Saat pagi telah menyingsing Arland pun terbangun dari sofa di mana ia tidur semalaman, ia tidur di sofa sejak Bella tinggal di apartemennya. Ia segera mandi lalu bersih untuk pergi, tapi sebelum pergi ia menunggu Bella bangun. Ketika ia duduk di sofa Bella keluar dari kamar, matanya masih terlihat mengantuk dan rambutnya sangat berantakan, Arland pun mendekatinya lalu tersenyum. "Pagi ini aku akan pergi ke kantor, semua yang kamu butuhkan sudah ku siapkan di kulkas. Kau tidak perlu pergi keluar untuk mencari sesuatu!" Arland meninggalkan Bella lalu ia segera menuju kantornya di mana Kay juga sudah ada di sana. Kay menghubunginya karena Anthony mencurangi proyek yang sedang mereka kerjakan. Anthony tetap berusaha untuk menghancurkan kejayaan Alexander. Dia menyuruh seseorang untuk mencuri data di kantornya ketika malam hari. Tetapi Kay tidak tahu siapa orang yang disuruh Anthony. Karena semua yang bekerja dengan mereka tidak pernah ada yang mengkhianati mereka. "Maafkan aku, ak
Maudy menemui Anthony di rumahnya. Anthony marah rencananya selalu gagal. Maudy langsung memeluknya lalu ia pun berusaha menghibur Anthony. "Kenapa selalu dia yang beruntung aku sudah berusaha bertahun-tahun untuk balas dendam pada keluarga Alexander yang sombong itu." Anthony teringat pada masa lalu, di mana ayahnya adalah karyawan Mars Group. Ayahnya selalu jujur dalam bekerja dan tidak pernah mengecewakan keluarga Alexander. Tetapi Tuan Yudha Alexander mengkhianatinya ketika ayahnya berhasil mendapatkan beberapa tender besar dengan keuntungan miliaran Rupiah. Dalam semalam Yudha Alexander menyingkirkan ayahnya tanpa memberikan sepeser pun dari keuntungan yang ia dapatkan. Saat itu Anthony masih kecil, iya tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong ayahnya, tak membutuhkan waktu lama keluarganya pun segera mengalami kebangkrutan hingga ayahnya sakit-sakitan dan tidak punya uang untuk berobat. Sementara ibunya menjadi pembantu. Anthony sejak kecil sudah mengalami kepahitan
Nampaknya Arland sudah tidak sabar menunggu sampai malam tiba, apapun yang ia kerjakan rasanya semua berantakan. ia selalu teringat dengan Bella. Melihat Arland yang tidak fokus bekerja Kay pun memberi masukan agar ia tidak perlu memikirkan pernikahan itu, karena pernikahan itu akan segera berlangsung. Tetapi Arland tidak bisa menyembunyikan apa yang dirasakan, sementara Bella di apartemen tidak menyiapkan apapun. Untung saja Kai pulang lebih dulu ke apartemen, iya tidak melihat gaun pengantin yang akan di kenakan Bella nanti. "Di mana gaun pengantin mu? malam ini pernikahanmu dengan Arlan akan berlangsung, sebagai seorang kakak aku akan berusaha memberikan yang terbaik untukmu!" Bella hanya menatap Kay ia tidak bicara, karena sebelumnya Kay mengatakan akan membantunya menjauh dari Arland, tetapi sekarang Kay malah menyuruhnya untuk segera menikah dengan pria yang ia benci itu. Kay pun mengerti sikap diam Bella. Ia menghela nafas lalu duduk di sofa. Kay sebenarnya tidak ingin
Menjelang pernikahan beberapa jam lagi, pekerjaan Arland semakin menumpuk hingga ia tidak bisa pulang atau istirahat sebentar, Murni datang ke perusahaan secara tiba-tiba mengejutkannya. Selama ini Murni tidak pernah datang karena ia sibuk dengan urusan sosialita bersama dengan istri-istri pengusaha yang lainnya, termasuk ibunya Maudy. "Ada apa Mom tumben ke sini?" tanya Arland saat ia melihat Murni masuk kedalam ruangannya. "Mommy ingin bicara serius denganmu Arland," Murni meletakkan tas branded nya di atas meja. Meskipun mommy nya ingin bicara serius, tetapi Arland tetap duduk di kursinya dan tetap fokus bekerja, ia terus menendangi layar laptopnya. "Di mana kau sembunyikan Bella?" pertanyaan itu seperti petir yang menyambar Arland di siang hari. "Apa yang mami katakan?" Arland pura-pura tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Murni. "Mommy bicara serius denganmu Arland, di mana kau sembunyikan Bella? jangan sampai mommy yang mencari tahu sendiri, setelah mommy menemukanny
Arland juga menatap sosok yang berdiri di depan pintu, ia melihat Kay mencoba membujuk Bella agar tidak meninggalkan apartemen. Tetapi Bella sudah tidak tahan lagi diperlakukan dengan sangat buruk. "Aku tidak pernah meminta apapun, mengapa orang-orang itu begitu kejam?" Bella sebenarnya sudah menganggap Kay sebagai seorang kakak yang akan selalu melindunginya, tetapi keluarga Arland begitu kejam terhadap dirinya. "Aku tidak akan membiarkanmu pergi, di luar sana begitu banyak kejahatan!" "Aku tidak perduli, aku akan pulang ke kampungku di mana aku hidup dengan tenang, aku tidak ingin kehidupan yang seperti ini." Bella menangis, wajahnya terlihat pucat dan bibirnya masih bengkak karena dipukuli oleh Murni. Arland pun mencoba bicara dengan Bella, tetapi Bella sama sekali tidak mau mendengarkannya. "Jangan mendekatiku, aku tidak mau bicara denganmu." Arland tetap berusaha agar Bella mau mendengarkannya, ia tidak mengerti mengapa Murni datang tiba-tiba lalu memukuli Bella
Arland tidak sempat untuk menjelaskan kepada ayahnya, yang ia pikirkan segera menemukan Bella, mereka sama sekali tidak menaruh rasa curiga pada Maudy. Karena yang terkahir kali menemui Bella adalah Murni. Arland segera keluar dari rumah di ikuti oleh Kay, sementara kedua orang tuanya berada di dalam rumah dengan banyak pertanyaan yang ingin mereka dengar jawabannya dari Arland. Dada Yudha Alexander masih terasa perih, ia tidak menyangka masalah sebesar itu terjadi di keluarganya tanpa ia tahu sedikit pun. Arland tidak tahu lagi harus mencari kemana, ia tidak memiliki akses untuk mengetahui keberadaan Bella. Tepat saat ia putus asa, Kay menepuk pundaknya lalu mengingatkannya pada satu hal yang pernah mereka lakukan. "Cincin di jari Bella apakah sudah di lepas?" Seketika Arland memikirkan cincin itu, ia pernah menemukan Bella dengan GPS yang ia pasang di cincin. "Aku tahu," segera mereka berdua mengaktifkan GPS di ponsel Arland lalu mengikuti petunjuk. Setelah kurang lebih 20
Bella terus berjalan hingga ia harus duduk di samping Arland, Kay pun ikut bahagia akhirnya yang ia tunggu pun terjadi. "Aku tidak bermaksud untuk membuatmu kecewa padaku Bella, tapi aku sudah tidak mau jika Arland dan Maudy menikah, itu lebih dari mimpi buruk," sebenarnya yang paling ia khawatirkan jika Maudy dan Arland menikah adalah adiknya, Maudy pasti akan memecatnya dari kantor sehingga ia tidak akan bisa membiayai adiknya sekolah dan juga memberikan uang untuk ibunya, selama ini ia berusaha menjadi anak dan kakak yang terbaik di keluarganya. Ia pun menghilang nafasnya, ia harus mengorbankan Bella selamanya. Bella tertunduk lesu di hadapan beberapa orang itu ia tak bicara sepatah katapun. Tetapi Arland begitu bersemangat sampai ia tidak bisa tidak tersenyum sejak Bella keluar dari kamar. "Acara akan segera kita mulai, ada lagi yang mau ditunggu?" tanya penghulu itu sebelum ia memulai acara ijab kabul. "Tidak Pak, mulai saja." Wajah Bella semakin terlihat murung, iya ta
Setelah memberikan pendapat mengenai pernikahan Arland, akhirnya Murni menerima jika Bella dibawa pulang ke rumah mereka, karena itu adalah permintaan suaminya sendiri. "Bella akan ikut pulang dengan kita ke rumah karena sekarang dia adalah menantu keluarga Alexander, Arland segera kemasi bareng-bareng Bella kita akan pulang ke rumah." Meskipun dalam hati Murni ingin memukul Bella, tapi di satu sisi suaminya lebih berpihak pada Bella, ia sama sekali tidak berani menentang suaminya. Arland segera mengemasi barang-barang Bella lalu membawanya turun menuju parkiran, sementara Bella masih memakai gaun pengantin mengikuti mereka berjalan menuju mobil. Sepanjang perjalanan Bella tidak pernah bicara sampai mereka tiba di rumah mewah itu. "Kita sudah sampai di rumah, ini juga rumahmu karena kau telah menjadi menantu kami, jangan pernah sungkan bila ingin menanyakan sesuatu." Yudha Alexander bersikap baik kepada Bella, sedangkan Murni semakin membencinya. Bella mengikuti mereka masu