"Aku tidak ingin mendengar itu lagi Bella, kau adalah milikku, hanya milikku" Arland keluar dari kamar, ia duduk di sofa, tiba-tiba bel berbunyi, ia pikir yang datang adalah Kay, ia pun segera membuka pintu. Namun yang datang bukan lah Kay, melainkan seorang pria muda membawa Pizza hutt, Arland mengerutkan keningnya karena ia merasa tidak memesan apapun. "Tunggu sebentar, mungkin saja istriku yang memesan pizza itu" ucapnya lalu masukkan ke dalam kamar. "Bella apa kamu memesannya pizza?" tanya Arland. Bella pun mengerutkan keningnya, seketika matanya melotot lalu turun dari kasur. "Ia aku ingin sekali makan pizza" ucapnya. Ia berjalan ke pintu sambil memegang perutnya, ia kemudian berbalik badan lalu melihat Arland yang sedang berdiri melipat kedua tangannya di dada sambil memperhatikan nya. "Aku tidak punya uang, bagaimana aku bisa mendapatkan pizza itu?" Arland pun tersenyum melihat Bella, dengan senang hati ia mengambil uang dari dompetnya lalu memberikan beberapa l
Mereka berdua pun ngobrol hingga Arland lupa jika ia telah mengunci Bella dalam kamar, ia melihat jam di tangannya sudah pukul 9 pagi. "Astaga, aku lupa jika Bella di dalam kamar" Kay kaget mendengar itu, mereka langsung berlari dan dengan cepat membuka pintu itu, mereka menemukan Bella terbaring pucat dan berkeringat dingin. Arland langsung mengangkatnya lalu membawanya ke sofa. "Kay tolong buatkan segelas susu, bagaimana bisa aku lupa jika kamu belum sarapan" Arland panik dan tidak tahu harus berbuat apa. Kay pun datang dengan segelas susu di tangannya. Ia juga panik melihat Bella yang sudah pucat. "Kay, tolong belikan makanan aku tidak mau jika sampai Bella sakit" "Yang membuat Bella sakit siapa? aku? hah?" batin Kay ngedumel. Ia pun pergi membeli makanan dan juga buah. Sepanjang jalan Kay terus berpikir untuk membebaskan Bella, namun ia tidak bisa berkhianat pada Arland. "Maafkan Bella, maafkan aku sungguh tidak bisa berbuat apapun untuk menolong mu." Bella berbaring lalu
Setelah Bella terlelap, Arland keluar dari kamar menemui Kay yang sedang duduk santai di sofa. Ia pun tidak bertanya apapun, ia hanya duduk sembari memikirkannya cara agar Nilesh bisa menjauhi Bella Shara. "Kau kenapa murung?" tanya Kay yang tengah asik ngemil. "Aku tidak tahu seberapa kuat cinta Bella pada Nilesh, aku tidak percaya jika Nilesh menemukan Bella di sini, dia berpura-pura menjadi pengantar Pizza, jika aku tidak mencegah Bella keluar, mungkin mereka sudah melarikan diri dariku." "Bagaimana bisa Nilesh tahu keberadaan Bella di sini?" Kay menatap Arland sambil menggelengkan kepalanya, ia sebenarnya curiga jika Bella yang memberi tahu keberadaannya pada Nilesh. Tidak mungkin Nilesh tahu jika tidak ada yang memberi tahu dirinya. "Apa sebaiknya aku membawa Bella ke apartemen yang lain?" "Jangan, biarkan saja Bella di sini. Lagi pula Nilesh tidak akan bisa membawa Bella." "Aku tidak yakin, tapi bagaimana jika dia benar-benar membawa Bella?" Kay dan Arland sama-sama berpi
Bella terbangun lalu mendapati tubuhnya tanpa pakaian, ia langsung teriak sambil menutup tubuhnya dengan selimut, Arland yang sudah terlelap sampai terbangun mendengar Bella teriak. Ia pun segera masuk kamar untuk memastikan keadaan Bella. "Ada apa Bella? kenapa kamu teriak?" Bella sampai bingung melihat Arland yang bertanya seperti itu, bagaimana mungkin ia bisa telanjang jika seseorang tidak melakukan sesuatu padanya? Ia terus berpikir namun ia tidak mendapatkan jawaban. "Kenapa aku seperti ini?" air mata Bella sudah sangat deras membasahi pipinya. Ia tidak menyangka jika dirinya mengalami hal seperti itu lagi. "Bella, aku tidak tahu apa maksudmu, katakan dengan jelas agar aku mengerti." Mendengar ucapan Arland, Bella langsung mengusirnya dari dalam kamar, ia pun segera berlari ke kamar mandi. Ia hanya merasakan tubuhnya sedikit pegal, namun ada sesuatu yang begitu plong di hatinya, namun ia tidak mengetahui itu. "Maafkan aku Bella, aku belum sanggup untuk bicara padamu, karen
"Jangan berpikir untuk bisa melarikan diri dari ku, aku akan memberi mu pelajaran jika sampai Bella kenapa-kenapa," gumam Arland. Arland mengikuti mereka kemanapun Nilesh pergi. Akhirnya Nilesh dan Bella berhenti, Nilesh menggenggam kuat tangan Bella agar tidak lepas darinya. Arland pun turun dari mobilnya, sedangkan Kay hanya melihat dari jauh apa yang akan dilakukan Arland pada Nilesh. "Beraninya kau membawa istriku lari" ucap Arland dengan suara baritonnya. Seketika Bella mundur ke belakang Nilesh, ia tidak ingin di bawa oleh Arland lagi sebagai tawanan. "Bella bukan istrimu, kau melakukan hal bejat hingga Bella seperti ini, harusnya kau malu pada dirimu, dimana cerminan dirimu? apakah seperti ini?" jawab Nilesh dengan lantang. "Bella, apa yang terjadi? mengapa kamu bisa lari dari mobil?" tanya Arland dengan tenaga saat bicara dengannya. Ia tidak mau jika Bella pergi bersama Nilesh. "Tolong lepaskan kami, aku berjanji tidak akan pernah kembali mengusik kehidupan mu,
Kay memutar otaknya agar bisa segera membawa Bella, ia kasihan pada keduanya karena keegoisan sahabatnya, lagi pula Bella bukanlah tawanan yang bisa di permainan hidupnya oleh orang yang punya kuasa dan harta. "Kay apa rencana mu?" tanya Arland saat ia terlihat merenung. "Aku tidak memikirkan apapun," jawab Kay sambil menggeleng. Arland pun tidak terlalu bertanya, karena saat ini ia harus memikirkan cara agar secepatnya ia dan Bella menikah dan mendapatkan restu mommy, jika di biarkan terlalu lama semua bisa-bisa semua orang tahu jika Bella telah mengandung sebelum menikah. "Aku akan pulang ke rumah, jika ada apa-apa kabarin saja" ucap Kay lalu ia mengambil jaket dan kunci mobilnya lalu segera berlalu dari apartemen. Ia pun tidak banyak bicara soal Bella pada Arland, ia takut jika Arland mencurigai dirinya. Arland bersandar lalu memandang ponselnya, kemudian meletakkan ponsel itu di meja, pikirannya serasa buntu untuk mendapatkan solusi agar semua baik-baik saja. "Apa yang
"Pertunangan akan segera dilaksanakan," ucap mommy saat ia telah memegang kotak berisi cincin berlian mewah. Arland mengambil cincin yang diberikan mommy, ia kemudian menatap wajah Maudy dengan rasa dendam, cinta yang selama ini ia berikan pada Maudy telah sirna saat Maudy mengkhianati nya, luka itu pun akhirnya membuat Bella hamil. Mau tidak mau Arland memasukkan cincin itu di jari manis Maudy, mereka akhirnya sah bertunangan. "Akhirnya kita bertunangan setelah waktu yang lama," ucap Maudy sambil memandangi cincin berlian di jari manisnya. "Arland masuk dulu mom, ada pekerjaan di kantor yang belum selesai." "Baiklah sayang," jawab mommy sambil mengelus pipi puteranya itu. Arland pun meninggalkan Maudy dan yang lain di ruang keluarga, ia mengunci kamarnya lalu tidur, ia tidak lagi memikirkan apapun. Keluarga Maudy pun pulang setelah acara selesai, Maudy dan keluarganya sangat senang akhirnya mereka bisa mengikat Arland agar tidak bisa menikah dengan yang lain. "Mom, ak
"Apa yang harus kulakukan di sini?" Bella mondar-mandir di apartemen itu sendiri. Tiba-tiba ia berniat untuk melarikan diri sejauh-jauhnya, ia berpikir untuk meninggalkan kota besar ini lalu pergi bersama Nilesh. Ia memimpikan kehidupan pernikahan yang bahagia. Namun ia juga berpikir jika Arland tidak akan tinggal diam, bisa-bisa Arland menghancurkan hidup Nilesh. "Bagaimana jika ini adalah kesempatan yang diberikan Tuhan padaku bersama Nilesh? iya, mungkin saja inilah saatnya aku pergi," gumamnya lalu secepatnya mengambil beberapa pakaian baru yang diberikan Arland padanya. Bella dengan cepat mengemas barangnya, lalu mengambil semua uang yang diberikan Arland padanya, segera ia turun kebawah untuk mencari taksi, namun ia tidak bisa menghubungi Nilesh karena ponselnya entah dimana. "Aduh, bagaimana ini? aku harus menelepon dari mana?" batinnya sambil berpikir. Tak lama kemudian taksi pun melintas dari depannya. Setelah memberhentikan taksi ia pun segera masuk kedalam agar tidak ada
Ia melihat sosok pria yang berdiri di depannya, ia melihat dengan matanya tanpa berkedip, ia segera menangis lalu memeluk Arland dengan penuh haru, sedangkan Kay segera masuk ke dalam. Saat Bella tidak kunjung masuk ke dalam rumah, Novia segera melihat keluar, ia kaget, ia segera memeluk papanya, air mata di pipinya jatuh saat ia berada di pelukan papanya. "Papa kemana saja? kenapa tidak pernah pulang?" tanya Novia. "Maafkan papa ya nak, papa sangat sibuk, tapi papa tidak pernah melupakan Novia dan juga mama, doa kalian lah yang membuat papa pulang ke rumah dengan selamat." Novia sangat terharu mendengarnya, ia pun segera membawa papanya masuk, Bella segera membuatkan makanan untuk Arland, Arland segera mandi saat ia tiba di rumah, ia menikmati setiap sentuhan air yang membasahi tubuhnya. Kay memberi kejutan pada Sunny, ia berdiri di depan pintu kamar saat Sunny menggendong Kayra Maharani, Sunny segera berlari memeluk Kay, ia juga menangis terharu saat memeluk Kay, ia merasa
Kay menikahi Sunny secara mendadak, sedangkan Maudy depresi karena tidak bisa mendapatkan apapun yang ia rencanakan selama ia tinggal di rumah Alexander. Arland dan Kay secara brutal terus mengejar keberadaan Anthony dan Nilesh, meskipun sangat lama ia baru menemukan tempat persembunyian Anthony, mereka mencari hingga ke pelosok kampung, banyak rintangan yang dilalui untuk menemukan persembunyian Anthony yang saat ini menjadi buronan karena banyak permasalahan yang mereka hadapi. Bella berbulan-bulan menunggu kepulangan suaminya, ia khawatir dengan keselamatan suaminya, ia merasa seperti seorang istri militer yang menunggu suaminya antara hidup dan mati. Bella menunggu dengan sabar, meskipun kadang Novia masih selalu bertanya di mana keberadaan papanya. Yang lebih sedihnya lagi, saat hari pernikahan Sunny harus rela melepaskan kepergian suaminya untuk mencari keberadaan Anthony, dengan hati yang penuh rasa khawatir dan air mata yang terus mengalir ia terus berdoa dan berharap
"Wanita ular itu pernah menjadi kekasih mu," ucap Bella dalam hatinya, tapi ia juga mengikuti Arland ke halaman belakang, meskipun wajahnya cemberut dan terus ngedumel di dalam hatinya. Arland menyuruhnya menutup mata, setelah 2 menit Bella membuka matanya karena di suruh oleh Arland, Arland berlutut di hadapannya lalu memberikan cincin yang indah di jarinya. "Cincin?" ucap Bella kaget sambil tersenyum. Arland segera memeluknya lalu mengelus rambutnya, ia tahu Bella sangat lelah beberapa hari terakhir. "Jangan salah paham padaku, aku selalu memikirkan kebaikanmu dan juga kebahagiaan mu, aku selalu memikirkan mu." Bella tersenyum lalu memeluk suaminya, ia pun bahagia kegirangan, akhirnya setelah beberapa hari ia akhirnya di perhatikan lagi oleh suaminya. Bella dan Arland bermesraan di halaman belakang, dan pemandangan itu dilihat oleh Maudy, ia rupanya sangat terluka melihat itu, seperti di tusuk duri di jantungnya. "Kurang ajar, beraninya kau bermesraan di depanku Bella, lihat s
"Untuk apa kau menangis? pergi dari sini!" ucap Arland. "Kenapa kau mengusir ku Arland? Bella dan Sunny juga mengusirku, kenapa tidak ada belas kasih mu padaku?" "Aku tahu apa yang terjadi di sini saat aku tidak ada di rumah, kau mengusir Sunny karena kau sama sekali tidak suka padanya, kehadiran Sunny jadi ancaman bagimu, apakah aku benar?" tanya Arland. Maudy terdiam, semua orang menatapnya sehingga ia sangat membenci Bella. "Aku tidak mengatakan apapun padanya, justru ketika aku baru turun dari kamar mereka berdua berusaha membuatku jatuh, mereka gagal lalu mereka mengusirku, harusnya kau paham apa yang terjadi di sini Arland, aku tidak pernah berubah padamu!" "Apa aku perlu menunjukkan video saat kau mengusir Sunny? kau sangat kasar padanya, jika Kay tahu kau mengusir Sunny maka habislah kau!" ucap Arland. Maudy sama sekali tidak berkutik, ia terdiam, tidak tahu harus mengatakan apa supaya Arland berpihak padanya. "Aku minta maaf Arland, aku tidak bermaksud membuat mu
Zian hanya bisa menggeleng saat sudah tahu yang terjadi pada Arland, Arland memang melakukan kesalahan tapi itu sama sekali tidak di sengaja ataupun dia sadari, ia melakukan itu saat mabuk. "Lalu apa hubunganya dengan Anthony? kenapa ia selalu mengganggu anak dan istrimu?" tanya Zian sekali lagi. "Dia sebenarnya salah paham, aku tidak tahu apa yang dikatakan ayahnya padanya sehingga ia sangat membenci keluargaku, tapi yang pasti papa tidak pernah melakukannya kesalahan pada keluarganya," ucap Arland. Zian mengerti, sebenarnya ini hanya masalah pribadi yang belum selesai. Zian pun tahu cara memecahkan masalah ini, tapi pastinya dari salah satu pihak pasti ada yang tidak setuju. "Sebenarnya memecahkan masalah ini sangat mudah, tapi tergantung kedua belah pihak, jika salah satunya tidak setuju maka masalah ini akan tetap berlanjut hingga anak cucu kalian." Arland diam, ia sebenarnya tidak ingin memiliki masalah dengan siapapun, karena saat ini ia hanya memikirkan keluarganya saja.
Kay dan Arland bicara berdua di luar rumah, ia sebenarnya tahu Maudy drop karena takut ketahuan ikut melakukan kesalahan. "Apa kau yakin dia benar-benar sakit?" tanya Arland. "Iya, dia sakit karena memikirkan papanya, jelas dia takut di penjara!" "Lihat saja nanti apa yang akan dikatakan oleh dokter, aku sebenarnya tidak penasaran kenapa dia tiba-tiba sakit!" ucap Arland sekali lagi. Dokter mulai memeriksa Maudy, Murni dan Bella masih ada di dalam kamar itu, dokter itu dengan cepat memberikan infus di tangannya lalu menyuruh Maudy minum obat. Setelah selesai menanganinya, dokter itu bicara dengan Murni dan Bella. "Jangan biarkan dia memikirkan hal yang tidak baik, itu bisa membuat calon bayinya dalam bahaya, Maudy tipe orang yang sangat mudah drop apalagi saat ini dia sedang hamil." "Apakah ada sesuatu yang membuatnya tiba-tiba sakit?" tanya Murni karena ia sangat penasaran. "Tidak, dia hanya tidak boleh memikirkan sesuatu yang berlebihan!" Dokter itu memberikan rese
Tiba-tiba Maudy merasa deg-degan, ia tahu arah pembicaraan Kay, lalu ia menghela nafas, ia tidak mau buru-buru berfikir negatif. Sunny duduk di samping Bella, ia menunggu kejutan apa yang akan di katakan Kay pada mereka semua. "Jangan terlalu lama membuat orang menunggu, katakan saja apa kejutannya!" ucap Murni, lalu Kay tersenyum, ia mengambil ponselnya lalu menelepon seseorang. "Halo, semuanya berjalan lancar?" tanya Kay, Arland hanya diam mendengar pembicaraan Kay. Ia mematikan ponselnya lalu menatap Arland, ia diam cukup lama. "Mereka sudah di tangkap, kali ini mereka tidak bisa membayar siapapun untuk di bebaskan, ada seseorang yang mendukung mereka melakukan itu, yang pastinya kita tak akan percaya jika dia ikut campur dalam segala hal." Maudy semakin penasaran, tapi ia tidak mau bertanya sama sekali, ia tidak mau membuat orang di rumah itu curiga. "Siapa yang kau maksud? mommy penasaran siapa saja orang yang ingin mengganggu keluarga kita" ucap Murni. "Banyak mom, salah
Arland masuk ke dalam ruangan setelah selesai menelepon Bella, ia melihat Kay duduk di tempat tidur, wajahnya masih terlihat sedikit pucat. "Sebenarnya kejutan apa yang ingin kau tunjukkan pada semua orang?" tanya Arland padanya. "Jangan tanya padaku, lihat saja nanti!" jawab Kay. Arland pun membantu Kay keluar dari ruangan itu setelah Tuan Alexander menelpon bahwa ia sudah berada di parkiran. Dengan pelan Kay berjalan karena kepalanya masih belum sembuh total, tapi ia berusaha untuk terlihat kuat. "Aku akan mengambil kursi roda kalau kau tidak kuat berjalan, aku takut kau pingsan lalu kembali ke ruangan itu lagi!" ucap Arland sambil terus memegangi pundak Kay. "Aku baik-baik saja, kau tidak perlu memejamkan ku seperti itu," jawabnya sambil bercanda. Mereka pun tiba di parkiran, Kay dengan pelan-pelan masuk ke dalam mobil, ia duduk di samping Tuan Alexander sedangkan Arland duduk di belakang. "Bagaimana keadaan mu Kay?" tanya Tuan Alexander sebelum ia memacu mobilnya, tapi tiba
"Oh, jadi kau sudah menampakan topeng aslimu padaku, ternyata selama ini kau tinggal di sini hanya untuk mencari tahu semua informasi tentang keluarga Alexander, tapi sayangnya kau tidak mendapatkan apapun, semua yang kau harapkan sia-sia, ku tidak akan memberimu sebesar pun, dan rencanamu untuk menghancurkan keluargaku tidak akan pernah terjadi, karena kau tahu saat ini Kay dan Arland juga sudah tahu apa yang kau rencanakan bersama dengan Anthony, tunggu saja giliran mau mendapatkan balasan dari mereka berdua!" ucap Bella padanya, Maudy terdiam mendengar apa yang di katakan Bella padanya, ia bahkan gemetar saat tahu Kay dan Arland sudah mengetahui apa yang ia rencanakan. "Apa yang kau katakan? bukanlah selama ini kau yang ingin menghancurkan kehidupan Alexander? kau mengambil semua yang mereka miliki, lalu kau menuduhku supaya mereka tidak curiga padamu, luar biasa, kau memang sangat pandai bersandiwara," Maudy menuduh Bella bersandiwara, ia juga mengatakan bahwa Bella lah yang ingin