Arland berusaha untuk membuat Bella tidak memikirkan banyak hal yang akan membahayakan dirinya. tetapi ia tidak tahu jika Bella sudah mengetahui tentang Maudy. Hanya saja Bella belum mengatakannya pada Arland. "Aku akan pergi sebentar Aku akan kembali segera." Arland mengelus rambut Bella lalu ia pun keluar dari apartemen menuju parkiran. Bella merasa sudah tidak bosan lagi di apartemen karena ia diberi laptop oleh Kay, setidaknya dia punya kesibukan bermain game atau membuka internet. Arland memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi agar ia segera tiba ke rumah Maudy. Arland berusaha untuk tiba secepatnya, sesampainya di sana iya langsung bicara dengan Maudy. Maudy mengira kedatangan Arland ke rumahnya untuk meminta maaf padanya atau mempercepat pernikahan mereka, tapi nyatanya Arland justru marah padanya. "Jangan pernah bermimpi pernikahan ini terjadi, aku akan segera memberitahu mommy semua kebohonganmu dan semua rencana jahat mu terhadap keluargaku. Setidaknya setelah ini kau
Saat pagi telah menyingsing Arland pun terbangun dari sofa di mana ia tidur semalaman, ia tidur di sofa sejak Bella tinggal di apartemennya. Ia segera mandi lalu bersih untuk pergi, tapi sebelum pergi ia menunggu Bella bangun. Ketika ia duduk di sofa Bella keluar dari kamar, matanya masih terlihat mengantuk dan rambutnya sangat berantakan, Arland pun mendekatinya lalu tersenyum. "Pagi ini aku akan pergi ke kantor, semua yang kamu butuhkan sudah ku siapkan di kulkas. Kau tidak perlu pergi keluar untuk mencari sesuatu!" Arland meninggalkan Bella lalu ia segera menuju kantornya di mana Kay juga sudah ada di sana. Kay menghubunginya karena Anthony mencurangi proyek yang sedang mereka kerjakan. Anthony tetap berusaha untuk menghancurkan kejayaan Alexander. Dia menyuruh seseorang untuk mencuri data di kantornya ketika malam hari. Tetapi Kay tidak tahu siapa orang yang disuruh Anthony. Karena semua yang bekerja dengan mereka tidak pernah ada yang mengkhianati mereka. "Maafkan aku, ak
Maudy menemui Anthony di rumahnya. Anthony marah rencananya selalu gagal. Maudy langsung memeluknya lalu ia pun berusaha menghibur Anthony. "Kenapa selalu dia yang beruntung aku sudah berusaha bertahun-tahun untuk balas dendam pada keluarga Alexander yang sombong itu." Anthony teringat pada masa lalu, di mana ayahnya adalah karyawan Mars Group. Ayahnya selalu jujur dalam bekerja dan tidak pernah mengecewakan keluarga Alexander. Tetapi Tuan Yudha Alexander mengkhianatinya ketika ayahnya berhasil mendapatkan beberapa tender besar dengan keuntungan miliaran Rupiah. Dalam semalam Yudha Alexander menyingkirkan ayahnya tanpa memberikan sepeser pun dari keuntungan yang ia dapatkan. Saat itu Anthony masih kecil, iya tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong ayahnya, tak membutuhkan waktu lama keluarganya pun segera mengalami kebangkrutan hingga ayahnya sakit-sakitan dan tidak punya uang untuk berobat. Sementara ibunya menjadi pembantu. Anthony sejak kecil sudah mengalami kepahitan
Nampaknya Arland sudah tidak sabar menunggu sampai malam tiba, apapun yang ia kerjakan rasanya semua berantakan. ia selalu teringat dengan Bella. Melihat Arland yang tidak fokus bekerja Kay pun memberi masukan agar ia tidak perlu memikirkan pernikahan itu, karena pernikahan itu akan segera berlangsung. Tetapi Arland tidak bisa menyembunyikan apa yang dirasakan, sementara Bella di apartemen tidak menyiapkan apapun. Untung saja Kai pulang lebih dulu ke apartemen, iya tidak melihat gaun pengantin yang akan di kenakan Bella nanti. "Di mana gaun pengantin mu? malam ini pernikahanmu dengan Arlan akan berlangsung, sebagai seorang kakak aku akan berusaha memberikan yang terbaik untukmu!" Bella hanya menatap Kay ia tidak bicara, karena sebelumnya Kay mengatakan akan membantunya menjauh dari Arland, tetapi sekarang Kay malah menyuruhnya untuk segera menikah dengan pria yang ia benci itu. Kay pun mengerti sikap diam Bella. Ia menghela nafas lalu duduk di sofa. Kay sebenarnya tidak ingin
Menjelang pernikahan beberapa jam lagi, pekerjaan Arland semakin menumpuk hingga ia tidak bisa pulang atau istirahat sebentar, Murni datang ke perusahaan secara tiba-tiba mengejutkannya. Selama ini Murni tidak pernah datang karena ia sibuk dengan urusan sosialita bersama dengan istri-istri pengusaha yang lainnya, termasuk ibunya Maudy. "Ada apa Mom tumben ke sini?" tanya Arland saat ia melihat Murni masuk kedalam ruangannya. "Mommy ingin bicara serius denganmu Arland," Murni meletakkan tas branded nya di atas meja. Meskipun mommy nya ingin bicara serius, tetapi Arland tetap duduk di kursinya dan tetap fokus bekerja, ia terus menendangi layar laptopnya. "Di mana kau sembunyikan Bella?" pertanyaan itu seperti petir yang menyambar Arland di siang hari. "Apa yang mami katakan?" Arland pura-pura tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Murni. "Mommy bicara serius denganmu Arland, di mana kau sembunyikan Bella? jangan sampai mommy yang mencari tahu sendiri, setelah mommy menemukanny
Arland juga menatap sosok yang berdiri di depan pintu, ia melihat Kay mencoba membujuk Bella agar tidak meninggalkan apartemen. Tetapi Bella sudah tidak tahan lagi diperlakukan dengan sangat buruk. "Aku tidak pernah meminta apapun, mengapa orang-orang itu begitu kejam?" Bella sebenarnya sudah menganggap Kay sebagai seorang kakak yang akan selalu melindunginya, tetapi keluarga Arland begitu kejam terhadap dirinya. "Aku tidak akan membiarkanmu pergi, di luar sana begitu banyak kejahatan!" "Aku tidak perduli, aku akan pulang ke kampungku di mana aku hidup dengan tenang, aku tidak ingin kehidupan yang seperti ini." Bella menangis, wajahnya terlihat pucat dan bibirnya masih bengkak karena dipukuli oleh Murni. Arland pun mencoba bicara dengan Bella, tetapi Bella sama sekali tidak mau mendengarkannya. "Jangan mendekatiku, aku tidak mau bicara denganmu." Arland tetap berusaha agar Bella mau mendengarkannya, ia tidak mengerti mengapa Murni datang tiba-tiba lalu memukuli Bella
Arland tidak sempat untuk menjelaskan kepada ayahnya, yang ia pikirkan segera menemukan Bella, mereka sama sekali tidak menaruh rasa curiga pada Maudy. Karena yang terkahir kali menemui Bella adalah Murni. Arland segera keluar dari rumah di ikuti oleh Kay, sementara kedua orang tuanya berada di dalam rumah dengan banyak pertanyaan yang ingin mereka dengar jawabannya dari Arland. Dada Yudha Alexander masih terasa perih, ia tidak menyangka masalah sebesar itu terjadi di keluarganya tanpa ia tahu sedikit pun. Arland tidak tahu lagi harus mencari kemana, ia tidak memiliki akses untuk mengetahui keberadaan Bella. Tepat saat ia putus asa, Kay menepuk pundaknya lalu mengingatkannya pada satu hal yang pernah mereka lakukan. "Cincin di jari Bella apakah sudah di lepas?" Seketika Arland memikirkan cincin itu, ia pernah menemukan Bella dengan GPS yang ia pasang di cincin. "Aku tahu," segera mereka berdua mengaktifkan GPS di ponsel Arland lalu mengikuti petunjuk. Setelah kurang lebih 20
Bella terus berjalan hingga ia harus duduk di samping Arland, Kay pun ikut bahagia akhirnya yang ia tunggu pun terjadi. "Aku tidak bermaksud untuk membuatmu kecewa padaku Bella, tapi aku sudah tidak mau jika Arland dan Maudy menikah, itu lebih dari mimpi buruk," sebenarnya yang paling ia khawatirkan jika Maudy dan Arland menikah adalah adiknya, Maudy pasti akan memecatnya dari kantor sehingga ia tidak akan bisa membiayai adiknya sekolah dan juga memberikan uang untuk ibunya, selama ini ia berusaha menjadi anak dan kakak yang terbaik di keluarganya. Ia pun menghilang nafasnya, ia harus mengorbankan Bella selamanya. Bella tertunduk lesu di hadapan beberapa orang itu ia tak bicara sepatah katapun. Tetapi Arland begitu bersemangat sampai ia tidak bisa tidak tersenyum sejak Bella keluar dari kamar. "Acara akan segera kita mulai, ada lagi yang mau ditunggu?" tanya penghulu itu sebelum ia memulai acara ijab kabul. "Tidak Pak, mulai saja." Wajah Bella semakin terlihat murung, iya ta
Ia melihat sosok pria yang berdiri di depannya, ia melihat dengan matanya tanpa berkedip, ia segera menangis lalu memeluk Arland dengan penuh haru, sedangkan Kay segera masuk ke dalam. Saat Bella tidak kunjung masuk ke dalam rumah, Novia segera melihat keluar, ia kaget, ia segera memeluk papanya, air mata di pipinya jatuh saat ia berada di pelukan papanya. "Papa kemana saja? kenapa tidak pernah pulang?" tanya Novia. "Maafkan papa ya nak, papa sangat sibuk, tapi papa tidak pernah melupakan Novia dan juga mama, doa kalian lah yang membuat papa pulang ke rumah dengan selamat." Novia sangat terharu mendengarnya, ia pun segera membawa papanya masuk, Bella segera membuatkan makanan untuk Arland, Arland segera mandi saat ia tiba di rumah, ia menikmati setiap sentuhan air yang membasahi tubuhnya. Kay memberi kejutan pada Sunny, ia berdiri di depan pintu kamar saat Sunny menggendong Kayra Maharani, Sunny segera berlari memeluk Kay, ia juga menangis terharu saat memeluk Kay, ia merasa
Kay menikahi Sunny secara mendadak, sedangkan Maudy depresi karena tidak bisa mendapatkan apapun yang ia rencanakan selama ia tinggal di rumah Alexander. Arland dan Kay secara brutal terus mengejar keberadaan Anthony dan Nilesh, meskipun sangat lama ia baru menemukan tempat persembunyian Anthony, mereka mencari hingga ke pelosok kampung, banyak rintangan yang dilalui untuk menemukan persembunyian Anthony yang saat ini menjadi buronan karena banyak permasalahan yang mereka hadapi. Bella berbulan-bulan menunggu kepulangan suaminya, ia khawatir dengan keselamatan suaminya, ia merasa seperti seorang istri militer yang menunggu suaminya antara hidup dan mati. Bella menunggu dengan sabar, meskipun kadang Novia masih selalu bertanya di mana keberadaan papanya. Yang lebih sedihnya lagi, saat hari pernikahan Sunny harus rela melepaskan kepergian suaminya untuk mencari keberadaan Anthony, dengan hati yang penuh rasa khawatir dan air mata yang terus mengalir ia terus berdoa dan berharap
"Wanita ular itu pernah menjadi kekasih mu," ucap Bella dalam hatinya, tapi ia juga mengikuti Arland ke halaman belakang, meskipun wajahnya cemberut dan terus ngedumel di dalam hatinya. Arland menyuruhnya menutup mata, setelah 2 menit Bella membuka matanya karena di suruh oleh Arland, Arland berlutut di hadapannya lalu memberikan cincin yang indah di jarinya. "Cincin?" ucap Bella kaget sambil tersenyum. Arland segera memeluknya lalu mengelus rambutnya, ia tahu Bella sangat lelah beberapa hari terakhir. "Jangan salah paham padaku, aku selalu memikirkan kebaikanmu dan juga kebahagiaan mu, aku selalu memikirkan mu." Bella tersenyum lalu memeluk suaminya, ia pun bahagia kegirangan, akhirnya setelah beberapa hari ia akhirnya di perhatikan lagi oleh suaminya. Bella dan Arland bermesraan di halaman belakang, dan pemandangan itu dilihat oleh Maudy, ia rupanya sangat terluka melihat itu, seperti di tusuk duri di jantungnya. "Kurang ajar, beraninya kau bermesraan di depanku Bella, lihat s
"Untuk apa kau menangis? pergi dari sini!" ucap Arland. "Kenapa kau mengusir ku Arland? Bella dan Sunny juga mengusirku, kenapa tidak ada belas kasih mu padaku?" "Aku tahu apa yang terjadi di sini saat aku tidak ada di rumah, kau mengusir Sunny karena kau sama sekali tidak suka padanya, kehadiran Sunny jadi ancaman bagimu, apakah aku benar?" tanya Arland. Maudy terdiam, semua orang menatapnya sehingga ia sangat membenci Bella. "Aku tidak mengatakan apapun padanya, justru ketika aku baru turun dari kamar mereka berdua berusaha membuatku jatuh, mereka gagal lalu mereka mengusirku, harusnya kau paham apa yang terjadi di sini Arland, aku tidak pernah berubah padamu!" "Apa aku perlu menunjukkan video saat kau mengusir Sunny? kau sangat kasar padanya, jika Kay tahu kau mengusir Sunny maka habislah kau!" ucap Arland. Maudy sama sekali tidak berkutik, ia terdiam, tidak tahu harus mengatakan apa supaya Arland berpihak padanya. "Aku minta maaf Arland, aku tidak bermaksud membuat mu
Zian hanya bisa menggeleng saat sudah tahu yang terjadi pada Arland, Arland memang melakukan kesalahan tapi itu sama sekali tidak di sengaja ataupun dia sadari, ia melakukan itu saat mabuk. "Lalu apa hubunganya dengan Anthony? kenapa ia selalu mengganggu anak dan istrimu?" tanya Zian sekali lagi. "Dia sebenarnya salah paham, aku tidak tahu apa yang dikatakan ayahnya padanya sehingga ia sangat membenci keluargaku, tapi yang pasti papa tidak pernah melakukannya kesalahan pada keluarganya," ucap Arland. Zian mengerti, sebenarnya ini hanya masalah pribadi yang belum selesai. Zian pun tahu cara memecahkan masalah ini, tapi pastinya dari salah satu pihak pasti ada yang tidak setuju. "Sebenarnya memecahkan masalah ini sangat mudah, tapi tergantung kedua belah pihak, jika salah satunya tidak setuju maka masalah ini akan tetap berlanjut hingga anak cucu kalian." Arland diam, ia sebenarnya tidak ingin memiliki masalah dengan siapapun, karena saat ini ia hanya memikirkan keluarganya saja.
Kay dan Arland bicara berdua di luar rumah, ia sebenarnya tahu Maudy drop karena takut ketahuan ikut melakukan kesalahan. "Apa kau yakin dia benar-benar sakit?" tanya Arland. "Iya, dia sakit karena memikirkan papanya, jelas dia takut di penjara!" "Lihat saja nanti apa yang akan dikatakan oleh dokter, aku sebenarnya tidak penasaran kenapa dia tiba-tiba sakit!" ucap Arland sekali lagi. Dokter mulai memeriksa Maudy, Murni dan Bella masih ada di dalam kamar itu, dokter itu dengan cepat memberikan infus di tangannya lalu menyuruh Maudy minum obat. Setelah selesai menanganinya, dokter itu bicara dengan Murni dan Bella. "Jangan biarkan dia memikirkan hal yang tidak baik, itu bisa membuat calon bayinya dalam bahaya, Maudy tipe orang yang sangat mudah drop apalagi saat ini dia sedang hamil." "Apakah ada sesuatu yang membuatnya tiba-tiba sakit?" tanya Murni karena ia sangat penasaran. "Tidak, dia hanya tidak boleh memikirkan sesuatu yang berlebihan!" Dokter itu memberikan rese
Tiba-tiba Maudy merasa deg-degan, ia tahu arah pembicaraan Kay, lalu ia menghela nafas, ia tidak mau buru-buru berfikir negatif. Sunny duduk di samping Bella, ia menunggu kejutan apa yang akan di katakan Kay pada mereka semua. "Jangan terlalu lama membuat orang menunggu, katakan saja apa kejutannya!" ucap Murni, lalu Kay tersenyum, ia mengambil ponselnya lalu menelepon seseorang. "Halo, semuanya berjalan lancar?" tanya Kay, Arland hanya diam mendengar pembicaraan Kay. Ia mematikan ponselnya lalu menatap Arland, ia diam cukup lama. "Mereka sudah di tangkap, kali ini mereka tidak bisa membayar siapapun untuk di bebaskan, ada seseorang yang mendukung mereka melakukan itu, yang pastinya kita tak akan percaya jika dia ikut campur dalam segala hal." Maudy semakin penasaran, tapi ia tidak mau bertanya sama sekali, ia tidak mau membuat orang di rumah itu curiga. "Siapa yang kau maksud? mommy penasaran siapa saja orang yang ingin mengganggu keluarga kita" ucap Murni. "Banyak mom, salah
Arland masuk ke dalam ruangan setelah selesai menelepon Bella, ia melihat Kay duduk di tempat tidur, wajahnya masih terlihat sedikit pucat. "Sebenarnya kejutan apa yang ingin kau tunjukkan pada semua orang?" tanya Arland padanya. "Jangan tanya padaku, lihat saja nanti!" jawab Kay. Arland pun membantu Kay keluar dari ruangan itu setelah Tuan Alexander menelpon bahwa ia sudah berada di parkiran. Dengan pelan Kay berjalan karena kepalanya masih belum sembuh total, tapi ia berusaha untuk terlihat kuat. "Aku akan mengambil kursi roda kalau kau tidak kuat berjalan, aku takut kau pingsan lalu kembali ke ruangan itu lagi!" ucap Arland sambil terus memegangi pundak Kay. "Aku baik-baik saja, kau tidak perlu memejamkan ku seperti itu," jawabnya sambil bercanda. Mereka pun tiba di parkiran, Kay dengan pelan-pelan masuk ke dalam mobil, ia duduk di samping Tuan Alexander sedangkan Arland duduk di belakang. "Bagaimana keadaan mu Kay?" tanya Tuan Alexander sebelum ia memacu mobilnya, tapi tiba
"Oh, jadi kau sudah menampakan topeng aslimu padaku, ternyata selama ini kau tinggal di sini hanya untuk mencari tahu semua informasi tentang keluarga Alexander, tapi sayangnya kau tidak mendapatkan apapun, semua yang kau harapkan sia-sia, ku tidak akan memberimu sebesar pun, dan rencanamu untuk menghancurkan keluargaku tidak akan pernah terjadi, karena kau tahu saat ini Kay dan Arland juga sudah tahu apa yang kau rencanakan bersama dengan Anthony, tunggu saja giliran mau mendapatkan balasan dari mereka berdua!" ucap Bella padanya, Maudy terdiam mendengar apa yang di katakan Bella padanya, ia bahkan gemetar saat tahu Kay dan Arland sudah mengetahui apa yang ia rencanakan. "Apa yang kau katakan? bukanlah selama ini kau yang ingin menghancurkan kehidupan Alexander? kau mengambil semua yang mereka miliki, lalu kau menuduhku supaya mereka tidak curiga padamu, luar biasa, kau memang sangat pandai bersandiwara," Maudy menuduh Bella bersandiwara, ia juga mengatakan bahwa Bella lah yang ingin