Home / Romansa / Gelora berbahaya Kakak / 57. Mengapa berpakaian tipis seperti itu?

Share

57. Mengapa berpakaian tipis seperti itu?

Author: ZuniaZuny
last update Last Updated: 2025-01-05 23:15:53

"Terima kasih banyak untuk hari ini, Kak Nicho."

"Sama-sama."

Saat Nicho sibuk melepas sabuk pengaman, entah sejak kapan Zoya sudah bergeser, mengikis jarak dan ….

Cup

Zoya mencium pipi Nicho.

Nicho sungguh terkejut, Zoya segenit ini padanya, lelaki yang baru sehari dikenal.

Zoya berbisik di telinga Nicho saat Nicho masih tercengang. "Telingamu memerah Kak, jika kamu menginginkannya kita bisa ke hotel lain, sekarang."

Tangan Zoya dengan berani menyentuh bagian bawah tubuh Nicho yang masih tidur. Reflek Nicho beranjak keluar dan pergi tanpa permisi. Tangannya mengepal kuat dan begitu kecewa. 'Sudah cukup sampai di sini. Aku tak sanggup lagi,' batinnya kesal.

Brakh.

Nicho membanting kasar tote bags di meja kaca, mengalihkan fokus Dillon yang sedang main Game.

"Hai kawan, kamu sudah pulang rupanya."

"Dillon, aku tak sanggup meneruskan rencana ini."

"What's wrong, Nicho?"

Nicho duduk dengan kesal di sofa.

"Dia sungguh jalang yang haus belaian. Dia dengan terang-terangan mengajakku makin
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gelora berbahaya Kakak   58. Permainan panas Zoya

    Nicho berlama-lama di kamar mandi sambil memikirkan suatu cara."Brengsek."'Apa yang harus aku lakukan, berfikir Nicho, berfikirlah, ayo otak jenius berfikirlah,' batin Nicho sibuk mencari ide.Hampir setengah jam Nicho di dalam kamar mandi.Ceklek.Pintu terbuka menampilkan Nicho dengan pakaian kimononya."Kamu sudah selesai kak Nicho," ucap manja Zoya, hendak bangkit dari tidurnya di ranjang.Jangan tanyakan lagi, pose Zoya saat ini begitu menggoda, jika lelaki selain Nicho sudah pasti akan mengungkung dengan suka rela.Berbeda dengan Nicho. Dia sama sekali tak tertarik, bahkan juniornya setia tidur dan tak mau bangun."Jangan bergerak Zoya, kamu tetaplah di sana. Aku akan mengambil segelas Wine. Kita bersenang senang dahulu sebelum memulainya. Oke."Zoya tersenyum bahagia."Ah, kakak tipe yang romantis juga. Tolong kak! Tolong cepat ambilkan Wine dan kita minum bersama. Aku tak sabar lagi, Kak."Nicho tersenyum kemudian mengambil ponsel dengan gerakan cepat, memungut buku dan tas

    Last Updated : 2025-01-07
  • Gelora berbahaya Kakak   59. Dillon menikmati balas dendam pada Zoya

    “Kamu, Alex.”“Ya, aku. Bisa kita bicara sebentar?”Nicho dan Alex duduk berhadapan di restoran satu lokasi di Bandara mengingat Nicho yang akan terbang 30 menit lagi.Alex melirik buku balerina yang di bawa Nicho. "Kamu begitu mencintai Lily ya, Nicho?" tanya Alex memastikan penilaiannya.Nicho melihat tatapan Alex pada buku balerina, segera mengambil buku dan memasukkan pada sling bags."Kamu tak perlu tahu perasaanku," ucap Nicho ketus."Jika kamu begitu mencintai Lily, kenapa kamu mau menikahi Cella?"Nicho melotot, sungguh terkejut dengan ucapan Alex, sontak membuat produser itu terkekeh."Ha haha. Kenapa terkejut Kak, semua orang sudah tahu hal itu. Apa kamu tidak tahu?""Apa maksudmu?""Kemarin aku telah kerumahmu dan menjelaskan semuanya pada ayahmu, Marco. Aku mengakui jika aku memerkosa dan menculik Lila. Aku mau bertanggung jawab, tapi Daddy mu malah memukulku dan menolak mentah mentah."Alex menghela napas."Keesokan harinya, Daddy mu mengumumkan jika kamu akan bertunangan

    Last Updated : 2025-01-08
  • Gelora berbahaya Kakak   60. Menari balet bersama

    Nicho turun dari pesawat dan segera mengaktifkan ponsel, mencoba menghubungi kekecewaan. Berkali-kali ditelpon, sama sekali tak ada respon dari Lily. Disaat dirinya hampir putus asa, Catlyn muncul di benaknya."Mommy."Nicho segera menghubungi Catlyn.[Halo Nicho .] [Halo Mommy, ada di mana?] [Aku? aku ada di rumah, memangnya ada apa sayang? Oh ya kamu di mana? Diego berkata jika kamu ada di Paris. Apakah benar?] [Iya Mom, aku ada urusan sebentar di Paris. Aku tadi menghubungi Lily, tapi tak ada jawaban darinya. Apakah dia sedang sibuk?]Catlyn mengingat jika Lily tadi pamitan kepadanya.[Lily sedang berlatih balerina di gedung pelatihan.][Baiklah Mom, aku ada urusan. Kapan kapan aku hubungi lagi ya mom.][Iya, kamu hati hati di sana, Sayang.]Panggilan berakhir.Nicho segera pergi menuju gedung pelatihan Lily. Dia memutuskan untuk tak memberitahukan kepada siapapun jika dia ada di Amerika saat ini.Selama perjalanan Nicho terus memikirkan ucapan Alex."Apa aku menanyakan langsung

    Last Updated : 2025-01-10
  • Gelora berbahaya Kakak   61. Mengulang sejarah penyatuan mereka

    Lily merasa jika dirinya terlalu egois. Bukankah setiap masalah memang harus dibicarakan agar mendapatkan solusinya?Sedangkan Nicho menyalahkan kebodohannya telah menyakiti Lily. Berpikir logis jika cinta itu memberikan kebahagiaan bukan saling menyakiti membuat Nicho ingin berdiam diri. Berdiam diri bukannya menyerah namun mengacu pada meredakan emosi yang tak bisa dikendalikan oleh manusia itu sendiri. Setelah duduk menunggu Lily hampir 15 menit."Ceklek."Lily keluar dengan kaos putih press body dan celana jeans panjang. Rambut coklat tergerai bebas dan sedikit basah dan Lily mengusap usapnya dengan handuk, mencoba mengeringkannya.Tiba tibaNicho mengambil alih handuk dan membawa Lily duduk di bangku panjang.Nicho berdiri di belakang Lily, dengan pelan menggosok rambut, begitu telaten mengeringkan rambut Lily membuatnya tak nyaman.Hening,Tak ada yang berbicara, hanya keheningan gedung dan suara gesekan handuk bertemu rambut Lily."Hentikan, aku bisa sendiri," ucap Lily ketus

    Last Updated : 2025-01-12
  • Gelora berbahaya Kakak   62. Berdua di rumah kosong

    Nicho dan Lily memasuki ruangan dengan pandangan mencari-cari. Kulitnya merasakan dingin yang menusuk dan tangan kanannya menggenggam erat lengan Nicho, sedikit gemetar. "Rumah siapa ini, Kak Nicho?" tanyanya dengan suara yang hampir berbisik. "Ini rumah Bibi Sienna, ibunya Dilon," jawab Nicho sambil menyalakan lampu. Cahaya mengungkap rapi dan terawatnya setiap sudut. "Dilon menyewa pembersih untuk merawat rumah ini." Lily memutar matanya, mengamati setiap detail. Ketika cahaya mengungkapkan keindahan ruangan, desahan kagum tak sengaja lolos dari bibirnya. "Sungguh indah memang. Tapi, ke mana pembersihnya sekarang?" Nicho menatap beberapa foto di dinding kayu. "Dia pulang ke desanya tiap malam." "Jadi... tak ada orang lain selain kita?" Lily menelan ludah. "Tempat ini terasa... seram, Kak."KretBlakhSuasana rumah itu tiba-tiba berubah mencekam ketika angin kencang tanpa peringatan membanting pintu dan jendela terbuka dengan suara yang menggelegar. Lily, yang merasakan dingin

    Last Updated : 2025-01-14
  • Gelora berbahaya Kakak   63. Selimut tebal tak cukup menghangatkan

    "Jadi apakah kamu setuju jika aku bertunangan dengan Cella?""Apa?" Lily tak mengira jika Nicho akan mengatakan hal ini."Bukankah kamu telah memikirkannya jika lebih baik kita sebagai saudara. Lalu apakah kamu rela jika aku bertunangan dengan Cella, Lily?" lirih Nicho.Awalnya Nicho hanya ingin mengetahui perasaan Lily, apakah dia cemburu atau tidak. Namun, menanyakannya lagi membutuhkan sebuah pertimbangan yang sangat berat. Bagaimana jika Lily mengizinkannya? memperbolehkan bertunangan?"Lakukan saja, aku tahu kamu melakukannya demi kebaikan semua orang," bohong Lily dengan posisi masih membelakangi Nicho."Meski aku harus mengorbankan cinta kita, Lily?"Lily menunduk.Entah sejak kapan air mata sudah menetes di pipi, begitu pun Nicho yang tak tahan dengan semua ini.Nicho memeluk dari belakang, menyandarkan dagu pada bahu ringkih wanitanya saat ini."Apa kamu bisa melupakanku, Lily?"Lama terdiam tak ada sepatah kata terucap. Lily terisak, tak mampu menjawabnya.Hiks. Hiks.Dari t

    Last Updated : 2025-01-15
  • Gelora berbahaya Kakak   64. Semua tentang cinta

    "Kak, bisakah kau menjelaskan padaku tentang semua ini?" tanya Lily bingung.Nicho merasa tak nyaman harus mengatakan semuanya. "Maaf Lily, aku telah berbohong. Sebenarnya Mommy tidak tahu jika aku berada di Amerika. Tidak ada yang tahu, hanya kamu. Dan aku juga sudah berbohong dengan alasan kamu mendapat undangan bertamu dari Senior."Lily mendelik, "Kak, tega sekali kamu membohongi Mommy?"Nicho mencoba membela diri, "Aku hanya ingin bertemu denganmu dan menyelesaikan masalah kita, Lily."Lily mendengus sebal, berjalan menggelar karpet dan mulai membaringkan tubuhnya.Nicho mengikuti Lily dan berbaring di sampingnya. Mereka merasa canggung karena aktivitas panas yang terhenti, saling diam di tempat masing-masing. “Lily, apa kamu marah padaku?”Nicho mencoba kembali memeluk Lily, hendak melanjutkan aksinya. Namun, Lily tak bergerak membuat Nicho memandang wajah Lily. Merasakan nafasnya teratur, menandakan jika Lily telah tidur.Nicho tersenyum dan mencium pipi Lily, mengambil selimu

    Last Updated : 2025-01-18
  • Gelora berbahaya Kakak   65. Terkena titanuas

    3 jam sebelumnya"Kamu sudah bangun, Kak?" tanya Lily mengerjapkan mata, melihat Nicho berpakaian casual dan memakai apron, sibuk di dapur memasak.Nicho berbalik melihat Lily, berjalan mendekat dan memberikan morning kiss untuk adik tercinta.Cup.Ciuman singkat, akan tetapi ada lumatan di selanya."Kak, kenapa menciumku. Aku baru tidur dan bisa saja ada sisa liur di bibirku."Nicho tersenyum tak menggubris ucapan Nicho."Morning baby. Tidurmu nyenyak sekali Lily, sampai-sampai semalam aku menjamah tubuhmu saja kamu tak bangun?"Apa?"Sontak Lily membuka selimut dan melihat tubuhnya masih memakai kaos dan jeans yang sama dengan semalam."Benarkah, Kak?" tanya Lily dengan polosnya.Nicho tertawa dan menggeleng. "Aku hanya bercanda.""Ah, Kakak ini."Lily memukul dada bidang Nicho.Auwh.“Sakit, Lily!"Namun, Lily hanya tersenyum melihat tingkah lucu sang Kakak.Detik berikutnya, Lily memeluk manja, bersandar di pundak kokoh dan tegak Nicho.Mata Lily tertuju pada teflon di atas kompor

    Last Updated : 2025-01-19

Latest chapter

  • Gelora berbahaya Kakak   98. Main sky bersama

    "Hah?"Lily melongo, pikirannya sudah melayang kemLily mLily ternyata sang kakak malah mengucapkan keinginan yang jauh dari pemikirannya.Matanya memerah, ingin sekali menangis."Hiks, hiks, hiks."Nicho kebingungan mendapato Lily menangis saat ini."Hei, kenapa menangis?""Minggirlah, tubuhmu sangat berat"."Srekh."Lily mendorong tubuh dan duduk berpaling dari Nicho.Nicho menopang tubuhnya dengan lengan agar tak oleng."Hei, kamu marah Lily?"Lily hanya terdiam, duduk membelakangi membuat Nicho bangkit dan memeluk Lily dari belakang."Maaf sayang."Nicho menghela nafas berat seolah menahan sesuatu.Hal itu dapat Lily rasakan saat sesuatu menonjol menyentuh belakang tubuhnya."Aku begitu menginginkannya Lily, menjamah tubuh ini," ucap Nicho kembali menghirup ceruk leher beraroma lily blossom itu."Tapi ,..."Lily menoleh pada Nicho membuat Nicho tersenyum dan mencium pipi Lily."Cup.""Tapi aku tak mau memaksamu. Bukankah kamu juga sudah berjanji kepada Daddy bisa menjaga diri terma

  • Gelora berbahaya Kakak   97. Orang baik luarnya, belum tentu dalamnya

    Marco terkejut bukan main mendengar ucapan lantang dari Zico, antara shock dan tak siap memberi jawaban kepadanya. "Maaf dokter Zico, aku tak mengerti maksud Anda.""Aku merasa simpati kepada Lila dan aku ingin berbagi kesedihan dengannya," jelas Zico.Marco masih tak percaya jika Zico berani mengatakan hal seperti itu. "Maaf Dokter Zico, aku butuh waktu membicarakan hal ini kepada Lila dan istriku.""Benarkah, Tuan Marco? Anda mau mempertimbangkannya?"Marco tersenyum. "Aku akan mempertimbangkannya.""Terima kasih Tuan Marco."Dokter Zico pergi meninggalkan Marco. Dirinya tersenyum smirk di dalam mobil. "Sedikit lagi, aku akan mendapatkanmu, Lila," ucap Zico merasa senang.Kira-kira siapakah Zico? Dan apa tujuan dia datang di kehidupan Lila? "Sweety, tahukah kamu apa yang dikatakan Zico kepadaku tadi?" ucap Marco menghampiri sang istri dan duduk di sampingnya."Dokter Zico bicara apa? Beritahu aku, Suamiku?""Dia bilang jika penyakit yang diderita Lila saat ini cukup parah. Dia memin

  • Gelora berbahaya Kakak   96. Bolehkah aku menikahi Lila?

    Lila terlihat sangat kurus, badannya lemas, tak terisi makanan sama sekali.Catlyn sangat sedih melihat Lila seperti ini. Dia sudah berusaha membujuk dan merayu Lila agar mau makan dan membuka dirinya. Namun, semua usahanya tak membuahkan hasil.Setelah memanggil Dokter Alexa dan Dokter Evelyn. Kini Catlyn berinisiatif memanggil Dokter Zico ke kediamannya. “Terima kasih Dokter Ziko, anda sudah mau datang ke sini,” ucap Catlyn saat Zico datang.“Aku melakukan ini sesuai permintaan Anda, Nyonya,” jawab Zico santun dan ditanggapi secara welcome dari Catlyn. “Baiklah. Bisa Anda tunjukkan di mana Nona Lila berada?”“Dia berada di kamar.”Zico dan Catlyn berjalan beriringan menuju kamar Lila. Catlyn menyukai sikap santun dari Zico. Lelaki yang begitu sempurna untuk menjadi menantu. Namun entahlah, hanya Tuhan yang mempunyai kehendak menjodohkan anaknya, Lila dengan siapa dan Lily dengan siapa, nantinya.“Lila.”Catlyn masuk kamar, diiringi Zico di belakangnya.“Ada Dokter Ziko menjengukmu.

  • Gelora berbahaya Kakak   95. Tak ada lagi pengganggu

    "Benarkah itu, Kak?""Tentu saja Lily. Kamu suka?"Lily mengangguk antusias.Mereka menyusuri jembatan dengan tangan saling menggenggam. Nicho menyetir pelan, sesekali dia mencium punggung tangan Lily sedangkan Lily memandangi indahnya pemandangan laut dari atas jembatan.Lama perjalanan dan terasa bahagia, membuat waktu lebih cepat berjalan.Mereka tiba di tujuan sudah malam saja.Nicho sengaja mengajak Lily ke Rocky Mountain karena mereka satu hobi dalam hal ini yaitu sama-sama menyukai pegunungan yang mencakup wilayah seluas 4.830 kilometer dari British Columbia, Kanada hingga Meksiko tersebut.Aktivitas wisata yang bisa dilakukan saat berada di Rocky Mountain adalah :Memancing, Ski, Rafting, Arung jeram, Pendakian, Panjat tebing, Dan Berkuda.Nicho ingin naik Banff Gondola bersama Lily. Sebuah fasilitas wisata yang akan membawa para wisatawan ke spot terbaik Rocky.Duduk berdua menikmati indahnya pemandangan, pasti sangat romantis.Nicho berencana mengajak Lily melakukan semua itu

  • Gelora berbahaya Kakak   94. Kecelakaan mobil

    Boom.DuarMobil seketika meledak membuat Alex dan Wilson terpental. Untung saja ambulance segera datang dan membawa semua korban ke rumah sakit terdekat. Sepanjang perjalanan, Catlyn menangis, dirinya sungguh menyesal membiarkan Nicho menginap di desa."Cepat bawa anak ini ke ruang ICU!" perintah Dokter jaga.Nicho segera di bawa masuk dan mendapat penanganan medis. Baru lima menit berselang, dokter keluar ruangan dan meminta Catlyn mendonorkan darahnya untuk sang anak. “Kami butuh pendonor darah untuk anak Anda!”Catlyn menggeleng, membuat Wilson bertanya tanya. Ibu macam mana yang tak mau mendonorkan darah untuk anaknya yang sedang kritis."Maaf Dokter, darah saya tidak sama dengan Nicho," jawab Catlyn. Dia segera mendekati Wilson. "Wilson darah Nicho, Ab+, apakan kamu sama?" tanya Catlyn, membuat Wilson terkejut."I- iya darah saya Ab, Nyonya.""Syukurlah Wilson, aku mohon selamatkan Nicho, karena saat ini darah yang sama hanya Diego.""Diego?”Nicho yang mendengar pembicaraan ters

  • Gelora berbahaya Kakak   93. 12 tahun lalu

    "A- apa maksudmu Nicho?"Nicho memandang laut lepas. "Sebenarnya aku adalah anak Diego yang diasuh Daddy and Mommy Catlyn sejak bayi karena ibu kandungku meninggal setelah melahirkanku.""Apa?" teriak Wilson. "Benarkah itu, Nicho?"Nicho mengangguk. "Apa kamu tidak ingat kejadian pada ulang tahunku saat umurku sepuluh tahun?""Sepuluh tahun?"Wilson berusaha mengingat masa di mana dirinya berperan penting dalam menyelematkan seorang Nicho dari maut.Ya, Wilson mengingat semuanya sekarang.Flashback 12 tahun lalu."Tolong!""Tolong!"Hal itu bermula saat Nicho ikut Alex pulang setelah menginap di rumah Dilon semalam."Nicho, ayo kita ke kota. Aku antar kamu pulang sekalian paman mau ke rumah sakit," ucap Alex setelah sarapan.Nicho dan Alex kemudian berpamitan kepada Sienna."Bibi di mana Dilon? sehabis sarapan aku tak menemukannya."Sienna memandang sekitar mencari keberadaan Dilon."Entahlah sayang mungkin dia di toilet. Kalian pergilah nanti aku bilang kepada Dilon," jawab Sienna ber

  • Gelora berbahaya Kakak   92. Saudara kandung?

    Evelyn datang dan memeriksa keadaan Lila, memberi kesaksian jika Lila mengalami tindakan kekerasan dari Alex.Marcosegera memerintahkan polisi menangkap Alex.Saat ini Alex sedang syuting terakhir filmnya. Baru saja merebahkan diri, Polisi datang dengan dua orang ajudannya, menemui seorang Alex.Mereka membawa surat perintah penangkapan atas kasus pelecehan seksual yang dilakukan Alex kepada Lila."Maaf, Tuan Alex, dengan berat hati kami harus menangkap Anda."Atas dasar apa kalian menangkapku?" tanya Alex."Atas pengaduan kasus kekerasan seksual yang Anda lakukan kepada saudara Lila."Alex tersenyum smirk dan berkata, "cepat sekali surat penangkapan ini datang kepadaku."Polisi mengkode ajudannya untuk segera menangkap Alex.Tanpa perlawanan, Alex membiarkan tangannya diborgol."Boss."John berusaha menghentikan aksi ajudan dengan menarik tubuh mereka."Biarkan saja mereka menangkapku John. Kamu tenang saja, Aku tak akan lama ditahan di sana," ucap Alex penuh kesombongan.Alex dibawa

  • Gelora berbahaya Kakak   91. Kekecewaan Marco dan Catlyn

    Catlyn tersadar dari pingsan."Di mana aku?"Auwh.Catlyn mengaduh, merasakan sakit kepala yang begitu hebat."Tenanglah Catlyn. Kamu ada di rumah sakit milikku," ucap Alexa.Bertahun tahun bekerja di rumah sakit orang lain, Alexa ingin membangun rumah sakit miliknya sendiri. Dan hal itu diwujudkan seorang Diego belum lama ini."Alexa?""Iya." Alexa tersenyum mendekat. "Ada orang yang menemukanmu pingsan di mobil dan segera membawa ke rumah sakit terdekat yaitu rumah sakit milikku. Tak kusangka wanita itu adalah kamu Catlyn.""Lila," lirih Catlyn mengingat kejadian yang menimpa anaknya."Lila? Ada apa dengan Lila?" tanya Alexa bingung."Seseorang telah menculik Lila. Bagaimana, ini?"Catlyn mencari ponselnya, ingin menghubungi Marco. Namun, Alexa menghentikan aksinya."Alexa, ada apa denganmu? berikan ponselku. Aku ingin menghubungi suamiku."Alexa menggeleng. "Catlyn, dia sedang meeting penting bersama suamiku. Kamu istirahat saja. Setelah meeting, aku akan menghubungi Diego."Catly

  • Gelora berbahaya Kakak   90. Kembali jatuh di tangan Alex

    2 minggu sebelumnya.Lila pergi kontrol rutin di rumah sakit. Dokter yang kini menanganinya adalah Evelyn, spesialis kandungan dan juga psikolog.Lila diantar Catlyn ditemani 4 buah pengawal baru dan tak begitu dekat dengan Catlyn karena Wilson menemani Lily berangkat ke Kanada.Marco sendiri sedang ada meeting di London bersama Diego, sang asisten.Alex yang mendengar kabar tersebut tak menyia-nyiakan kesempatan emas ini.Dia segera mengerahkan anak buahnya untuk menghadang Lila."Aku telah memeriksa organ intim Anda dan hasilnya sudah normal, Lila. Satu hal yang harus Anda tahu, tolong jangan dibuat berhubungan badan dahulu. Rasa sakit saat bersenggama akan terjadi. Bisa juga timbul masalah baru nanti jika Anda tetap memaksa berhubungan badan," jelas Evelyn.Lila hanya diam, menyimak semua penjelasan Evelyn. Sedangkan Catlyn berkonsultasi banyak hal kepada Dokter cantik itu. Mengeluarkan semua unek-unek dan ketakutannya saat ini.Evelyn memandang Lila sekilas dan mendekatinya. "Lila

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status