A : Jangan ganti tema jadi duda cari ibu pengganti! Lihat saja nanti kalau sampai itu terjadi! Aku akan- V : *kabuuuur* 😱😱
Sebagian besar penghuni kediaman Smith berdiri di sepanjang koridor. Memberikan kekuatan bagi Asher yang duduk dengan kepala tertunduk. Jake memijat salah satu pundak Asher agar pria itu merasa lebih tenang. “Bersabarlah … kau harus kuat.” Mereka sangat khawatir karena baru kali ini menyaksikan kelahiran bayi kembar. Namun, dari semua orang itu, Joanna-lah yang paling ketakutan menunggu Laura yang sedang menjalani operasi caesar untuk persalinan bayi kedua. Rasa trauma menyaksikan beberapa anggota keluarga dulu kehilangan bayi kembarnya, membuat Joanna tak bisa tenang sedikit pun. Kedua tangan Joanna terus menangkup di depan dada dengan mata terpejam. Bibirnya komat-kamit tanpa suara memohon keselamatan cucu dan cicitnya. “Bagaimana kondisi, Laura?” Emma baru saja tiba dengan Pamela dan Alan. “Masih menjalani operasi di dalam,” jawab Theo. Emma berdecih melihat pria itu. Bahkan, ketika semua orang panik, Theo masih tanpa ekspresi apa pun. ‘Lihat saja kalau istrimu melahirkan na
“Tuan Asher. Saya di sini sebagai perwakilan dari MR Company untuk membahas kerja sama dengan perusahaan Anda.” Wanita itu berusaha keras mempertahankan ketenangannya. “Baik.” Asher masuk ke ruang rapat lebih dulu, lalu duduk di kursi tengah. Sementara wanita itu mengambil kursi di kiri Asher sambil mengeluarkan berkas dari map. Mereka berdua terdiam cukup lama. Asher pun terus memperhatikannya sehingga membuat wanita itu menjadi sangat gugup. Sudah berbulan-bulan dia memutuskan untuk melupakan Asher. Namun, begitu melihat Asher lagi, dia tak dapat membohongi diri sendiri jika dirinya masih belum sepenuhnya melupakan pria di hadapannya. “Kau tidak mau presentasi? Jangan buang-buang waktuku.” Asher melihat jam di pergelangan tangan, seakan-akan tak memiliki waktu lain yang ingin disia-siakan. “Maaf.” Celine memperkenalkan diri dengan formal, lalu menjelaskan semua proyek dari perusahaannya kepada Asher secara profesional. Asher hanya memerhatikan Celine karena pekerjaan,
“Apa kau sudah minta izin saat mengambil foto ini?” tanya Simon pada Noah yang saat ini duduk di depan meja kantornya. Beberapa minggu lalu, tepatnya setelah Noah melihat Simon berkeliaran di sekitar kediaman Smith, dia menemui Simon dan memberikan banyak informasi tentang Laura. Dengan begitu, Noah akan mendapatkan maaf dari Simon karena menceraikan Nora. Noah tak bisa putus hubungan dengan Simon karena biar bagaimanapun, Simon merupakan ayah kandung Laura. Dia ingin Simon melihatnya sebagai pria yang pantas untuk menjadi menantunya, bukan Asher Smith. “Tidak ada larangan mengambil foto Claus dan Collin. Lagi pula, Anda kakek mereka. Tidak benar jika Paman Asher melarang Anda menemui si kembar.”Simon menatap foto kedua cucunya. Dia berkedip-kedip untuk mengusir cairan bening yang hendak keluar dari mata. “Kalian lucu sekali. Sayangnya, Kakek tidak diperbolehkan ke sana,” gumam Simon seraya membelai layar ponsel Noah.Seandainya dulu Simon mendengarkan penjelasan Laura dan tidak m
“Apa ini?” Noah memungut kamera kecil itu, lalu mendongak dan menatap Asher kebingungan. Asher terdiam cukup lama selagi mengamati gerakan kecil di wajah dan mata Noah. Untuk kali ini, Asher bingung membedakan antara pemikirannya dengan ekspresi yang ditunjukkan Noah. Pada waktu Asher memeriksa kado yang diberikan Simon sebelumnya, Asher tak sengaja menemukan kamera kecil itu pada manik di tengah pita yang mengalung di boneka pemberian Noah. Asher membiarkan benda itu tetap melekat pada tempatnya selagi dia menunjukkan kemesraan dengan Laura. Tentunya, Asher tak melakukan hubungan intim dengan Laura karena tahu ada seseorang yang sedang mengintai. Di saat si kembar lahir, Asher sempat melupakan hal itu. Asher baru mengingatnya setelah Laura memanjakan dirinya malam kemarin. “Kau masih mau menyangkal tentang obsesimu pada Laura?” geram Asher. Tak ada orang lain yang berani melakukan itu kecuali Noah, bukan? Noah pun sampai menghubungi Celine untuk mendekati Asher lagi. Dan boneka t
“Ada masalah berat di kantor? Kau tiba-tiba pergi untuk menghadiri rapat mendadak, dan pulang-pulang wajahmu kusut sekali.” Laura membelai rambut Asher ketika pria itu tidur di dekat pahanya.Asher pergi ke kantor hanya untuk membicarakan masalah Noah dengan Theo. Di kantor Smith Group merupakan tempat teraman karena tak mungkin ada seseorang yang dapat menyadap pembicaraannya. Setelah menyuruh Theo mencari tahu tentang kamera pengintai yang diletakkan pada boneka dari Noah, Asher harus menelan kekecewaan karena tak mendapatkan hasil apa pun. Asal kamera tersebut tak jelas karena tak memiliki merek dagang. Setelah dicocokkan dengan model lain, banyak barang ilegal seperti itu yang dijual murah di pasaran.Tak ada pula tanda Noah pernah menyentuh boneka tersebut, kecuali saat menyerahkan ke pengawal yang mengelola kado. Asher pun telah menanyai Alice, dan wanita itu tak tahu apa pun.‘Aku hanya memilih barang-barang yang paling mahal untuk menghabiskan uang Noah, Paman,’ ujar Alice se
“Ke mana saja kau langsung pergi begitu saja?” tegur Laura tatkala Asher pulang. “Mencari ayahmu.” Asher masih melihat layar ponsel, menanti balasan pesan Theo yang sedang melacak lokasi terakhir keberadaan Simon Hartley. Dengan menghilangnya Simon, Asher jadi semakin mencurigai ayah Laura itu. Balasan dari Theo sesaat kemudian, mengatakan bahwa lokasi terakhir ponsel Simon ada di kediaman Hartley. Namun, ketika Theo menghubungi kediaman Hartley, Gilda mengatakan bahwa Simon sedang melakukan perjalanan bisnis di luar negeri. Asher tak begitu saja percaya. Sebab, sekretaris maupun asisten pribadi Simon bahkan tak mengetahui keberadaannya. Atau mungkin mereka sengaja menyembunyikan Simon dari siapa pun. Setelah Asher mencabut kamera pengawas di boneka itu, sang pemilik pasti tahu bahwa dirinya telah ketahuan. Jika orang itu waras, dia pasti tak ingin berurusan dengan Asher Smith.Entah itu Noah, Simon, atau siapa pun sebenarnya ....Asher mengira jika Simon sedang merencanakan sesua
“Jake … ada … yang salah … dengan tubuhku.” Simon susah payah mengiba pada Jake. Pria itu tak mendengarkan permintaan Simon. Bahkan, dia tak iba sedikit pun padanya. Kondisi Simon sekarang mirip dengan Callista. Jake tahu ada sesuatu yang salah dari dugaannya selama ini, mungkin Simon tak pernah tahu kebusukan Gilda.Melihat Simon, Jake yakin satu hal … Gilda dulu pasti melakukan sesuatu pada Callista. Sama seperti yang dilakukan wanita itu pada Simon sekarang. “Rasakan sendiri gigitan ular berbisa yang kau pelihara,” ujar Jake seraya mencari sesuatu di setiap lemari, laci, dan semua tempat yang ada di kamar itu. “A-apa … yang kau … cari?” “Bukan urusanmu.” Bagaimana bisa itu bukan urusannya selagi Jake menggeledah kamarnya tanpa izin? Simon ingin berteriak memaki Jake, tetapi dia tak berdaya. Dan … di mana semua orang yang ada di rumahnya? Kenapa tak ada satu pun yang menyadari Jake menusup ke dalam? Simon hanya bisa mengamati perbuatan Jake. Matanya terbuka lebar tatkala adik
Nora menggeleng-gelengkan kepala sambil menatap Theo. Berharap jika pria itu mau membantunya keluar dari masalah ini. Tak mungkin Nora akan menceritakan tentang Gilda dan ayah kandungnya, juga kondisi Simon, di saat ada ibunya di antara mereka. “Saya akan mengantar Nona Nora keluar. Silakan tunggu di lantai atas. Tuan Asher masih ada di ruangan rapat.” “Baiklah. Perlakukan putriku dengan baik.” Nora mendesah lega tatkala Theo mau membantunya. Dia segera mengatakan semua yang terjadi di kediaman Hartley secara rinci dan cepat. Biarpun Nora melewatkan bagian penyebab Simon sakit karena dia sendiri tak tahu penyebabnya. Theo bisa menebak sebagian besar apa yang sedang terjadi. Meskipun terkejut, Theo tetap tak menunjukkan ekspresi apa pun. Bahkan, pria itu seperti orang yang tidak mendengarkan ketika Nora bicara. Membuat Nora sesekali memaki Theo karena sikapnya yang menyebalkan. “Aku akan melakukan apa pun, asalkan kau mau membantuku dan Papa keluar dari masalah ini. Aku tidak mau