Arland mengendarai mobilnya dengan pelan, Bella hanya melihat sekeliling tanpa bicara sekalipun, ia rasanya tidak berdaya. Arland memperhatikannya lalu ia berhenti, Bella memalingkan wajahnya, Arland tidak bisa memaksa Bella untuk secepatnya menerima dirinya sebagai suami. Arland tidak langsung menuju kantor, ia berhenti di depan supermarket lalu mengajak Bella untuk jalan-jalan sebentar. Setibanya di mall Bella tidak menyukai apa-apa, yang ia rasa hanya pusing dan mual karena aroma parfum yang berbagai macam jenis. "Aku mau pulang, kepala ku sakit." Bella tidak ingin berlama-lama di situ, Arland memahami situasi yang dirasakan oleh istrinya. Ia pun mengikuti Bella keluar dari mall. Setelah tiba di mobil Bella meminta sesuatu pada Arland. "Aku mau makan telor gulung yang ada di ujung jalan." Bella menunjuk penjual jajanan murah itu, Arland menatapnya, ia sebenarnya takut jika Bella jajan sembarangan. "Aku takut kau sakit jika jajan sembarangan apalagi di pinggir jalan sepert
Saat Bella berada di kantor bersama Arland, Maudy datang kerumah Murni membawa banyak makanan, buah, dan roti kesukaan Murni.Ia sengaja datang untuk menghasut Murni agar semakin membenci Bella."Mom, aku sengaja datang kesini membawa makanan, aku tahu mommy banyak pikiran, akhir-akhir ini pasti mommy sangat lelah."Maudy seolah tahu apa yang di rasakan Murni, apalagi ia tahu jika Bella sudah tinggal bersama mereka, sejak Arland menikahinya."Kamu paling tahu apa yang mommy rasa, Maudy. Sejak perempuan pembawa sial itu dirumah ini, mommy sering merasa sakit kepala."Murni duduk di kursi lalu Maudy memijitnya dengan pelan, Murni sangat menikmati sentuhan tangan Maudy yang lembut."Mom, kenapa sih Arland harus memilih gadis kampung itu?" Maudy mulai menghasut Murni agar segera mengusir Bella, lalu ia pun akan masuk ke dalam rumah itu sebagai nyonya."Mommy masih memikirkan sesuatu agar gadis kampung itu segera keluar dari sini, tapi papa mendukungnya, mommy harus lebih hati-hati jika me
Mendengar pertanyaan Bella Maudy begitu senang karena ia mengira Bella mengalami amnesia. Dia pikir setelah Bella amnesia ia bisa berpura-pura menjadi temannya lalu menghasut Bella untuk membenci Arland."Apa? Bella amnesia?" Maudy tersenyum dan raut wajahnya terlihat bahagia, namun saat itu juga ia harus memasang wajah sedihnya di depan Arland."Aku suamimu Bella," Arland mengelus kepalanya lalu mencium keningnya. Bella masih belum mengingat apa-apa, Arland menjadi khawatir ia pun segera menyuruh Maudy untuk memanggil dokter karena ia tidak mau meninggalkan Bella sendiri, ia pun tidak mau jika meninggalkan Bella bersama Maudy. Baginya Maudy akan tetap menjadi orang yang jahat."Maudy tolong panggil dokter, kenapa Bella bisa kehilangan ingatan seperti ini!"Maudy segera keluar untuk memanggil dokter, tetapi ia begitu lambat.Arland sudah tidak sabar menunggu dokter tiba di ruangan Bella, tetapi ia terus mencoba mengingatkan Bella jika dirinya adalah suami Bella."Apa kamu ingat siapa
"Sudah jangan meledek Bella seperti itu, nanti ga jadi sarapan!" ucap Tuan Yudha Alexander. Mereka pun sarapan, setelah itu Bella dan Arland masuk kamar, Arland segera bergegas ke kantor, soalnya sejak tadi Kay sudah menelponnya berkali-kali. "Kau di rumah saja istirahat, jangan khawatir jika kau bosan, kau telepon saja aku, Arland memberikan ponsel baru yang mahal untuk Bella. Bella enggan menerima barang dari Arland, ia menolak dengan alasan, "Kembalikan saja ponsel lamaku." "Ponsel itu sudah rusak, maaf sebelumnya aku tidak memberitahu mu!" Wajah Bella seketika murung, ia sangat menginginkan ponsel nya itu, ponsel itu murah tapi ia beli dengan hasil kerja kerasnya."Maafkan aku Bella aku tidak bisa memberikan ponsel lamamu tapi aku membelikan mu yang lebih baik dari itu."Bella pun pasrah, ia menerima ponsel baru yang diberikan Arland padanya. Ia tidak bisa lagi menghubungi Sunny karena nomor ponselnya pun sudah diganti.Setelah Arland keluar dari kamar itu, Bella duduk di ran
Murni segera melihat jam dinding di rumahnya, Murni segera pergi ke kamar mandi lalu menyuruh mereka berdua untuk keluar dari bak mandi. "Jika sampai kalian mengadu pada suamiku dan juga Arland, aku akan menghabisi kalian, mengerti?" Murni tetap mengancam mereka. Bella dan Mona pun keluar dari kamar mandi, Bella tiba-tiba terjatuh karena tubuhnya sudah sangat lemas, Murni sama sekali tidak berniat untuk menolongnya. Tetapi saat ia mendengar suara mobil suaminya sudah tiba di rumah, ia berpura-pura menangis lalu berusaha menggendong Bella lalu membawanya ke dalam kamar. "Bella apa yang terjadi nak? mengapa badanmu sangat dingin?" Tuan Alexander pun kaget melihat Bella dan Mona basah kuyup, sedangkan Bella terlihat sangat pucat. "Apa yang terjadi dengan mereka?" suara Tuan Alexander pun terdengar sangat kuat. "Pah, aku sudah melarang mereka untuk tidak berendam di bak mandi, tetapi mereka berdua sama sekali tidak mendengarkan ku." Murni tidak mengakui jika dialah penyeba
Keesokan paginya Murni memberitahu Maudy jika ia telah menghukum Bella, Maudy sangat bahagia mendengar kabar itu. Ingin rasanya ia segera datang ke rumah keluarga Alexander untuk mengetahui keadaan Bella setelah Murni menyiksanya."Aku tidak mungkin datang sekarang ke rumah itu, bisa-bisa seluruh keluarganya akan curiga padaku, lagi pula aku tidak terlalu mempedulikan Arland sekarang, aku hanya mencintai Anthony"gumamnya sambil tersenyum. Ia pun segera bersiap-siap untuk menemui Anthony di kantor.Arland pun bersiap-siap pergi ke kantor bersama Tuan Alexander, ia masih khawatir jika Bella akan disiksa oleh mommy nya, sebenarnya ia pun ingin mengajak Bella tapi papanya pasti akan menolak jika ia selalu membawa Bella ke kantor.Arland duduk di samping ranjang ia pun mengelus-elus rambut Bella."Sebenarnya aku tidak tega meninggalkanmu Bella, tapi jika aku membawa mu Papa pasti akan marah padaku, Papa pasti akan bilang jika aku tidak percaya pada mommy". Ia pun merasa khawatir sebab Bel
Arland pulang ke rumah setelah menyelesaikan pekerjaannya, ia sudah memikirkan rencana yang di katakan Kay padanya.Sesampainya di rumah, Arland langsung naik ke atas, ia melihat Bi Ijah keluar dari kamarnya.Bi Ijah hanya tersenyum padanya, Arland melihat Bella sedang berbaring, Bella memakai bajunya karena pakaian Bella mulai sempit.Arland duduk di sampingnya lalu Bella pun dengan pelan minta maaf padanya, Arlan sampai bingung mengapa Bella meminta maaf."Kenapa minta maaf? tidak melakukan kesalahan!""Aku memakai bajumu, baju yang di koper sudah sempit, aku memakainya tanpa izin memaafkan aku," Arland tersenyum lalu mengelus rambut Bella."Semua yang ada di kamar ini adalah milikmu, tak usah sungkan."Arland pun terdiam sesaat, setelah itu ia segera mandi lalu turun ke bawah menemui mommy nya."Mom, malam ini aku mau keluar sebentar ada urusan mendadak, aku juga akan mengajak Bella bersamaku, karena ada sesuatu yang ingin di beli."Murni langsung berdiri dari duduknya, ia melarang
Maudy datang menemui Anthony di rumahnya, ternyata seseorang telah menunggu Maudy, jika iya tiba di rumah Anthony maka pria yang menjaga rumah itu pun harus mengabari Anthony terlebih dahulu. Maudy merasa kesal karena tidak diperbolehkan masuk, karena selama ini tidak ada yang menghalanginya untuk keluar masuk dari rumah kekasihnya itu. "Berani sekali kau menghalangi jalanku? aku bisa menyuruhmu dipecat sekarang juga oleh Anthony!""Tapi ini adalah perintah dari Tuan Anthony, siapapun yang datang ke sini aku harus memberitahunya terlebih dahulu, maafkan aku Nona!"Maudy tidak terima, dia merasa diperlakukan buruk oleh anak buah Anthony. Ia segera menghubungi kekasihnya itu namun panggilannya tidak dijawab."Mengapa Anthony tidak bisa dihubungi?" tanya Maudy dengan kesal, Ia pun berjalan menuju pintu rumah Anthony tapi pria yang menjaga rumah itu pun terus menghalanginya."Maafkan aku Nona tapi ini perintah dari Tuan.""Sayang..... sayang....."Maudy terus memanggil Anthony, tapi ti
Ia melihat sosok pria yang berdiri di depannya, ia melihat dengan matanya tanpa berkedip, ia segera menangis lalu memeluk Arland dengan penuh haru, sedangkan Kay segera masuk ke dalam. Saat Bella tidak kunjung masuk ke dalam rumah, Novia segera melihat keluar, ia kaget, ia segera memeluk papanya, air mata di pipinya jatuh saat ia berada di pelukan papanya. "Papa kemana saja? kenapa tidak pernah pulang?" tanya Novia. "Maafkan papa ya nak, papa sangat sibuk, tapi papa tidak pernah melupakan Novia dan juga mama, doa kalian lah yang membuat papa pulang ke rumah dengan selamat." Novia sangat terharu mendengarnya, ia pun segera membawa papanya masuk, Bella segera membuatkan makanan untuk Arland, Arland segera mandi saat ia tiba di rumah, ia menikmati setiap sentuhan air yang membasahi tubuhnya. Kay memberi kejutan pada Sunny, ia berdiri di depan pintu kamar saat Sunny menggendong Kayra Maharani, Sunny segera berlari memeluk Kay, ia juga menangis terharu saat memeluk Kay, ia merasa
Kay menikahi Sunny secara mendadak, sedangkan Maudy depresi karena tidak bisa mendapatkan apapun yang ia rencanakan selama ia tinggal di rumah Alexander. Arland dan Kay secara brutal terus mengejar keberadaan Anthony dan Nilesh, meskipun sangat lama ia baru menemukan tempat persembunyian Anthony, mereka mencari hingga ke pelosok kampung, banyak rintangan yang dilalui untuk menemukan persembunyian Anthony yang saat ini menjadi buronan karena banyak permasalahan yang mereka hadapi. Bella berbulan-bulan menunggu kepulangan suaminya, ia khawatir dengan keselamatan suaminya, ia merasa seperti seorang istri militer yang menunggu suaminya antara hidup dan mati. Bella menunggu dengan sabar, meskipun kadang Novia masih selalu bertanya di mana keberadaan papanya. Yang lebih sedihnya lagi, saat hari pernikahan Sunny harus rela melepaskan kepergian suaminya untuk mencari keberadaan Anthony, dengan hati yang penuh rasa khawatir dan air mata yang terus mengalir ia terus berdoa dan berharap
"Wanita ular itu pernah menjadi kekasih mu," ucap Bella dalam hatinya, tapi ia juga mengikuti Arland ke halaman belakang, meskipun wajahnya cemberut dan terus ngedumel di dalam hatinya. Arland menyuruhnya menutup mata, setelah 2 menit Bella membuka matanya karena di suruh oleh Arland, Arland berlutut di hadapannya lalu memberikan cincin yang indah di jarinya. "Cincin?" ucap Bella kaget sambil tersenyum. Arland segera memeluknya lalu mengelus rambutnya, ia tahu Bella sangat lelah beberapa hari terakhir. "Jangan salah paham padaku, aku selalu memikirkan kebaikanmu dan juga kebahagiaan mu, aku selalu memikirkan mu." Bella tersenyum lalu memeluk suaminya, ia pun bahagia kegirangan, akhirnya setelah beberapa hari ia akhirnya di perhatikan lagi oleh suaminya. Bella dan Arland bermesraan di halaman belakang, dan pemandangan itu dilihat oleh Maudy, ia rupanya sangat terluka melihat itu, seperti di tusuk duri di jantungnya. "Kurang ajar, beraninya kau bermesraan di depanku Bella, lihat s
"Untuk apa kau menangis? pergi dari sini!" ucap Arland. "Kenapa kau mengusir ku Arland? Bella dan Sunny juga mengusirku, kenapa tidak ada belas kasih mu padaku?" "Aku tahu apa yang terjadi di sini saat aku tidak ada di rumah, kau mengusir Sunny karena kau sama sekali tidak suka padanya, kehadiran Sunny jadi ancaman bagimu, apakah aku benar?" tanya Arland. Maudy terdiam, semua orang menatapnya sehingga ia sangat membenci Bella. "Aku tidak mengatakan apapun padanya, justru ketika aku baru turun dari kamar mereka berdua berusaha membuatku jatuh, mereka gagal lalu mereka mengusirku, harusnya kau paham apa yang terjadi di sini Arland, aku tidak pernah berubah padamu!" "Apa aku perlu menunjukkan video saat kau mengusir Sunny? kau sangat kasar padanya, jika Kay tahu kau mengusir Sunny maka habislah kau!" ucap Arland. Maudy sama sekali tidak berkutik, ia terdiam, tidak tahu harus mengatakan apa supaya Arland berpihak padanya. "Aku minta maaf Arland, aku tidak bermaksud membuat mu
Zian hanya bisa menggeleng saat sudah tahu yang terjadi pada Arland, Arland memang melakukan kesalahan tapi itu sama sekali tidak di sengaja ataupun dia sadari, ia melakukan itu saat mabuk. "Lalu apa hubunganya dengan Anthony? kenapa ia selalu mengganggu anak dan istrimu?" tanya Zian sekali lagi. "Dia sebenarnya salah paham, aku tidak tahu apa yang dikatakan ayahnya padanya sehingga ia sangat membenci keluargaku, tapi yang pasti papa tidak pernah melakukannya kesalahan pada keluarganya," ucap Arland. Zian mengerti, sebenarnya ini hanya masalah pribadi yang belum selesai. Zian pun tahu cara memecahkan masalah ini, tapi pastinya dari salah satu pihak pasti ada yang tidak setuju. "Sebenarnya memecahkan masalah ini sangat mudah, tapi tergantung kedua belah pihak, jika salah satunya tidak setuju maka masalah ini akan tetap berlanjut hingga anak cucu kalian." Arland diam, ia sebenarnya tidak ingin memiliki masalah dengan siapapun, karena saat ini ia hanya memikirkan keluarganya saja.
Kay dan Arland bicara berdua di luar rumah, ia sebenarnya tahu Maudy drop karena takut ketahuan ikut melakukan kesalahan. "Apa kau yakin dia benar-benar sakit?" tanya Arland. "Iya, dia sakit karena memikirkan papanya, jelas dia takut di penjara!" "Lihat saja nanti apa yang akan dikatakan oleh dokter, aku sebenarnya tidak penasaran kenapa dia tiba-tiba sakit!" ucap Arland sekali lagi. Dokter mulai memeriksa Maudy, Murni dan Bella masih ada di dalam kamar itu, dokter itu dengan cepat memberikan infus di tangannya lalu menyuruh Maudy minum obat. Setelah selesai menanganinya, dokter itu bicara dengan Murni dan Bella. "Jangan biarkan dia memikirkan hal yang tidak baik, itu bisa membuat calon bayinya dalam bahaya, Maudy tipe orang yang sangat mudah drop apalagi saat ini dia sedang hamil." "Apakah ada sesuatu yang membuatnya tiba-tiba sakit?" tanya Murni karena ia sangat penasaran. "Tidak, dia hanya tidak boleh memikirkan sesuatu yang berlebihan!" Dokter itu memberikan rese
Tiba-tiba Maudy merasa deg-degan, ia tahu arah pembicaraan Kay, lalu ia menghela nafas, ia tidak mau buru-buru berfikir negatif. Sunny duduk di samping Bella, ia menunggu kejutan apa yang akan di katakan Kay pada mereka semua. "Jangan terlalu lama membuat orang menunggu, katakan saja apa kejutannya!" ucap Murni, lalu Kay tersenyum, ia mengambil ponselnya lalu menelepon seseorang. "Halo, semuanya berjalan lancar?" tanya Kay, Arland hanya diam mendengar pembicaraan Kay. Ia mematikan ponselnya lalu menatap Arland, ia diam cukup lama. "Mereka sudah di tangkap, kali ini mereka tidak bisa membayar siapapun untuk di bebaskan, ada seseorang yang mendukung mereka melakukan itu, yang pastinya kita tak akan percaya jika dia ikut campur dalam segala hal." Maudy semakin penasaran, tapi ia tidak mau bertanya sama sekali, ia tidak mau membuat orang di rumah itu curiga. "Siapa yang kau maksud? mommy penasaran siapa saja orang yang ingin mengganggu keluarga kita" ucap Murni. "Banyak mom, salah
Arland masuk ke dalam ruangan setelah selesai menelepon Bella, ia melihat Kay duduk di tempat tidur, wajahnya masih terlihat sedikit pucat. "Sebenarnya kejutan apa yang ingin kau tunjukkan pada semua orang?" tanya Arland padanya. "Jangan tanya padaku, lihat saja nanti!" jawab Kay. Arland pun membantu Kay keluar dari ruangan itu setelah Tuan Alexander menelpon bahwa ia sudah berada di parkiran. Dengan pelan Kay berjalan karena kepalanya masih belum sembuh total, tapi ia berusaha untuk terlihat kuat. "Aku akan mengambil kursi roda kalau kau tidak kuat berjalan, aku takut kau pingsan lalu kembali ke ruangan itu lagi!" ucap Arland sambil terus memegangi pundak Kay. "Aku baik-baik saja, kau tidak perlu memejamkan ku seperti itu," jawabnya sambil bercanda. Mereka pun tiba di parkiran, Kay dengan pelan-pelan masuk ke dalam mobil, ia duduk di samping Tuan Alexander sedangkan Arland duduk di belakang. "Bagaimana keadaan mu Kay?" tanya Tuan Alexander sebelum ia memacu mobilnya, tapi tiba
"Oh, jadi kau sudah menampakan topeng aslimu padaku, ternyata selama ini kau tinggal di sini hanya untuk mencari tahu semua informasi tentang keluarga Alexander, tapi sayangnya kau tidak mendapatkan apapun, semua yang kau harapkan sia-sia, ku tidak akan memberimu sebesar pun, dan rencanamu untuk menghancurkan keluargaku tidak akan pernah terjadi, karena kau tahu saat ini Kay dan Arland juga sudah tahu apa yang kau rencanakan bersama dengan Anthony, tunggu saja giliran mau mendapatkan balasan dari mereka berdua!" ucap Bella padanya, Maudy terdiam mendengar apa yang di katakan Bella padanya, ia bahkan gemetar saat tahu Kay dan Arland sudah mengetahui apa yang ia rencanakan. "Apa yang kau katakan? bukanlah selama ini kau yang ingin menghancurkan kehidupan Alexander? kau mengambil semua yang mereka miliki, lalu kau menuduhku supaya mereka tidak curiga padamu, luar biasa, kau memang sangat pandai bersandiwara," Maudy menuduh Bella bersandiwara, ia juga mengatakan bahwa Bella lah yang ingin