Makanya ... jangan ngambil suami orang 😆 Ah salah ... dasar Noahnya yang agak-agak ....
“Noah dan Alice memberi kita ini, Sayang ….” Laura menunjukkan isi dalam kardus berisi pakaian berwarna-warni, juga boneka panda besar. “Semoga mereka juga segera diberi momongan.” “Lihatlah apa yang diberikan Paman Jake,” sahut Asher sambil berdecak-decak sambil menyeringai. Laura dan Asher kini sedang sibuk membuka kado-kado dari baby shower kemarin. Karena belum ada yang mengetahui jenis kelamin bayi mereka sebelumnya, beberapa hadiah tak begitu cocok digunakan untuk bayi lelaki. Namun, hal tersebut justru mengundang gelak tawa keduanya. “Setelah ini, kita belanja barang-barang baru untuk kedua bayi kita. Semua pemberian mereka cukup bagus, tetapi tidak ada yang membelikan satu pasang yang sama.” “Kau benar … tapi, aku malas jalan keluar, Sayang,” rengek Laura manja. Di saat yang sama, beberapa pelayan masuk ke kamar. Mereka membawakan beberapa kotak kado besar. “Dari siapa? Bukankah semua kado kemarin sudah ada di sini?” tanya Asher. “Tadi baru saja diantar kurir, Tuan. Tida
“Jadi, untuk apa kau diam-diam membuntuti Laura?” tanya Asher dingin. “Apa maksudmu aku membuntuti Laura? Aku hanya sedang melintas di sini? Apa jalan ini juga milikmu?” Asher mengangguk pada Gerry. Pengawal itu segera menyeret sang penguntit masuk ke dalam mobil. Asher pun ikut masuk ke kursi penumpang di sebelahnya. “Tuan Simon, apa kau tidak malu diam-diam menguntit istriku?” “Aku sudah bilang, aku tidak pernah membuntuti atau menguntit istrimu!” Tentunya, pria itu hanya berdusta. Semenjak tahu bahwa Laura dijebak dan Nora selalu menuduh Laura, Simon merasa sangat bersalah pada putri kandungnya. Akan tetapi, dia tak bisa menemui Laura terang-terangan. Selain karena Asher Smith selalu berada di sisi Laura seperti anjing penjaga, Simon tak punya muka menghadapi Laura. Dia bahkan telah mengatakan sesuatu yang teramat menyakitkan. “Lalu kenapa kau diam-diam memberi kado untuk bayi kami? Dan … siapa yang mengatakan padamu jika Laura mengandung bayi kembar?” Simon terperangah oleh
Akhir-akhir ini, Laura merasa kesepian. Asher terkadang tak mau melihat wajahnya karena ulah Laura sendiri. Melihat ekspresi sang suami yang selalu menahan diri, begitu menyenangkan bagi Laura. Awalnya, Laura melakukan itu untuk memancing Asher karena dirinya sendiri menginginkan permainan panas dengan Asher. Tetapi, sikap Asher yang terus-menerus menolaknya, membuat Laura gemas dan tak sanggup menahan diri untuk tidak menggoda. Sayangnya, beberapa hari ini Asher semakin sibuk dengan banyak pesanan perhiasan dari negara lain. Berkat Joanna, teman-teman sosialitanya berbondong-bondong memesan perhiasan khusus yang hanya ada satu di dunia untuk masing-masing orang. Asher perlu mencocokkan perhiasan itu dengan setiap karakter mereka. Karena Asher pandai menilai karakter seseorang, juga karena sebagaian besar dari mereka teman-teman Joanna, Asher tak ingin mengecewakan dengan memberikan hasil yang tidak maksimal. Semua model perhiasan disesuaikan dengan setiap kliennya. “Sayang … kema
Sebagian besar penghuni kediaman Smith berdiri di sepanjang koridor. Memberikan kekuatan bagi Asher yang duduk dengan kepala tertunduk. Jake memijat salah satu pundak Asher agar pria itu merasa lebih tenang. “Bersabarlah … kau harus kuat.” Mereka sangat khawatir karena baru kali ini menyaksikan kelahiran bayi kembar. Namun, dari semua orang itu, Joanna-lah yang paling ketakutan menunggu Laura yang sedang menjalani operasi caesar untuk persalinan bayi kedua. Rasa trauma menyaksikan beberapa anggota keluarga dulu kehilangan bayi kembarnya, membuat Joanna tak bisa tenang sedikit pun. Kedua tangan Joanna terus menangkup di depan dada dengan mata terpejam. Bibirnya komat-kamit tanpa suara memohon keselamatan cucu dan cicitnya. “Bagaimana kondisi, Laura?” Emma baru saja tiba dengan Pamela dan Alan. “Masih menjalani operasi di dalam,” jawab Theo. Emma berdecih melihat pria itu. Bahkan, ketika semua orang panik, Theo masih tanpa ekspresi apa pun. ‘Lihat saja kalau istrimu melahirkan na
“Tuan Asher. Saya di sini sebagai perwakilan dari MR Company untuk membahas kerja sama dengan perusahaan Anda.” Wanita itu berusaha keras mempertahankan ketenangannya. “Baik.” Asher masuk ke ruang rapat lebih dulu, lalu duduk di kursi tengah. Sementara wanita itu mengambil kursi di kiri Asher sambil mengeluarkan berkas dari map. Mereka berdua terdiam cukup lama. Asher pun terus memperhatikannya sehingga membuat wanita itu menjadi sangat gugup. Sudah berbulan-bulan dia memutuskan untuk melupakan Asher. Namun, begitu melihat Asher lagi, dia tak dapat membohongi diri sendiri jika dirinya masih belum sepenuhnya melupakan pria di hadapannya. “Kau tidak mau presentasi? Jangan buang-buang waktuku.” Asher melihat jam di pergelangan tangan, seakan-akan tak memiliki waktu lain yang ingin disia-siakan. “Maaf.” Celine memperkenalkan diri dengan formal, lalu menjelaskan semua proyek dari perusahaannya kepada Asher secara profesional. Asher hanya memerhatikan Celine karena pekerjaan,
“Apa kau sudah minta izin saat mengambil foto ini?” tanya Simon pada Noah yang saat ini duduk di depan meja kantornya. Beberapa minggu lalu, tepatnya setelah Noah melihat Simon berkeliaran di sekitar kediaman Smith, dia menemui Simon dan memberikan banyak informasi tentang Laura. Dengan begitu, Noah akan mendapatkan maaf dari Simon karena menceraikan Nora. Noah tak bisa putus hubungan dengan Simon karena biar bagaimanapun, Simon merupakan ayah kandung Laura. Dia ingin Simon melihatnya sebagai pria yang pantas untuk menjadi menantunya, bukan Asher Smith. “Tidak ada larangan mengambil foto Claus dan Collin. Lagi pula, Anda kakek mereka. Tidak benar jika Paman Asher melarang Anda menemui si kembar.”Simon menatap foto kedua cucunya. Dia berkedip-kedip untuk mengusir cairan bening yang hendak keluar dari mata. “Kalian lucu sekali. Sayangnya, Kakek tidak diperbolehkan ke sana,” gumam Simon seraya membelai layar ponsel Noah.Seandainya dulu Simon mendengarkan penjelasan Laura dan tidak m
“Apa ini?” Noah memungut kamera kecil itu, lalu mendongak dan menatap Asher kebingungan. Asher terdiam cukup lama selagi mengamati gerakan kecil di wajah dan mata Noah. Untuk kali ini, Asher bingung membedakan antara pemikirannya dengan ekspresi yang ditunjukkan Noah. Pada waktu Asher memeriksa kado yang diberikan Simon sebelumnya, Asher tak sengaja menemukan kamera kecil itu pada manik di tengah pita yang mengalung di boneka pemberian Noah. Asher membiarkan benda itu tetap melekat pada tempatnya selagi dia menunjukkan kemesraan dengan Laura. Tentunya, Asher tak melakukan hubungan intim dengan Laura karena tahu ada seseorang yang sedang mengintai. Di saat si kembar lahir, Asher sempat melupakan hal itu. Asher baru mengingatnya setelah Laura memanjakan dirinya malam kemarin. “Kau masih mau menyangkal tentang obsesimu pada Laura?” geram Asher. Tak ada orang lain yang berani melakukan itu kecuali Noah, bukan? Noah pun sampai menghubungi Celine untuk mendekati Asher lagi. Dan boneka t
“Ada masalah berat di kantor? Kau tiba-tiba pergi untuk menghadiri rapat mendadak, dan pulang-pulang wajahmu kusut sekali.” Laura membelai rambut Asher ketika pria itu tidur di dekat pahanya.Asher pergi ke kantor hanya untuk membicarakan masalah Noah dengan Theo. Di kantor Smith Group merupakan tempat teraman karena tak mungkin ada seseorang yang dapat menyadap pembicaraannya. Setelah menyuruh Theo mencari tahu tentang kamera pengintai yang diletakkan pada boneka dari Noah, Asher harus menelan kekecewaan karena tak mendapatkan hasil apa pun. Asal kamera tersebut tak jelas karena tak memiliki merek dagang. Setelah dicocokkan dengan model lain, banyak barang ilegal seperti itu yang dijual murah di pasaran.Tak ada pula tanda Noah pernah menyentuh boneka tersebut, kecuali saat menyerahkan ke pengawal yang mengelola kado. Asher pun telah menanyai Alice, dan wanita itu tak tahu apa pun.‘Aku hanya memilih barang-barang yang paling mahal untuk menghabiskan uang Noah, Paman,’ ujar Alice se