Home / Rumah Tangga / Gelora Asmara Ratu Berlian / Orang Miskin Selalu Bisa Dibeli

Share

Orang Miskin Selalu Bisa Dibeli

last update Last Updated: 2023-04-06 20:15:45

"Huhh ... sial ... sial ... sial!" teriak kesal Zayn sembari memukul gagang setir mobilnya. Tak dipungkiri hatinya masih tak rela mengakhiri hubungannya dengan Intan baru saja.

"Gue udah ingetin bolak-balik pake pil kontrasepsi biar kagak kebobolan. Dasar perempuan tolol, rusak semua jadinya!" maki pemuda itu penuh amarah di dalam mobilnya yang melaju kencang menuju ke rumah keluarga Pradipta di pinggiran kota Jakarta yang tenang.

Tak biasanya Zayn pulang ke rumah itu, tetapi kali ini mamanya mengiriminya pesan agar dia hadir makan malam bersama di sana. Ucapan mamanya itu mutlak harus dipatuhi kalau masih menginginkan suport materi secara penuh. 

Bendahara di keluarga Pradipta adalah mamanya, Nyonya Selvi Ratna Pradipta. Sedangkan, papanya yaitu Bramantyo Muis Pradipta hanya tahu mencari nafkah dan menambah pundi-pundi kekayaan keluarga mereka. Pak Bram hanya tahu beres atas segala pengaturan istrinya yang memang jago menaruh pos-pos keuangan keluarga. 

Hubungan Zayn dan Intan memang sejak awal disembunyikan dari keluarga Pradipta. Dia takut mamanya akan menentang karena latar belakang Intan yang bukan siapa-siapa. Apa yang mau diharapkan dari anak yatim piatu sejak lahir yang bahkan bersekolah pun full beasiswa?

Memang Intan cantik luar dalam dan pintar secara akademik. Makanya Zayn langsung jatuh hati kepada gadis itu dulu ketika berkenalan di SMA yang sama.

Hanya saja zaman begini masih percaya dan mengagung-agungkan cinta? Itu sangat konyol bin naif, pikir Zayn sembari merutuki keluguan Intan tiada habisnya.

Mobil Porsche itu memasuki halaman rumah megah 3 lantai bercat dinding putih dengan genting warna biru navy yang nampak elegan dari kejauhan. Zayn pun memarkir mobilnya sekenanya di depan teras rumah karena tak ada mobil lainnya di situ.

Dia menyembunyikan mood buruknya karena akan bertemu mamanya sebentar lagi, Zayn harus ceria. 

"Hai, Jagoan Mama!" sambut Nyonya Selvi seraya memeluk cium putera kesayangannya. Dia menatap wajah pemuda tampan bertubuh jangkung dan kekar itu dengan cermat lalu berkata lagi, "Zayn, kamu sudah siap buat terbang ke Swiss 'kan besok?" 

"Swiss?! Astaga, Mama ... kenapa mendadak sekali?" protes Zayn yang nampaknya tak siap berangkat besok ke luar negeri untuk mempersiapkan kuliahnya.

Nyonya Selvi menggandeng lengan Zayn menuju ke sofa ruang keluarga sembari menjawab, "Kamu tinggal berangkat aja 'kan? Semuanya kebutuhan kamu sudah diatur Martin, dia nanti yang bantu-bantu urusan pendaftaran kuliah, apartment tempat tinggal kamu, dan lain sebagainya. Nggak boleh ngebatalin keberangkatan kamu besok ya, Nak!"

Bila itu sudah maunya sang mama, Zayn tak bisa menolak. Dia pun menganggukkan kepalanya dengan lesu. Mereka pun melanjutkan perbincangan seputar adik Zayn yang bernama Prilly yang masih duduk di bangku SMP tingkat akhir tahun ini dan juga kesibukan papa Zayn.

Sementara itu di Panti Asuhan Kasih Ibu Kartini, kepulangan Intan yang nampak sembab wajahnya dan juga lemas tak bersemangat membuat Bunda Kartini Soekotjo bisa menebak hasil pertemuan anak asuhnya dan pacarnya yang telah menghamili Intan.

"Nak, apa kamu mau cerita sama Bunda tentang hasil pembicaraan kamu dan pacarmu?" bujuk Bunda Kartini sambil mengiring Intan ke kamar tidur remaja itu. 

Intan terduduk lunglai di tepi ranjangnya dan menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia mulai menangis pilu tak henti-henti.

Dengan besar hati Bunda Kartini membelai lembut puncak kepala Intan. "Sabar ya, Nak. Apa mau Bunda temani besok untuk menemui orang tua pacarmu? Kamu punya alamat rumahnya 'kan?" tanyanya.

"Ada, Bunda. Mungkin itu jalan satu-satunya agar Zayn mau bertanggung jawab untuk janin di rahimku ini!" sahut Intan setuju dengan usul Bunda Kartini. 

"Besok pagi kita berdua naik taksi online ke sana saja. Sekarang kamu mandi, makan, istirahat biar janin kamu tetap sehat. Jangan stres dan banyak pikiran ya, Tan!" tutur Bunda Kartini sebelum meninggalkan kamar tidur Intan.

Memang keesokan harinya, sekitar pukul 08.00 WIB mereka telah sampai di teras depan rumah megah milik keluarga Pradipta. Asisten rumah tangga yang menyambut kedatangan Bunda Kartini dan Intan. 

"Maaf, kalian mencari siapa ya?" tanya Murni, art kediaman Pradipta kepada kedua tamu tak diundang tersebut.

"Kami ingin bertemu orang tua Zayn, Mbak," jawab Bunda Kartini tanpa bertele-tele karena tujuan kedatangan mereka berdua membawa topik yang sensitif.

Murni pun meminta mereka berdua untuk menunggu di sofa ruang tamu yang ada di sisi barat rumah megah tersebut. Baik Intan maupun Bunda Kartini berdecak kagum seraya mengedarkan pandangannya ke interior rumah yang nampak mewah dan juga arsitektur yang terkesan elegan itu.

Tak lama setelahnya Nyonya Selvi memasuki ruang tamu dan mengernyitkan keningnya ketika melihat sosok kedua tamunya pagi itu. Dia pun menyapa sekadarnya, "Selamat pagi. Saya mamanya Zayn, kalian siapa ya?"

"Selamat pagi, Bu. Perkenalkan saya Kartini, walinya Intan," balas Bunda Kartini sambil berjabat tangan dengan Nyonya Selvi bergantian dengan Intan yang telapak tangannya terasa dingin.

"Oke. Ada perlu apa ya datang menemui saya ke mari?" tanya Nyonya Selvi bernada ketus.

Kedua tamunya kompak menghela napas dalam dan merasa tak nyaman. Namun, Bunda Kartini merasa hak puteri asuhnya wajib dibela. Maka dia pun mulai berbicara tanpa basa-basi, "Jadi kedatangan kami ini untuk meminta pertanggung jawaban Nak Zayn yang telah menghamili Intan ini—"

"HAHH?! Hamil? Maaf ya, kalau Zayn bersenang-senang dengan sembarang perempuan di luar rumah, bukan berarti dia wajib bertanggung jawab menikahi perempuan itu dong! Enak saja kalian minta pertanggung jawaban. Keluarga kami tidak buka panti sosial ya!" cerca Nyonya Selvi dengan pedas.

"Tapi, Bu—ini anaknya Zayn lho, cucu Anda!" tegas Bunda Kartini tak ingin menyerah memperjuangkan hak Intan.

Tawa sinis terdengar menggema di ruang tamu. Mama Zayn pun bangkit berdiri seraya bersedekap di hadapan kedua tamu yang tak diundang tersebut. 

Dia pun menjawab, "Gugurkan saja dan selesai perkara! Hari ini Zayn berangkat ke Swiss untuk sekolah kedokteran, masa depannya masih terbentang panjang. Jangan hanya karena menghamili perempuan bodoh yang miskin lantas cita-citanya kandas!"

"Ya Tuhan, tega sekali Anda menyuruh Intan menggugurkan calon cucu Anda, Bu!" Bunda Kartini mengelus dadanya mencoba bersabar sekalipun dia yang selama ini merawat anak-anak yang dibuang oleh orang tuanya di panti asuhan merasa wanita di hadapannya berhati degil.

"Alaa—perempuan mata duitan saja sok-sokan jadi korban. Aku yakin pasti dia yang menggoda Zayn sampai jadi bunting begini, iya'kan?!" sentak Nyonya Selvi bernada tajam seolah pendapatnya pasti dijamin benar 100%.

Intan merasa lidahnya kelu dan air matanya seolah tak dapat dibendung terus mengalir. Dia baru sekali bertemu dengan mama Zayn. Pemikiran pemuda itu rupanya hasil didikan mamanya yang sebelas dua belas dengannya. 

"Sudah, begini saja. Kalian 'kan mau uang, aku akan berikan cek giro senilai 100 juta rupiah. Cairkan itu di bank sepulang dari sini dan jangan pernah mengungkit masalah anak haram yang dikandung perempuan ini!" putus Nyonya Selvi dengan ringan. Dia menulis nominal di buku cek giro lalu menanda tanganinya. 

Selembar kertas berharga 100 juta rupiah itu diulurkan ke hadapan kedua tamunya. "Ambil ini! Lalu cepat tinggalkan rumahku," tuturnya dingin.

Bunda Kartini dan Intan bertukar pandang dengan perasaan tak menentu. Karena belum bisa menentukan akan bagaimana, maka Bunda Kartini pun menerima lembaran cek giro itu dari tangan Nyonya Selvi.

"Bagus. Sekarang kalian enyah dari hadapanku. Orang miskin memang selalu bisa dibeli bukan? Sungguh menjijikkan!" hina Nyonya Selvi sebelum memanggil pelayan laki-laki di rumahnya untuk mengusir kedua tamunya.

Intan tak akan pernah lupa hari dimana harga dirinya diinjak-injak sedemikian hina oleh mama Zayn. Dia berdoa dalam hatinya bahwa suatu hari nanti karma dari Tuhan akan berbalik memukul wanita arogan tersebut.

Comments (24)
goodnovel comment avatar
Riema
Astagaaa mlut mu nyonyaaah itu cucumu loo, uang emng bisa mmbuat mta hti orang buta, gelap mata.. astagaaaaahh amit amiiittt.. punya mama mertua kek dia
goodnovel comment avatar
Riema
zayn cinta mu palsuu... ingat Zayn pnyesalan dtangnya di akhir..
goodnovel comment avatar
Bunda Wina
Bu Selvi sombong amat ya ingt loh Bu apa yg qm lakukan terhadap intan bisa aj nnti terjadi sama cicily ank permpuan mu Bu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gelora Asmara Ratu Berlian   Harga Diri yang Diinjak-injak Sekali Lagi

    Dari kaca jendela kamarnya yang ada di lantai 2 Zayn menyaksikan kepergian dua orang wanita berbeda generasi itu berjalan kaki berangkulan menuju pintu gerbang rumahnya. Dia sudah dapat membayangkan pertemuan Intan dan ibu asuhnya dengan mamanya. Pastilah teramat menyakitkan hati.Pria muda itu menghela napas dalam-dalam dengan kedua tangan terbenam di saku celana panjang kainnya. Tiba-tiba pintu kamar Zayn diketok dari luar."Masuk, nggak dikunci kok!" ujar Zayn ringan dengan punggung masih membelakangi pintu kamarnya.Ternyata mamanya yang mengunjunginya, wanita itu menghampiri Zayn di depan jendela kaca yang tertutup. "Perempuan yang bernama Intan itu hamil dan ingin meminta pertanggung jawabanmu, Nak. Mama memberikannya cek giro untuk dicairkan di bank sebanyak 100 juta rupiah," cerita Nyonya Selvi."Ma, jangan kasih dia duit. Enak aja duit sebanyak itu dikasih cuma-cuma!" protes Zayn keras dengan alis berkerut. "Ohh ... Mama tadi pikir biar dia nggak ganggu kamu lagi, Zayn. Kamu

    Last Updated : 2023-04-07
  • Gelora Asmara Ratu Berlian   Mati Rasanya Seorang Perempuan

    Pak Rusli, manager bank tempat Intan akan mencairkan cek giro dari mama Zayn itu ikut panik. Beliau pun menelepon Nyonya Selvi harus dibawa ke rumah sakit mana karena bingung."Ohh ... baik—baik, saya mengerti. Akan saya bawa ke rumah sakit itu, Bu Selvi!" jawab Pak Rusli sebelum menutup panggilan teleponnya. Kemudian dia memanggil sopir pribadinya untuk menjemput di depan pintu keluar bank.Bunda Kartini tidak menaruh curiga sedikit pun dan malah berterima kasih karena manager bank swasta tersebut mau direpotkan mengurusi Intan yang pingsan. Mobil Expander hitam tersebut melaju kencang menuju ke Rumah Sakit Persada Medika. "Terima kasih lho, Pak Rusli atas bantuannya!" ujar Bunda Kartini di dalam mobil yang masih dalam perjalanan ke rumah sakit."Tidak perlu sungkan, Bu. Kasihan Mbak Intan ini 'kan sedang hamil muda. Takut janinnya terganggu karena syok. Semoga saja dokter di sana bisa merawat ibu dan janinnya dengan baik," jawab Pak Rusli yang memang tidak begitu paham persoalan I

    Last Updated : 2023-04-11
  • Gelora Asmara Ratu Berlian   Rasa Cinta yang Masih Tertinggal

    Durasi panjang penerbangan dari Jakarta sampai Swiss berakhir sudah. Hari pun telah petang di negara teraman dan terbersih sedunia itu. Zayn bersama asisten pribadinya mengantre untuk turun dari pesawat. Mereka mengambil koper barang bawaan di bagian pengambilan bagasi lalu Martin mendorong troli berisi 4 koper besar yang 3 di antaranya adalah milik tuan mudanya."Siapa yang jemput kita di bandara, Martin?" tanya Zayn dengan cuek. Penampilannya begitu keren dengan mantel Burberry mahal warna blue navy dan kaca mata Gucci yang bertengger di hidung mancungnya.Martin pun menjawab, "Ada sopir pribadi dari perusahaan papanya Mas Zayn yang jemput. Nah itu dia bawa papan nama kamu, Mas!" Dia menunjuk ke kerumunan penjemput penumpang penerbangan internasional.Seorang pria berambut pirang sebahu bertampang bule memegangi papan kertas bertuliskan nama lengkap Zayn. Dia mengenali pemuda yang akan dijemputnya itu dari kejauhan karena sudah dikirimi foto Zayn via email sehari sebelumnya oleh Mar

    Last Updated : 2023-04-12
  • Gelora Asmara Ratu Berlian   Sekali Murahan Tetap Murahan

    Setelah kuliah pagi berakhir, Intan menemui kepala bagian akademik untuk menghadiri surat panggilan yang diterimanya kemarin di alamat panti asuhan domisilinya. "Selamat pagi. Silakan duduk, ini benar Intan Malika Kahiyang ya?" sapa Pak Widagdo Prasojo, kabag akademik kampus tempat Intan berkuliah.Intan berjabat tangan lalu duduk di sofa seberang Pak Widagdo, dia menjawab, "Selamat pagi, Pak Wid. Benar, saya Intan. Kemarin siang ada surat yang dikirim dari kampus ke tempat tinggal saya. Ada apa ya?""Baik. Memang benar surat tersebut dikirim untuk Mbak Intan. Sebelumnya saya mau meminta maaf karena harus menyampaikan kabar buruk. Jadi beasiswa penuh untuk Mbak Intan dicabut dari pusat. Silakan untuk semester berikutnya, kalau kuliah ingin dilanjutkan bisa dibayar dengan pembiayaan mandiri," tutur Pak Widagdo Prasojo dengan nada tenang. Dia hanya penyambung lidah dari dekanat dan juga bagian administrasi mahasiswa.Seperti mendengar petir di siang bolong, Intan sontak terkejut. Dia l

    Last Updated : 2023-04-12
  • Gelora Asmara Ratu Berlian   Tamu yang Menyusahkan

    Sekalipun semester depan Intan tak lagi bisa menikmati beasiswa kuliah gratis. Namun, sisa dua bulan ini dia manfaatkan dengan sungguh-sungguh untuk belajar di kampusnya.Untungnya jadwal kuliahnya selalu pagi dan seusai pelajaran usai, Intan bisa berangkat kerja ke restoran. Kehamilannya masih belum kentara karena ia memang memakai pakaian bermodel longgar. Intan kuatir majikannya tak akan mengizinkannya bekerja bila tahu ia sedang hamil karena pekerjaan kasar yang dijalaninya memang menguras tenaga bagi orang normal. Apalagi bagi wanita hamil muda sepertinya."Intan, kalau kamu sudah selesai mengepel restoran, cuci peralatan dapur ya!" perintah manager restoran The Starlight dari ambang pintu dapur. Dia cukup puas dengan pekerjaan Intan yang cekatan dan tidak banyak bicara saat sedang bekerja."Siap, Bu Dyah!" jawab Intan sambil buru-buru menyelesaikan lantai yang tersisa untuk dipel olehnya.Setelah itu dia mengangkat ember dan gagang alat pel untuk dibersihkan di WC belakang resto

    Last Updated : 2023-04-12
  • Gelora Asmara Ratu Berlian   Gadis Lain yang Kasmaran

    "Zayn, tunggu aku!" panggil seorang gadis berambut pirang bergelombang yang berlari-lari kecil di koridor depan ruang kuliah.Pemuda yang menenteng tas ransel hitam di bahu kirinya itu membalik badan dan menunggu hingga gadis tadi berhenti di hadapannya. "Ada apa, Lea?" tanya Zayn cuek.Azalea, teman sekelas kuliah Zayn itu bertanya, "Apa kau ingin mengunjungi perpustakaan?""Yap, apa kau mau ikut?" sahut Zayn singkat seraya meneruskan perjalanannya menuju sayap barat area kampusnya."Tentunya. Bisakah kau membantuku belajar anatomi tulang manusia?" pinta Azalea dengan nada manja sambil bergelanyut di lengan pemuda itu.Dan Zayn membiarkan Azalea berlaku sok mesra dengannya. Tak ada ruginya pikir Zayn. Gadis itu berasal dari keluarga konglomerat asal Perancis, dia berkenalan dengan Azalea pada awal perkuliahan karena mereka duduk bersebelahan."Aku ini guru yang galak, apa kamu tidak takut?" Zayn melirik tajam ke wajah Azalea dengan sengaja. Mereka memasuki gedung perpustakaan dengan

    Last Updated : 2023-04-13
  • Gelora Asmara Ratu Berlian   Menjerat Bunga Perawan

    "Gimana rasa masakan koki rumahku, Lea?" tanya Zayn sembari menikmati segelas red wine Portugis yang bercita rasa manis dan memabukkan sebagai penutup makan malamnya bersama Azalea. "Sempurna. Aku menyukai semua hasil karya koki rumahmu, itu seperti hidangan ala chef bintang Michelin. Aku tidak keberatan bila kau undang makan malam lagi kapan pun, Zayn!" jawab Azalea memuji sang koki. Pipinya memerah seperti apel karena efek minuman anggur merah yang diminumnya. Pemuda itu mengangguk dan tersenyum, dia menanggapi perkataan Azalea, "Karena aku akan menawanmu malam ini di sini. Besok pagi kau akan kuberi makan dengan sarapan pagi dari Chef Alfredo lagi." "Ohh Gosh! Apa kau serius, Zayn?" balas Azalea bimbang. Dia masih perawan dan orang tuanya tak akan senang bila dia melakukan pergaulan bebas. "Kita harus menghabiskan malam yang dingin ini dengan berbagi kehangatan bukan?" jawab Zayn santai, devilish smirk di wajahnya membuatnya bertambah tampan serta menantang. Dia pun meletakkan

    Last Updated : 2023-05-13
  • Gelora Asmara Ratu Berlian   Mencari Pekerjaan Baru

    "Intan, tolong datang ke kantor managemen restoran ya!" seru Bu Dyah yang menjadi manager restoran The Starlight."Siap, Bu Dyah," jawab Intan lalu membawa ember dan alat pel ke lemari penyimpanan alat kebersihan di belakang dapur. Dia mencuci tangannya dan mengeringkannya dengan serbet sebelum bergegas menghadap atasannya di kantor managemen."TOK TOK TOK.""Masuk!" sahut suara Bu Dyah dari dalam ruangan dan Intan pun membuka pintu untuk masuk ke sana."Silakan duduk dulu, Tan." Bu Dyah menunggu Intan duduk di seberang mejanya lalu mulai berbicara, "Sebelumnya aku mau minta maaf dulu karena harus menyampaikan berita buruk. Bos kita minta agar kamu dikeluarkan dari posisi karyawan restoran ini. Beliau tahu kalau kamu sedang hamil dan aturan untuk para karyawan memang sudah jelas dari awal, tidak boleh dalam kondisi hamil."Jantung Intan serasa dipukul keras. Dia baru bekerja 4 bulan di restoran The Starlight, gajinya pun baru bulan lalu dinaikkan 50% karena pekerjaannya bagus dan sang

    Last Updated : 2023-05-13

Latest chapter

  • Gelora Asmara Ratu Berlian   Wheel of Fortune: Akhir yang Bahagia (The End)

    Dengan pikiran buntu dan hati yang panas Zayn berjalan kaki di trotoar setelah meninggalkan kediaman Richermond. Harapan terakhirnya pupus sudah. Semua gara-gara pria sialan keturunan Adira Lukmana itu! Zayn merutuki Jovan.Ketika sampai di sebuah halte bus, Zayn memilih untuk duduk sendiri bengong meratapi nasibnya yang naas. Dia seharusnya menjadi pewaris tunggal aset kekayaan mendiang papanya. Namun, semua tidak bisa diusut. Pengacara keluarga Pradipta malah tersandung kasus hukum hingga masuk bui. Dia sekarang luntang lantung hanya punya dompet dan HP saja. Entah barangnya di kost sudah dibuang ke mana oleh pengelola tempat tersebut atau pula disimpan kalau orangnya baik hati. Zayn belum sempat pulang ke kost. Sebuah mobil sedan Ferrari merah berhenti tak jauh dari halte bus tempat Zayn duduk bengong sendirian di sana. Seorang wanita dengan penampilan heboh dan riasan tebal mendekati Zayn."Hai, apa Mas lagi butuh pekerjaan? Kenalkan namaku Mami Rosa. Aku suka wajah dan perawaka

  • Gelora Asmara Ratu Berlian   Mengemis Belas Kasihan Mariana

    "Bebaskan saja dia dari tuntutan hukum, Pak Sondang Sirait. Saya lebih senang kalau Zayn menghidupi dirinya sendiri di luar penjara. Cabut laporan kasus saya dari kepolisian ya!" tutur Dokter Maya Suratih pasca sembuh dari cedera di kepalanya.Kepalanya memang bocor di sisi kiri akibat dipukul oleh mantan suaminya itu menggunakan trofi yang terbuat dari kaca. Sungguh tragis justru dia dilukai dengan trofi favorit kebanggaannya sebagai rumah sakit favorit konsumen 6 tahun yang lalu. Saat itu Rumah Sakit Permata Indah Medika masih dipegang managemen lama belum diakuisisi oleh grup Richermond, jadi rumah sakitnya menjadi pilihan utama pasien ibu kota.Usut punya usut, mantan suaminya pernah punya masa lalu hingga memiliki anak haram dengan komisaris utama rumah sakit tersebut. Namun, Dokter Maya menganggap rahasia kelam itu sebatas cukup tahu saja.Pengacara kepercayaan Dokter Maya pun menjawab disertai peringatan, "Baik kalau itu yang diinginkan oleh Bu Dokter Maya. Saya cabut berkas pe

  • Gelora Asmara Ratu Berlian   Pangeran Kecil Adira Lukmana

    Dini hari sekitar pukul 03.00 WIB Mariana merasakan bagian paha dalamnya dialiri air hangat. Awalnya dia berpikir sedang bermimpi dan mengompol. Namun, ketika merabanya dan mendapati bahwa itu sepertinya air ketubannya ia segera menggoyang-goyang bahu suaminya."Mas Jovan, aku pecah ketuban!" ucapnya sedikit panik karena hampir melahirkan.Jovan yang tadinya masih mengantuk karena baru tidur beberapa jam setelah beberapa putaran bercinta dengan Mariana semalam segera bangun lalu duduk di ranjang. Dia bertanya, "Kuantar ke rumah sakit sekarang ya?""Iya, Mas. Ganti baju dulu. Panggil Pak Sapto buat anterin kita," jawab Mariana lalu perlahan bangkit dari tempat tidur dengan perutnya yang sangat besar. HPL memang besok sebetulnya, wajar lebih cepat sehari. Berat janin terakhir sudah 3.4 kilogram sudah cukup untuk dilahirkan kata Dokter Royce Adler. Mariana mengganti gaun tidurnya yang basah dengan daster batik berkancing depan agar mudah berganti baju pasien nanti di rumah sakit.Setela

  • Gelora Asmara Ratu Berlian   Ketika Jalan Semakin Gelap

    "Permisi, Bu. Saya Zayn Alarik Pradipta, kliennya Om Charles. Apa beliau ada di tempat?" ujar Zayn berusaha menemui pengacaranya yang berjanji akan membantu mengurus masalah hak warisnya yang sulit diproses karena surat-surat habis terlahap api saat kediaman Pradipta kebakaran tempo hari.Wanita yang berjaga di bagian front desk kantor firma pengacara serta notaris Hutapea and Friends menghela napas mengulang kalimat yang sama untuk kesekian kalinya ke klien bosnya. "Maaf ya, Mas. Sepertinya saya nggak bisa memberi tahukan sampai kapan beliau tidak bisa memproses kasus hukum Anda. Pak Charles Hutapea tersandung kasus money laundry pejabat pemerintahan sehingga harus ditahan di Rutan Salemba untuk sementara," terang Bu Dyah Pertiwi, karyawati berusia setengah abad itu kepada Zayn yang mendadak bengong."Ta—tapi, perkara hak waris saya gimana dong, Bu? Mungkin rekan Om Charles bisa bantu?!" kejar Zayn, dia risau uang tabungannya tak mampu mencukupi kebutuhan sehari-harinya. "Bisa, sil

  • Gelora Asmara Ratu Berlian   Bercinta Tak Pernah Seindah Bila Bersamamu

    Jorges D'Argentine mengusap sudut matanya yang basah. Di sisinya, puteri kesayangannya mengenakan gaun putih sederhana dengan model sabrina mermaid dress memegang lekuk lengannya berjalan dalam langkah anggunnya menuju ke sebuah gazebo berhias mawar putih.Pagi yang sejuk tanpa tertutup lapisan salju di Danau Biel menjadi hari pernikahan sakral yang dinantikan oleh Patrick Olsen. Setelah perjuangan tanpa henti selama berbulan-bulan bolak-balik Jakarta-Genewa, segalanya terbayar lunas. Pada akhirnya Mariana melepaskan kepergian dokter spesialis obsgyn andalannya kembali ke Swiss untuk seterusnya. Dokter Royce Adler yang terikat kontrak menggantikan dirinya sebagai dokter praktik di poli obsgyn rumah sakit jaringan Richermond.Wanita pujaan hatinya yang mungkin adalah jawaban doanya untuk seorang kekasih yang baik hati itu melangkah di seberangnya bersama Tuan Jorges D'Argentine, papanya. Sama seperti calon papa mertuanya, Patrick pun menitikkan air mata haru yang membuat tamu undangan

  • Gelora Asmara Ratu Berlian   Dibuang Ke Jalanan Oleh Dokter Maya

    Sudah beberapa bulan berlalu semenjak pernikahan resmi antara Zayn dan Dokter Maya. Rumah tangga mereka nampak harmonis tanpa ada pertengkaran yang berarti. Namun, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan terjatuh jua.Memang Zayn sudah mendapat mobil baru untuk akomodasinya pulang pergi ke rumah sakit dan bepergian sendiri. Dokter Maya berangkat ke tempat kerjanya tanpa suaminya seusai sarapan pagi bersama. Dia tidak menaruh curiga sama sekali seperti apa kelakuan Zayn di balik punggungnya.Kehidupan seksual pasangan pengantin baru itu pun sangat aktif nyaris setiap malam mereka bermesraan. Itu pun Dokter Maya bukan hanya dihajar satu atau dua ronde di atas ranjang. Maka dari itu dia tidak pernah berpikir masih ada hasrat yang tak tersalurkan oleh suaminya. Akan tetapi, sesuatu yang tak pernah ia duga terjadi di bawah atap rumahnya.Pintu kamar tidur Zayn diketok tiga kali sebelum dibuka perlahan dari luar. Seorang perempuan berambut panjang hitam legam tergerai sepunggung masuk

  • Gelora Asmara Ratu Berlian   Mengejar Cinta Dokter Azalea

    Dokter Patrick Olsen mencoba mensiasati kesulitannya untuk resigned dari rumah sakit tempat bekerjanya saat ini dengan mengumpulkan jatah cutinya selama beberapa bulan terakhir. Memang mencari dokter spesialis yang bagus tidak mudah, biasanya dokter yang sudah berpengalaman terkontrak praktik di rumah sakit lain. Sedangkan, dokter yang baru lulus pendidikan spesialis masih butuh menimba pengalaman di meja praktik. Adik angkatan sealmamaternya yang diterima bekerja di rumah sakit jaringan Richermond masih di bawah pemantauannya dan dokter senior poli obsgyn lainnya. Kini dia harus berpesan dengan serius kepada Dokter Royce Adler selama mengambil cuti seminggu penuh."Dokter Royce, kuharap kau ingat semua tips dan trick praktik obsgyn yang sudah kuajarkan kepadamu. Ingat-ingat itu semua selama aku pergi seminggu ke Swiss, okay?" ujar Dokter Patrick duduk berhadapan di ruangan praktiknya bersama Dokter Royce Adler.Pria berambut model taper fade warna pirang itu menyeringai jenaka. "He

  • Gelora Asmara Ratu Berlian   Dua Pernikahan Kakak Beradik Beda Tujuan

    "Untuk apa perjanjian pranikah ini, Pak?!" bentak Zayn setelah membaca judul berkas yang disodorkan oleh notaris Dokter Maya Suratih kepadanya di ruang tunggu kantor dinas kependudukan Jakarta Pusat.Pak Rian Fantoni yang dipercaya oleh Dokter Maya mewakilinya sebagai pihak legal dalam setiap perjanjian hukum yang dia buat menjawab standar saja pertanyaan Zayn, "Ini sudah jadi keputusan klien saya, Pak. Zaman sekarang harus serba hati-hati terutama Bu Maya itu seorang wanita sukses dengan banyak harta. Kalau Anda menolak mungkin pernikahan ini tidak bisa terlaksana. Kami nantikan itikad baiknya untuk menanda tangani perjanjian pranikah tersebut!"Kening Zayn berkerut dalam, dia tak menyangka bahwa dalam dua pernikahan dia harus selalu diatur dengan perjanjian pranikah. Harta terpisah, tak ada gono gini setelah bercerai. Hatinya terasa dongkol, niatnya mendapat cipratan harta kekayaan Dokter Maya pun pupus sudah. Apa gunanya jadi suami kere setelah menikahi janda kaya raya itu? pikir Z

  • Gelora Asmara Ratu Berlian   Penyuka Jalan Pintas

    "Mas Zayn, maaf. Bukannya tidak bisa diurus hal warisnya, tapi butuh waktu yang tidak diprediksi lamanya karena semua berkas penting habis dilahap api dalam kebakaran rumah tempo hari," tutur Charles Hutapea, pengacara langganan keluarga Pradipta. Kemudian Zayn membalas, "Apa mendiang papa nggak membuat surat warisan semasa hidup dulu, Om?" Sebuah gelengan dengan raut wajah prihatin itu disertai jawaban, "Beliau tidak ingin berpikir cepat meninggal dunia waktu saya menyarankan dulu, Mas. Sayang sekali ketika jatuh sakit, saya tidak tahu karena memang sibuk dengan pekerjaan dan Pak Bram pun sama sekali tidak menghubungi saya lagi.""Ckkk ... payah sekali, lantas jalan keluar yang bisa saya tempuh apa dong, Om? Eman-eman sekali warisan ratusan milyar itu nilainya!" Zayn berdecak kesal dengan wajah tertekuk bersandar di sofa kantor pengacara kondang tersebut.Charles Hutapea beranjak berdiri lalu mengambil sebuah map berkas di rak dokumennya. Dia pun duduk kembali dan menyodorkan sebua

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status