Beranda / Romansa / Gelora berbahaya Kakak / 56. Telingamu memerah, apa kita lanjut saja?

Share

56. Telingamu memerah, apa kita lanjut saja?

Penulis: ZuniaZuny
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-04 23:43:46

Alex sedang sibuk mempersiapkan syuting project baru mereka berlokasikan di Paris.

"Boss, aku sudah mencari informasi terbaru dari Lila. Tak ada tanda jika dia akan keluar rumah, mungkin karena kejadian kemarin boss menyebabkan Lila dikurung."

"Biarkan saja John. Sebenarnya aku ingin berpamitan dengannya, tapi tak bisa bertemu juga tak apa-apa."

Alex mulai menyeret koper menuju pesawat pribadi miliknya. Segera masuk ruang pesawat yang disulap menjadi tempat tidur mewah dan mulai merebahkan diri di sana.

Mata Alex terpejam tapi otaknya terus memikirkan Lila. 'Semoga dia cepat hamil anakku dan memohon pertanggung jawaban dariku. Dengan senang hati Lila, aku akan bertanggung jawab dan menjadi suami terbaik untukmu,' batinnya.

Disisi lain, Lila sedang memandang tajam pada Lily. Dilihat intens wanita yang sedang berenang tersebut.

'Wanita macam apa sebenarnya kamu Lily? Bisa-bisanya Nicho menyukaimu. Lihat saja, aku akan menjerat Nicho agar memilihku daripada kamu,' pikir Lila memiliki seb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gelora berbahaya Kakak   57. Mengapa berpakaian tipis seperti itu?

    "Terima kasih banyak untuk hari ini, Kak Nicho.""Sama-sama."Saat Nicho sibuk melepas sabuk pengaman, entah sejak kapan Zoya sudah bergeser, mengikis jarak dan ….Cup Zoya mencium pipi Nicho.Nicho sungguh terkejut, Zoya segenit ini padanya, lelaki yang baru sehari dikenal.Zoya berbisik di telinga Nicho saat Nicho masih tercengang. "Telingamu memerah Kak, jika kamu menginginkannya kita bisa ke hotel lain, sekarang."Tangan Zoya dengan berani menyentuh bagian bawah tubuh Nicho yang masih tidur. Reflek Nicho beranjak keluar dan pergi tanpa permisi. Tangannya mengepal kuat dan begitu kecewa. 'Sudah cukup sampai di sini. Aku tak sanggup lagi,' batinnya kesal.Brakh.Nicho membanting kasar tote bags di meja kaca, mengalihkan fokus Dillon yang sedang main Game."Hai kawan, kamu sudah pulang rupanya.""Dillon, aku tak sanggup meneruskan rencana ini.""What's wrong, Nicho?"Nicho duduk dengan kesal di sofa."Dia sungguh jalang yang haus belaian. Dia dengan terang-terangan mengajakku makin

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Gelora berbahaya Kakak   01. Jebakan batman

    Di sudut ruangan, seorang gadis duduk di bangku bar, merasa tidak nyaman dengan suasana yang penuh kegaduhan dan suasana hiruk-pikuk di dalam bar."Dimana kamu, Alex?" Gadis itu terus berbicara sendiri, mencari-cari kehadiran Alex, kekasihnya. "Aku sudah menunggu dari satu jam tadi, apakah Alex mempermainkanku?!"Dia adalah Lily Charoline, gadis cantik dan lekuk tubuh indah, apalagi matanya berwarna coklat hazel. Kekesalan itu semakin nampak ketika seseorang tiba-tiba memeluknya dari belakang. Dia reflek berdiri, ingin memukul orang itu karena telah lancang. Tapi begitu melihat wajahnya, dia langsung tersenyum."Lila sayang, kenapa kau menghindariku?" Alex membalas senyum Lila. “Aku bukan orang asing. Aku Alex, kekasihmu. Kenapa kau ingin memukulku?”"Ma-maaf, aku hanya terkejut.” Lila dan Alex berdiri berhadapan. “Aku sudah menunggu satu jam lebih, apa ini caramu minta maaf?” "Ciuman kerinduan," ucap Alex setelah mencium kening Lila sambil menatap intens wajah Lila. “Apa ini cukup u

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Gelora berbahaya Kakak   02. Ternoda

    “Sialan, apa maumu?” Alex tetap melawan walau kepala dan perutnya terasa sakit.“Apa mauku? Yang kumau hanya menyingkirkan laki-laki brengsek sepertimu!” Pria itu melayangkan pinggiran telapak tangannya ke leher kanan Alex, membuat Alex pingsan seketika. Segera, dia mengeluarkan ponsel dan menghubungi asisten pribadinya.[Halo Ardo, singkirkan lelaki di depan kamar hotel nomor 16, sekarang!][Baik Tuan.]Ardo menyeret Alex ke kamar sebelah, mengikat tangan dan kakinya di kamar mandi, lalu menguncinya dari luar.Sedangkan pria tadi, dia melihat Lily dan sempat terbuai. Beberapa kali dia menelan saliva, tapi dia sadar, laki-laki sejati tidak pernah memanfaatkan wanita karena keadaan.Gleg.Ada gelenyar aneh menyeruak di dirinya.“Sialan, kenapa tubuhnya begitu elok?! Arghh, aku juga laki-laki normal. Brengsek, kenapa? Kenapa dia sangat menggoda?!”Dengan penuh kehati- hatian, lelaki itu berniat membenarkan kembali pakaian Lily namun tangannya tak sengaja menyentuh pundak Lily. Nafsunya

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Gelora berbahaya Kakak   03. Kepergok

    "Akh!"Lily merasakan sakit kepala yang begitu hebat datang melanda. Bukan karena potongan ingatan yang timbul, lebih tepatnya Lily menolak ingatan tentang hal itu. Bagaimana tidak? Ciuman itu membuat kepalanya sakit.Hiks hiks.'Lily.'Nicho melihat Lily terduduk di lantai melalui celah pintu kamar mandi. Ingin sekali menolong Lily yang menangis, namun dia takut ketahuan.Tak ada alasan yang tepat untuk mendekati Lily. Nicho juga ingin tahu, apa yang sebenarnya Lila rencanakan. 'Kenapa dia menyuruh Lily menggantikan posisinya? tidak, aku tidak akan gegabah. Sabar Nicho,' batin Nicho memikirkan banyak hal, namun tatapannya tak beralih dari adik yang telah ditiduri. Lily melepas sprei yang membalut tubuhnya.Gleg.Nicho seketika meremang, teringat kembali kejadian penuh gairah semalam. Tubuh Lily begitu mulus dan putih seputih salju, sungguh tubuh yang proporsional.Jika tidak memakai pakaian ketat, orang lain tak akan tahu jika Lily mempunyai tubuh yang begitu indah. Dan Nicho suda

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Gelora berbahaya Kakak   04. Hamil???

    “Brengsek!” rintih Alex. “Aku pasti membalas semua perbuatanmu, aku janji!” Getaran ponsel di saku celana yang berserakan di lantai membuat Alex berusaha keras mengambilnya. Dengan tangan terikat, bisa dipastikan Alex sangat kesulitan mengambil ponsel tersebut. Setelah berusaha sekuat tenaga, akhirnya Alex berhasil mengangkat teleponnya seraya menekan tombol loudspeaker."Halo Boss, sudah semalaman Boss tidak memberi kabar. Apakah semua baik?" Terdengar suara laki-laki yang panik dari ujung telepon."Bagus, akhirnya kamu mencemaskanku. Cepat kesini, bodoh! aku di kamar …, entah dimana aku ini!""Apa? Ba– baik, boss."Tak lama kemudian, anak buah Alex datang dan memanggil-manggil bosnya. Mereka terkejut melihat Alex diikat di kamar mandi tanpa sehelai busana pun. Usai ikatan dilepas, Alex segera menghantam dua anak buahnya dengan satu pukulan.Plak"Dasar kalian, sungguh bodoh!""A– ampun boss!""Ais, sudahlah. Sekarang cari lelaki yang membawa Lila-ku keluar hotel ini. Cepat periksa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Gelora berbahaya Kakak   05. Tanggung jawab

    Lila diminta masuk oleh Evelyn setelah Lily pingsan mendengar kabar kehamilannya. Evelyn menasehati Lila agar dia tetap mendampingi Lily, apapun keadaannya. Evelyn juga menjelaskan kalau Lily sedang berada di fase terendah dalam hidupnya. Jika dia tidak didampingi, ditakutkan kondisi Lily semakin memburuk, bahkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan lagi."Bulan depan, bawa Lily kembali ke sini ya .... Kita lihat perkembangan pada fisik dan psikisnya. Kuatkan dia, apapun yang terjadi! Jangan sampai Lily sendirian, apalagi sampai dia depresi.” Evelyn memeluk Lila yang pipinya sudah dibanjiri air mata."Terima kasih Dokter, Anda sudah menghubungiku karena kondisi Lily pingsan tadi."Evelyn mengangguk dan tersenyum. "Kamu mau janji sama Dokter untuk menemani Lily, kan?” Evelyn bertanya halus.“I-ini semua salahku, Dok! Aku yang memintanya masuk ke bar untuk menggantikanku, saudara kembarnya. Aku yang salah. Aku yang harusnya menderita. Tapi, kenapa Lily yang malah jadi korban? Kenapa, D

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-29
  • Gelora berbahaya Kakak   06. Kembar.

    Alex tercengang mendengar kalimat yang keluar dari Lila. “Saudara Kembar?” tanyanya memastikan jika tak salah dengar.Lila memutar bola mata jengah. Duduk di Sofa dan meminum segelas air dingin.“Dia memang jarang di ekspos majalah dan infotainment tapi dia aktif di sosial media. Dia begitu berbanding terbalik denganku. Aku sampai merasa mual dengan cara berpakaiannya yang serba tertutup,” ejek Lila.Tangan Alex mengepal. Dia berusaha mencerna baik baik apa yang dijelaskan Lila. “Jadi, kau mencoba menipuku?” teriak Alex marah dan mencekik leher jenjang sang kekasih.“Tolong …, Lepaskan aku. Akh.”Lila berusaha melepas cengkraman tangan Alex dan memukul mukulnya sekuat tenaga.“Mati saja kau bitch. Berani sekali membohongiku.”Alex semakin kuat mencengkram leher Lila namun setan jahat menyuruhnya berhenti.‘kenapa juga aku harus membunuhnya? Bukankah menikmati tubuhnya lebih nikmat daripada membunuhnya,' bisik setan dalam diri Alex.Uhuk, uhuk, uhuk.Alex melepas cekikan di leher Lila.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Gelora berbahaya Kakak   07. Diculik?

    "Alea," bentak Dion tak suka."Maaf sayang, tapi aku begitu menginginkannya? Kita sudah satu minggu tak bertemu. Aku merindukan belaianmu." Alea mengalungkan kedua lengannya pada leher Dion. Menghirup aroma mint yang membuatnya candu. Mereka adalah partner ranjang yang cocok dan Dion tak pernah menolak ajakannya. Namun sekarang, Dion tiba tiba saja menolak dan Alea harus tahu alasannya. "Katakan, siapa yang menghubungimu? Setelah itu aku akan melepasmu.""Nicho. Ya, Nicho yang menghubungiku. Dia meminta aku mencari data pribadi dari seseorang.""Seseorang? Siapakah itu?""Rahasia." Dion melepas pelukan Alea dan memicingkan mata tajamnya. "Aku sudah memberitahumu, sekarang pergilah!""Tidak mau."Dion sangat marah dengan sikap keras kepala Alea. Mata hitam itu menatapnya seperti seekor elang yang siap menerkam mangsanya membuat wanita berpakaian seksi itu langsung ketakutan. Dengan enggan, Alea pergi meninggalkan tamu langganannya. Dion sendiri segera pergi menuju apartemennya, bernia

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16

Bab terbaru

  • Gelora berbahaya Kakak   57. Mengapa berpakaian tipis seperti itu?

    "Terima kasih banyak untuk hari ini, Kak Nicho.""Sama-sama."Saat Nicho sibuk melepas sabuk pengaman, entah sejak kapan Zoya sudah bergeser, mengikis jarak dan ….Cup Zoya mencium pipi Nicho.Nicho sungguh terkejut, Zoya segenit ini padanya, lelaki yang baru sehari dikenal.Zoya berbisik di telinga Nicho saat Nicho masih tercengang. "Telingamu memerah Kak, jika kamu menginginkannya kita bisa ke hotel lain, sekarang."Tangan Zoya dengan berani menyentuh bagian bawah tubuh Nicho yang masih tidur. Reflek Nicho beranjak keluar dan pergi tanpa permisi. Tangannya mengepal kuat dan begitu kecewa. 'Sudah cukup sampai di sini. Aku tak sanggup lagi,' batinnya kesal.Brakh.Nicho membanting kasar tote bags di meja kaca, mengalihkan fokus Dillon yang sedang main Game."Hai kawan, kamu sudah pulang rupanya.""Dillon, aku tak sanggup meneruskan rencana ini.""What's wrong, Nicho?"Nicho duduk dengan kesal di sofa."Dia sungguh jalang yang haus belaian. Dia dengan terang-terangan mengajakku makin

  • Gelora berbahaya Kakak   56. Telingamu memerah, apa kita lanjut saja?

    Alex sedang sibuk mempersiapkan syuting project baru mereka berlokasikan di Paris."Boss, aku sudah mencari informasi terbaru dari Lila. Tak ada tanda jika dia akan keluar rumah, mungkin karena kejadian kemarin boss menyebabkan Lila dikurung.""Biarkan saja John. Sebenarnya aku ingin berpamitan dengannya, tapi tak bisa bertemu juga tak apa-apa."Alex mulai menyeret koper menuju pesawat pribadi miliknya. Segera masuk ruang pesawat yang disulap menjadi tempat tidur mewah dan mulai merebahkan diri di sana.Mata Alex terpejam tapi otaknya terus memikirkan Lila. 'Semoga dia cepat hamil anakku dan memohon pertanggung jawaban dariku. Dengan senang hati Lila, aku akan bertanggung jawab dan menjadi suami terbaik untukmu,' batinnya.Disisi lain, Lila sedang memandang tajam pada Lily. Dilihat intens wanita yang sedang berenang tersebut.'Wanita macam apa sebenarnya kamu Lily? Bisa-bisanya Nicho menyukaimu. Lihat saja, aku akan menjerat Nicho agar memilihku daripada kamu,' pikir Lila memiliki seb

  • Gelora berbahaya Kakak   55. Gugurkan kandunganmu!

    "Lila, jika kamu hamil, gugurkan kandunganmu.""Apa?"Lily dan Catlyn tercengang mendengar ucapan Marco.Jauh berbeda dengan Lila yang memang tak ingin mengandung anak dari Alex. "Kalian bisa bubar sekarang," ucap Marco.Lila bangun dari duduknya dan pergi ke kamar membuat Catlyn menggeleng pelan. Sedangkan Lily meski berat juga pergi, kali ini dia ke pantai belakang Villa. Lily memandang hamparan air berwarna biru dan menutup mata, membayangkan jika ada Nicho di sisinya saat ini. Lily teringat saat pertama kali Nicho menciumnya di sini, di pantai ini. Tersenyum dan mulai mengambil ponsel di saku celana.Lily memberitahukan semua kepada Nicho tanpa ada yang terlewatkan termasuk jika Alex tahu siapa pelakunya. Namun, ia tak memberitahukannya pada Marco karena alasan yang menguntungkan baginya.{Kak, jujur aku sangat penasaran dengan siapa orangnya? Haruskah aku menanyakan sendiri kepada Alex?}Pesan dikirim pada Nicho dan segera ada panggilan masuk darinya.[Halo, Kak Nicho.][Halo Li

  • Gelora berbahaya Kakak   54. Merayu Zoya

    “A- apa?”“Tunggu dulu Dilon, aku tak paham maksudmu,” ucap Nicho berusaha mencerna instruksi dari Dilon.“Dia Zoya, anak Bastian dengan istri barunya. Dia lebih muda 5 tahun dari kita. Aku ingin kamu mencuri perhatiannya Nicho , buat dia jatuh cinta padamu.”“Whats?”“No. No Dilon. Aku tak bisa melakukannya.”“Come on Nicho . Hanya mencuri perhatiannya, aku tak memintamu tidur dengannya?” ucap Dilon sedikit membentak.Nicho menggeleng.“Bagaimana jika Lily tahu?”“Aku janji tak akan membocorkan rahasia ini,” ucap Dilon cepat.“Bagaimana jika dia tak mau lepas dariku?”“Tenang saja, aku yang akan mengatasinya sebagai balas dendam kepada Bastian, si brengsekh itu.”“Dilon, ada banyak cara untuk membalas dendam, tidak dengan menjadikan anaknya sebagai tumbal.”“Lantas? Apa aku bunuh Bastian saja?”“Bukan begitu, Dilon.”“Aku tahu kamu hanya ingin memberi solusi terbaik untukku Nicho, tapi apa kamu tahu rasa sakit seperti apa yang aku alami? Semua balasanku ini tak sebanding dengan ras

  • Gelora berbahaya Kakak   53. Membuatnya jatuh hati

    [Apa!?][Iya, dan kini Daddy sangat marah, melaporkannya ke Polisi.][Apa?]Nicho semakin terkejut dengan penuturan yang baru saja Lily katakan.Alex bisa mengungkapkan tentang dirinya kepada Nicho . 'Bagaimana ini?' pikirnya cemas.[Iya kak dan Polisi sedang melacak keberadaan Alex.][Baiklah, terus kirimi aku info terbaru dari kasus ini. Sudah dulh ya, kakak ada urusan.][Em, baiklah. Kakak hati-hati di sana.][I love you Lily.]Panggilan berakhir."Ayo kita lanjutkan?"Nicho berusaha bersemangat tapi dia tak bisa membohongi seorang DilonMereka mulai menggali untuk mendapatkan abu Sienna.Dilon akan memindahkan ke tempat yang layak.***Alex baru saja selesai melakukan sesi pemotretan."John, apa cintaku masih di hotel?" tanya Alex."Maaf boss dia sudah pulang dan saya ingin menyampaikan jika Polisi sedang di luar mencari Anda, membawa surat penangkapan." Alex tersenyum smirk."Biarkan saja mereka menangkapku John. Pastikan semua media tahu. Aku sudah siap dengan resiko tak terk

  • Gelora berbahaya Kakak   52. Menghubungi Nicho

    "Lily, pesan dari siapa?"Pertanyaan Marco menarik akal sehat Lily."Ah itu, em, dari teman kuliahku Dad. Aku akan menghubungi kak Nicho."Lily beralih ke teras belakang fokus memanggil Nicho.Tak ada jawaban membuat Lily kesal."Ke mana dia?" gumam Lily.[Iya, terima kasih sudah memproses berkas yang aku kirimkan kepada Anda. Mohon bantuannya] ucap Marco berbicara dengan seseorang di telepon.Marco menghela napas panjang. "Aku telah melaporkan Alex ke Polisi dan semua sudah di proses.""Benarkah Sweety?" tanya Catlyn berharap jika dirinya tak salah dengar.Marco mengangguk.Mereka hanya bisa pasrah, berharap Lila segera ditemukan dan Alex ditangkap.Tiba-tiba pintu terbuka menampilkan seseorang masuk perlahan."Lila?"Semua terkejut melihat kedatangan Lila."Lila, kamu pulang sayang," ucap Catlyn berlari memeluk sang buah hati."Mom, hiks, aku ….""Sudah, tak usah kamu ceritakan, kami sudah tahu Sayang," jawab Catlyn.Lila memandang nanar Catlyn lalu Marco."Aku sudah melaporkan Ale

  • Gelora berbahaya Kakak   51. One more again

    “Apa?”Dilon mengangguk. “Mommy Sienna yang menceritakannya langsung kepadaku dan aku benci dengan lelaki psikopat seperti dia.”Puas mengeluarkan semua kebenciannya, Dilon mendekati Nicho. “Jadi Nicho, maukah kamu membantuku membalas dendam. Jika Marco tahu, dia juga akan membantuku, tapi aku tak mau melibatkan orang di masa lalu.”Dengan wajah sembab dan nanar, Nicho mengangguk. “Aku akan membantumu sebisaku.”Dilon memeluk bahagia pada Nicho, bersyukur mempunyai sahabat yang begitu perduli.“Oke, pertama-tama bantu aku mencari makam ibuku. tiga tahun terakhir ini aku mencarinya, tetapi tak menemukan bukit itu. Entah di mana makam mommyku,” lirih Dilon putus asa.“Tidurlah Dilon, esok hari kita mulai mencari pencariannya. Ok. Aku sungguh lelah,” jawab Nicho dengan suara paraunya.Dilon mengangguk dan mulai beralih ke kamar mandi, menggosok gigi, berganti baju dan mencuci tangan dan kaki sebagaimana yang diajarkan Sienna dan Catlyn kepada dua lelaki ini saat kecil.Nicho merebahkan t

  • Gelora berbahaya Kakak   50. Masa lalu yang kelam

    Hentikan?” teriak Dilon menggebrak pintu. Bastian hanya memandang sekilas pintu dan melanjutkan aktivitas. Dilon terus menatap bagaimana ayah kandung itu menyiksa ibu tercinta.Puas bersenang senang, Bastian meninggalkan Sienna yang tergolek lemah. Meski mereka diberi makanan enak, tapi Sienna dan Dilon tetap terpisah.Sienna tak bernafsu makan, tubuhnya lemas karena tak terisi makanan sama sekali. Ingin sekali bersama Dilon, tapi tak menemukan cara membuka pintu kamar tersebut.Sedangkan Dilon sendiri tetap makan dengan lahap. Dalam pikirannya saat ini adalah dia harus tetap sehat agar bisa menolong ibunya. Kejadian yang dilihatnya kemarin sungguh membuat Trauma yang mendalam.Dilon sungguh membenci Bastian, tak menyangka ayahnya begitu kejam. Mendengar derap langkah memasuki ruangan membuat Dilon segera naik di kursi melihat apa yang akan ayahnya lakukan.Plakh.Di tampar kejam pipi Sienna sambil kembali melakukan aksinya. Sienna bagai anjing piaraan yang dianiaya sang majikan. Dilo

  • Gelora berbahaya Kakak   49. 11 tahun lalu

    “Saat kalian berpamitan untuk pergi ke Italy?”Dilon mengangguk membenarkan.Flashback 11 tahun yang lalu.“Ayo Dilon kita bersiap pergi sebelum ayahmu, Bastian menemukan kita,” ucap Sienna mengepak barangnya tergesa. Dilon yang bingung tetap mengikuti perintah ibunya, membawa barang barang miliknya. Saat memandangi fotonya bersama Sienna dan seorang lelaki memakai emblem putih, Dilon menitihkan air mata dan menyabet poto tersebut, memasukkan ke dalam tas ranselnya.Sienna dan Dilon pergi ke kediaman Brams untuk berpamitan, sebelumnya Sienna sudah menghubungi semua anggotanya untuk berkumpul di kediaman Brams termasuk Alexa dan Diego serta anaknya.“Maaf aku mengundang kalian untuk berkumpul secara mendadak,” ucap Sienna membuka pembicaraan.“Ada apa Sienna, kenapa mendadak sekali. Bukankah suamimu baru saja meninggal dan dikuburkan kemarin? Hah?” tanya Sarah yang tak terima keputusan Sienna.Sienna sungguh ingin mengatakan alasannya namun dia tak bisa, ada nyawa Dilon yang dipertaruh

DMCA.com Protection Status