Beranda / Romansa / Gelora berbahaya Kakak / 50. Masa lalu yang kelam

Share

50. Masa lalu yang kelam

Penulis: ZuniaZuny
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 00:59:34

Hentikan?” teriak Dilon menggebrak pintu. Bastian hanya memandang sekilas pintu dan melanjutkan aktivitas. Dilon terus menatap bagaimana ayah kandung itu menyiksa ibu tercinta.

Puas bersenang senang, Bastian meninggalkan Sienna yang tergolek lemah. Meski mereka diberi makanan enak, tapi Sienna dan Dilon tetap terpisah.

Sienna tak bernafsu makan, tubuhnya lemas karena tak terisi makanan sama sekali. Ingin sekali bersama Dilon, tapi tak menemukan cara membuka pintu kamar tersebut.

Sedangkan Dilon sendiri tetap makan dengan lahap. Dalam pikirannya saat ini adalah dia harus tetap sehat agar bisa menolong ibunya. Kejadian yang dilihatnya kemarin sungguh membuat Trauma yang mendalam.

Dilon sungguh membenci Bastian, tak menyangka ayahnya begitu kejam. Mendengar derap langkah memasuki ruangan membuat Dilon segera naik di kursi melihat apa yang akan ayahnya lakukan.

Plakh.

Di tampar kejam pipi Sienna sambil kembali melakukan aksinya. Sienna bagai anjing piaraan yang dianiaya sang majikan. Dilo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gelora berbahaya Kakak   51. One more again

    “Apa?”Dilon mengangguk. “Mommy Sienna yang menceritakannya langsung kepadaku dan aku benci dengan lelaki psikopat seperti dia.”Puas mengeluarkan semua kebenciannya, Dilon mendekati Nicho. “Jadi Nicho, maukah kamu membantuku membalas dendam. Jika Marco tahu, dia juga akan membantuku, tapi aku tak mau melibatkan orang di masa lalu.”Dengan wajah sembab dan nanar, Nicho mengangguk. “Aku akan membantumu sebisaku.”Dilon memeluk bahagia pada Nicho, bersyukur mempunyai sahabat yang begitu perduli.“Oke, pertama-tama bantu aku mencari makam ibuku. tiga tahun terakhir ini aku mencarinya, tetapi tak menemukan bukit itu. Entah di mana makam mommyku,” lirih Dilon putus asa.“Tidurlah Dilon, esok hari kita mulai mencari pencariannya. Ok. Aku sungguh lelah,” jawab Nicho dengan suara paraunya.Dilon mengangguk dan mulai beralih ke kamar mandi, menggosok gigi, berganti baju dan mencuci tangan dan kaki sebagaimana yang diajarkan Sienna dan Catlyn kepada dua lelaki ini saat kecil.Nicho merebahkan t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27
  • Gelora berbahaya Kakak   52. Menghubungi Nicho

    "Lily, pesan dari siapa?"Pertanyaan Marco menarik akal sehat Lily."Ah itu, em, dari teman kuliahku Dad. Aku akan menghubungi kak Nicho."Lily beralih ke teras belakang fokus memanggil Nicho.Tak ada jawaban membuat Lily kesal."Ke mana dia?" gumam Lily.[Iya, terima kasih sudah memproses berkas yang aku kirimkan kepada Anda. Mohon bantuannya] ucap Marco berbicara dengan seseorang di telepon.Marco menghela napas panjang. "Aku telah melaporkan Alex ke Polisi dan semua sudah di proses.""Benarkah Sweety?" tanya Catlyn berharap jika dirinya tak salah dengar.Marco mengangguk.Mereka hanya bisa pasrah, berharap Lila segera ditemukan dan Alex ditangkap.Tiba-tiba pintu terbuka menampilkan seseorang masuk perlahan."Lila?"Semua terkejut melihat kedatangan Lila."Lila, kamu pulang sayang," ucap Catlyn berlari memeluk sang buah hati."Mom, hiks, aku ….""Sudah, tak usah kamu ceritakan, kami sudah tahu Sayang," jawab Catlyn.Lila memandang nanar Catlyn lalu Marco."Aku sudah melaporkan Ale

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Gelora berbahaya Kakak   01. Jebakan batman

    Di sudut ruangan, seorang gadis duduk di bangku bar, merasa tidak nyaman dengan suasana yang penuh kegaduhan dan suasana hiruk-pikuk di dalam bar."Dimana kamu, Alex?" Gadis itu terus berbicara sendiri, mencari-cari kehadiran Alex, kekasihnya. "Aku sudah menunggu dari satu jam tadi, apakah Alex mempermainkanku?!"Dia adalah Lily Charoline, gadis cantik dan lekuk tubuh indah, apalagi matanya berwarna coklat hazel. Kekesalan itu semakin nampak ketika seseorang tiba-tiba memeluknya dari belakang. Dia reflek berdiri, ingin memukul orang itu karena telah lancang. Tapi begitu melihat wajahnya, dia langsung tersenyum."Lila sayang, kenapa kau menghindariku?" Alex membalas senyum Lila. “Aku bukan orang asing. Aku Alex, kekasihmu. Kenapa kau ingin memukulku?”"Ma-maaf, aku hanya terkejut.” Lila dan Alex berdiri berhadapan. “Aku sudah menunggu satu jam lebih, apa ini caramu minta maaf?” "Ciuman kerinduan," ucap Alex setelah mencium kening Lila sambil menatap intens wajah Lila. “Apa ini cukup u

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Gelora berbahaya Kakak   02. Ternoda

    “Sialan, apa maumu?” Alex tetap melawan walau kepala dan perutnya terasa sakit.“Apa mauku? Yang kumau hanya menyingkirkan laki-laki brengsek sepertimu!” Pria itu melayangkan pinggiran telapak tangannya ke leher kanan Alex, membuat Alex pingsan seketika. Segera, dia mengeluarkan ponsel dan menghubungi asisten pribadinya.[Halo Ardo, singkirkan lelaki di depan kamar hotel nomor 16, sekarang!][Baik Tuan.]Ardo menyeret Alex ke kamar sebelah, mengikat tangan dan kakinya di kamar mandi, lalu menguncinya dari luar.Sedangkan pria tadi, dia melihat Lily dan sempat terbuai. Beberapa kali dia menelan saliva, tapi dia sadar, laki-laki sejati tidak pernah memanfaatkan wanita karena keadaan.Gleg.Ada gelenyar aneh menyeruak di dirinya.“Sialan, kenapa tubuhnya begitu elok?! Arghh, aku juga laki-laki normal. Brengsek, kenapa? Kenapa dia sangat menggoda?!”Dengan penuh kehati- hatian, lelaki itu berniat membenarkan kembali pakaian Lily namun tangannya tak sengaja menyentuh pundak Lily. Nafsunya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Gelora berbahaya Kakak   03. Kepergok

    "Akh!"Lily merasakan sakit kepala yang begitu hebat datang melanda. Bukan karena potongan ingatan yang timbul, lebih tepatnya Lily menolak ingatan tentang hal itu. Bagaimana tidak? Ciuman itu membuat kepalanya sakit.Hiks hiks.'Lily.'Nicho melihat Lily terduduk di lantai melalui celah pintu kamar mandi. Ingin sekali menolong Lily yang menangis, namun dia takut ketahuan.Tak ada alasan yang tepat untuk mendekati Lily. Nicho juga ingin tahu, apa yang sebenarnya Lila rencanakan. 'Kenapa dia menyuruh Lily menggantikan posisinya? tidak, aku tidak akan gegabah. Sabar Nicho,' batin Nicho memikirkan banyak hal, namun tatapannya tak beralih dari adik yang telah ditiduri. Lily melepas sprei yang membalut tubuhnya.Gleg.Nicho seketika meremang, teringat kembali kejadian penuh gairah semalam. Tubuh Lily begitu mulus dan putih seputih salju, sungguh tubuh yang proporsional.Jika tidak memakai pakaian ketat, orang lain tak akan tahu jika Lily mempunyai tubuh yang begitu indah. Dan Nicho suda

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Gelora berbahaya Kakak   04. Hamil???

    “Brengsek!” rintih Alex. “Aku pasti membalas semua perbuatanmu, aku janji!” Getaran ponsel di saku celana yang berserakan di lantai membuat Alex berusaha keras mengambilnya. Dengan tangan terikat, bisa dipastikan Alex sangat kesulitan mengambil ponsel tersebut. Setelah berusaha sekuat tenaga, akhirnya Alex berhasil mengangkat teleponnya seraya menekan tombol loudspeaker."Halo Boss, sudah semalaman Boss tidak memberi kabar. Apakah semua baik?" Terdengar suara laki-laki yang panik dari ujung telepon."Bagus, akhirnya kamu mencemaskanku. Cepat kesini, bodoh! aku di kamar …, entah dimana aku ini!""Apa? Ba– baik, boss."Tak lama kemudian, anak buah Alex datang dan memanggil-manggil bosnya. Mereka terkejut melihat Alex diikat di kamar mandi tanpa sehelai busana pun. Usai ikatan dilepas, Alex segera menghantam dua anak buahnya dengan satu pukulan.Plak"Dasar kalian, sungguh bodoh!""A– ampun boss!""Ais, sudahlah. Sekarang cari lelaki yang membawa Lila-ku keluar hotel ini. Cepat periksa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Gelora berbahaya Kakak   05. Tanggung jawab

    Lila diminta masuk oleh Evelyn setelah Lily pingsan mendengar kabar kehamilannya. Evelyn menasehati Lila agar dia tetap mendampingi Lily, apapun keadaannya. Evelyn juga menjelaskan kalau Lily sedang berada di fase terendah dalam hidupnya. Jika dia tidak didampingi, ditakutkan kondisi Lily semakin memburuk, bahkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan lagi."Bulan depan, bawa Lily kembali ke sini ya .... Kita lihat perkembangan pada fisik dan psikisnya. Kuatkan dia, apapun yang terjadi! Jangan sampai Lily sendirian, apalagi sampai dia depresi.” Evelyn memeluk Lila yang pipinya sudah dibanjiri air mata."Terima kasih Dokter, Anda sudah menghubungiku karena kondisi Lily pingsan tadi."Evelyn mengangguk dan tersenyum. "Kamu mau janji sama Dokter untuk menemani Lily, kan?” Evelyn bertanya halus.“I-ini semua salahku, Dok! Aku yang memintanya masuk ke bar untuk menggantikanku, saudara kembarnya. Aku yang salah. Aku yang harusnya menderita. Tapi, kenapa Lily yang malah jadi korban? Kenapa, D

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Gelora berbahaya Kakak   06. Kembar.

    Alex tercengang mendengar kalimat yang keluar dari Lila. “Saudara Kembar?” tanyanya memastikan jika tak salah dengar.Lila memutar bola mata jengah. Duduk di Sofa dan meminum segelas air dingin.“Dia memang jarang di ekspos majalah dan infotainment tapi dia aktif di sosial media. Dia begitu berbanding terbalik denganku. Aku sampai merasa mual dengan cara berpakaiannya yang serba tertutup,” ejek Lila.Tangan Alex mengepal. Dia berusaha mencerna baik baik apa yang dijelaskan Lila. “Jadi, kau mencoba menipuku?” teriak Alex marah dan mencekik leher jenjang sang kekasih.“Tolong …, Lepaskan aku. Akh.”Lila berusaha melepas cengkraman tangan Alex dan memukul mukulnya sekuat tenaga.“Mati saja kau bitch. Berani sekali membohongiku.”Alex semakin kuat mencengkram leher Lila namun setan jahat menyuruhnya berhenti.‘kenapa juga aku harus membunuhnya? Bukankah menikmati tubuhnya lebih nikmat daripada membunuhnya,' bisik setan dalam diri Alex.Uhuk, uhuk, uhuk.Alex melepas cekikan di leher Lila.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14

Bab terbaru

  • Gelora berbahaya Kakak   52. Menghubungi Nicho

    "Lily, pesan dari siapa?"Pertanyaan Marco menarik akal sehat Lily."Ah itu, em, dari teman kuliahku Dad. Aku akan menghubungi kak Nicho."Lily beralih ke teras belakang fokus memanggil Nicho.Tak ada jawaban membuat Lily kesal."Ke mana dia?" gumam Lily.[Iya, terima kasih sudah memproses berkas yang aku kirimkan kepada Anda. Mohon bantuannya] ucap Marco berbicara dengan seseorang di telepon.Marco menghela napas panjang. "Aku telah melaporkan Alex ke Polisi dan semua sudah di proses.""Benarkah Sweety?" tanya Catlyn berharap jika dirinya tak salah dengar.Marco mengangguk.Mereka hanya bisa pasrah, berharap Lila segera ditemukan dan Alex ditangkap.Tiba-tiba pintu terbuka menampilkan seseorang masuk perlahan."Lila?"Semua terkejut melihat kedatangan Lila."Lila, kamu pulang sayang," ucap Catlyn berlari memeluk sang buah hati."Mom, hiks, aku ….""Sudah, tak usah kamu ceritakan, kami sudah tahu Sayang," jawab Catlyn.Lila memandang nanar Catlyn lalu Marco."Aku sudah melaporkan Ale

  • Gelora berbahaya Kakak   51. One more again

    “Apa?”Dilon mengangguk. “Mommy Sienna yang menceritakannya langsung kepadaku dan aku benci dengan lelaki psikopat seperti dia.”Puas mengeluarkan semua kebenciannya, Dilon mendekati Nicho. “Jadi Nicho, maukah kamu membantuku membalas dendam. Jika Marco tahu, dia juga akan membantuku, tapi aku tak mau melibatkan orang di masa lalu.”Dengan wajah sembab dan nanar, Nicho mengangguk. “Aku akan membantumu sebisaku.”Dilon memeluk bahagia pada Nicho, bersyukur mempunyai sahabat yang begitu perduli.“Oke, pertama-tama bantu aku mencari makam ibuku. tiga tahun terakhir ini aku mencarinya, tetapi tak menemukan bukit itu. Entah di mana makam mommyku,” lirih Dilon putus asa.“Tidurlah Dilon, esok hari kita mulai mencari pencariannya. Ok. Aku sungguh lelah,” jawab Nicho dengan suara paraunya.Dilon mengangguk dan mulai beralih ke kamar mandi, menggosok gigi, berganti baju dan mencuci tangan dan kaki sebagaimana yang diajarkan Sienna dan Catlyn kepada dua lelaki ini saat kecil.Nicho merebahkan t

  • Gelora berbahaya Kakak   50. Masa lalu yang kelam

    Hentikan?” teriak Dilon menggebrak pintu. Bastian hanya memandang sekilas pintu dan melanjutkan aktivitas. Dilon terus menatap bagaimana ayah kandung itu menyiksa ibu tercinta.Puas bersenang senang, Bastian meninggalkan Sienna yang tergolek lemah. Meski mereka diberi makanan enak, tapi Sienna dan Dilon tetap terpisah.Sienna tak bernafsu makan, tubuhnya lemas karena tak terisi makanan sama sekali. Ingin sekali bersama Dilon, tapi tak menemukan cara membuka pintu kamar tersebut.Sedangkan Dilon sendiri tetap makan dengan lahap. Dalam pikirannya saat ini adalah dia harus tetap sehat agar bisa menolong ibunya. Kejadian yang dilihatnya kemarin sungguh membuat Trauma yang mendalam.Dilon sungguh membenci Bastian, tak menyangka ayahnya begitu kejam. Mendengar derap langkah memasuki ruangan membuat Dilon segera naik di kursi melihat apa yang akan ayahnya lakukan.Plakh.Di tampar kejam pipi Sienna sambil kembali melakukan aksinya. Sienna bagai anjing piaraan yang dianiaya sang majikan. Dilo

  • Gelora berbahaya Kakak   49. 11 tahun lalu

    “Saat kalian berpamitan untuk pergi ke Italy?”Dilon mengangguk membenarkan.Flashback 11 tahun yang lalu.“Ayo Dilon kita bersiap pergi sebelum ayahmu, Bastian menemukan kita,” ucap Sienna mengepak barangnya tergesa. Dilon yang bingung tetap mengikuti perintah ibunya, membawa barang barang miliknya. Saat memandangi fotonya bersama Sienna dan seorang lelaki memakai emblem putih, Dilon menitihkan air mata dan menyabet poto tersebut, memasukkan ke dalam tas ranselnya.Sienna dan Dilon pergi ke kediaman Brams untuk berpamitan, sebelumnya Sienna sudah menghubungi semua anggotanya untuk berkumpul di kediaman Brams termasuk Alexa dan Diego serta anaknya.“Maaf aku mengundang kalian untuk berkumpul secara mendadak,” ucap Sienna membuka pembicaraan.“Ada apa Sienna, kenapa mendadak sekali. Bukankah suamimu baru saja meninggal dan dikuburkan kemarin? Hah?” tanya Sarah yang tak terima keputusan Sienna.Sienna sungguh ingin mengatakan alasannya namun dia tak bisa, ada nyawa Dilon yang dipertaruh

  • Gelora berbahaya Kakak   48. Malam panjang bersama Alex

    Di tempat persembunyian Alex.“Alex, Alex. Di mana kamu?”Marco datang sendirian mencari Lila. Namun tak ada seorang pun di sana.Saat hendak berbalik, ada dua bodyguard muncul. “Anda mencari tuan Alex?”“Ya, di mana Tuan kalian, aku ingin memberinya pelajaran karena menculik anakku.”“Dia ada di suatu tempat dan sedang merekamnya untukmu.”Pengawal memberi tanda pengawal lain untuk menekan tombol live.“Ah, ah, yes ah.”“Damn it,”Plak. Plak.Di layar memperlihatkan Alex mengungkung Lila dan Lila menikmatinya.“Astaga!”Ponsel segera dijauhkan dari Marco.Marco tercengang, menutup mulut tak paham dengan yang Lila lakukan. “Di mana anakku? Di mana mereka saat ini?” tanya Marco berapi-api, tangannya mengepal hingga urat nadi kelihatan.“Tunggu saja di rumah, pak Tua. Besok anakmu akan pulang dengan sendirinya dalam keadaan sehat tak kekurangan apapun dan mungkin saja dia membawa bonus cucu untuk Anda, ha, ha, ha.” Ejek salah satu pengawal.“Kurang ajar kalian! Aku tak akan membiarkan k

  • Gelora berbahaya Kakak   47. Obat laknat itu lagi.

    “Ada Dokter di sekap di dalam?” teriak Lily membuat satpam dan perawat datang mengerumuni.“Ada apa?” tanya satpam.“Ada Dokter diikat di dalam dan pintunya terkunci.”Satpam tersebut segera mencari kunci cadangan semua pintu dan berhasil membuka pintunya.Ceklek.“Dokter.”“Apa yang terjadi? Di mana Lila, anakku?” tanya Catlyn.Lily sibuk membuka lakban dan ikatan di tangan dan kaki Zico.“Maaf Nyonya, aku tadi baru ingin bertanya keluhan Nona Lila, tiba-tiba ada yang membekam Nona Lila berbarengan dengan orang memukul kepalaku sehingga aku tak sadarkan diri.”“Oh my God,” lirih Catlyn.“Jadi Lila diculik? Siapa yang menculiknya?” tanya Lily sedangkan Catlyn sudah menangis histeris dan menghubungi sang suami.[Halo sweety. Ada apa?][Marco, Lila. Lila diculik?][Apa? Di mana kalian sekarang?][Kami di rumah sakit.][Kamu tenang sweety, aku akan menyelamatkan Lila, pasti Alex pelakunya.][Entahlah Marco, aku sungguh bingung saat ini, hiks hiks.][Kamu tenang dan pulanglah! Aku akan me

  • Gelora berbahaya Kakak   46. Lila menghilang

    "Jadi Mommy melihat tanda di leherku?"Lagi lagi Catlyn mengangguk.Sebenarnya Catlyn ingin sekali menanyakannya pada Lily, tapi melihat anaknya demam tadi, diurungkannya. Ibu mana yang tega melihat anaknya sakit, tapi masih bertanya tentang hal itu? Seolah mengorek privasinya."Maaf mommy," lirih Lily tertunduk."Mommy tahu karena mommy juga pernah muda, tapi ...."Lily menggeleng."Semua tak seperti yang Momny bayangkan."Catlyn mengangguk dan mengelus pundak Lily pelan. "Kamu sudah dewasa, Sayang. Kamu pasti bisa membedakan mana cinta dan mana nafsu. Namun, untuk saat ini fokuslah pada siapa lelaki yang merenggut kesucianmu. Setelah itu kamu baru bisa melanjutkan hidupmu. Jika tidak, kamu akan dibayang-bayangi rasa bersalah terhadap kekasihmu saat ini.""Terima kasih, Mommy," ucap Lily sambil memeluk tubuh ibunya."Sudah-sudah, tidurlah."Lily pergi ke kamar dengan perasaan lega, seperti ada batu yang dari tadi menghimpitnya dan kini batu itu menghilang sehingga hidupnya terasa san

  • Gelora berbahaya Kakak   45. Naluri seorang Ibu

    "Ada apa?”Marco melihat Lily sekilas. “Apa Lily sakit?”Catlyn menempelkan punggung tangan di kening Lily. “Astaga, panas sekali. Lily demam.”Marco segera mengambil se-baskom air dingin dan waslap.“Biar aku saja sweety, aku akan mengganti pakaiannya dulu,” ucap Catlyn mengambil alih baskom di tangan Marco.“Baiklah jika itu maumu. Aku akan kembali ke Kantor. Nanti kabari aku jika demam Lily sudah mereda. Ok.”“Cup.”Marco mencium kening Catlyn dan pergi meninggalkan kamar Lily.Catlyn segera melepas sweeter, tanktop dan jeans yang dipakai Lily. Dengan perasaan campur aduk, Catlyn memakaikan piyama di tubuh Lily.“Kakak.”“Kakak.”Lily mengingau memanggil manggil kakak.“Kakak!?”Catlyn semakin cemas. Takut terjadi sesuatu pada Lily. Dengan telaten Catlyn mengompres, berharap buah hatinya segera membaik dan demamnya segera menghilang.“Lily kenapa, Mom?” tanya Lila mendekat.“Dia demam.”Catlyn sengaja memakaikan baju tidur dan mengancingkan bagian atas agar bekas gigitan tak terlih

  • Gelora berbahaya Kakak   44. Kissmark

    "Kamu menghubungi siapa? Katanya pusing malah sibuk main ponsel," ejek Lila.Dengan terpaksa Lily mematikan ponselnya dan bersandar pada jok mobil serta memejamkan mata. Marco dan Catlyn menengok sekilas, mendengar ocehan Lila.Di tempat lain.Nicho menunduk. "Saat itu Alex telah memberinya obat perangsang dan hampir memperkosa Lily. Aku hanya berniat menolong Lily sebagai adikku namun aku kalah, aku kalah saat dia menyerangku akibat obat laknat itu. Akalku tak bisa menolaknya. Saat dia bergerak seperti cacing kepanasan, butuh pelampiasan, aku tak sanggup melihatnya. Terlebih dia bukan adik kandungku. Jika saja dia adik kandungku, mungkin aku akan memukulnya agar dia pingsan saja."Nicho meneteskan air mata. Dia punya alasan untuk melakukan hal hina itu dan setidaknya dia sudah menceritakan alasannya.Akh."Aku menyesal Ayah?""Menyesal pun tak ada gunanya. Nasi sudah menjadi bubur. Sekarang kamu harus bersiap menghadapi Marco dan kekecewaan Catlyn serta kebencian dari Lily.""No Ayah

DMCA.com Protection Status