia langsung melihat ke arah di mana asal suara tersebut.
"Dari mana kamu, kamu tidak lihat sekarang sudah jam berapa?" tanya seorang pria sambil berjalan ke arah Raydha di ikuti beberapa orang yang lain.
"Maaf kak saya kesiangan!" Jawab Raydha sambil menundukkan kepalanya.
Pria tersebut adalah Tomy selaku ketua pelaksana Ospek Mahasiswa baru. dan di dekat Tomy ada beberapa Mahasiswa dan Mahasiswi lainnya yang merupakan senior Raydha di kampus itu.
Dengan mata seperti ingin Menghajar Raydha,Tomy melihat raydha dari ujung kaki hingga ke kepalanya.
"Kamu ini masih Ospek sudah telat, pakaian kamu dan wajah kamu juga sangat kotor, apa kamu fikir kamu bisa bergabung dengan teman kamu dengan ke adaan seperti ini!" ujar Tomy
"Sudah hukum saja..! dasar jorok". Sambung salah seorang wanita dengan mata sedikit jijik melihat keadaan Raydha saat itu. Wanita itu adalah wakil ketua pelaksana. Dia bernama Intan.
Intan adalah sosok wanita yang berasal dari keluarga yang kaya. Dengan paras yang teramat cantik dan kulit yang sangat bersih. Wulan juga merupakan Primadona di kampus. tak heran jika dirinya tidak suka melihat keadaan Raydha saat ini.
Tidak hanya Intan itu saja, hampir semua yang berada di sana juga melihat Raydha dengan tatapan yang sama.
" Itu nanti saja setelah dia bersih-bersih. Sekarang kamu pergi ke toilet untuk bersih-bersih. saya beri kamu waktu 20 menit dan jika kamu belum gabung ke sini dalam waktu 10 menit, kamu akan dapat 2x lipat hukuman dari saya!" Tegas Tomy
"Iya kak!" Jawab Raydha dan masih menundukan kepalanya.
Setelah mengingatkan Raydha, Tomy pun meninggalkan Raydha dan kembali menuju kerumunan Mahasiswa baru yang sekarang lagi Ospek. di ikuti oleh senior lainnya.
Di saat bersamaan dengan perginya Tomy, Raydha bergegas ke arah toilet untuk membersihkan dirinya dan mengganti pakaiannya.Raydha sendiri sudah tau di mana letak toilet tersebut, karena saat pendaftaran dia sudah pernah pergi ke toilet kampus.Setelah beberapa lama Raydha akhirnya selesai dengan semuanya dan dia bergegas menghapiri senior dan teman satu angkatannya."Bagus, Kurang dari 10 menit. sekarang kamu berlari mengelilingi lapangan 5 kali!" Ucap Tomy sambil mengerakkan jarinya menunjuk area lapangan yang sangat luas itu.Di saat bersamaan dengan Tomy mengucapkan itu semua mata tertuju kepada Raydha. Tidak hanya teman satu angkatannya, para senior pun juga."Apa itu pria yang tadi?" tanya salah seorang senior Raydha ke pada teman di sebelahnya."Sepertinya Iya, setelah Dia membersihkan dirinya kelihatan sangat tampan!" jawab wanita yang satunya lagi sambil tersenyum kagum dengan ke tampanan Raydha.Di saat itu pun R
" Untuk acara hari ini sudah kami atur, setelah ini kami akan melatih stamina kalian. Kalian akan berkeliling lapangan sebanyak 10 kali bagi yang pria dan yang wanita 3 kali!" Ucap Tomy"Apa-apaan ini.. Ini Ospek atau latihan militer?" Teriak salah seorang junior."iya benar!" Sambung junior lainnya."Kalian tidak terima? kalau kalian tidak terima sini maju dan keluar dari kampus ini!" Tegas Tomy.Seketika suara-suara tadi menghilang dan senyap seketika."Maaf kak!" terdengar suara dari barisan junior." Sekarang kalian lari!"Saat itu pun para junior pergi untuk berlari bersama-sama mengelilingi lapangan."Hemz... Baru saja istirahat sebentar!" Sambil menarik nafas panjang dan menghembuskannya lagi Raydha ikut berlari bersama teman-temannya."Apa ini tidak keterlaluan Tom? Lagi pula lapangan ini terlalu luas!" tanya Nadia karena kasihan dengan juniornya.Nadia adalah teman sekamar Intan dan merupakan
Setelah tiba di kamarnya, Raydha bertemu dengan 3 orang pria yang saling berjabat tangan. Ya, Mereka sedang berkenalan. Mereka adalah teman sekamar Raydha.Melihat Raydha yang berada di depan pintu. salah seorang pria tersebut memanggil Raydha."Hey, bukankah kamu yang tadi terlambat datang? ternyata kita satu kamar!" ucap pria tersebut dengan tawa sambil menghampiri Raydha."Iya!" Singkat dari Raydha yang masuk ke dalam dan langsung menghampiri tempat tidurnya." Perkenalkan nama aku Andi! kalau yang kelihatan seperti kutu buku itu Ahmad dan yang di sebelahnya Riko. Nama kamu siapa bro?" Ucap Andi sambil memperkenalkan temannnya yang lain. Andi merupakan anak yang sangat mudah bergaul."Raydha!" tegas Raydha yang langsung berbaring di tempat tidur."Mungkin Raydha kelelahan Bro! Sudah biarin dia istirahat. Sambung Ahmad sengaja memotong karena melihat sifat Raydha yang mungkin akan membuat Andy tersulut emosi.Di sudut lain Rik
"Sialan, apa-apaan anak itu, sombong sekali ucapannya!" Seru Andi teman sekamarnya yang berbicara kepada teman di sebelahnya.Andi memang mulai membenci Raydha semenjak Raydha acuh kepadanya saat dirinya ingin mengajak Raydha berkenalan.Di sudut lain Tomy dan senior Pria lainnya juga ikut geram dengan perkataan Raydha.Sedangkan para gadis yang di ruangan itu semakin mengagguminya. karena sikap Raydha semakin menunjukan bahwa dirinya semakin misterius dan semakin berkarisma."Sekarang kamu tunjukan kepada kami apa yang bisa kamu lakukan untuk menghibur kami! dan jika kamu gagal membuat kami senang. kamu akan mendapatkan hukuman!" Seru Tomy dengan nada sedikit kesal.Setelah itu, Raydha mengalihkan pandangannya ke setiap sudut Aula. Dia melihat sesuatu alat yang bisa dia gunakan, dan akhirnya dia berjalan menuju alat tersebut."Mau ngapain dia?"tanya IntanNadia yang saat itu ada di sebelahnya hanya melihat Raydha sambil menggelengkan
Saat itu yang terlintas di benak mereka adalah 'MR.X' sosok yang hanya bermodalkan suaranya saja dan pasti parasnya tidak akan dapat dia andalkan. itulah mungkin alasannya mengapa dia menutupi identitasnya."Bisa mungkin Raydha bukanlah 'MR.X'. untuk apa dia menyanyikan lagu itu kalau dia memang 'MR.X'. bisa jadi memang suara Raydha mirip sekali dengan 'MR.X." Ucap Nadia karena dia ingin perdebatan yang tidak penting itu segera berakhir."Iya. Lagi pula tidak ada untungnya juga untuk kita siapa dia sebenarnya.! tambah Intan dengan menunjukan ketidak perduliannya terhadap Raydha.Padahal di dalam hatinya. dia semakin ingin tau siapa Raydha sebebarnya. Jika memang Raydha adalah 'MR.X', Intan berniat untuk mendekati Raydha."Sudah cukup, tenang semuanya!" seru Tomy dengan nada yang kesal.Dia bermaksud melanjutkan acara agar yang lain bisa sejenak lupa dengan yang barusan terjadi.Seketika itu keadaan sunyi lagi, dan perhatian semuanya tert
"Sepertinya ini saatnya aku menunjukan ke ahlian aku ke Lidya!" gumam Andy dalam hati sambil melihat ke arah Lidya.Andy adalah remaja yang lumayan mahir di bidang olahraga sepak bola. Dia pernah mewakili SMA nya untuk tanding antar SMA. Dan saat itu di adalah kapten team."Sepertinya dia tidak bisa bermain sepak bola!" gumam Tomy seraya melihat ke arah Raydha yang hanya duduk sambil membaca sebuah Komik di tangannya."Tapi anggota kita kurang 1 bro!" Ucap salah satu teman mereka.Seketika itu pandangan Ahmad langsung tertuju ke arah Raydha. dan berniat menghampiri Raydha."Tunggu, jangan bilang kamu ingin mengajak Raydha! kalau dia bisa pasti dia menawarkan diri tadi!" Ucap Andy sambil memegang tangan Ahmad."Dari pada kita kurang pemain, dan kita tidak bisa main. lebih baik kita ajak saja. lagi pula tidak apa-apa juga kalau dia tidak bisa mainkan!" Seru Ahmad dan langsung berlari menghampiri Raydha."Ray?Ikut main yuk bantu ka
Suara tersebut berasal dari Nadia, sontak dia memberi dukungan ke Raydha karena melihat cara Raydha mengecoh temannya sangatlah menakjubkan. Tidak hanya Nadia, yang lain pun ikut terpana dengan apa yang baru saja mereka lihat. Kembali lagi ke dalam lapangan. Setelah berhasil mengecoh mexy dan faisal Raydha kembali berlari menuju gawang lawan. Satu persatu pemain bertahan lawan mencoba menahan Raydha. akan tetapi hal tersebut sia-sia belaka. semuanya berhasil di kecoh Raydha. Hingga akhirnya Raydha tiba di depan gawang lawan. Saat hendak melakukan tendangan ke gawang. tiba-tiba penjaga gawang menyergap dengan cepat ke arah Raydha. Dengan sangat cepat Raydha menarik bola dengan ujung kakinya ke belakang. kemudian Dia memantulkan bola ke atas kemudian bola tersebut melayang di atas penjaga gawang hingga akhirnya bola tersebut mendarat di dalam gawang lawan. Penjaga gawang hanya terdiam sambil melihat ke arah bola yang sekarang sudah masuk ke dalam gawang
"Mereka ngapain si?" gumam Nadia sambil mengepalkan tangannya.Raut wajah Nadia seperti terbakar cemburu. Dia sepertinya sangat kesal melihat Lidya yang mendekati Raydha. kekesalan Nadia semakin memuncak saat melihat mereka saling bertukaran senyuman dan saling berjabat tangan yang menandakan mereka semakin dekat.Melihat paras Lidya yang sangat cantik. wajar saja jika Nadia menaruh cemburu kepada Lidya. Karena dia yakin Raydha juga pasti suka dengan Lidya."Perasaan apa ini?""Sadar Nad, kamu baru kenal dan belum tentu dia juga suka dengan kamu!" gumam Nadia terus meyakinkan dirinya.Perlahan Nadia membalikan tubuhnya seperti ingin meninggalkan sisi lapangan."Kamu mau ke mana?" tanya Intan"Aku mau ke toilet sebentar!" jawab Nadia terus berjalan menjauhi keruman.Melihat ada yang aneh dengan sahabatnya. Intan mencoba melihat sekelilingnya. karena sebelumnya setiap Nadia ingin ke toilet, Nadia selalu mengajak dirinya. Da
Setelah keluar dari ruangan tersebut, Raydha berjalan menghampiri Lidya. dengan raut wajah yang sedikit menakutkan.Melihat raut wajah Raydha dengan mata sedikit memerah. Tak ada satu pun di antara temen-temen Nadia yang berani menyapa Raydha."Bisa antar aku pulang sekarang?" ucap Raydha!"Iya, ayo kita pulang!" jawab Lidya yang tidak ingin bertanya akan sesuatu yang sudah terjadi di ruangan tersebut."Kami pulang dulu ya semua, terima kasih untuk pestanya!" Ucap Lidya.Semua yang berada di antara mereka hanya terdiam melihat mereka. begitu juga dengan Tomy.Nadia yang melihat Raydha mengajak Lidya pulang terlihat sedikit kesal."Berarti tadi Raydha dan Lidya pergi kesini bersama-sama!"Gumam Nadia dalam hati.Setelah berbicara dengan Lidya, Raydha langsung berjalan keluar tanpa mengucapkan kata permisi kepada yang lainnya. dengan di ikuti Lidya di belakangnya."Sepertinya telah terjadi sesuatu di dalam ruang
"Maksudnya apa? kabar apa? tolong jawab jujur!" jawab Raydha dengan tangan mengepal. Setelah melihat dan mendengar ucapan Raydha, Arnold sejenak terdiam. "Sepertinya Tuan muda tidak mengetahui kabar tentang kedua orang tuanya" gumam Arnold dalam hati sambil melihat ke arah pria lainnya. "Tuan Arnold?" Ucap salah seorang pria dengan sedikit angukan kepala yang merupakan patner bisnis Tuan Arnold . Angukan tersebut menandakan untuk Tuan Arnold bisa menceritakan semuanya kepada Raydha. Pria tersebut adalah Aldo smurt! Aldo Smurt termasuk kedalam orang-orang kepercayaan keluarga Case. Dia juga sangat menghormati keluarga Case. Setelah melihat angukan Aaldo Smurt, Arnold pun memberitahukan semuanya kepada Raydha tentang hal yang menimpa orang tuanya. "Sebenarnya Tuan dan Nyona Case mengalami kecelakaan saat perjalanan pulang ke sini! akan tetapi, sampai saat ini kami belum menemukan jasadnya. Kami tidak tau apakan Tuan dan Nyonya Ca
Sementara itu di ruangan VIP yang telah di masuki Raydha. Terlihat beberapa pria berjas hitam lainnya. Mereka tidak terlihat seperti orang biasa. Dan sepertinya mereka sangat berpengaruh di kota itu, melihat setiap pria yang duduk di kursi masing-masing di jaga setidaknya 2 orang pengawal dengan tubuh yang besar. Melihat suasana yang seperti itu, mendadak wajah Raydha sedikit pucat. dari pertama kali dirinya memasuki ruangan VIP tersebut, tidak ada sepatah kata pun yang berani dia ucapkan. Semua mata yang ada tertuju padanya. "Silahkan duduk!" ucap Tuan Arnold mempersilahkan Raydha duduk di kursi yang baru saja di siapkan oleh salah satu pengawal Tuan Arnold. "I...iya Pak!" jawab Raydha dengan nada suara menahan ketakutan. "Ada apa ini? dan siapa mereka? mengapa pria tua ini membawa aku kesini?" gumam Raydha dalam hati. "Siapa anak muda ini Tuan Arnold?" tanya salah seorang pria. "Sebentar, aku juga ingin memastikannya" jawab A
Akhirnya lagu yang dinyanyikan Raydha pun selesai. Bersamaan dengan selesainya lagu yang dia nyanyikan terdengar riuh suara tepuk tangan tamu yang ada. "Lagi...lagi..!!" teriak beberapa tamu yang ada di depan pangung cafe. Tak berselang lama, seseorang berjalan menghampiri Raydha dengan setelan Jas serba hitam. Tidak ada dari teman-teman Anggun dan Lidya yang mengenali siapa pria tersebut. "Kamu punya waktu sebentar? saya ingin berbicara!" Ucap pria tersebut. Sedikit heran terpancar di wajah Raydha, begitu juga dengan tamu-tamu yang ada di sana. "Iya, boleh pak" jawab Raydha sambil meletakan gitar yang dia gunakan tadi. "Silahkan ikuti saya ke dalam" sambung pria tersebut mempersilahkan Raydha. Setelah itu, pria tersebut berjalan memasuki ruang VIP yang ada di cafe tersebut. di ikuti Raydha yang berjalan di belakangnya. "Siapa pria tua itu?" tanya Nadia berbicara kepada Intan yang melihat ke arah Raydha dan pria tua ter
"Ayolah Ray, anggap aja kado untuk Anggun!" ucap Intan yang berdiri di sebelah Nadia.Mendengar ucapan Intan, Tomy tanpa sadar mengepalkan tangannya."Baiklah!" ucap Raydha yang langsung berdiri dan berjalan ke arah pangung cafe.Terlihat raut bahagia di wajah Anggun. Akhirnya acara ulang tahunnya bisa berlanjut dengan baik."Tamu yang kamu tunggu tadi bagaimana ?" tanya Agnes"Sepertinya tidak akan datang. Tamu yang aku harapkan sesungguhnya adalah salah satu pemain band yang akan mengisi acara ini" jawab Anggun dengan nada sedikit kecewa."Sudah jangan di fikirin, mungkin dia lagi ada keperluan yang lebih penting. Sekarang kita lihat aja penampilan teman kampus Lidya" ucap Agnes sedikit menghibur sahabatnya."Itu Raydha sudah mulai" ucap Lidya yang langsung berjalan kedepan pangung untuk melihat Raydha lebih dekat lagi."Selamat malam semuanya, nama saya Raydha. Di sini saya hanya penganti band yang tidak bisa hadir. jika nan
Di sisi lain Nadia sedikit gugup saat melihat Raydha, sementara Raydha sendiri sibuk dengan handphone yang dia pegang."Baiklah semuanya, Silahkan nikmati apa yang sudah di sediakan. Malam ini kita pesta" teriak Anggun sambil mengangkat kedua tangannya di atas.Semua tamu yang hadir bergiliran mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan hadiahnya. Kemudian mereka melanjutkan pestanya."Bukankah kita seharusnya tiup lilin dan potong kue dulu sebelum pesta?" tanya Agnes sedikit heran."Seseorang yang sedang aku tunggu belum datang, tunggu sampai dia datang dulu" jawab Anggun.Saat mereka sedang asik-asiknya menikmati pesta. Tiba-tiba seseorang pria paruh baya berjalan naik ke atas pangung cafe."Selamat malam semuanya, selamat datang di cafe kami..!!" ucap pria paruh baya tersebut."Selamat malam" jawab beberapa tamu yang hadir."Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih karena sudah menyewa cafe kami ini. akan tetapi say
Berselang beberapa saat, mereka pun tiba di cafe tersebut. Terlihat banyak sekali pengunjung yang berada di cafe itu dan sebagian besar adalah teman-teman Lidya. Ternyata, salah satu teman Lidya sedang merayakan ulang tahun di cafe tersebut. dan dia mengundang semua teman-teman SMA nya termasuk Lidya. Saat Raydha dan Lidya hendak masuk ke dalam cafe, terdengar seseorang memanggil Lidya. "Lidya" suara yang sangat tidak asing bagi Lidya. Lidya membalikan tubuhnya dan melihat kearah datangnya suara tersebut. Terlihat 1 orang pria dan 3 orang wanita berjalan menghampiri Lidya dan Raydha. "Oh kalian" ucap Lidya. Mereka adalah teman sekaligus sahabat baik Lidya saat masih SMA. "Kamu baru datang Lid? yang di sebelah kamu itu siapa?" tanya seorang pria tubuh yang lumayan besar. "Iya aku baru saja tiba, oh ini kenalin teman kampus aku, namanya Raydha!" Ucap Lidya mengenalkan Raydha kepada teman-temannya.
"Ya sudah kamu istirahat, besok pagi kamu harus pergi lagi ke kampus"! sambung Oma."Iya Oma"! sambil membalikan tubuhnya Raydha berjalan kearah kamarnya.Sesampai di dalam kamar, saat dirinya hendak naik ke atas tempat tidur, perhatiannya teralihkan oleh suara telepon gengam yang dia letakan di atas meja."Kriiinng... kringgg...kriiinggg...!""Hallo... ini benar Raydha? terdengar suara seorang gadis dari dalam telepon."iya, ini siapa?" tanya Raydha"Ini aku Lidya, kamu belum tidur Ray?" jawab Lidya"hem Lidya...!! belum, ada perlu apa Lid?""Gini Ray, kalau kamu lagi tidak sibuk aku mau ajak kamu keluar untuk jalan-jalan. Lagi pula besok kita sudah masuk kampus dan tidak bisa keluar lagi" ucap Lidya dengan nada sedikit memohon."Bagaimana ya, sejujurnya aku sedang tidak ingin kemana-mana. Ya sudah, kamu jemput aku ya, motor sudah aku simpan!" jawab Raydha"Iya, kamu share location ya. Aku jemput kamu
"Mereka ngapain si?" gumam Nadia sambil mengepalkan tangannya.Raut wajah Nadia seperti terbakar cemburu. Dia sepertinya sangat kesal melihat Lidya yang mendekati Raydha. kekesalan Nadia semakin memuncak saat melihat mereka saling bertukaran senyuman dan saling berjabat tangan yang menandakan mereka semakin dekat.Melihat paras Lidya yang sangat cantik. wajar saja jika Nadia menaruh cemburu kepada Lidya. Karena dia yakin Raydha juga pasti suka dengan Lidya."Perasaan apa ini?""Sadar Nad, kamu baru kenal dan belum tentu dia juga suka dengan kamu!" gumam Nadia terus meyakinkan dirinya.Perlahan Nadia membalikan tubuhnya seperti ingin meninggalkan sisi lapangan."Kamu mau ke mana?" tanya Intan"Aku mau ke toilet sebentar!" jawab Nadia terus berjalan menjauhi keruman.Melihat ada yang aneh dengan sahabatnya. Intan mencoba melihat sekelilingnya. karena sebelumnya setiap Nadia ingin ke toilet, Nadia selalu mengajak dirinya. Da