Arland pulang ke rumah setelah menyelesaikan pekerjaannya, ia sudah memikirkan rencana yang di katakan Kay padanya.Sesampainya di rumah, Arland langsung naik ke atas, ia melihat Bi Ijah keluar dari kamarnya.Bi Ijah hanya tersenyum padanya, Arland melihat Bella sedang berbaring, Bella memakai bajunya karena pakaian Bella mulai sempit.Arland duduk di sampingnya lalu Bella pun dengan pelan minta maaf padanya, Arlan sampai bingung mengapa Bella meminta maaf."Kenapa minta maaf? tidak melakukan kesalahan!""Aku memakai bajumu, baju yang di koper sudah sempit, aku memakainya tanpa izin memaafkan aku," Arland tersenyum lalu mengelus rambut Bella."Semua yang ada di kamar ini adalah milikmu, tak usah sungkan."Arland pun terdiam sesaat, setelah itu ia segera mandi lalu turun ke bawah menemui mommy nya."Mom, malam ini aku mau keluar sebentar ada urusan mendadak, aku juga akan mengajak Bella bersamaku, karena ada sesuatu yang ingin di beli."Murni langsung berdiri dari duduknya, ia melarang
Maudy datang menemui Anthony di rumahnya, ternyata seseorang telah menunggu Maudy, jika iya tiba di rumah Anthony maka pria yang menjaga rumah itu pun harus mengabari Anthony terlebih dahulu. Maudy merasa kesal karena tidak diperbolehkan masuk, karena selama ini tidak ada yang menghalanginya untuk keluar masuk dari rumah kekasihnya itu. "Berani sekali kau menghalangi jalanku? aku bisa menyuruhmu dipecat sekarang juga oleh Anthony!""Tapi ini adalah perintah dari Tuan Anthony, siapapun yang datang ke sini aku harus memberitahunya terlebih dahulu, maafkan aku Nona!"Maudy tidak terima, dia merasa diperlakukan buruk oleh anak buah Anthony. Ia segera menghubungi kekasihnya itu namun panggilannya tidak dijawab."Mengapa Anthony tidak bisa dihubungi?" tanya Maudy dengan kesal, Ia pun berjalan menuju pintu rumah Anthony tapi pria yang menjaga rumah itu pun terus menghalanginya."Maafkan aku Nona tapi ini perintah dari Tuan.""Sayang..... sayang....."Maudy terus memanggil Anthony, tapi ti
Bella meminta Arland untuk tidak membawanya lagi pulang ke rumah Alexander. Ia juga minta bantuan Kay agar bisa meyakinkan kedua orang tua Arland jika mereka baik-baik saja tinggal di apartemen. Bella sebenarnya cemas bagaimana jika kedua orang tua Arland menolak permintaannya, ia tahu murni bisa melakukan apapun untuk membuat Bella dalam masalah."Kalau aku di bawa ke sana, dia akan selalu menyiksa ku sepuas hatinya, tapi aku juga tidak punya alasan untuk menolaknya, apalagi Tuan Alexander tidak tahu jika istrinya selalu berbuat jahat."Bella pun mondar-mandir di apartemen setelah Arland pergi ke kantor, Bella pasti akan di datangi oleh Murni, lalu menyuruhnya untuk pulang setelah itu Murni bisa melancarkan aksi jahatnya.Bella menunggu Kay meneleponnya, terkadang ia juga ingin menghubungi Arland namun niatnya pun langsung berubah, ia tidak mau jika Arland merasa Bella bergantung padanya."Aku harus bagaimana?" saat dia berpikir tiba-tiba bel berbunyi, jantungnya pun berdegup, ia su
Kay dan Arland pulang ke rumah mewahnya, di tengah jalan Arland terlebih dahulu memberitahu Bella jika dia akan terlambat pulang ke apartemen. Bella tidak bertanya ke mana dia pergi dan mengapa terlambat pulang, Bella tidak pernah menganggap Arland sebagai suaminya, menurutnya pernikahan itu terpaksa. Sesampainya di rumah mewah Alexander, Kay dan Arland pun langsung masuk, mereka disambut oleh murni dan disana juga ada Maudy . Kay curiga mengapa Maudy ada di rumah Arland. Ia pun terus menatap Maudy yang terlihat sangat bahagia, Kay merasa ada yang tidak beres. "Arland, mengapa Maudy bersama dengan mommy? apa kau tidak mencurigai sesuatu?" "Kita lihat saja nanti, jika dia merencanakan sesuatu yang buruk, singkirkan dia," ucap Arland bercanda, mereka berdua pun tertawa masuk ke dalam. "Arland kau sudah pulang?" tanya Murni, tapi matanya seolah mencari seseorang. "Ada apa mam? mommy mencari siapa?" tanya Arland saat kata Murni selalu tertuju ke pintu. "Tidak ada, apakah wa
Murni masuk ke dalam kamarnya di ikuti Maudy, ia langsung banyak ke air matanya lalu mengatakan kepada Maudy bahwa ia tidak suka jika Bella hidup bahagia bersama dengan Arland, ia tidak mau harta yang dimiliki Arland diberikan kepada Bella. "Sampai kapanpun aku tidak akan sudi jika Bella menikmati harta keluarga Alexander, aku akan memaksa Papa supaya tidak mengizinkan mereka pergi dari rumah ini, setelah itu aku harus membuat Bella angkat kaki secepatnya dari rumah ini." "Itu ide yang sangat bagus mom, lagi pula Bella hanya anak kampung yang ingin menikmati harta, ia pasti dengan sengaja tidur dengan Arland sehingga Arland menghamilinya, itu pasti akal-akalan dia untuk bisa mendapatkan Arland dengan mudah." Maudy terus membuat Murni semakin membenci Bella. "Ucapanmu benar, mommy tidak percaya Arland melakukan itu pada gadis kampung itu, jika gadis kampung itu tidak merayu Arland." Maudy semakin bersemangat membuat Murni membenci Bella. Tuan Alexander tiba rumah saat Arland m
"Lepaskan aku, Tuan!" Bella meronta dan menangis pada pria yang menariknya mendadak. Namun, suara penuh emosi justru terdengar, "Kau tidak akan mendapatkan kesempatan untuk melarikan diri dariku lagi Maudy." Maudy? Tampaknya pria ini salah mengenali orang. "Anda salah, Tuan. Aku bukan kekasih Anda, tapi cleaning service di hotel ini," ucap Bella sembari berusaha menarik tangannya. Sayang, pria yang tampaknya mabuk itu, tidak peduli. Dengan langkah yang sempoyongan, ia langsung mengunci ruangan presiden suite itu, lalu membuang kuncinya ke bawah tempat tidur. Bella gemetar. Ia berusaha mencari kunci itu dengan meraba-raba lantai bawah tempat tidur, tapi tubuhnya justru diangkat dan diletakkan ke ranjang oleh pria itu. "Mulai saat ini, aku tak akan melepaskanmu Maudy. Sudah cukup kau berkali-kali membuatku sakit hati. Kau bahkan pergi dengan Andre." Bella terkesiap. Ia sontak berlari ketika pria itu membuka jasnya, tetapi dengan sigapnya pria itu menarik pinggang Bella dengan
"Bella, bangun! Apa yang terjadi? Apa kau sakit?" Di sisi lain, sahabat Bella panik kala menemukannya pingsan di lantai, terlebih kala ia merasakan tubuh Bella yang terasa panas saat diangkat ke atas ranjang. Sunny lantas berusaha menelepon Nilesh, sahabatnya yang lain, agar segera datang ke kosan itu. "Nilesh tolong aku, bisakah kau datang sekarang ke kosan kami? Bella tiba-tiba pingsan dan tubuhnya sangat panas," kata Sunny meminta tolong pada seorang pria yang menyukai Bella sejak 4 bulan lalu. Tanpa basa-basi, Nilesh pun setuju. Pria itu segera datang ke kosan kedua perempuan itu dan mendapati Bella yang terbaring dan Sunny duduk di samping Bella. "Apa yang terjadi, Sun?" tanya Nilesh, khawatir. Ia memegang tangan Bella yang panas dan berkeringat dingin. "Sepertinya, kita harus membawa Bella ke rumah sakit. Aku takut terjadi apa-apa jika kita hanya membiarkan Bella di sini," kata Nilesh pada Sunny. Takut membuat Sunny pun menuruti apa yang dikatakan oleh Nilesh.
Srak! Sementara itu, Arland sedang berada di kantornya, mendadak tidak fokus dengan apapun yang ia kerjakan, hingga tak sengaja merobek kertas kontrak di hadapannya. Ia tak bisa mencari cleaning service itu karena rapat umum pemegang saham yang harus dilakukan hari ini. Namun tak dipungkiri, dia benar-benar tak nyaman. Sang asisten yang juga sahabatnya sontak mengerutkan kening. Ia dapat merasakan ada yang tidak beres pada Arland. "Sejak tadi, kau tidak fokus bekerja. Apa kau sakit? Jika iya, aku akan mengerjakan itu semua." "Aku baik-baik saja." Kay hanya menggelengkan kepala melihat respons Arland. "Jangan bilang Maudy membuat kekacauan lagi?" gumamnya sambil fokus pada pekerjaannya. Namun, Arland hanya menghela nafasnya. Bukan Maudy, tapi gadis yang kemarin malam menjadi pelampiasannya itu. Menurut Arland, itu adalah kesalahan fatal yang pernah ia lakukan. Bagaimana jika itu tersebar di media? Arland menggelengkan kepala. Harusnya yang dipikirkan adalah bagaimana jika