Home / Romansa / Gelora berbahaya Kakak / 60. Menari balet bersama

Share

60. Menari balet bersama

Author: ZuniaZuny
last update Last Updated: 2025-01-10 23:53:47

Nicho turun dari pesawat dan segera mengaktifkan ponsel, mencoba menghubungi kekecewaan. Berkali-kali ditelpon, sama sekali tak ada respon dari Lily. Disaat dirinya hampir putus asa, Catlyn muncul di benaknya.

"Mommy."

Nicho segera menghubungi Catlyn.

[Halo Nicho .]

[Halo Mommy, ada di mana?] [Aku? aku ada di rumah, memangnya ada apa sayang? Oh ya kamu di mana? Diego berkata jika kamu ada di Paris. Apakah benar?]

[Iya Mom, aku ada urusan sebentar di Paris. Aku tadi menghubungi Lily, tapi tak ada jawaban darinya. Apakah dia sedang sibuk?]

Catlyn mengingat jika Lily tadi pamitan kepadanya.

[Lily sedang berlatih balerina di gedung pelatihan.]

[Baiklah Mom, aku ada urusan. Kapan kapan aku hubungi lagi ya mom.]

[Iya, kamu hati hati di sana, Sayang.]

Panggilan berakhir.

Nicho segera pergi menuju gedung pelatihan Lily. Dia memutuskan untuk tak memberitahukan kepada siapapun jika dia ada di Amerika saat ini.

Selama perjalanan Nicho terus memikirkan ucapan Alex.

"Apa aku menanyakan langsung
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Gelora berbahaya Kakak   61. Mengulang sejarah penyatuan mereka

    Lily merasa jika dirinya terlalu egois. Bukankah setiap masalah memang harus dibicarakan agar mendapatkan solusinya?Sedangkan Nicho menyalahkan kebodohannya telah menyakiti Lily. Berpikir logis jika cinta itu memberikan kebahagiaan bukan saling menyakiti membuat Nicho ingin berdiam diri. Berdiam diri bukannya menyerah namun mengacu pada meredakan emosi yang tak bisa dikendalikan oleh manusia itu sendiri. Setelah duduk menunggu Lily hampir 15 menit."Ceklek."Lily keluar dengan kaos putih press body dan celana jeans panjang. Rambut coklat tergerai bebas dan sedikit basah dan Lily mengusap usapnya dengan handuk, mencoba mengeringkannya.Tiba tibaNicho mengambil alih handuk dan membawa Lily duduk di bangku panjang.Nicho berdiri di belakang Lily, dengan pelan menggosok rambut, begitu telaten mengeringkan rambut Lily membuatnya tak nyaman.Hening,Tak ada yang berbicara, hanya keheningan gedung dan suara gesekan handuk bertemu rambut Lily."Hentikan, aku bisa sendiri," ucap Lily ketus

    Last Updated : 2025-01-12
  • Gelora berbahaya Kakak   62. Berdua di rumah kosong

    "Rumah siapa ini Kak Nicho?""Ini rumah bibi Sienna, ibunya Dilon. Rumah ini terawat dengan baik karena Dilon menyuruh seorang pembersih rumah."Lily melihat sekitar dengan seksama. "Sungguh indah memang, lalu ke mana pembersih rumah ini?”Nicho memandang beberapa poto yang terpajang di dinding kayu tersebut."Dia akan pulang ke desa sebelah jika malam.""Jadi tak ada orang selain kita? di sini terlalu seram kak."KretBlakh.Tiba-tiba angin berhembus kencang membuka pintu dan jendela bersamaan.Sontak Lily memeluk Nicho."Kak aku takut?""Kamu tunggu di sini Lily. Aku akan mengunci pintu dan jendela."Nicho berjalan menutup dan mengunci pintu serta jendela dengan cepat.Pyar!Aakh.Tiba-tiba terdengar suara benda pecah dari dapur membuat Lily menjerit hebat.Lily berlari memeluk Nicho, "Kak ayo kita pulang tempat ini tak beres, ada hantunya, aku takut."Nicho mengusap punggung Lily sekilas. "Tenanglah Lily, aku akan melihatnya.”Nicho berjalan ke dapur dan ada sesuatu di sana Miauw

    Last Updated : 2025-01-14
  • Gelora berbahaya Kakak   63. Selimut tebal tak cukup menghangatkan

    "Jadi apakah kamu setuju jika aku bertunangan dengan Cella?""Apa?" Lily tak mengira jika Nicho akan mengatakan hal ini."Bukankah kamu telah memikirkannya jika lebih baik kita sebagai saudara. Lalu apakah kamu rela jika aku bertunangan dengan Cella, Lily?" lirih Nicho.Awalnya Nicho hanya ingin mengetahui perasaan Lily, apakah dia cemburu atau tidak. Namun, menanyakannya lagi membutuhkan sebuah pertimbangan yang sangat berat. Bagaimana jika Lily mengizinkannya? memperbolehkan bertunangan?"Lakukan saja, aku tahu kamu melakukannya demi kebaikan semua orang," bohong Lily dengan posisi masih membelakangi Nicho."Meski aku harus mengorbankan cinta kita, Lily?"Lily menunduk.Entah sejak kapan air mata sudah menetes di pipi, begitu pun Nicho yang tak tahan dengan semua ini.Nicho memeluk dari belakang, menyandarkan dagu pada bahu ringkih wanitanya saat ini."Apa kamu bisa melupakanku, Lily?"Lama terdiam tak ada sepatah kata terucap. Lily terisak, tak mampu menjawabnya.Hiks. Hiks.Dari t

    Last Updated : 2025-01-15
  • Gelora berbahaya Kakak   64. Semua tentang cinta

    "Kak, bisakah kau menjelaskan padaku tentang semua ini?" tanya Lily bingung.Nicho merasa tak nyaman harus mengatakan semuanya. "Maaf Lily, aku telah berbohong. Sebenarnya Mommy tidak tahu jika aku berada di Amerika. Tidak ada yang tahu, hanya kamu. Dan aku juga sudah berbohong dengan alasan kamu mendapat undangan bertamu dari Senior."Lily mendelik, "Kak, tega sekali kamu membohongi Mommy?"Nicho mencoba membela diri, "Aku hanya ingin bertemu denganmu dan menyelesaikan masalah kita, Lily."Lily mendengus sebal, berjalan menggelar karpet dan mulai membaringkan tubuhnya.Nicho mengikuti Lily dan berbaring di sampingnya. Mereka merasa canggung karena aktivitas panas yang terhenti, saling diam di tempat masing-masing. “Lily, apa kamu marah padaku?”Nicho mencoba kembali memeluk Lily, hendak melanjutkan aksinya. Namun, Lily tak bergerak membuat Nicho memandang wajah Lily. Merasakan nafasnya teratur, menandakan jika Lily telah tidur.Nicho tersenyum dan mencium pipi Lily, mengambil selimu

    Last Updated : 2025-01-18
  • Gelora berbahaya Kakak   65. Terkena titanuas

    3 jam sebelumnya"Kamu sudah bangun, Kak?" tanya Lily mengerjapkan mata, melihat Nicho berpakaian casual dan memakai apron, sibuk di dapur memasak.Nicho berbalik melihat Lily, berjalan mendekat dan memberikan morning kiss untuk adik tercinta.Cup.Ciuman singkat, akan tetapi ada lumatan di selanya."Kak, kenapa menciumku. Aku baru tidur dan bisa saja ada sisa liur di bibirku."Nicho tersenyum tak menggubris ucapan Nicho."Morning baby. Tidurmu nyenyak sekali Lily, sampai-sampai semalam aku menjamah tubuhmu saja kamu tak bangun?"Apa?"Sontak Lily membuka selimut dan melihat tubuhnya masih memakai kaos dan jeans yang sama dengan semalam."Benarkah, Kak?" tanya Lily dengan polosnya.Nicho tertawa dan menggeleng. "Aku hanya bercanda.""Ah, Kakak ini."Lily memukul dada bidang Nicho.Auwh.“Sakit, Lily!"Namun, Lily hanya tersenyum melihat tingkah lucu sang Kakak.Detik berikutnya, Lily memeluk manja, bersandar di pundak kokoh dan tegak Nicho.Mata Lily tertuju pada teflon di atas kompor

    Last Updated : 2025-01-19
  • Gelora berbahaya Kakak   66. Ingin tinggal untuk merawatnya

    Da- darah," gumam Lily.Dirinya bergetar hebat. Melihat darah masih menyisakan trauma berat di pikirannya. Reflek Nicho mundut dan menutupi tangannya. "Ah, aku tidak apa apa Lily, jangan khawatir," ucap Nicho segera mencabut tangannya dari paku tersebut.AakhNicho mengerang, rasanya sedikit sakit namun tak sebanding dengan rasa trauma yang Lily alami."Hei Lily, aku tak apa+apa. Jangan khawatir," ucap Nicho sambil menutup lukanya dengan tangan berharap darah mau berhenti.Lily menggeleng dan memandang sekitar.'Tidak, ini tak boleh terjadi,' batin Lily, berdiri dan mencari kotak p3k di rumah tersebut. Dengan cepat Lily menemukan kotaknya dan membawakannya kepada Nicho.Meski gemetar, Lily tetap mengoleskan betadin pada luka Nicho dan meniup niupnya."Maaf Lily."Lily menggeleng dan terus meniup luka di tangan Nicho."Harusnya aku tak memaksamu,” sesal Nicho bergetar."Sudahlah kak, jangan bicara lagi." Lily terus meniup dan memplester tangan Nicho. Melihat tusukan paku dan darah yan

    Last Updated : 2025-01-20
  • Gelora berbahaya Kakak   66. Berdua, penuh cinta di apartemen

    "Lily apa kamu ingin tinggal di sini?" tanya Alexa."Apa?" tanya Diego tak percaya jika istrinya menanyakan hal yang tak masuk akal.Lily mengangguk, membuat Diego semakin kesal. "Alexa apa maksudmu menanyakan hal itu?""Biarkan mereka di sini, Sayang?" Diego berdiri tegak, rahangnya mengeras, "Tidak, Alexa. Tidak!" Dia menekankan setiap kata dengan tegas dan mendominasi ruangan tersebut. "Tahukah kamu?" sambungnya, suaranya rendah namun jelas terdengar di seluruh penjuru, "Mereka akan terus berhubungan, berkali-kali tanpa henti." Setiap mata di ruangan itu terbelalak, terpana oleh kerasnya pernyataan Diego. "Apa maksudmu, Paman?" Lily menantang dengan mata yang menyala-nyala, suaranya penuh emosi. "Kami tidak pernah melakukan hal itu!" Tatapan Diego menusuk tajam, kilatan marah bersembunyi di balik matanya. Hampir saja dia menyatakan rahasia besar yang melibatkan Nicho, tetapi dengan cepat, dia menarik napas dalam dan menahan diri. Ada rahasia yang jika terungkap, bisa mengguncang

    Last Updated : 2025-01-22
  • Gelora berbahaya Kakak   67. Demam tingi, Lily panik

    Kenapa kamu menanyakannya? Apa kamu tidak setuju aku menikahkan Nicho dengan Cella?""Ah bukan begitu bos, aku hanya bertanya kepadamu. Soal pertunangan itu biarkan Nicho sendiri yang memutuskannya," putus Diego.Semua relasi Marco sudah menunggu dan berdiri hormat saat ini."Maaf membuat kalian menunggu. Ayo kita mulai rapatnya."Rumah sakit."Dokter Alexa, kenapa Anda terlambat. Pasien hampir saja kehilangan nyawanya jika tadi tak ada dokter muda sedang berkunjung ke sini," ucap asisten perawat Alexa."Benarkah? Kenapa bisa terjadi hal seperti itu?""Tadi sebelum operasi, dia diberi suntikan namun entah mengapa reaksi gatal seluruh tubuh dan dia mengerang sakit di kepalanya."Alexa sungguh terkejut mendengar penjelasan dari perawatnya."Ya Tuhan. Berikan aku sampel suntikan dan kandungan apa saja yang terkandung di dalamnya. Lalu untuk Dokter muda itu, siapakah dia? Dari rumah sakit mana?"Perawat tersebut mengambil buku laporan data Dokter visit hari ini. Dan menunjuk seorang lelak

    Last Updated : 2025-01-24

Latest chapter

  • Gelora berbahaya Kakak   72. Cemburunya Alex pada kedekatan Lila dan Zico

    "Di-di perkosa?"Lila menghela napas panjang."Ceritanya sangat panjang. Setelah memerkosaku, dia selalu mencari cara untuk kembali menjamahku termasuk saat kamu menolongku di Rumah Sakit dan-""Dan saat kamu hendak kontrol waktu itu?" tanya Zico memutus perkataan Lila."Iya.""Brengsek sekali dia," umpat Zico marah. Dirinya merasa kasihan pada Lila.Berfikir secara logis dan memberi masukan kepada Lila."Lila, aku seorang psikiater. Melihat detail masalahmu aku jadi ingin memberimu saran, apakah kamu mau menerimanya?"Lila memandang penuh tanya pada Zico, berharap jika saran yang akan dia berikan adalah saran yang terbaik.Melihat Lila diam, Zico melanjutkan pembicaraan. "Lila, sebaiknya kamu besarkan janin yang kamu kandung. Terlepas kamu benci atau tidaknya kepada si Ayah janin ini, dia makhluk Tuhan yang bernyawa di dirimu. Sangat berdosa jika kamu membunuhnya. Jika dia langsung mati tidak apa apa, namun jika Tuhan menetapkan hidup bersamamu, apakah dia akan mati? Tentu tidak, dan

  • Gelora berbahaya Kakak   71. Gugurkan kandunganmu!

    Lila mengepalkan tangan, merasa marah dengan takdir yang diberikan Tuhan kepadanya."Lila, gugurkan kandunganmu?""Daddy?"Lily sungguh terkejut mendengar perintah sang Ayah."Sweety, jangan suruh Lila melakukan hal yang dibenci Tuhan?" keluh Catlyn tak suka dengan ucapan sang suami.Tiba tiba,..."Bugh.""Bugh.""Lila apa yang kamu lakukan?"Alexa dan Catlyn segera memegang tangan Lila yang dibuat untuk memukul mukul perutnya."Aku benci janin ini. Aku benci.""Lepaskan aku Mommy, Bibi. Biarkan Aku membunuh janin ini, aku tak mau. Aku tak mau hamil anak dari psikopat Alex. Lepaskan, lepaskan aku!?" teriak Lila sekeras mungkin sambil berusaha melepaskan diri dari cekalan Catlyn dan Alexa.Sedangkan Lily hanya diam terpaku, memposisikan jika situasi ini menimpanya sekarang, apa yang akan dia lakukan? Tentu saja dia akan mempertahankan bayinya karena menggugurkan kandungan adalah perbuatan yang dibenci oleh Tuhan dan menjadikanNYA murka.Tiba tiba air mata menetes membasahi pipi Lily."

  • Gelora berbahaya Kakak   70. Lila hamil?

    "Hampir saja aku menjamahnya," gumam Nicho merasa hampir mendapatkan Lily kembali.Nicho kembali membuka foto Lily dengan tanda kepemilikan di lehernya."Kenapa aku lupa tak mengabadikan moment kebersamaan kemarin," keluh Nicho. Di cium berkali kali poto tersebut.Nicho begitu tergila gila pada adiknya ini.{Lily tunggu aku. Aku akan segera pulang dan menyelesaikan semua ini. Aku mencintaimu Lily. I love you.}Dikirim pesan itu dan Nicho ingin segera terlelap namun bayangan Lily selalu muncul membuatnya ingin menghubungi Lily.Nicho memutuskan untuk menghubungi Lily.Panggilan ke satu, ke dua, ke tiga masih tak dijawab.Nicho putus asa. Dirinya mencari kotak berisi tentang sprei bernoda, membuka dan menjadikannya selimut.Menutup mata dengan memeluk sprei sambil membayangkan Lily ada di sisinya saat ini.Pada akhirnya Nicho pun terlelapPagi hari.Keluarga Marco telah menyelesaikan sarapan bersama."Tuan ada paket masuk, ucap pelayan masuk membawa paket.""Dari siapa?" tanya Marco. "

  • Gelora berbahaya Kakak   69. Berusaha meyakinkan Nicho

    "Catlyn, apa kamu sudah tahu jika Nicho akan bertunangan dengan Cella saat dia pulang nanti?" tanya Alexa berusaha mengorek informasi sebanyak mungkin untuk membantu Nicho."Cella? Ah iya, Marco pernah menyinggungnya. Namun,aku tak tahu jika akan terjadi pertunangan."Alexa mengangguk."Apa kamu tidak bertanya kepada Nicho? Apa kamu tak tahu Lily, jika Nicho pergi ke Kanada sengaja untuk menghindari pertunangan ini?""A- apa maksudmu Alexa?"Alexa tersenyum. "Catlyn, Nicho sudah mempunyai kekasih. Apa kamu tega memisahkan dia dari kekasihnya?""Apa? Kekasih?" Catlyn tak menyangka jika Alexa tahu detail masalah Nicho sejauh ini."He' ems. Dan sepertinya Nicho begitu mencintai kekasihnya."Lily sibuk menyimak dari tadi dan saat Alexa menyinggungnya, Lily tersenyum.'Terima kasih bi,’ batin Lily."Darimana kamu tahu semua ini, Alexa?"Alexa melirik Lily sekilas, "Diego, dialah yang menceritakannya kepadaku. Kita sebagai ibu Catlyn, aku harap kamu bisa membantu anakmu, Nicho. Coba bayangka

  • Gelora berbahaya Kakak   68. Hampir kepergok Catlyn

    "Kak sebaiknya kita pulang saja, ya?" tawar Lily.Nicho menggeleng, dirinya sungguh takut jika dia pulang, Marco segera menyuruhnya bertunangan dengan Cella."Aku tak bisa merawatmu di sini Kak. Bagaimana jika mommy mencari kita?"Nicho memegang erat tangan Lily membuat sang adik merasa bersalah.Lima menit kemudian, terdengar dengkuran halus dari Nicho. Lily merasa bersalah, di saat seperti ini dia tak bisa apa apa, hanya mendampingi Nicho, sesekali menggantikan waslap untuk mengompres kening Nicho.Lily ikut tertidur dengan posisi duduk di lantai. Nicho sendiri merasakan jika tubuhnya sangat lemas dan ingin terpejam meski Nicho sudah berusaha keras tetap sadar namun kuatnya efek obat yang disuntikkan Alexa membuatnya tak mampu menahan lagi, terlelap hingga berjam jam.Sore hari."Kau sudah bangun, Sayang," ucap Alexa melirik Nicho yang bergerak dan membuka mata.Nicho melihat jam tangan sudah menunjukkan pukul 15.00 sore.Alexa sengaja pulang lebih awal demi membuatkan bubur dan menj

  • Gelora berbahaya Kakak   67. Demam tingi, Lily panik

    Kenapa kamu menanyakannya? Apa kamu tidak setuju aku menikahkan Nicho dengan Cella?""Ah bukan begitu bos, aku hanya bertanya kepadamu. Soal pertunangan itu biarkan Nicho sendiri yang memutuskannya," putus Diego.Semua relasi Marco sudah menunggu dan berdiri hormat saat ini."Maaf membuat kalian menunggu. Ayo kita mulai rapatnya."Rumah sakit."Dokter Alexa, kenapa Anda terlambat. Pasien hampir saja kehilangan nyawanya jika tadi tak ada dokter muda sedang berkunjung ke sini," ucap asisten perawat Alexa."Benarkah? Kenapa bisa terjadi hal seperti itu?""Tadi sebelum operasi, dia diberi suntikan namun entah mengapa reaksi gatal seluruh tubuh dan dia mengerang sakit di kepalanya."Alexa sungguh terkejut mendengar penjelasan dari perawatnya."Ya Tuhan. Berikan aku sampel suntikan dan kandungan apa saja yang terkandung di dalamnya. Lalu untuk Dokter muda itu, siapakah dia? Dari rumah sakit mana?"Perawat tersebut mengambil buku laporan data Dokter visit hari ini. Dan menunjuk seorang lelak

  • Gelora berbahaya Kakak   66. Berdua, penuh cinta di apartemen

    "Lily apa kamu ingin tinggal di sini?" tanya Alexa."Apa?" tanya Diego tak percaya jika istrinya menanyakan hal yang tak masuk akal.Lily mengangguk, membuat Diego semakin kesal. "Alexa apa maksudmu menanyakan hal itu?""Biarkan mereka di sini, Sayang?" Diego berdiri tegak, rahangnya mengeras, "Tidak, Alexa. Tidak!" Dia menekankan setiap kata dengan tegas dan mendominasi ruangan tersebut. "Tahukah kamu?" sambungnya, suaranya rendah namun jelas terdengar di seluruh penjuru, "Mereka akan terus berhubungan, berkali-kali tanpa henti." Setiap mata di ruangan itu terbelalak, terpana oleh kerasnya pernyataan Diego. "Apa maksudmu, Paman?" Lily menantang dengan mata yang menyala-nyala, suaranya penuh emosi. "Kami tidak pernah melakukan hal itu!" Tatapan Diego menusuk tajam, kilatan marah bersembunyi di balik matanya. Hampir saja dia menyatakan rahasia besar yang melibatkan Nicho, tetapi dengan cepat, dia menarik napas dalam dan menahan diri. Ada rahasia yang jika terungkap, bisa mengguncang

  • Gelora berbahaya Kakak   66. Ingin tinggal untuk merawatnya

    Da- darah," gumam Lily.Dirinya bergetar hebat. Melihat darah masih menyisakan trauma berat di pikirannya. Reflek Nicho mundut dan menutupi tangannya. "Ah, aku tidak apa apa Lily, jangan khawatir," ucap Nicho segera mencabut tangannya dari paku tersebut.AakhNicho mengerang, rasanya sedikit sakit namun tak sebanding dengan rasa trauma yang Lily alami."Hei Lily, aku tak apa+apa. Jangan khawatir," ucap Nicho sambil menutup lukanya dengan tangan berharap darah mau berhenti.Lily menggeleng dan memandang sekitar.'Tidak, ini tak boleh terjadi,' batin Lily, berdiri dan mencari kotak p3k di rumah tersebut. Dengan cepat Lily menemukan kotaknya dan membawakannya kepada Nicho.Meski gemetar, Lily tetap mengoleskan betadin pada luka Nicho dan meniup niupnya."Maaf Lily."Lily menggeleng dan terus meniup luka di tangan Nicho."Harusnya aku tak memaksamu,” sesal Nicho bergetar."Sudahlah kak, jangan bicara lagi." Lily terus meniup dan memplester tangan Nicho. Melihat tusukan paku dan darah yan

  • Gelora berbahaya Kakak   65. Terkena titanuas

    3 jam sebelumnya"Kamu sudah bangun, Kak?" tanya Lily mengerjapkan mata, melihat Nicho berpakaian casual dan memakai apron, sibuk di dapur memasak.Nicho berbalik melihat Lily, berjalan mendekat dan memberikan morning kiss untuk adik tercinta.Cup.Ciuman singkat, akan tetapi ada lumatan di selanya."Kak, kenapa menciumku. Aku baru tidur dan bisa saja ada sisa liur di bibirku."Nicho tersenyum tak menggubris ucapan Nicho."Morning baby. Tidurmu nyenyak sekali Lily, sampai-sampai semalam aku menjamah tubuhmu saja kamu tak bangun?"Apa?"Sontak Lily membuka selimut dan melihat tubuhnya masih memakai kaos dan jeans yang sama dengan semalam."Benarkah, Kak?" tanya Lily dengan polosnya.Nicho tertawa dan menggeleng. "Aku hanya bercanda.""Ah, Kakak ini."Lily memukul dada bidang Nicho.Auwh.“Sakit, Lily!"Namun, Lily hanya tersenyum melihat tingkah lucu sang Kakak.Detik berikutnya, Lily memeluk manja, bersandar di pundak kokoh dan tegak Nicho.Mata Lily tertuju pada teflon di atas kompor

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status