Arland menatap Kay yang tengah berjalan mendekatinya. Kay mengerti jika Arland akan marah padanya. Tetapi ia mencoba mengalihkan pembicaraan saat mereka duduk berdua. "Sebelum pernikahan ku dengan Bella dilangsungkan, aku ingin mengakhiri semua kepura-puraan Maudy," ucap Arland tanpa basa-basi, ia sebenarnya tahu jika Kay ingin mengalihkan pembicaraan Lebih dulu. "Rencana apa lagi yang dimainkan Maudy? kemungkinan dia berkerja sama dengan Antoni untuk menghancurkan perusahaan." "Aku tahu, lagi pula aku tidak ingin menikah dengannya. Aku menyuruhmu untuk menyadarkan mommy, Maudy dan keluarganya hanya menginginkan uang dan kekuasaan." Mereka berdua pun berusaha mencari solusi supaya rencana Maudy segera diketahui oleh Murni. Tetapi sebelum mereka selesai bicara, ponsel Arland berdering ia pun melihat ternyata Murni yang meneleponnya. "Hello mom." "Arland cepatlah pulang, Maudy ada di rumah kalian harus segera memilih baju untuk acara pernikahan." Arland langsung mematika
Tetapi Maudy curiga jika Arland telah mencintai orang lain, karena sangat jelas terlihat dari sikap Arland yang sudah sangat cuek pada dirinya. "Aku harus mencari tahu siapa Bella, jangan sampai rencanaku berantakan, aku mati-matian berusaha untuk mendapatkan apa yang aku inginkan, setelah itu aku akan pergi dengan Anthony." Gumamnya sambil merencanakan sesuatu yang lain. "Jangan khawatir sayang, tidak ada yang bisa menggantikan mu di sisi Arland," kata Murni sambil mengelus rambut Maudy. Tetapi terlihat jelas di wajah Maudy ia panik. Seketika Murni mendekatinya lalu mencoba menghibur calon menantunya itu. Arland merasa pulang ke rumahnya hanya buang-buang waktu saja, ia tidak berniat sama sekali untuk memilih atau fitting baju pengantin. Tetapi Murni lah yang paling antusias untuk melakukan itu. "Mom, aku mau ke kamar dulu, tolong jangan ada yang masuk. Aku tidak mau di ganggu!" Ucap Arland dengan tegas. Maudy menjadi gelisah, ia tetap kepikiran dengan Bella. Setibanya Arla
Arland berusaha untuk membuat Bella tidak memikirkan banyak hal yang akan membahayakan dirinya. tetapi ia tidak tahu jika Bella sudah mengetahui tentang Maudy. Hanya saja Bella belum mengatakannya pada Arland. "Aku akan pergi sebentar Aku akan kembali segera." Arland mengelus rambut Bella lalu ia pun keluar dari apartemen menuju parkiran. Bella merasa sudah tidak bosan lagi di apartemen karena ia diberi laptop oleh Kay, setidaknya dia punya kesibukan bermain game atau membuka internet. Arland memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi agar ia segera tiba ke rumah Maudy. Arland berusaha untuk tiba secepatnya, sesampainya di sana iya langsung bicara dengan Maudy. Maudy mengira kedatangan Arland ke rumahnya untuk meminta maaf padanya atau mempercepat pernikahan mereka, tapi nyatanya Arland justru marah padanya. "Jangan pernah bermimpi pernikahan ini terjadi, aku akan segera memberitahu mommy semua kebohonganmu dan semua rencana jahat mu terhadap keluargaku. Setidaknya setelah ini kau
Saat pagi telah menyingsing Arland pun terbangun dari sofa di mana ia tidur semalaman, ia tidur di sofa sejak Bella tinggal di apartemennya. Ia segera mandi lalu bersih untuk pergi, tapi sebelum pergi ia menunggu Bella bangun. Ketika ia duduk di sofa Bella keluar dari kamar, matanya masih terlihat mengantuk dan rambutnya sangat berantakan, Arland pun mendekatinya lalu tersenyum. "Pagi ini aku akan pergi ke kantor, semua yang kamu butuhkan sudah ku siapkan di kulkas. Kau tidak perlu pergi keluar untuk mencari sesuatu!" Arland meninggalkan Bella lalu ia segera menuju kantornya di mana Kay juga sudah ada di sana. Kay menghubunginya karena Anthony mencurangi proyek yang sedang mereka kerjakan. Anthony tetap berusaha untuk menghancurkan kejayaan Alexander. Dia menyuruh seseorang untuk mencuri data di kantornya ketika malam hari. Tetapi Kay tidak tahu siapa orang yang disuruh Anthony. Karena semua yang bekerja dengan mereka tidak pernah ada yang mengkhianati mereka. "Maafkan aku, ak
Maudy menemui Anthony di rumahnya. Anthony marah rencananya selalu gagal. Maudy langsung memeluknya lalu ia pun berusaha menghibur Anthony. "Kenapa selalu dia yang beruntung aku sudah berusaha bertahun-tahun untuk balas dendam pada keluarga Alexander yang sombong itu." Anthony teringat pada masa lalu, di mana ayahnya adalah karyawan Mars Group. Ayahnya selalu jujur dalam bekerja dan tidak pernah mengecewakan keluarga Alexander. Tetapi Tuan Yudha Alexander mengkhianatinya ketika ayahnya berhasil mendapatkan beberapa tender besar dengan keuntungan miliaran Rupiah. Dalam semalam Yudha Alexander menyingkirkan ayahnya tanpa memberikan sepeser pun dari keuntungan yang ia dapatkan. Saat itu Anthony masih kecil, iya tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong ayahnya, tak membutuhkan waktu lama keluarganya pun segera mengalami kebangkrutan hingga ayahnya sakit-sakitan dan tidak punya uang untuk berobat. Sementara ibunya menjadi pembantu. Anthony sejak kecil sudah mengalami kepahitan
Nampaknya Arland sudah tidak sabar menunggu sampai malam tiba, apapun yang ia kerjakan rasanya semua berantakan. ia selalu teringat dengan Bella. Melihat Arland yang tidak fokus bekerja Kay pun memberi masukan agar ia tidak perlu memikirkan pernikahan itu, karena pernikahan itu akan segera berlangsung. Tetapi Arland tidak bisa menyembunyikan apa yang dirasakan, sementara Bella di apartemen tidak menyiapkan apapun. Untung saja Kai pulang lebih dulu ke apartemen, iya tidak melihat gaun pengantin yang akan di kenakan Bella nanti. "Di mana gaun pengantin mu? malam ini pernikahanmu dengan Arlan akan berlangsung, sebagai seorang kakak aku akan berusaha memberikan yang terbaik untukmu!" Bella hanya menatap Kay ia tidak bicara, karena sebelumnya Kay mengatakan akan membantunya menjauh dari Arland, tetapi sekarang Kay malah menyuruhnya untuk segera menikah dengan pria yang ia benci itu. Kay pun mengerti sikap diam Bella. Ia menghela nafas lalu duduk di sofa. Kay sebenarnya tidak ingin
Menjelang pernikahan beberapa jam lagi, pekerjaan Arland semakin menumpuk hingga ia tidak bisa pulang atau istirahat sebentar, Murni datang ke perusahaan secara tiba-tiba mengejutkannya. Selama ini Murni tidak pernah datang karena ia sibuk dengan urusan sosialita bersama dengan istri-istri pengusaha yang lainnya, termasuk ibunya Maudy. "Ada apa Mom tumben ke sini?" tanya Arland saat ia melihat Murni masuk kedalam ruangannya. "Mommy ingin bicara serius denganmu Arland," Murni meletakkan tas branded nya di atas meja. Meskipun mommy nya ingin bicara serius, tetapi Arland tetap duduk di kursinya dan tetap fokus bekerja, ia terus menendangi layar laptopnya. "Di mana kau sembunyikan Bella?" pertanyaan itu seperti petir yang menyambar Arland di siang hari. "Apa yang mami katakan?" Arland pura-pura tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Murni. "Mommy bicara serius denganmu Arland, di mana kau sembunyikan Bella? jangan sampai mommy yang mencari tahu sendiri, setelah mommy menemukanny
Arland juga menatap sosok yang berdiri di depan pintu, ia melihat Kay mencoba membujuk Bella agar tidak meninggalkan apartemen. Tetapi Bella sudah tidak tahan lagi diperlakukan dengan sangat buruk. "Aku tidak pernah meminta apapun, mengapa orang-orang itu begitu kejam?" Bella sebenarnya sudah menganggap Kay sebagai seorang kakak yang akan selalu melindunginya, tetapi keluarga Arland begitu kejam terhadap dirinya. "Aku tidak akan membiarkanmu pergi, di luar sana begitu banyak kejahatan!" "Aku tidak perduli, aku akan pulang ke kampungku di mana aku hidup dengan tenang, aku tidak ingin kehidupan yang seperti ini." Bella menangis, wajahnya terlihat pucat dan bibirnya masih bengkak karena dipukuli oleh Murni. Arland pun mencoba bicara dengan Bella, tetapi Bella sama sekali tidak mau mendengarkannya. "Jangan mendekatiku, aku tidak mau bicara denganmu." Arland tetap berusaha agar Bella mau mendengarkannya, ia tidak mengerti mengapa Murni datang tiba-tiba lalu memukuli Bella