Home / Romansa / Gelora berbahaya Kakak / 64. Semua tentang cinta

Share

64. Semua tentang cinta

Author: ZuniaZuny
last update Last Updated: 2025-01-18 22:09:35

"Kak, bisakah kau menjelaskan padaku tentang semua ini?" tanya Lily bingung.

Nicho merasa tak nyaman harus mengatakan semuanya. "Maaf Lily, aku telah berbohong. Sebenarnya Mommy tidak tahu jika aku berada di Amerika. Tidak ada yang tahu, hanya kamu. Dan aku juga sudah berbohong dengan alasan kamu mendapat undangan bertamu dari Senior."

Lily mendelik, "Kak, tega sekali kamu membohongi Mommy?"

Nicho mencoba membela diri, "Aku hanya ingin bertemu denganmu dan menyelesaikan masalah kita, Lily."

Lily mendengus sebal, berjalan menggelar karpet dan mulai membaringkan tubuhnya.

Nicho mengikuti Lily dan berbaring di sampingnya. Mereka merasa canggung karena aktivitas panas yang terhenti, saling diam di tempat masing-masing.

“Lily, apa kamu marah padaku?”

Nicho mencoba kembali memeluk Lily, hendak melanjutkan aksinya. Namun, Lily tak bergerak membuat Nicho memandang wajah Lily. Merasakan nafasnya teratur, menandakan jika Lily telah tidur.

Nicho tersenyum dan mencium pipi Lily, mengambil selimu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gelora berbahaya Kakak   65. Terkena titanuas

    3 jam sebelumnya"Kamu sudah bangun, Kak?" tanya Lily mengerjapkan mata, melihat Nicho berpakaian casual dan memakai apron, sibuk di dapur memasak.Nicho berbalik melihat Lily, berjalan mendekat dan memberikan morning kiss untuk adik tercinta.Cup.Ciuman singkat, akan tetapi ada lumatan di selanya."Kak, kenapa menciumku. Aku baru tidur dan bisa saja ada sisa liur di bibirku."Nicho tersenyum tak menggubris ucapan Nicho."Morning baby. Tidurmu nyenyak sekali Lily, sampai-sampai semalam aku menjamah tubuhmu saja kamu tak bangun?"Apa?"Sontak Lily membuka selimut dan melihat tubuhnya masih memakai kaos dan jeans yang sama dengan semalam."Benarkah, Kak?" tanya Lily dengan polosnya.Nicho tertawa dan menggeleng. "Aku hanya bercanda.""Ah, Kakak ini."Lily memukul dada bidang Nicho.Auwh.“Sakit, Lily!"Namun, Lily hanya tersenyum melihat tingkah lucu sang Kakak.Detik berikutnya, Lily memeluk manja, bersandar di pundak kokoh dan tegak Nicho.Mata Lily tertuju pada teflon di atas kompor

    Last Updated : 2025-01-19
  • Gelora berbahaya Kakak   66. Ingin tinggal untuk merawatnya

    Da- darah," gumam Lily.Dirinya bergetar hebat. Melihat darah masih menyisakan trauma berat di pikirannya. Reflek Nicho mundut dan menutupi tangannya. "Ah, aku tidak apa apa Lily, jangan khawatir," ucap Nicho segera mencabut tangannya dari paku tersebut.AakhNicho mengerang, rasanya sedikit sakit namun tak sebanding dengan rasa trauma yang Lily alami."Hei Lily, aku tak apa+apa. Jangan khawatir," ucap Nicho sambil menutup lukanya dengan tangan berharap darah mau berhenti.Lily menggeleng dan memandang sekitar.'Tidak, ini tak boleh terjadi,' batin Lily, berdiri dan mencari kotak p3k di rumah tersebut. Dengan cepat Lily menemukan kotaknya dan membawakannya kepada Nicho.Meski gemetar, Lily tetap mengoleskan betadin pada luka Nicho dan meniup niupnya."Maaf Lily."Lily menggeleng dan terus meniup luka di tangan Nicho."Harusnya aku tak memaksamu,” sesal Nicho bergetar."Sudahlah kak, jangan bicara lagi." Lily terus meniup dan memplester tangan Nicho. Melihat tusukan paku dan darah yan

    Last Updated : 2025-01-20
  • Gelora berbahaya Kakak   66. Berdua, penuh cinta di apartemen

    "Lily apa kamu ingin tinggal di sini?" tanya Alexa."Apa?" tanya Diego tak percaya jika istrinya menanyakan hal yang tak masuk akal.Lily mengangguk, membuat Diego semakin kesal. "Alexa apa maksudmu menanyakan hal itu?""Biarkan mereka di sini, Sayang?" Diego berdiri tegak, rahangnya mengeras, "Tidak, Alexa. Tidak!" Dia menekankan setiap kata dengan tegas dan mendominasi ruangan tersebut. "Tahukah kamu?" sambungnya, suaranya rendah namun jelas terdengar di seluruh penjuru, "Mereka akan terus berhubungan, berkali-kali tanpa henti." Setiap mata di ruangan itu terbelalak, terpana oleh kerasnya pernyataan Diego. "Apa maksudmu, Paman?" Lily menantang dengan mata yang menyala-nyala, suaranya penuh emosi. "Kami tidak pernah melakukan hal itu!" Tatapan Diego menusuk tajam, kilatan marah bersembunyi di balik matanya. Hampir saja dia menyatakan rahasia besar yang melibatkan Nicho, tetapi dengan cepat, dia menarik napas dalam dan menahan diri. Ada rahasia yang jika terungkap, bisa mengguncang

    Last Updated : 2025-01-22
  • Gelora berbahaya Kakak   67. Demam tingi, Lily panik

    Kenapa kamu menanyakannya? Apa kamu tidak setuju aku menikahkan Nicho dengan Cella?""Ah bukan begitu bos, aku hanya bertanya kepadamu. Soal pertunangan itu biarkan Nicho sendiri yang memutuskannya," putus Diego.Semua relasi Marco sudah menunggu dan berdiri hormat saat ini."Maaf membuat kalian menunggu. Ayo kita mulai rapatnya."Rumah sakit."Dokter Alexa, kenapa Anda terlambat. Pasien hampir saja kehilangan nyawanya jika tadi tak ada dokter muda sedang berkunjung ke sini," ucap asisten perawat Alexa."Benarkah? Kenapa bisa terjadi hal seperti itu?""Tadi sebelum operasi, dia diberi suntikan namun entah mengapa reaksi gatal seluruh tubuh dan dia mengerang sakit di kepalanya."Alexa sungguh terkejut mendengar penjelasan dari perawatnya."Ya Tuhan. Berikan aku sampel suntikan dan kandungan apa saja yang terkandung di dalamnya. Lalu untuk Dokter muda itu, siapakah dia? Dari rumah sakit mana?"Perawat tersebut mengambil buku laporan data Dokter visit hari ini. Dan menunjuk seorang lelak

    Last Updated : 2025-01-24
  • Gelora berbahaya Kakak   68. Hampir kepergok Catlyn

    "Kak sebaiknya kita pulang saja, ya?" tawar Lily.Nicho menggeleng, dirinya sungguh takut jika dia pulang, Marco segera menyuruhnya bertunangan dengan Cella."Aku tak bisa merawatmu di sini Kak. Bagaimana jika mommy mencari kita?"Nicho memegang erat tangan Lily membuat sang adik merasa bersalah.Lima menit kemudian, terdengar dengkuran halus dari Nicho. Lily merasa bersalah, di saat seperti ini dia tak bisa apa apa, hanya mendampingi Nicho, sesekali menggantikan waslap untuk mengompres kening Nicho.Lily ikut tertidur dengan posisi duduk di lantai. Nicho sendiri merasakan jika tubuhnya sangat lemas dan ingin terpejam meski Nicho sudah berusaha keras tetap sadar namun kuatnya efek obat yang disuntikkan Alexa membuatnya tak mampu menahan lagi, terlelap hingga berjam jam.Sore hari."Kau sudah bangun, Sayang," ucap Alexa melirik Nicho yang bergerak dan membuka mata.Nicho melihat jam tangan sudah menunjukkan pukul 15.00 sore.Alexa sengaja pulang lebih awal demi membuatkan bubur dan menj

    Last Updated : 2025-01-25
  • Gelora berbahaya Kakak   69. Berusaha meyakinkan Nicho

    "Catlyn, apa kamu sudah tahu jika Nicho akan bertunangan dengan Cella saat dia pulang nanti?" tanya Alexa berusaha mengorek informasi sebanyak mungkin untuk membantu Nicho."Cella? Ah iya, Marco pernah menyinggungnya. Namun,aku tak tahu jika akan terjadi pertunangan."Alexa mengangguk."Apa kamu tidak bertanya kepada Nicho? Apa kamu tak tahu Lily, jika Nicho pergi ke Kanada sengaja untuk menghindari pertunangan ini?""A- apa maksudmu Alexa?"Alexa tersenyum. "Catlyn, Nicho sudah mempunyai kekasih. Apa kamu tega memisahkan dia dari kekasihnya?""Apa? Kekasih?" Catlyn tak menyangka jika Alexa tahu detail masalah Nicho sejauh ini."He' ems. Dan sepertinya Nicho begitu mencintai kekasihnya."Lily sibuk menyimak dari tadi dan saat Alexa menyinggungnya, Lily tersenyum.'Terima kasih bi,’ batin Lily."Darimana kamu tahu semua ini, Alexa?"Alexa melirik Lily sekilas, "Diego, dialah yang menceritakannya kepadaku. Kita sebagai ibu Catlyn, aku harap kamu bisa membantu anakmu, Nicho. Coba bayangka

    Last Updated : 2025-01-27
  • Gelora berbahaya Kakak   70. Lila hamil?

    "Hampir saja aku menjamahnya," gumam Nicho merasa hampir mendapatkan Lily kembali.Nicho kembali membuka foto Lily dengan tanda kepemilikan di lehernya."Kenapa aku lupa tak mengabadikan moment kebersamaan kemarin," keluh Nicho. Di cium berkali kali poto tersebut.Nicho begitu tergila gila pada adiknya ini.{Lily tunggu aku. Aku akan segera pulang dan menyelesaikan semua ini. Aku mencintaimu Lily. I love you.}Dikirim pesan itu dan Nicho ingin segera terlelap namun bayangan Lily selalu muncul membuatnya ingin menghubungi Lily.Nicho memutuskan untuk menghubungi Lily.Panggilan ke satu, ke dua, ke tiga masih tak dijawab.Nicho putus asa. Dirinya mencari kotak berisi tentang sprei bernoda, membuka dan menjadikannya selimut.Menutup mata dengan memeluk sprei sambil membayangkan Lily ada di sisinya saat ini.Pada akhirnya Nicho pun terlelapPagi hari.Keluarga Marco telah menyelesaikan sarapan bersama."Tuan ada paket masuk, ucap pelayan masuk membawa paket.""Dari siapa?" tanya Marco. "

    Last Updated : 2025-01-30
  • Gelora berbahaya Kakak   71. Gugurkan kandunganmu!

    Lila mengepalkan tangan, merasa marah dengan takdir yang diberikan Tuhan kepadanya."Lila, gugurkan kandunganmu?""Daddy?"Lily sungguh terkejut mendengar perintah sang Ayah."Sweety, jangan suruh Lila melakukan hal yang dibenci Tuhan?" keluh Catlyn tak suka dengan ucapan sang suami.Tiba tiba,..."Bugh.""Bugh.""Lila apa yang kamu lakukan?"Alexa dan Catlyn segera memegang tangan Lila yang dibuat untuk memukul mukul perutnya."Aku benci janin ini. Aku benci.""Lepaskan aku Mommy, Bibi. Biarkan Aku membunuh janin ini, aku tak mau. Aku tak mau hamil anak dari psikopat Alex. Lepaskan, lepaskan aku!?" teriak Lila sekeras mungkin sambil berusaha melepaskan diri dari cekalan Catlyn dan Alexa.Sedangkan Lily hanya diam terpaku, memposisikan jika situasi ini menimpanya sekarang, apa yang akan dia lakukan? Tentu saja dia akan mempertahankan bayinya karena menggugurkan kandungan adalah perbuatan yang dibenci oleh Tuhan dan menjadikanNYA murka.Tiba tiba air mata menetes membasahi pipi Lily."

    Last Updated : 2025-02-01

Latest chapter

  • Gelora berbahaya Kakak   108. Jamahlah aku!

    Jam sudah siang, tapi dua insan di sebuah penginapan itu belum juga terbangun. Lily mengerjapkan mata, melihat sekitar. Dirinya bangun dan berjalan ke ruang tamu, ada Nicho tertidur di sofa.Lily mendekat dan duduk di lantai berada tepat di depan Nicho, memperhatikan wajah sembab yang di usir semalam.Lily menatap intens detail wajah Nicho, dari lentiknya bulu mata untuk ukuran lelaki. Alis mata yang indah, hidung mancung dan bibirnya sensual.Melihat pergerakan Nicho, Lily segera berdiri dan berlari ke kamar mandi, menghilangkan penat dengan mengguyur tubuhnya. Nicho sendiri membelalakkan mata terkejut melihat jam sudah menunjukkan jam 11.00 siang. "Kenapa Lily berada di kamar mandi dapur?" gumam Nicho tak paham, segera mengambil pakaian ganti dan mandi di toilet kamar.Karena tadi gugup, Lily tak sempat mengambil baju ganti. Dirinya segera melilitkan handuk di tubuh dan berjalan pelan menuju kamar. Lily mengendap-endap layaknya pencuri yang akan mengambil barang berharga orang lain.

  • Gelora berbahaya Kakak   107. Lagi dan lagi

    "Apa yang kamu lakukan di sini Lila?" tanya Stevani bergerak hendak bangun membuat ranjang empuk itu bergoyang dan membuat Alex membuka mata.Alex mengucek mata dan terduduk seketika saat melihat Lila ada di depan matanya saat ini. "Lila!"Lila hampir saja menangis, tapi ditahan. Sungguh tak bisa menjelaskan suasana hatinya saat ini, antara sakit, sedih, kecewa dan dikhianati."Dia masuk tanpa izin dan mengganggu kita, Sayang," ucap Stevani, membuat Alex seketika melotot."Stevani, aku tak membutuhkanmu lagi, sekarang kamu bisa keluar," ucap Alex tegas."A-apa?""Tapi aku masih ingin melakukannya, Alex?" rengek Stevani."Cukup!" bentak Alex, membuat Stevani ketakutan.Aakh!Tiba-tiba Lila mengerang kesakitan, memegang perutnya."Lila!"Alex memegang tubuh Lila dan menggendongnya ala bridal ke ranjang."Lila, kamu tak apa-apa?”Lila segera menepis tangan Alex.Melihat itu semua membuat Stevani sungguh muak. Dirinya seperti j*l*ng saja. Habis manis sepah dibuang. Stevani segera memakai

  • Gelora berbahaya Kakak   106. Zico sudah beristri

    "Apa ini!?"Lila sangat syok melihat beberapa foto Zico menggendong seorang bayi dan seorang wanita yang tergolek lemah di atas ranjang, sepertinya si wanita habis melahirkan bayi yang digendong Zico. Di tunjukkan foto itu kepada Zico. "Bisakah kamu jelaskan padaku? Apa ini?"Zico terbelalak kaget. Tak menyangka jika ada photo dirinya di ponsel Lila."Ah itu. Itu foto adikku melahirkan dan aku mendampinginya."Catlyn dan Marco segera merebut ponsel dan melihat foto di dalamnya.Lila tersenyum. "Tapi kelihatan sekali jika kamu sangat bahagia, seperti seorang suami saja.""Jadi kamu berpikir jika aku sudah mempunyai anak dan istri, begitukah, Lila?" teriak Zico marah.Marco hampir saya memukul Zico jika saja Catlyn tak menghentikannya. Tangan mengepal erat hingga memutih, membuat Catlyn ketakutan."Maaf Zico, bukannya Lila menuduhmu, tapi seseorang dengan berani mengirimkan foto tak terduga kepada kami di saat momen sakral yang hendak kalian lakukan, jelas sekali jika dia mempunyai mak

  • Gelora berbahaya Kakak   105. Pertunangan Lila dan Zico

    Nicho segera mengambil nasi dan memotong ikan sebagian, mulai makan ditemani keheningan malam, makan dengan begitu lahap. Entahlah mungkin karena lapar atau karena masakan dari Lily, yang jelas Nicho sungguh bahagia sekaligus sedih, saat ini.Air mata menetes jatuh di makanan sehingga terasa asin. Namun, Nicho terus makan dengan lahap tanpa menghiraukan air mata yang kini semakin deras menetes.Uhuk. Uhuk.Saking semangat makan dalam tangis, Nicho sampai tersedak.Bugh.Bugh.Nicho memukul mukul dadanya sendiri dan segera minum jus yang dibuat Lily.BrakhNicho menggebrak meja, meluapkan semua amarahnya. "Brengsek kamu Dilon. Tega sekali kamu menjeratku, menodai sucinya persahabatan kita. Aku tak akan pernah memaafkanmu, argh," teriak Nicho kesal. Dirinya bangkit dan mulai mencuci piringnya dan sisa Zoya, membereskan semua sisa makanan.Memandang nanar pada pecahan gelas yang tadi sempat dijatuhkan Lily, Nicho segera mengambil sapu dan memungutnya ke tempat sampah. Dirinya terus fokus

  • Gelora berbahaya Kakak   104. Haruskah bertanggung jawab?

    "Kamu?" teriak Nicho."Kamu?"Dilon juga terkejut dengan adanya Zoya di tempat itu. Sungguh tak menyangka jika Zoya begitu nekat mengikutinya.Sebelumnya Dilon berpamitan pada Zoya, akan pergi menemui Nicho dan mengatakan perihal kehamilannya. Namun, Zoya malah mengikutinya dan berjalan satu langkah di depannya."Kenapa kamu ada di sini Zoya?" bentak Dilon."Jangan halangi aku Kak, aku mau mengatakannya langsung kepada Nicho," ucap Zoya mendekat.Nicho sendiri merasa linglung saat ini. Dia tak mengerti apa-apa, melihat ekspresi Lily yang sedih dan menghindar darinya. "Ada apa sebenarnya? Lily, katakan padaku?" pinta Nicho."Aku hamil anakmu, Nicho dan kamu harus bertanggung jawab," ucap Zoya lantang."Apa?"Nicho lebih syok dibanding Lily.Bagaimana tidak? dia tak menyentuh Zoya, tapi kini disuruh bertanggung jawab. "Kamu gila Zoya.""Ya, aku sudah tergila-gila denganmu dan kamu harus bertanggung jawab, Nicho.""Apa yang harus aku pertanggungjawabkan? Sedangkan aku tak pernah menyentu

  • Gelora berbahaya Kakak   103. Zoya hamil anak Nicho?

    Tok, tok.Lily memandang pintu penginapan yang kini di ketuk seseorang."Lily, buka pintunya, Sayang," ucap Nicho dari luar.Lily membuka pintu dengan lemas. Nicho segera memeluk Lily. Namun Lily mundur, menolak dipeluk sang kakak."Ada apa, Lily?"Belum sempat Lily menjelaskan dan Nicho sendiri dalam kebingungan. Tiba tiba suara seorang wanita mengejutkannya. “Kak Nicho!”Wanita itu tersenyum. "Halo, Nicho?"Mata Nicho melotot dengan kehadiran seorang wanita berdiri di antara dirinya dan Lily saat ini."Kamu?""Kamu?"Dilon tak kalah syok melihatnya. Tadinya Dilon hanya ingin mengantar Nicho ke penginapan. Namun, hal yang tak terduga terjadi.Satu jam yang lalu.Lily bosan menunggu Nicho jadi dia ingin memasak hasil ikan yang mereka tangkap tadi.Lily mulai mengikat rambutnya dengan mencepol di atas, memakai apron layaknya seorang chef yang siap mengeksekusi ikan. Mulai dari membuang sisik dan kotoran, membuat bumbu serta memanggangnya.Kenapa di panggang, tidak digoreng?Karena Nich

  • Gelora berbahaya Kakak   102. Partner ranjang yang gagal

    Saat ini, Lila berada di kamarnya. Dirinya hendak beristirahat namun ponselnya bergetar menandakan ada sebuah pesan.Di buka dan di baca isi pesan tersebut yang isinya sungguh membuat Lila tercengang."Ini,..."Dirinya tak bisa lagi berkata membaca semua yang Alex tuangkan lewat pesan.Air mata luruh membasahi pipi, tak bisa menjelaskan isi hati Lila saat ini. Antara sedih dan bahagia.Bukankah ini yang di harapkan?Harusnya dia bahagia karena terbebas dari jeratan seorang Alex?Namun mengapa membaca pesan itu, hati Lila teriris perih?Sangat sakit sekali.Tangannya gemetar dan tubuhnya berguncang hebat akibat tangisan yang Lila sendiri tak tahu alasannya.Di remas kuat ponsel dan dibanting ke kasur empuk serta dirinya ikut limbung di ranjang tersebut.Di sisi lain, Alex memandang setiap gerakan Stevani melepas sehelai demi sehelai gaun tipis di tubuhnya. Dengan satu hentakan, tubuh polosnya terpampang jelas menyapu kedua mata Alex.Siapapun akan tergoda dan bagian bawah mereka akan

  • Gelora berbahaya Kakak   101. Alex yang putus cinta

    Brakh.Nicho menutup pintu kasar dan segera memakai pakaian. Setelah itu beranjak ke kamar mandi dan Lily masih belum memakai pakaiannya, membuat Nicho menelan ludah. "Lily, kenapa belum berganti pakaian?"Lily diam saja. Dirinya masih terpaku mengingat pembicaraan penting dua orang tadi. "Siapa Kak yang datang?""Dilon.""Kenapa Kakak kesal dengan Kak Dilon? Bukankah dia sahabatmu?"Nicho menghindari tatapan Lily, membuat Lily yakin ada sesuatu yang disembunyikan Nicho. "Aku akan menyelesaikan masalah ini dan menceritakan semuanya kepadamu. Oke?"Lily mengangguk pasrah. Baginya saat ini adalah kepercayaan kepada Nicho yang terpenting."Baiklah aku pergi dulu."Cup.Nicho mencumbu bibir kenyal itu sekilas dan berbalik pergi.***"Boss, aku sangat bahagia. Anda sudah terbebas Bos," ucap John menjemput Alex.Ya, Alex telah bebas dalam waktu kurang sebulan. Sungguh politik yang luar biasa. Dengan kekuasaan yang dimiliki, Alex bisa keluar dengan cepat. Alex tersenyum dan merebahkan tubuh

  • Gelora berbahaya Kakak   100. Penyatuan cinta

    Catlyn tak tahu harus berkata apa lagi selain mengikuti kemauan Lila."Baiklah jika semua sudah deal. Besok saya akan ke sini lagi," ucap Zico berpamitan pada keluarga Marco."Sweety siapkan semuanya," ucap Marco berdiri setelah kepergian Zico."Tapi Sweety, aku melihat bahwa Lila tak setuju dan bingung dalam keputusan ini.""Apa maksudmu?" tanya Marco tak mengerti."Lila, apa benar yang dikatakan Mommy-mu?"Lila terdiam membuat Marco marah.BrakhMarco menggebrak meja sebagai pelampiasan amarahnya. "Jawab, Lila?"Lila gemetar melihat ayahnya yang emosi. Dirinya tak tahu harus berkata apa. Namun, rasa takut terhadap emosi sang ayah membuatnya semakin gemetar. Mau tak mau Lila harus jujur kepada Marco. "Maaf Dad aku hamil lagi.""Apa??""Aku belum sempat memakai kontrasepsi saat Alex menculik dan memperkosaku lagi," jawab Lila disertai tangis yang menjadi."Ya Tuhan!?" keluh Marco terduduk di sofa sambil memegang kedua kepalanya."Maaf Dad, harusnya aku berkata jujur kepadamu, tapi aku

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status