"Gimana rasa masakan koki rumahku, Lea?" tanya Zayn sembari menikmati segelas red wine Portugis yang bercita rasa manis dan memabukkan sebagai penutup makan malamnya bersama Azalea. "Sempurna. Aku menyukai semua hasil karya koki rumahmu, itu seperti hidangan ala chef bintang Michelin. Aku tidak keberatan bila kau undang makan malam lagi kapan pun, Zayn!" jawab Azalea memuji sang koki. Pipinya memerah seperti apel karena efek minuman anggur merah yang diminumnya. Pemuda itu mengangguk dan tersenyum, dia menanggapi perkataan Azalea, "Karena aku akan menawanmu malam ini di sini. Besok pagi kau akan kuberi makan dengan sarapan pagi dari Chef Alfredo lagi." "Ohh Gosh! Apa kau serius, Zayn?" balas Azalea bimbang. Dia masih perawan dan orang tuanya tak akan senang bila dia melakukan pergaulan bebas. "Kita harus menghabiskan malam yang dingin ini dengan berbagi kehangatan bukan?" jawab Zayn santai, devilish smirk di wajahnya membuatnya bertambah tampan serta menantang. Dia pun meletakkan
"Intan, tolong datang ke kantor managemen restoran ya!" seru Bu Dyah yang menjadi manager restoran The Starlight."Siap, Bu Dyah," jawab Intan lalu membawa ember dan alat pel ke lemari penyimpanan alat kebersihan di belakang dapur. Dia mencuci tangannya dan mengeringkannya dengan serbet sebelum bergegas menghadap atasannya di kantor managemen."TOK TOK TOK.""Masuk!" sahut suara Bu Dyah dari dalam ruangan dan Intan pun membuka pintu untuk masuk ke sana."Silakan duduk dulu, Tan." Bu Dyah menunggu Intan duduk di seberang mejanya lalu mulai berbicara, "Sebelumnya aku mau minta maaf dulu karena harus menyampaikan berita buruk. Bos kita minta agar kamu dikeluarkan dari posisi karyawan restoran ini. Beliau tahu kalau kamu sedang hamil dan aturan untuk para karyawan memang sudah jelas dari awal, tidak boleh dalam kondisi hamil."Jantung Intan serasa dipukul keras. Dia baru bekerja 4 bulan di restoran The Starlight, gajinya pun baru bulan lalu dinaikkan 50% karena pekerjaannya bagus dan sang
"Baik, Pak. Nanti saya akan datang untuk wawancara kerja di kantor managemen. Berkas-berkas persyaratan lamaran kerja akan saya bawakan juga, Pak Burhan. Terima kasih," jawab Intan di telepon ponselnya.Bunda Winda yang semalam telah mengetahui Intan terkena PHK dan sedang mencari pekerjaan baru pun paham dengan obrolan Intan di telepon. Dia menjelaskan ke Bunda Kartini bahwa Intan melamar pekerjaan baru."Apa kamu dapat panggilan wawancara kerja, Tan?" tanya Bunda Winda menebak-nebak."Iya, Bun. Jam 9 ada wawancara di Indomarch minimarket. Doakan ya biar lancar dan diterima kerja di sana. Gajinya lumayan dan shift durasi kerjanya bisa untuk tambahan pekerjaan lainnya," terang Intan sambil menyelesaikan sarapan paginya yang sempat tertunda.Bunda Kartini yang turut mendengarkan pembicaraan Intan dan Bunda Winda pun berkata, "Tan, kamu jangan terlalu memforsir tenagamu. Seandainya nanti tabungan buat biaya bersalin di klinik masih kurang. Bunda masih punya dana emergency, itu boleh kam
Sudah beberapa minggu Intan bekerja di minimarket Indomarch dan dia cukup menikmati pekerjaan barunya sekalipun melelahkan baginya. Menata barang dari gudang ke rak untuk restock. Dia membutuhkan tenaga ekstra karena banyak menggunakan kerja fisik dibanding pikiran.Untungnya selain kesulitan itu, rekan kerjanya semua baik dan tidak menambah beban untuknya. Seolah sesama karyawan di minimarket itu merasakan beratnya bekerja di tengah kondisi hamil besar. HPL janin di perut Intan hanya hitungan minggu saja. "Tan, kamu susun barang yang ringan-ringan aja ya. Kalo minuman sama makanan kaleng biar aku aja," tutur Retno yang bekerja di shift pagi yang sama seperti Intan. Dia sudah bekerja di minimarket itu selama setahun lebih.Mendengar perkataan Retno yang perhatian kepadanya, Intan pun merangkul bahu wanita berkaca mata dan berambut pendek lurus sedagu itu. "Perhatian banget deh sama aku, Mbak Retno nih!" goda Intan seraya senyum-senyum riang."Kasihan yang ada di perut kamu itu kalo m
"Terima kasih sudah jemput aku, Zayn!" ucap Azalea dengan nada ceria saat duduk di sebelah Zayn yang mengemudikan sendiri mobil sedan sport miliknya."Sama-sama, Lea. Aku harusnya yang berterima kasih karena diajak berlibur ke villa tepi danau milik keluargamu. Oya, apa mereka ikut juga ke sana nanti?" balas Zayn sambil memacu mobilnya dengan penuh percaya diri di jalan ke luar kota Swiss.Memang Swiss tidak memiliki pantai alami jadi mereka menjadikan tepi danau seperti pantai untuk berlibur sun bathing, voli pantai, dan aktivitas air yang biasa dilakukan di pantai. Ada Danau Biel, Danau Lucerne, Danau Uri, Danau Jenewa, dan beberapa lagi lainnya. Semuanya memberikan sensasi liburan tepi pantai sekalipun itu tak lain adalah bentukan danau lebar bergaris tepi memanjang bagaikan pantai.Sesampainya Zayn dan Azalea di tempat tujuan mereka yaitu Danau Biel, mereka berdua pun turun dari mobil sambil membawa koper untuk dipindahkan ke dalam villa bermodel seperti rumah kaca milik keluarga
Perut Intan terasa seperti teremas-remas saat sedang menata barang restock ke rak display minimarket tempatnya bekerja. Dia curiga apakah sudah waktunya dirinya melahirkan? HPL puteranya memang sudah lewat 2 hari yang lalu. Tiba-tiba dari bagian paha dalamnya terasa ada air hangat yang mengalir padahal dia tidak mengompol. Dan benar ... di lantai tempat dia berdiri ada cairan berwarna kemerahan. "Kok diem aja, Tan. Kamu nggak kenapa-kenapa 'kan? Astaga, ya Tuhan!" Retno terkesiap melihat cairan di lantai yang ada di bawah kaki Intan. Dia pun segera berlari ke Kevin yang berjaga di meja kasir."Kev, si Intan mau lahiran, gimana nih?!" seru Retno panik. Dengan segera Kevin mengambil ponselnya dan mencari di situs pencarian nomor ambulans rumah sakit terdekat. Dia menelepon nomor tersebut sembari berjalan mendekati Intan yang masih berdiri di lorong di antara rak display barang."Mbak Intan, aku panggilin ambulans buat nganterin ke rumah sakit ya!" ujar Kevin kepada Intan yang segera
"Intan, kamu menghadap ke ruangan saya!" panggil Pak Roby, manager minimarket tempat kerja Intan dari ambang pintu gudang.Perempuan itu sedang sibuk mencatat stok opname barang yang ada di gudang, tetapi dia segera mengiyakan perintah bosnya lalu bergegas ke kantor managemen. Intan berjalan cepat lalu duduk di kursi seberang Pak Roby."Oke, jadi begini. Saya butuh orang untuk posisi kasir shift dua menggantikan Jeffri yang kemarin dipecat secara tidak hormat karena penggelapan uang kasir. Apa kamu mau kalau saya taruh di posisi kasir shift 2, Tan?" tutur Pak Roby lalu menunggu jawaban karyawatinya itu dengan tampang serius.Tawaran itu memang menggiurkan, tetapi Kevin dan Retno sudah memberi tahukan sisi negatifnya juga bila ada ketidakcocokan perhitungan komputer dan jumlah totalan uang riil. Karena Intan tak kunjung menjawab, Pak Roby pun menimpali, "Kenapa kok kayaknya serius mikir jawabannya, Tan? Ini gajinya lebih gede hampir dua kali lipat gaji kamu di posisi sekarang lho.""E
"Total belanjaannya seratus dua puluh tiga ribu, Mbak!" ujar Intan usai menghitung belanjaan pembeli minimarket Indomarch.Perempuan muda yang berdiri di hadapan meja kasir itu pun mengulurkan selembar pecahan 100 ribu dan 50 ribu kepada Intan. Dengan cekatan Intan memberikan kembalian uang pembayaran tersebut seraya berkata, "Terima kasih, Mbak. Hati-hati di jalan!" Bel penanda pintu dibuka berbunyi dan Intan dengan penuh semangat menyambut, "Selamat datang, selamat berbelanja di Indomarch!" Suara riangnya membuat pria muda itu menoleh ke arahnya dan matanya melebar melihat Intan. "Ohh, masih kerja di sini rupanya. Intan 'kan nama kamu?" ujar Jovan dengan antusias. Dulu pegawai minimarket ini yang mengembalikan ponselnya yang tertinggal di rak display barang."Benar, Pak Jovan. Saya Intan, silakan berbelanja. Kalau ingin bertanya lokasi barang bisa menghubungi rekan kerja saya yang bertugas di lorong rak pajang," jawab Intan dengan sopan."Baiklah. Sekarang kamu pegang jabatan kasi
Dengan pikiran buntu dan hati yang panas Zayn berjalan kaki di trotoar setelah meninggalkan kediaman Richermond. Harapan terakhirnya pupus sudah. Semua gara-gara pria sialan keturunan Adira Lukmana itu! Zayn merutuki Jovan.Ketika sampai di sebuah halte bus, Zayn memilih untuk duduk sendiri bengong meratapi nasibnya yang naas. Dia seharusnya menjadi pewaris tunggal aset kekayaan mendiang papanya. Namun, semua tidak bisa diusut. Pengacara keluarga Pradipta malah tersandung kasus hukum hingga masuk bui. Dia sekarang luntang lantung hanya punya dompet dan HP saja. Entah barangnya di kost sudah dibuang ke mana oleh pengelola tempat tersebut atau pula disimpan kalau orangnya baik hati. Zayn belum sempat pulang ke kost. Sebuah mobil sedan Ferrari merah berhenti tak jauh dari halte bus tempat Zayn duduk bengong sendirian di sana. Seorang wanita dengan penampilan heboh dan riasan tebal mendekati Zayn."Hai, apa Mas lagi butuh pekerjaan? Kenalkan namaku Mami Rosa. Aku suka wajah dan perawaka
"Bebaskan saja dia dari tuntutan hukum, Pak Sondang Sirait. Saya lebih senang kalau Zayn menghidupi dirinya sendiri di luar penjara. Cabut laporan kasus saya dari kepolisian ya!" tutur Dokter Maya Suratih pasca sembuh dari cedera di kepalanya.Kepalanya memang bocor di sisi kiri akibat dipukul oleh mantan suaminya itu menggunakan trofi yang terbuat dari kaca. Sungguh tragis justru dia dilukai dengan trofi favorit kebanggaannya sebagai rumah sakit favorit konsumen 6 tahun yang lalu. Saat itu Rumah Sakit Permata Indah Medika masih dipegang managemen lama belum diakuisisi oleh grup Richermond, jadi rumah sakitnya menjadi pilihan utama pasien ibu kota.Usut punya usut, mantan suaminya pernah punya masa lalu hingga memiliki anak haram dengan komisaris utama rumah sakit tersebut. Namun, Dokter Maya menganggap rahasia kelam itu sebatas cukup tahu saja.Pengacara kepercayaan Dokter Maya pun menjawab disertai peringatan, "Baik kalau itu yang diinginkan oleh Bu Dokter Maya. Saya cabut berkas pe
Dini hari sekitar pukul 03.00 WIB Mariana merasakan bagian paha dalamnya dialiri air hangat. Awalnya dia berpikir sedang bermimpi dan mengompol. Namun, ketika merabanya dan mendapati bahwa itu sepertinya air ketubannya ia segera menggoyang-goyang bahu suaminya."Mas Jovan, aku pecah ketuban!" ucapnya sedikit panik karena hampir melahirkan.Jovan yang tadinya masih mengantuk karena baru tidur beberapa jam setelah beberapa putaran bercinta dengan Mariana semalam segera bangun lalu duduk di ranjang. Dia bertanya, "Kuantar ke rumah sakit sekarang ya?""Iya, Mas. Ganti baju dulu. Panggil Pak Sapto buat anterin kita," jawab Mariana lalu perlahan bangkit dari tempat tidur dengan perutnya yang sangat besar. HPL memang besok sebetulnya, wajar lebih cepat sehari. Berat janin terakhir sudah 3.4 kilogram sudah cukup untuk dilahirkan kata Dokter Royce Adler. Mariana mengganti gaun tidurnya yang basah dengan daster batik berkancing depan agar mudah berganti baju pasien nanti di rumah sakit.Setela
"Permisi, Bu. Saya Zayn Alarik Pradipta, kliennya Om Charles. Apa beliau ada di tempat?" ujar Zayn berusaha menemui pengacaranya yang berjanji akan membantu mengurus masalah hak warisnya yang sulit diproses karena surat-surat habis terlahap api saat kediaman Pradipta kebakaran tempo hari.Wanita yang berjaga di bagian front desk kantor firma pengacara serta notaris Hutapea and Friends menghela napas mengulang kalimat yang sama untuk kesekian kalinya ke klien bosnya. "Maaf ya, Mas. Sepertinya saya nggak bisa memberi tahukan sampai kapan beliau tidak bisa memproses kasus hukum Anda. Pak Charles Hutapea tersandung kasus money laundry pejabat pemerintahan sehingga harus ditahan di Rutan Salemba untuk sementara," terang Bu Dyah Pertiwi, karyawati berusia setengah abad itu kepada Zayn yang mendadak bengong."Ta—tapi, perkara hak waris saya gimana dong, Bu? Mungkin rekan Om Charles bisa bantu?!" kejar Zayn, dia risau uang tabungannya tak mampu mencukupi kebutuhan sehari-harinya. "Bisa, sil
Jorges D'Argentine mengusap sudut matanya yang basah. Di sisinya, puteri kesayangannya mengenakan gaun putih sederhana dengan model sabrina mermaid dress memegang lekuk lengannya berjalan dalam langkah anggunnya menuju ke sebuah gazebo berhias mawar putih.Pagi yang sejuk tanpa tertutup lapisan salju di Danau Biel menjadi hari pernikahan sakral yang dinantikan oleh Patrick Olsen. Setelah perjuangan tanpa henti selama berbulan-bulan bolak-balik Jakarta-Genewa, segalanya terbayar lunas. Pada akhirnya Mariana melepaskan kepergian dokter spesialis obsgyn andalannya kembali ke Swiss untuk seterusnya. Dokter Royce Adler yang terikat kontrak menggantikan dirinya sebagai dokter praktik di poli obsgyn rumah sakit jaringan Richermond.Wanita pujaan hatinya yang mungkin adalah jawaban doanya untuk seorang kekasih yang baik hati itu melangkah di seberangnya bersama Tuan Jorges D'Argentine, papanya. Sama seperti calon papa mertuanya, Patrick pun menitikkan air mata haru yang membuat tamu undangan
Sudah beberapa bulan berlalu semenjak pernikahan resmi antara Zayn dan Dokter Maya. Rumah tangga mereka nampak harmonis tanpa ada pertengkaran yang berarti. Namun, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan terjatuh jua.Memang Zayn sudah mendapat mobil baru untuk akomodasinya pulang pergi ke rumah sakit dan bepergian sendiri. Dokter Maya berangkat ke tempat kerjanya tanpa suaminya seusai sarapan pagi bersama. Dia tidak menaruh curiga sama sekali seperti apa kelakuan Zayn di balik punggungnya.Kehidupan seksual pasangan pengantin baru itu pun sangat aktif nyaris setiap malam mereka bermesraan. Itu pun Dokter Maya bukan hanya dihajar satu atau dua ronde di atas ranjang. Maka dari itu dia tidak pernah berpikir masih ada hasrat yang tak tersalurkan oleh suaminya. Akan tetapi, sesuatu yang tak pernah ia duga terjadi di bawah atap rumahnya.Pintu kamar tidur Zayn diketok tiga kali sebelum dibuka perlahan dari luar. Seorang perempuan berambut panjang hitam legam tergerai sepunggung masuk
Dokter Patrick Olsen mencoba mensiasati kesulitannya untuk resigned dari rumah sakit tempat bekerjanya saat ini dengan mengumpulkan jatah cutinya selama beberapa bulan terakhir. Memang mencari dokter spesialis yang bagus tidak mudah, biasanya dokter yang sudah berpengalaman terkontrak praktik di rumah sakit lain. Sedangkan, dokter yang baru lulus pendidikan spesialis masih butuh menimba pengalaman di meja praktik. Adik angkatan sealmamaternya yang diterima bekerja di rumah sakit jaringan Richermond masih di bawah pemantauannya dan dokter senior poli obsgyn lainnya. Kini dia harus berpesan dengan serius kepada Dokter Royce Adler selama mengambil cuti seminggu penuh."Dokter Royce, kuharap kau ingat semua tips dan trick praktik obsgyn yang sudah kuajarkan kepadamu. Ingat-ingat itu semua selama aku pergi seminggu ke Swiss, okay?" ujar Dokter Patrick duduk berhadapan di ruangan praktiknya bersama Dokter Royce Adler.Pria berambut model taper fade warna pirang itu menyeringai jenaka. "He
"Untuk apa perjanjian pranikah ini, Pak?!" bentak Zayn setelah membaca judul berkas yang disodorkan oleh notaris Dokter Maya Suratih kepadanya di ruang tunggu kantor dinas kependudukan Jakarta Pusat.Pak Rian Fantoni yang dipercaya oleh Dokter Maya mewakilinya sebagai pihak legal dalam setiap perjanjian hukum yang dia buat menjawab standar saja pertanyaan Zayn, "Ini sudah jadi keputusan klien saya, Pak. Zaman sekarang harus serba hati-hati terutama Bu Maya itu seorang wanita sukses dengan banyak harta. Kalau Anda menolak mungkin pernikahan ini tidak bisa terlaksana. Kami nantikan itikad baiknya untuk menanda tangani perjanjian pranikah tersebut!"Kening Zayn berkerut dalam, dia tak menyangka bahwa dalam dua pernikahan dia harus selalu diatur dengan perjanjian pranikah. Harta terpisah, tak ada gono gini setelah bercerai. Hatinya terasa dongkol, niatnya mendapat cipratan harta kekayaan Dokter Maya pun pupus sudah. Apa gunanya jadi suami kere setelah menikahi janda kaya raya itu? pikir Z
"Mas Zayn, maaf. Bukannya tidak bisa diurus hal warisnya, tapi butuh waktu yang tidak diprediksi lamanya karena semua berkas penting habis dilahap api dalam kebakaran rumah tempo hari," tutur Charles Hutapea, pengacara langganan keluarga Pradipta. Kemudian Zayn membalas, "Apa mendiang papa nggak membuat surat warisan semasa hidup dulu, Om?" Sebuah gelengan dengan raut wajah prihatin itu disertai jawaban, "Beliau tidak ingin berpikir cepat meninggal dunia waktu saya menyarankan dulu, Mas. Sayang sekali ketika jatuh sakit, saya tidak tahu karena memang sibuk dengan pekerjaan dan Pak Bram pun sama sekali tidak menghubungi saya lagi.""Ckkk ... payah sekali, lantas jalan keluar yang bisa saya tempuh apa dong, Om? Eman-eman sekali warisan ratusan milyar itu nilainya!" Zayn berdecak kesal dengan wajah tertekuk bersandar di sofa kantor pengacara kondang tersebut.Charles Hutapea beranjak berdiri lalu mengambil sebuah map berkas di rak dokumennya. Dia pun duduk kembali dan menyodorkan sebua