Murni masuk ke dalam kamarnya di ikuti Maudy, ia langsung banyak ke air matanya lalu mengatakan kepada Maudy bahwa ia tidak suka jika Bella hidup bahagia bersama dengan Arland, ia tidak mau harta yang dimiliki Arland diberikan kepada Bella. "Sampai kapanpun aku tidak akan sudi jika Bella menikmati harta keluarga Alexander, aku akan memaksa Papa supaya tidak mengizinkan mereka pergi dari rumah ini, setelah itu aku harus membuat Bella angkat kaki secepatnya dari rumah ini." "Itu ide yang sangat bagus mom, lagi pula Bella hanya anak kampung yang ingin menikmati harta, ia pasti dengan sengaja tidur dengan Arland sehingga Arland menghamilinya, itu pasti akal-akalan dia untuk bisa mendapatkan Arland dengan mudah." Maudy terus membuat Murni semakin membenci Bella. "Ucapanmu benar, mommy tidak percaya Arland melakukan itu pada gadis kampung itu, jika gadis kampung itu tidak merayu Arland." Maudy semakin bersemangat membuat Murni membenci Bella. Tuan Alexander tiba rumah saat Arland m
Murni kaget mendengar ucapan Arland, dari cara bicaranya pun Arland terdengar sangat marah. Murni tetap saja mencari alasan dan tetap menyalahkan Bella atas apa yang terjadi kemarin."Arland, kenapa tidak kau tanyakan pada Bella mengapa mommy menghukumnya? kenapa dia tidak mengatakan itu kemarin ketika semua orang ada di rumah?"Arland mengerti sikap mommy nya, ia pun menutup telepon itu agar tidak menimbulkan masalah. Ia masuk ke dalam kamar bintik memastikan jika Bella sudah tertidur, namun ternyata Bella hanya berbaring, ia meneteskan air matanya mengingat semua perlakuan buruk yang ia terima dan sekarang keluarga Arland memintanya untuk pulang ke rumah itu.Anthony yang masih kesal kepada Maudy meminta pengacaranya untuk mengambil semua miliknya yang telah ia tanda tangani dan dokumen itu di pegang oleh Maudy."Aku harus secepatnya mengambil semua aset yang diambil oleh Maudy. Aku akan memberinya pelajaran yang akan membuatnya jera karena sudah berani menipuku." Gumamnya, ia pun s
Bella belah makanan itu setelah itu Ia pun segera pergi ke kamar mandi, sedangkan Arland menunggu nya selesai mandi, baru setelah itu Arland pun mandi. "Hari ini aku libur, aku akan membawamu jalan-jalan ke mall, atau ke mana saja yang kau inginkan" "Hmm," Bella hanya berdehem dan menunduk, ia pun masuk ke kamar untuk siap-siap, setelah jam 9 mereka berdua pun keluar, lalu Arland bertanya kemana Bella ingin pergi. "Aku tidak tahu, kita ke mall saja supaya tidak repot," jawab Bella. Arland pun setuju, ia segera memacu mobilnya menuju mall. Setelah tiba di mall Arland mengajak Bella untuk mencari apa saja yang ia mau, tetapi Bella menolak, ia tidak menginginkan apapun, Bella hendak terjatuh karena anak-anak sekolah sangat ramai di dalam mall, mereka berlarian hingga Bella hampir terjatuh di tabrak seseorang, Arland dengan sigap merangkul Bella, sejak itu Arland menggandeng tangan Bella meskipun ia tidak mau, namun Bella juga tidak bisa menolak karena di mall hari ini sangat ramai
"Dari mana kamu mendapatkan nomor Sunny? sedangkan saat bicara tadi kau langsung menarik tanganku untuk pergi menjauh darinya!" "Aku bisa menyuruh siapapun untuk meminta nomor Sunny, itu hal yang mudah kulakukan!" "Terimakasih," Bella buru-buru mengambil ponselnya lalu menghubungi Sunny. Mereka pun bicara sangat lama, Arland melihat wajah Bella sangat bahagia. Ternyata selama ini yang dibutuhkan Bella bukanlah uang, tapi sahabatnya, karena itu pandangan Arland berbeda terhadap Bella. Setelah bicara dengan Sunny Bella pun keluar dari kamar, Bella sangat berterima kasih pada Arland. Akhirnya Bella pun mengobrol dengan Arland seperti teman sendiri, ia sudah menyadari semua kebaikan Arland selama ini. Bella pun yang ngajak kalian ke supermarket untuk membeli beberapa makanan yang ia butuhkan, mereka berdua pun pergi jalan kaki karena supermarket tidak jauh dari apartemen. Sepanjang jalan mereka terus mengobrol, tapi mata seseorang tertuju tajam pada mereka, yang tidak lain ad
Bella pun setuju pulang ke rumahnya, walaupun begitu Arland tidak membiarkannya diperlakukan kasar oleh mommy nya. Sepanjang jalan Bella terus merasa cemas, ia berpikir jika sudah tiba di sana Murni akan menyudutkannya. Setibanya di rumah Bella turun dari mobil diikuti Arland, lalu mereka berdua masuk, di sana Murni dan Tuan Alexander sudah menunggu mereka. Arland mengerti apa yang dirasakan oleh Bella, iya pun meminta izin kepada orang tuanya agar dia dan Bella keluar sebentar untuk jalan-jalan. Arland membawa Bella ke cafe untuk menikmati minuman yang disukai Bella, sebelum Bella masuk ke dalam Cafe tanpa sengaja ia melihat Nilesh berjalan seorang diri, jantung Bella berdegup sangat kencang, ia ingin sekali berlari menemui Nilesh lalu bicara seperti yang mereka lakukan dulu, tetapi Bella menyadari jika dirinya sudah menikah, dengan perasaan sedih Bella pun mengurungkan niatnya untuk menemui Nilesh. Ternyata Nilesh pun melihat Bella, tapi dia tidak berdaya untuk menemui Be
Arland dan Bella pergi pagi-pagi sekali tanpa pamit pada orangtuanya, perjalanan ke kampung Bella membutuhkan waktu 5 jam, dengan penuh hati-hati Arland mengemudikan mobilnya karena jalanan menuju kampung Bella banyak berlubang.Mereka beberapa kali istirahat karena merasa kelelahan, apa lagi kondisi Bella yang sedang mengandung tentu saja ia tidak nyaman dengan perjalanan jauh, Arland membeli cemilan dan minuman untuk persediaannya selama di perjalanan.Sepanjang perjalanan biarlah sangat menikmati pemandangan yang indah, ia bercerita panjang lebar dengan merasa bahagia, ketika mereka hendak memasuki perkampungan itu Bella semakin bersemangat dia sudah tidak sabar untuk segera tiba di sana. "Sebentar lagi kita akan tiba di kampungku, jangan kaget melihat kondisi rumah yang masih dibangun menggunakan kayu, mungkin kau tidak akan nyaman di sana, tapi di sana sangat sejuk dan asri, sama sekali tidak ada polusi."Arland tentu saja senang melihat Bella yang begitu bahagia, ia menyetir de
Mereka berdua pun tertidur pulas hingga tubuh mereka terlepas, saat paginya Bella merasa tanggung melihat Arland, entah apa yang ia pikirkan kemarin malam, mengapa ia begitu menikmati sentuhan yang diberikan Arland padanya. Ia segera pergi ke kamar mandi untuk membasuh tubuhnya. Bella keluar dari kamar mandi, ia melihat Arland sudah duduk sambil tersenyum menatapnya, ia merasa canggung, entah mengapa ia begitu menikmati hingga ia menginginkan lebih kemarin malam, ia pun merasa malu pada dirinya. "Aku suamimu, tidak perlu merasa malu seperti itu," ucap Arland saat Bella berjalan menunduk ke kasur. Arland pun segera masuk ke kamar mandi, setelah itu mereka berdua sarapan lalu bersiap ini pulang. Saat Arland melihat ponselnya ia melihat banyak sekali panggilan dari mommy nya, mommy nya meninggalkan banyak pesan, Ia pun segera menghubungi mommy nya agar tidak mencemaskan mereka. Setelah selesai sarapan Arland dan Bella pun pulang menuju rumahnya, sepanjang jalan berlalu terdiam, i
Murni terus-menerus mengetuk pintu itu sampai Bella keluar, ia pun berkata kasar saat Bella tidak membuka pintu itu."Jangan pikir kau bisa menguasai seluruh rumahku ini, aku tidak akan membiarkanmu memenangkan hati Arland."Bella keluar menemui Murni, meskipun ia tahu Murni akan menyakitinya dengan cacian dan hinaan, meski begitu Bella sangat menghormati Murni.Saat Bi Ijah melihat Bella keluar dari kamar, Bi Ijah langsung menghampirinya lalu menyuruhnya untuk tetap di dalam, bagaimanapun juga ia harus menjaga Bella seperti yang di perintahkan Arland padanya."Nona Bella tolong tetaplah di dalam, apapun yang diucapkan Nyonya besar tidak usah diambil hati, nanti dia juga akan menyadari kesalahannya, Nona Bella sedang mengandung tidak boleh memikirkan hal yang buruk apalagi melakukan pekerjaan berat, aku tidak mau jika Tuan Arland memarahiku nanti, karena dia sudah berpesan padaku untuk menjagamu."Bella pun sangat berterima kasih kepada Bi Ijah, karena selama di apartemen pun Bi Ijah
Dengan terpaksa, Anthony dan Nilesh tunduk pada Kay, Kay sama sekali tidak lengah, ia fokus pada Anthony, ia tidak mau gegabah. Anthony mencoba memanfaatkan Sunny, tapi Kay segera mengetahuinya, ia segera melepaskan tembakan sekali hampir mengenai Anthony, Anthony kaget lalu menunduk, ia takut di lukai oleh Kay. "Sunny adalah milikku, aku ke sini untuk mengambil apa yang menjadi milikku, kau tidak boleh menyembunyikan sesuatu yang bukan milikmu Kay, biarkan Sunny ikut denganku, tanyakan saja padanya, dia adalah milikku!" Anthony dengan bangga mengatakan itu, tapi Sunny muak mendengar ucapan Anthony. "Aku bukan milikmu, aku bukan barang, aku berhak menentukan pilihan ku, lagipula aku tidak suka padamu, aku dan Kay sudah menikah, siapa yang kau bilang milikmu? apa kau tidak merasa bersalah mengatakan hal itu?" Sunny berbohong supaya Anthony tidak mengganggunya lagi. "Kau jangan berbohong Sunny, Kay akan menikah dengan mantan kekasihnya Amanda, kenapa kau mau tinggal dengan pri
Murni tetap tenang meski Maudy memberinya beberapa pertanyaan mengenai Arland dan Bella, ia tidak mau Maudy sampai tahu jika Arland berada di rumah sakit. "Arland sendiri yang meminta Bella menemaninya, biarlah dia ikut, lagi pula mommy bisa mengurus Novia, mommy tidak kemana-mana juga," ucapnya lalu ia duduk di sofa karena selama di rumah sakit ia tidak bisa menyandarkan tubuhnya. "Pasti mereka berbohong, tidak mungkin Bella mendadak pergi dengan Arland keluar kota," gumamnya, ia masih penasaran tapi sepertinya Murni menutupi sesuatu darinya, yang anehnya lagi, Tuan Alexander segera membawa Novia masuk ke kamarnya. Murni meminta Bi Ijah membuatkan minuman dingin untuknya, tenggorokannya terasa sangat kering. "Bibi tolong buatkan minum dingin," ucap Murni dengan lembut, Bi Ijah segera ke dapur kalau membuat minuman itu. Maudy pergi ke kamarnya, ia mondar-mandir di dalam, sebab Kay juga belum kembali, ia tidak mungkin mendapatkan informasi itu dari Murni. "Kapan Kay kembali
Tuan Alexander bersiap untuk pulang ke rumah dengan Novia, sedangkan Bella dan Kay akan tinggal di rumah sakit menjaga Arland. "Mom, tolong jangan katakan apapun, aku bukan tidak percaya sama bibi, tapi Maudy akan mendesaknya sampai bibi bicara, kita harus merahasiakan ini dari Maudy sampai terbukti ia tidak bersekongkol dengan papanya dan juga Anthony." Kay sangat mewaspadai Maudy, sampai sekarang ia tidak percaya padanya meskipun Maudy selalu berbuat baik di depannya. "Sayang, kamu pulang dulu ya sama opa Oma, tapi mama mau kamu berjanji!" "Berjanji apa ma?" Novia tidak mengerti apa yang di katakan Bella padanya. "Kamu harus janji, jika Tante Maudy bertanya apapun padamu tentang papa dan mama, jangan katakan apapun ya, mama mohon ya nak," Novia diam, ia masih belum mengerti apa yang dimaksud mamanya itu. "Novia, kalau misalnya Tante Maudy bertanya, dimana papa dan mama, kamu harus bilang tidak tahu, papa dan mama bekerja ada urusan, mama mohon ya nak, supaya papa bisa
"Papa janji setelah papa pulang kita akan jalan-jalan keluar negeri," ucap Arland sambil mengelus rambut Novia. "Janji ya pa, kita akan jalan-jalan!" Novia mengingatkan janji itu supaya Arland tidak lupa. Novia kembali bermain game di ponsel, Arland merasa sedih saat Novia menagih janji padanya. Kay masih duduk di sofa, ia terlihat murung, Sunny tidak tahu harus bicara apa padanya. Kay melihat jam di tangannya sudah pukul 07.15, ia segera menghabiskan teh nya lalu beranjak. "Aku akan ke rumah sakit, tetaplah di rumah, jika ada sesuatu yang kau butuhkan katakan saja padaku," ucapnya lalu ia segera pergi. Sunny menutup pintu rapat-rapat setelah Kay pergi meninggalkan rumah, ia masuk kamar karena merasa sedih, ia khawatir jika suatu saat nanti Anthony menemukannya. "Ya Tuhan, jauhkan aku dari pria jahat itu, aku tidak ingin menjadi tawanannya, aku menyesal telah percaya padanya dulu," ucap Sunny sambil menangis, kalau bisa ia ingin tinggal bersama Kay supaya ia aman dari
"Kita harus waspada, pasti ada serangan yang akan dilakukan Arland pada kita, aku tidak mau itu terjadi!" Anthony pun mulai hati-hati dengan Arland dan Kay, mereka tidak mau menyepelekan kekuatan Arland, apalagi Kay selalu bisa membuat lawannya kalah. Bella masih menunggu Arland di rumah sakit, Arland perlahan-lahan mulai pulih tapi ia harus tetap mendapatkan pengobatan supaya ia segera pulih. Pagi hari sudah pukul 07.00, Murni dan suaminya mengajak Novia ke rumah sakit, tapi ia tidak memberitahu siapapun, termasuk Bi Ijah. Murni tetap memakai seragam sekolah pada Novia supaya tidak seorangpun yang curiga pada mereka. "Novia sayang, cepatlah nanti kita terlambat. "Iya Oma!" Maudy mendengar Murni memanggil Novia merasa heran kenapa tiba-tiba pagi ini ia yang mengantar Novia ke sekolah, ia pun segera menemui Murni yang masih ada di kamarnya, sedangkan Tuan Alexander ada di garasi. Tok... tok.... Maudy mengetuk pintu kamar Murni, Murni masih belum sempat membukanya karena
Seseorang menghalangi jalan Kay saat ia terus mengejar mobil Anthony, akhirnya ia kehilangan jejak mereka. "Sial, siapa yang berani melakukan itu?" ia sama sekali tidak bisa melihat siapa yang ada di dalam mobil itu, ia marah, memukul setir mobil lalu berputar arah. Ia pun memutuskan untuk pergi ke rumah Sunny, rumah Sunny lumayan jauh dari jalan itu, tapi hatinya masih kacau, ia marah tapi keberuntungan masih berpihak pada Anthony. Kay pun menyetir dengan pelan, tangannya masih gemetar dan ia belum bisa meredam emosinya. Ia pun akhirnya sampai di depan rumah Sunny, ia masih berada di dalam mobil sampai tangannya berhenti gemetar. "Jika terus seperti ini, aku tidak akan masuk ke dalam," batinnya. Ia menghela nafasnya berulang-ulang lalu mencoba menetralkan emosinya, tangannya perlahan berhenti gemetar lalu ia sekali lagi menghela nafasnya. Sebelum turun ia mengirim pesan pada Arland, ia mengatakan jika saat ini berada di rumah ibunya, ia selalu berbohong jika berada di ru
"Apakah ada yang tahu kau datang ke sini?" tanya Arland saat Bella masih memegang tangannya. "Tidak, aku keluar rumah diam-diam, lagi pula aku keluar jam 03.00 pagi, semua orang di rumah masih tidur." Lalu Kay keluar dari kamar itu, ia mengatakan akan segera kembali. "Aku keluar sebentar, aku akan kembali segera!" Bella menangis melihat suaminya terbaring, ia menghela nafasnya karena dadanya terasa sangat sesak. "Jangan khawatir, sebentar lagi aku akan pulih, kita pasti pulang nanti!" "Jangan bicara lagi, pulihkan dirimu dulu, akan menemani mu di sini!" Bella tidak mau meninggalkan suaminya di rumah sakit meskipun Arland menyuruhnya pulang. "Pulanglah ke rumah, Novia dan yang lainnya membutuhkan mu, lagi pula kau harus mengabari ke rumah supaya tidak ada yang khawatir." "Nanti saja, ini masih jam 04.20 bibi belum bangun," ucapnya. Bella mengambil air minum lalu diberikan pada Arland. "Minum yang banyak supaya tidak dehidrasi." Arland mengembang air mineral itu
Bella menunggu hingga subuh tapi keduanya tidak ada yang meneleponnya, ia semakin khawatir, lalu ia segera turun ke bawah duduk sofa, ia selalu membawa ponselnya kemanapun. "Tidak biasanya Arland mengabaikan panggilan ku hingga beberapa kali, pasti ada yang tidak beres dengan mereka, tapi kemana aku harus mencarinya? tidak ada yang bisaa ku tanyakan," Bella termenung di bawah sendirian, kemudian ponselnya berdering, ia segera melihatnya, panggilan itu dari Arland, ia dengan antusias segera mengangkatnya. "Halo." "Bella maafkan aku, aku tidak bisa pulang karena sekarang aku dan Kay berada di rumah sakit, aku mengalami kecelakaan, tapi tidak parah, jangan khawatir, nanti aku dan Kay akan segera pulang." Jantung Bella seolah berhenti karena mendengarkan kata kecelakaan, ia tidak mampu bicara. "Bella jangan khawatir, aku dan Kay akan segera pulang, jangan katakan pada mommy, aku tidak apa-apa!" "Dimana kalian sekarang? kenapa sejak tadi tidak ada yang mengangkat teleponku?"
"Apa kau yakin Maudy tidak terlibat saat Anthony dan Nilesh bebas? lebih baik suruh saja dia pergi dari rumah, aku yakin dia tahu banyak hal, tapi dia tidak mengatakan apapun sebelum ada orang yang bicara di rumah mengenai hal ini." Kay sebenarnya sangat mengkhawatirkan Novia, anak kecil itu selalu di ganggu oleh Anthony untuk membebaskan dendamnya pada Arland. "Kita akan memerlukan bantuannya nanti, jika dia pergi dari rumah sekarang, aku yakin Anthony akan merajalela, jadi sebagai gantinya untuk membalasnya nanti, saat Maudy masih ada di rumah!" Kay pun mengerti apa yang dikatakan Arland, ia tahu Maudy suatu saat akan berguna bagi mereka. Mereka tidak pergi ke kantor, tapi ke club untuk menenangkan diri, seperti beberapa tahun yang lalu. Kay dan Arland kembali ke club itu setelah lebih dari 6 tahun, tapi orang-orang di sana masih menyambut mereka seperti dulu, Arland duduk di kursi yang biasa mereka duduki, Kay dengan sangat senang meneguk beberapa gelas minuman yang ada d