Share

Novia mau ayam goreng

Author: Embun Senja
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Tak terasa air mata menetes saat mengingat mimpi itu, pelukan yang selama ini ia rindukan sangat terasa dalam mimpinya. Bella berharap Arland segera pulang.

Bella mencoba memejamkan matanya supaya bisa tidur lagi, karena hari-hari yang ia jalani terasa sulit sejak Arland dan Kay pergi tak pulang.

Bella pun tidur saat menjelang subuh, ia tidur 45 menit lalu bangun lalu, bersiap pergi ke kantor untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Bella mempercayakan Novia di urus oleh Murni dan juga Bi Ijah, hanya Bi Ijah satu-satunya yang selalu setia pada mereka, mengurus mereka sekeluarga dengan ikhlas, bahkan rela mengeluarkan tabungannya untuk membiayai kebutuhan mereka di rumah.

Bella sarapan makan mie instan yang di disiapkan oleh Bi Ijah, tidak ada makanan lain di kulkas yang tersisa karena Bi Ijah belum ke pasar.

Bella menghabiskan sarapannya lalu pamit pada mertuanya, ia juga tak lupa memeluk Novia sebelum berangkat.

Novia menjadi alasannya untuk kuat setiap hari, Novia masih di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Nenek itu ternyata jahat

    "Tidak apa-apa Nyonya, saya tidak tega melihat Novia sedih, Novia anak yang baik, ia masih sangat kecil, belum tahu jika orang tuanya tidak punya uang, itu hal yang biasa terjadi pada anak-anak," jawab Bi Ijah, Murni semakin berhutang Budi padanya. Arland dan Kay sudah sangat bosan tinggal di pondok tanpa melakukan apapun, mereka seperti terkekang, tidak ada kehidupan yang normal, mereka hanya menunggu matahari terbit lalu terbenam. Sudah berapa lama mereka seperti itu, mereka pun tidak tahu waktu. Kay mendekatinya, ia duduk di samping Arland, ia tidak tahan lagi hidup tersiksa tanpa tahu apa yang akan terjadi. "Kita harus menelusuri jalan itu, man tahu kita menemukan kampung sebelah saat nenek itu bilang dulu, aku tidak tahan seperti ini, kita tidak tahu sampai kapan berada disini, sekarang matahari hampir tenggelam, apa kau masih ingin duduk disini menunggu kematian?". "Itu hanya pikiran mu saja, aku pun sudah tidak tahan lagi." Kay segera berjalan tanpa bicara, Arland m

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Arland susah tidak bergerak sama sekali

    Nenek itu tidak berbelas kasihan saat mereka terus di hantam bertubi-tubi. Kay tidak punya kesempatan untuk menolong mereka, Kay masih terkurung di dalam, seorang dari mereka ternyata memiliki ilmu supranatural, ia duduk lalu sambil berdoa, Kay merasa kepanasan di dalam, ia meminta tolong supaya di keluarkan. Orang itu berkelahi dengan nenek, tapi nenek itu punya tenaga yang hingga orang yang menolong Arland terlempar jauh hingga ia tidak bisa berdiri. Nenek tertawa, ia menatap Arland, kebencian itu terlihat di matanya, nenek itu tidak suka jika ada orang yang melawannya. "Aku memberi mu kesenangan, tidak ada yang kalian lakukan selain makan dan menunggu matahari terbenam, kalian tidak perlu melakukan apapun, cukup dengarkan saja perintahku," ucap nenek itu marah. "Aku punya keluarga yang menunggu di rumah, aku punya anak, ibu dan ayah, kau membohongi kami berdua, selama ini kau tidak ingin aku dan Kay pergi dari sini, apa yang kau ingin?" Arland tidak tinggal diam, ia melaw

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Akhirnya terbebas dari nenek tua

    "Keluarkan aku dari sini, jangan sakiti teman-temanku." Api semakin berkobar hingga Kai semakin panik lalu ia pun jatuh ke tanah, tidak ada seorang pun yang bisa menyelamatkan mereka. Setelah beberapa lama, seorang biksu melintasi jalan itu, ia hendak berkunjung ke suatu tempat di rumah jemaat nya. Ia melihat keributan, beberapa orang tergeletak di tanah tak berdaya, tapi semakin berkobar di dalam pondok, ia mengintip dari luar ternyata seseorang terjebak di dalam sana, ia segera menemui nenek itu lalu memintanya untuk menyelamatkan mereka, tetapi nenek itu langsung melotot padanya lalu marah. "Apa kau ingin bernasib sama seperti mereka? apa kau ingin mati di sini? kalau tidak pergilah jangan campuri urusanku!" nenek itu begitu marah pada biksu itu. "Aku tidak pernah mencampuri urusanmu, aku hanya meminta tolong padamu supaya mereka diselamatkan, seseorang terjebak di dalam kobaran api, jika tidak segera diselamatkan maka ia pasti akan terbakar di sana, tolong jangan mara

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Stasiun yang sepi tanpa ada siapapun

    Selama menunggu bus, biksu mengatakan bahwa setahun lalu ada mobil yang terjun ke lembah, saat mereka mau menolong, kedua orang itu telah hilang secara misterius. Kay mengerutkan keningnya, ia ragu jika itu adalah mobil mereka. "Setahun yang lalu?" "Iya! mobil itu masih ada di jurang sedangkan pemiliknya tidak ada." Arland dan Kay tentu saja kaget, tidak mungkin itu sudah setahun berlalu. Berarti mereka sudah setahun di kurung nenek itu supaya tidak bisa kembali. Mereka berdua risau, apa yang sudah terjadi pada keluarganya? Arland memejamkan matanya, ia menyesal kenapa tidak segera pulang menemui Bella dan Novia. Arland tidak bisa berpikir jernih, masih tidak percaya jika mereka pergi sejak tahun lalu. Bus susah tiba, penumpangnya lumayan banyak, biksu itu berpesan sekali lagi, apapun yang terjadi jangan pernah mengingat ingat kampung itu. Biksu itu juga memberikan uang meski tidak banyak, setidaknya mereka bisa sampai di kota tujuan. Arland dan Kay pamit pada biksu dan

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Penghuni stasiun

    Kay bangun lalu menatap sekelilingnya, pandangannya masih rabun karena baru saja bangun tidur. Ia mulai fokus melihat sekelilingnya saat ia selesai mengucek kedua matanya. "Di mana penumpang? kenapa masih sepi? kupikir ini sudah siang, tak seorang pun ada disini." "Kita tersesat lagi, tidak ada siapapun di sini, kita tidak tahu kemana akan pergi!" jawab Arland, mereka masih duduk berharap ada orang yang datang ke stasiun itu. Hari sudah sore, tidak ada seorangpun yang datang ke stasiun itu, hanya ada mereka berdua, pemilik warung itu juga tidak kunjung tiba setelah pergi, mereka berdua pun sudah tidak punya harapan lagi untuk bisa pulang menemui keluarganya. Mereka berdua hanya bisa berbaring, sudah tidak ada lagi tenaga untuk memulai perjalanan, hari-hari sial selalu menimpa mereka tanpa henti. "Apa yang telah kita lakukan dulu? mengapa hidup kita seperti ini, aku merasa kita sudah tidak bisa pulang, bagaimana caranya kita mencari bantuan?" ucap Arland, hari sudah sore

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Akhirnya tiba di rumah

    Supir itu menatapnya lirih, tapi ia tidak bertanya lebih lanjut, selesai makan ia membayarnya, Arland dan Kay pun di suruh duduk di depan. Arland pun merasa lega, jantungnya berdegup kencang karena sudah tidak sabar untuk bertemu Bella dan juag anaknya Novia. "Kenapa kalian bisa tersesat di kampung itu?" tanya si supir sambil fokus menyetir. "Kami naik bus menuju kota, tapi bus itu bukan ke kota, akhirnya kami turun di stasiun, tapi di sana tidak ada bus yang datang, orang-orang pun tidak ada yang terlihat, hanya ada satu orang pemilik warung, tapi dia juga tiba-tiba saja hilang, maksudku ia pergi entah kemana padahal aku baru saja beli roti dan juga air mineral," ucapnya. Supir itu hanya mengangguk, ia tidak lagi bicara, tapi ia seolah mengerti situasi kampung itu. Mereka pun tiba di kota, ia sudah bisa merasakan aroma rumahnya, saking rindunya, Arland seolah merasakan ia sudah tiba di rumahnya. "Aku tidak bisa mengantar kalian sampai ke rumah, truk tidak boleh melintas di

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Bertemu keluarga di apartemen

    "Apa maksudmu?" Kay tiba-tiba berdiri dari duduknya karena merasa khawatir terjadi apa-apa pada Bella dan juga Novia. "Aku tidak tahu, tapi sampai sekarang kenapa mereka belum kembali? mommy, Bella dan juga putri kecilku," ucapnya sambil menghela nafas. Mereka berdua pun tetap menunggu hingga malam, mereka berdua sengaja mematikan lampu di apartemen, mereka berharap memberikan kejutan pada mommy, Bella dan juga Novia. Hingga pukul 20.00 malam, Arland dan Kay masih menunggu, mereka merasa tegang, jantungnya berdebar, bagaimana nanti tanggapan keluarganya saat mereka sudah tiba di apartemen? sebab, selama setahun lamanya tidak ada kabar sama sekali dari mereka, hingga ada beberapa berita yang menyebarkan kematian mereka tanpa bicara dulu pada keluarga Alexander. Sudah pukul 21.00 malam, Arland semakin khawatir, tidak ada yang pulang, ia memikirkan banyak hal, rumahnya, papanya yang belum bisa pulang dari Singapura, bahkan perusahaannya bangkrut sekejap. Setelah pukul 22.45 Arl

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Arland curiga Bella selingkuh

    Bi Ijah menyuguhkan makanan untuk makan malam, lauk dan nasi seadanya, tapi mereka sudah cukup terbiasa seperti itu, makanan itu pun habis di tambah Arland dan Kay sudah pulang ke rumah. Mereka berbincang sebentar, lalu Novia, Bi Ijah dan Murni masuk ke dalam kamar, sementara Kay tidur di sofa karena sudah mengantuk. Arland dan Bella masuk kamar, Bella memeluk Arland dengan erat, Bella melepaskan semua rasa rindunya yang terpendam selama ini, tapi Arland melepaskan pelukannya, ia terlihat marah pada Bella, di wajahnya tidak ada senyuman saat mereka berdua di dalam kamar. "Ada apa? apa kau tidak merindukan ku?" "Aku merindukanmu, tapi aku salah menilai mu!" Bella tidak mengerti apa yang di bicarakan Arland, tiba-tiba saja sikapnya berubah menjadi dingin dan emosi. "Apa maksudmu?" Bella masih belum mengerti apa yang ada di benak Arland, ia masih bermanja di pelukan suaminya. "Lepaskan aku, kau sudah mengkhianati ku, kau sangat bersyukur aku tidak kembali selama setahun, lal

Latest chapter

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Sunny diculik

    Bella dan Sunny duduk berdampingan saat menunggu Arland di rumah sakit, Sunny merasa khawatir jika seandainya keluarga Arland atau Kay tidak menerima dirinya, sebab ia memiliki keterikatan dengan Anthony. Sunny duduk diam lesu, ia tidak mengatakan apapun pada Bella, ia masih memikirkan kehidupannya nanti jika Kay tidak lagi melindunginya, saat ini hanya Kay yang ia percaya, apalagi Anthony sudah tahu keberadaannya, pasti ia akan selalu mengincarnya "Kenapa kau diam saja?" tanya Bella padanya, sebab sejak tadi ia hanya diam saja lalu merenung. "Bella, aku tidak tahu harus melakukan apa jika aku seorang diri saja, aku tidak tahu Bella, mungkin aku akan terjerumus lagi ke dalam kejahatan itu, aku sangat bodoh sampai aku harus mengharapkan orang lain untuk melindungi ku," ucapnya, ia merasa sedih, ia juga takut. "Jangan memikirkan itu, aku ada di sini, percayalah padaku!" Bella berusaha membuat Sunny tenang, meskipun ia juga khawatir jika mertuanya tidak mengizinkan Sunny tinggal

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Kay mendapatkan masalah baru

    Dengan terpaksa, Anthony dan Nilesh tunduk pada Kay, Kay sama sekali tidak lengah, ia fokus pada Anthony, ia tidak mau gegabah. Anthony mencoba memanfaatkan Sunny, tapi Kay segera mengetahuinya, ia segera melepaskan tembakan sekali hampir mengenai Anthony, Anthony kaget lalu menunduk, ia takut di lukai oleh Kay. "Sunny adalah milikku, aku ke sini untuk mengambil apa yang menjadi milikku, kau tidak boleh menyembunyikan sesuatu yang bukan milikmu Kay, biarkan Sunny ikut denganku, tanyakan saja padanya, dia adalah milikku!" Anthony dengan bangga mengatakan itu, tapi Sunny muak mendengar ucapan Anthony. "Aku bukan milikmu, aku bukan barang, aku berhak menentukan pilihan ku, lagipula aku tidak suka padamu, aku dan Kay sudah menikah, siapa yang kau bilang milikmu? apa kau tidak merasa bersalah mengatakan hal itu?" Sunny berbohong supaya Anthony tidak mengganggunya lagi. "Kau jangan berbohong Sunny, Kay akan menikah dengan mantan kekasihnya Amanda, kenapa kau mau tinggal dengan pri

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Anthony menemukan Sunny

    Murni tetap tenang meski Maudy memberinya beberapa pertanyaan mengenai Arland dan Bella, ia tidak mau Maudy sampai tahu jika Arland berada di rumah sakit. "Arland sendiri yang meminta Bella menemaninya, biarlah dia ikut, lagi pula mommy bisa mengurus Novia, mommy tidak kemana-mana juga," ucapnya lalu ia duduk di sofa karena selama di rumah sakit ia tidak bisa menyandarkan tubuhnya. "Pasti mereka berbohong, tidak mungkin Bella mendadak pergi dengan Arland keluar kota," gumamnya, ia masih penasaran tapi sepertinya Murni menutupi sesuatu darinya, yang anehnya lagi, Tuan Alexander segera membawa Novia masuk ke kamarnya. Murni meminta Bi Ijah membuatkan minuman dingin untuknya, tenggorokannya terasa sangat kering. "Bibi tolong buatkan minum dingin," ucap Murni dengan lembut, Bi Ijah segera ke dapur kalau membuat minuman itu. Maudy pergi ke kamarnya, ia mondar-mandir di dalam, sebab Kay juga belum kembali, ia tidak mungkin mendapatkan informasi itu dari Murni. "Kapan Kay kembali

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Murni berbohong pada Maudy

    Tuan Alexander bersiap untuk pulang ke rumah dengan Novia, sedangkan Bella dan Kay akan tinggal di rumah sakit menjaga Arland. "Mom, tolong jangan katakan apapun, aku bukan tidak percaya sama bibi, tapi Maudy akan mendesaknya sampai bibi bicara, kita harus merahasiakan ini dari Maudy sampai terbukti ia tidak bersekongkol dengan papanya dan juga Anthony." Kay sangat mewaspadai Maudy, sampai sekarang ia tidak percaya padanya meskipun Maudy selalu berbuat baik di depannya. "Sayang, kamu pulang dulu ya sama opa Oma, tapi mama mau kamu berjanji!" "Berjanji apa ma?" Novia tidak mengerti apa yang di katakan Bella padanya. "Kamu harus janji, jika Tante Maudy bertanya apapun padamu tentang papa dan mama, jangan katakan apapun ya, mama mohon ya nak," Novia diam, ia masih belum mengerti apa yang dimaksud mamanya itu. "Novia, kalau misalnya Tante Maudy bertanya, dimana papa dan mama, kamu harus bilang tidak tahu, papa dan mama bekerja ada urusan, mama mohon ya nak, supaya papa bisa

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Anthony dan Nilesh bertengkar

    "Papa janji setelah papa pulang kita akan jalan-jalan keluar negeri," ucap Arland sambil mengelus rambut Novia. "Janji ya pa, kita akan jalan-jalan!" Novia mengingatkan janji itu supaya Arland tidak lupa. Novia kembali bermain game di ponsel, Arland merasa sedih saat Novia menagih janji padanya. Kay masih duduk di sofa, ia terlihat murung, Sunny tidak tahu harus bicara apa padanya. Kay melihat jam di tangannya sudah pukul 07.15, ia segera menghabiskan teh nya lalu beranjak. "Aku akan ke rumah sakit, tetaplah di rumah, jika ada sesuatu yang kau butuhkan katakan saja padaku," ucapnya lalu ia segera pergi. Sunny menutup pintu rapat-rapat setelah Kay pergi meninggalkan rumah, ia masuk kamar karena merasa sedih, ia khawatir jika suatu saat nanti Anthony menemukannya. "Ya Tuhan, jauhkan aku dari pria jahat itu, aku tidak ingin menjadi tawanannya, aku menyesal telah percaya padanya dulu," ucap Sunny sambil menangis, kalau bisa ia ingin tinggal bersama Kay supaya ia aman dari

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Menjenguk Arland ke rumah sakit

    "Kita harus waspada, pasti ada serangan yang akan dilakukan Arland pada kita, aku tidak mau itu terjadi!" Anthony pun mulai hati-hati dengan Arland dan Kay, mereka tidak mau menyepelekan kekuatan Arland, apalagi Kay selalu bisa membuat lawannya kalah. Bella masih menunggu Arland di rumah sakit, Arland perlahan-lahan mulai pulih tapi ia harus tetap mendapatkan pengobatan supaya ia segera pulih. Pagi hari sudah pukul 07.00, Murni dan suaminya mengajak Novia ke rumah sakit, tapi ia tidak memberitahu siapapun, termasuk Bi Ijah. Murni tetap memakai seragam sekolah pada Novia supaya tidak seorangpun yang curiga pada mereka. "Novia sayang, cepatlah nanti kita terlambat. "Iya Oma!" Maudy mendengar Murni memanggil Novia merasa heran kenapa tiba-tiba pagi ini ia yang mengantar Novia ke sekolah, ia pun segera menemui Murni yang masih ada di kamarnya, sedangkan Tuan Alexander ada di garasi. Tok... tok.... Maudy mengetuk pintu kamar Murni, Murni masih belum sempat membukanya karena

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Kay membuat Anthony takut

    Seseorang menghalangi jalan Kay saat ia terus mengejar mobil Anthony, akhirnya ia kehilangan jejak mereka. "Sial, siapa yang berani melakukan itu?" ia sama sekali tidak bisa melihat siapa yang ada di dalam mobil itu, ia marah, memukul setir mobil lalu berputar arah. Ia pun memutuskan untuk pergi ke rumah Sunny, rumah Sunny lumayan jauh dari jalan itu, tapi hatinya masih kacau, ia marah tapi keberuntungan masih berpihak pada Anthony. Kay pun menyetir dengan pelan, tangannya masih gemetar dan ia belum bisa meredam emosinya. Ia pun akhirnya sampai di depan rumah Sunny, ia masih berada di dalam mobil sampai tangannya berhenti gemetar. "Jika terus seperti ini, aku tidak akan masuk ke dalam," batinnya. Ia menghela nafasnya berulang-ulang lalu mencoba menetralkan emosinya, tangannya perlahan berhenti gemetar lalu ia sekali lagi menghela nafasnya. Sebelum turun ia mengirim pesan pada Arland, ia mengatakan jika saat ini berada di rumah ibunya, ia selalu berbohong jika berada di ru

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Kay balas dendam seorang diri

    "Apakah ada yang tahu kau datang ke sini?" tanya Arland saat Bella masih memegang tangannya. "Tidak, aku keluar rumah diam-diam, lagi pula aku keluar jam 03.00 pagi, semua orang di rumah masih tidur." Lalu Kay keluar dari kamar itu, ia mengatakan akan segera kembali. "Aku keluar sebentar, aku akan kembali segera!" Bella menangis melihat suaminya terbaring, ia menghela nafasnya karena dadanya terasa sangat sesak. "Jangan khawatir, sebentar lagi aku akan pulih, kita pasti pulang nanti!" "Jangan bicara lagi, pulihkan dirimu dulu, akan menemani mu di sini!" Bella tidak mau meninggalkan suaminya di rumah sakit meskipun Arland menyuruhnya pulang. "Pulanglah ke rumah, Novia dan yang lainnya membutuhkan mu, lagi pula kau harus mengabari ke rumah supaya tidak ada yang khawatir." "Nanti saja, ini masih jam 04.20 bibi belum bangun," ucapnya. Bella mengambil air minum lalu diberikan pada Arland. "Minum yang banyak supaya tidak dehidrasi." Arland mengembang air mineral itu

  • Gelora Hasrat Tuan Muda di Pertemuan Pertama   Bella menemui Arland dirumah sakit

    Bella menunggu hingga subuh tapi keduanya tidak ada yang meneleponnya, ia semakin khawatir, lalu ia segera turun ke bawah duduk sofa, ia selalu membawa ponselnya kemanapun. "Tidak biasanya Arland mengabaikan panggilan ku hingga beberapa kali, pasti ada yang tidak beres dengan mereka, tapi kemana aku harus mencarinya? tidak ada yang bisaa ku tanyakan," Bella termenung di bawah sendirian, kemudian ponselnya berdering, ia segera melihatnya, panggilan itu dari Arland, ia dengan antusias segera mengangkatnya. "Halo." "Bella maafkan aku, aku tidak bisa pulang karena sekarang aku dan Kay berada di rumah sakit, aku mengalami kecelakaan, tapi tidak parah, jangan khawatir, nanti aku dan Kay akan segera pulang." Jantung Bella seolah berhenti karena mendengarkan kata kecelakaan, ia tidak mampu bicara. "Bella jangan khawatir, aku dan Kay akan segera pulang, jangan katakan pada mommy, aku tidak apa-apa!" "Dimana kalian sekarang? kenapa sejak tadi tidak ada yang mengangkat teleponku?"

DMCA.com Protection Status