Nilesh membaringkan Bella di tikar pandan yang sudah lapuk dan hampir koyak di beberapa bagian, Bella pun berusaha agar dirinya cepat pulih lalu mereka segera pergi sejauh-jauhnya. Hampir satu jam mereka istirahat di pondok itu, Bella pun sudah mulai membaik, namun suara beberapa pria membuat Bella ketakutan, ia memegang lengan Nilesh sangat kuat. "Aku berharap itu bukanlah Arland dan anak buahnya, ya Tuhan, bagaimana jika dia datang kesini?" gumamnya dalam hati. Sesekali ia pun memejamkan matanya karena ketakutan. "Jangan takut, aku akan selalu menjagamu," bisik Nilesh agar Bella merasa tenang. Namun disaat mereka berusaha diam, tiba-tiba perut Bella muat, ia tidak tahan untuk tidak muntah, ia pun menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara. tapi dia tetap saja mengeluarkan suara sampai beberapa pria itu menghampiri pondok yang mereka tempati saat ini. tok tok tok Suara ketukan itu sangat kuat terdengar di telinga Bella dan Nilesh, mereka terdiam dan tidak bicara apapun, sam
"Tidak ada yang kurang dari dirimu, hanya saja aku tidak bisa mencintaimu, bagaimana bisa kamu berpikir aku akan mencintaimu? sedangkan yang pertama kali kau berikan adalah rasa benci! bukan hanya itu, untuk dekat denganmu saja aku tidak sudi, lalu bagaimana aku bisa mencintai?" Bella bicara dengan tegas, ia membalas tatapan tajam itu dengan penuh amarah, bahkan amarah di dalam hatinya seperti sudah membara. "Aku akan memberikan semuanya, akan ku pastikan tidak ada yang kurang selama kau bersamaku!" ucap Arland dengan nada suara pelan karena ia tahu Bella sedang dilanda amarah. "Berhentilah menggangguku, jangan sampai aku kehilangan calon bayiku karena ulahmu!" Bella pun mengambil handuk lalu melilitkannya di badannya. Ia segera mendorong Arland keluar dari kamar itu, Arland tidak berdaya ia hanya mengikuti kemauan Bella. Bella segera memakai baju, kemudian ia duduk di atas ranjang sambil merenung. Ia bahkan tidak selera untuk makan, meskipun perutnya begitu lapar tetapi ia sama
Arland menatap Kay yang tengah berjalan mendekatinya. Kay mengerti jika Arland akan marah padanya. Tetapi ia mencoba mengalihkan pembicaraan saat mereka duduk berdua. "Sebelum pernikahan ku dengan Bella dilangsungkan, aku ingin mengakhiri semua kepura-puraan Maudy," ucap Arland tanpa basa-basi, ia sebenarnya tahu jika Kay ingin mengalihkan pembicaraan Lebih dulu. "Rencana apa lagi yang dimainkan Maudy? kemungkinan dia berkerja sama dengan Antoni untuk menghancurkan perusahaan." "Aku tahu, lagi pula aku tidak ingin menikah dengannya. Aku menyuruhmu untuk menyadarkan mommy, Maudy dan keluarganya hanya menginginkan uang dan kekuasaan." Mereka berdua pun berusaha mencari solusi supaya rencana Maudy segera diketahui oleh Murni. Tetapi sebelum mereka selesai bicara, ponsel Arland berdering ia pun melihat ternyata Murni yang meneleponnya. "Hello mom." "Arland cepatlah pulang, Maudy ada di rumah kalian harus segera memilih baju untuk acara pernikahan." Arland langsung mematika
Tetapi Maudy curiga jika Arland telah mencintai orang lain, karena sangat jelas terlihat dari sikap Arland yang sudah sangat cuek pada dirinya. "Aku harus mencari tahu siapa Bella, jangan sampai rencanaku berantakan, aku mati-matian berusaha untuk mendapatkan apa yang aku inginkan, setelah itu aku akan pergi dengan Anthony." Gumamnya sambil merencanakan sesuatu yang lain. "Jangan khawatir sayang, tidak ada yang bisa menggantikan mu di sisi Arland," kata Murni sambil mengelus rambut Maudy. Tetapi terlihat jelas di wajah Maudy ia panik. Seketika Murni mendekatinya lalu mencoba menghibur calon menantunya itu. Arland merasa pulang ke rumahnya hanya buang-buang waktu saja, ia tidak berniat sama sekali untuk memilih atau fitting baju pengantin. Tetapi Murni lah yang paling antusias untuk melakukan itu. "Mom, aku mau ke kamar dulu, tolong jangan ada yang masuk. Aku tidak mau di ganggu!" Ucap Arland dengan tegas. Maudy menjadi gelisah, ia tetap kepikiran dengan Bella. Setibanya Arla
Arland berusaha untuk membuat Bella tidak memikirkan banyak hal yang akan membahayakan dirinya. tetapi ia tidak tahu jika Bella sudah mengetahui tentang Maudy. Hanya saja Bella belum mengatakannya pada Arland. "Aku akan pergi sebentar Aku akan kembali segera." Arland mengelus rambut Bella lalu ia pun keluar dari apartemen menuju parkiran. Bella merasa sudah tidak bosan lagi di apartemen karena ia diberi laptop oleh Kay, setidaknya dia punya kesibukan bermain game atau membuka internet. Arland memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi agar ia segera tiba ke rumah Maudy. Arland berusaha untuk tiba secepatnya, sesampainya di sana iya langsung bicara dengan Maudy. Maudy mengira kedatangan Arland ke rumahnya untuk meminta maaf padanya atau mempercepat pernikahan mereka, tapi nyatanya Arland justru marah padanya. "Jangan pernah bermimpi pernikahan ini terjadi, aku akan segera memberitahu mommy semua kebohonganmu dan semua rencana jahat mu terhadap keluargaku. Setidaknya setelah ini kau
Saat pagi telah menyingsing Arland pun terbangun dari sofa di mana ia tidur semalaman, ia tidur di sofa sejak Bella tinggal di apartemennya. Ia segera mandi lalu bersih untuk pergi, tapi sebelum pergi ia menunggu Bella bangun. Ketika ia duduk di sofa Bella keluar dari kamar, matanya masih terlihat mengantuk dan rambutnya sangat berantakan, Arland pun mendekatinya lalu tersenyum. "Pagi ini aku akan pergi ke kantor, semua yang kamu butuhkan sudah ku siapkan di kulkas. Kau tidak perlu pergi keluar untuk mencari sesuatu!" Arland meninggalkan Bella lalu ia segera menuju kantornya di mana Kay juga sudah ada di sana. Kay menghubunginya karena Anthony mencurangi proyek yang sedang mereka kerjakan. Anthony tetap berusaha untuk menghancurkan kejayaan Alexander. Dia menyuruh seseorang untuk mencuri data di kantornya ketika malam hari. Tetapi Kay tidak tahu siapa orang yang disuruh Anthony. Karena semua yang bekerja dengan mereka tidak pernah ada yang mengkhianati mereka. "Maafkan aku, ak
Maudy menemui Anthony di rumahnya. Anthony marah rencananya selalu gagal. Maudy langsung memeluknya lalu ia pun berusaha menghibur Anthony. "Kenapa selalu dia yang beruntung aku sudah berusaha bertahun-tahun untuk balas dendam pada keluarga Alexander yang sombong itu." Anthony teringat pada masa lalu, di mana ayahnya adalah karyawan Mars Group. Ayahnya selalu jujur dalam bekerja dan tidak pernah mengecewakan keluarga Alexander. Tetapi Tuan Yudha Alexander mengkhianatinya ketika ayahnya berhasil mendapatkan beberapa tender besar dengan keuntungan miliaran Rupiah. Dalam semalam Yudha Alexander menyingkirkan ayahnya tanpa memberikan sepeser pun dari keuntungan yang ia dapatkan. Saat itu Anthony masih kecil, iya tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong ayahnya, tak membutuhkan waktu lama keluarganya pun segera mengalami kebangkrutan hingga ayahnya sakit-sakitan dan tidak punya uang untuk berobat. Sementara ibunya menjadi pembantu. Anthony sejak kecil sudah mengalami kepahitan
Nampaknya Arland sudah tidak sabar menunggu sampai malam tiba, apapun yang ia kerjakan rasanya semua berantakan. ia selalu teringat dengan Bella. Melihat Arland yang tidak fokus bekerja Kay pun memberi masukan agar ia tidak perlu memikirkan pernikahan itu, karena pernikahan itu akan segera berlangsung. Tetapi Arland tidak bisa menyembunyikan apa yang dirasakan, sementara Bella di apartemen tidak menyiapkan apapun. Untung saja Kai pulang lebih dulu ke apartemen, iya tidak melihat gaun pengantin yang akan di kenakan Bella nanti. "Di mana gaun pengantin mu? malam ini pernikahanmu dengan Arlan akan berlangsung, sebagai seorang kakak aku akan berusaha memberikan yang terbaik untukmu!" Bella hanya menatap Kay ia tidak bicara, karena sebelumnya Kay mengatakan akan membantunya menjauh dari Arland, tetapi sekarang Kay malah menyuruhnya untuk segera menikah dengan pria yang ia benci itu. Kay pun mengerti sikap diam Bella. Ia menghela nafas lalu duduk di sofa. Kay sebenarnya tidak ingin