Bara dan Gandi sama-sama duduk bersila untuk memulihkan diri setelah pertarungan besar yang mereka lakukan sementara para pengikut mereka berjaga di berbagai titik di atas puncak gunung. Kedua pemuda itu duduk di tengah lahar yang mendidih dimana tepat di bagian tengah nya ada sebongkah batu raksasa yang mereka gunakan untuk duduk.Pragasena, Dara Purbavati bersama dua Naga Penjaga Banyu Segara dan Sri Wedari ikut menjaga di atas puncak gunung di sisi sebelah timur. Iblis Mata Perak Du Khan melayang di udara sendiri sambil sedekap tangan dan kedua mata yang tertutup. Sementara, Dewi Es Lian Xie berada di sebelah barat bersama Lu Xie nampak berjaga-jaga sambil mengawasi sekitar.Hu Shi Yun dan Rui Yun berdiri di sisi sebelah selatan. Sedangkan Xue Ruo berada di sisi utara bersama Du Khan namun dia duduk bersila di bawah sementara Iblis Mata Perak itu melayang di udara."Apa kau merasakannya Nona Xue?" tanya Du Khan melalui telepati."Apa yang kau rasakan? Aku tak merasakan apa pun," ta
Belasan ribu tahun yang lalu, seorang wanita dari ras Iblis bernama Mayadwipa atau yang disebut sebagai Tujuh Iblis Kehancuran datang ke tanah kutukan yang ada di dalam wilayah Kerajaan Naga Air dan menaklukkan Kerajaan manusia iblis serta binatang Iblis di sana. Para Raja Manusia Iblis yang menyerah pun menjadi bawahan sang Wanita Iblis yang memang memiliki kekuatan sangat mengerikan. Tidak ada satu pun Raja Kerajaan dari ras manusia iblis maupun ras bintang Iblis yang mampu melawan Ratu Mayadwipa sehingga mereka pun dipaksa untuk tunduk kepada wanita Iblis tersebut.Para Raja tidak menyadari, bahwa waktu itu Mayadwipa datang dalam keadaan tengah terluka setelah pertarungannya melawan Sasaka. Kedatangannya telah mengubah pandangan dua ras tersebut terhadap Pencipta mereka, yakni Empu Jagat Martapura yang kala itu sudah melemah setelah menciptakan Tombak Banyu Biru dan senjata terakhir sebagai kuncinya, yakni Pedang Pembuka Kehidupan.Setelah Empu Jagat meninggal, Mayadwipa pun menjad
Dewi Es Lian Xie mendengus geram melihat apa yang tengah dilakukan oleh para prajurit bawahan Raja Agra. Lu Xie yang juga melihat hal itu tak tinggal diam. Dia berniat untuk membantu wanita tersebut menggunakan kemampuan petir merah miliknya."Jangan membantuku Lu Xie! Biarkan aku yang menangani para serangga ini. Kau tetap ditempat dan menjaga mereka berdua. Aku yakin, musuh mengincar Gandi dan Bara yang membawa pusaka dari Bayantaka dan reruntuhan Kuno." kata Lian Xie.Lu Xie mengangguk dan tetap berada di tempatnya sambil menatap kearah langit dimana puluhan lingkaran portal muncul dan mengeluarkan Pedang Es raksasa."Wanita ini, dia memiliki banyak kekuatan yang tak terbayangkan olehku..." batin Lu Xie.Para Raja yang lain yang juga melihat lingkaran biru tersebut segera saling berhubungan melalui telepati jarak jauh. "Apa yang terjadi di wilayah Agra?" tanya Raja Ungrama."Ada Dewa dengan kekuatan es yang menjadikan kami sasaran Pedang Es raksasa miliknya. Saat ini kami akan ber
Wung!Sepuluh Pedang Es raksasa meluncur dari atas langit menuju ke bawah sana dimana ratusan ribu prajurit manusia iblis terpana dibuatnya. Raja Agra pun terpaku sejenak karena hantaman gelombang petir merah masih belum usai ditambah serangan mematikan sadari atas langit."Kekuatan apa yang sebenarnya kami hadapi? Apakah ini alasan Ratu mengutus setengah prajurit Kerajaan ke tempat ini? Karena lawan memiliki kekuatan yang mengerikan..." batin Raja Agra.Tiba-tiba muncul pecahan ruang di atas ratusan ribu pasukan tersebut. Lalu keluar beberapa sosok dari dalam pecahan ruang tersebut dan langsung mengayunkan senjata mereka kearah langit.Wusss!Tiga sinar putih menderu membentuk sabit raksasa. Lian Xie terkejut merasakan aura kuat dari serangan tiga sosok yang baru saja muncul tersebut. Dan ternyata benar, serangan itu memang sangat kuat. Itu terbukti saat tiga cahaya berbentuk sabit tersebut membabat putus tiga pedang es raksasa milik Dewi Es Lian Xie. Setelah itu terciptalah ledakan
Xue Ruo berniat untuk menerobos pertahanan lawan yang masih berjarak belasan ribu tombak dari puncak gunung tersebut. Namun dia masih menahan diri melihat Lian Xie memegang pundaknya."Tahan dulu amarahmu. Jika kau kesana sekarang, bisa jadi kau akan masuk ke dalam perangkap orang-orang aneh yang baru saja datang melalui celah ruang." kata Lian Xie mengingatkan.Xue Ruo pun menuruti apa kata Lian Xie. Bagaimana pun juga, dia merasa tidak perlu meluapkan amarah tanpa berpikir panjang. Karena dia pernah mengalami hal yang buruk akibat kecerobohannya tersebut. Wanita itu akhirnya bisa menahan diri dan menunggu saran dari Lian Xie yang dirasa lebih bijaksana dalam mengambil keputusan.Pasukan Raja Agra bersama para pengawal istana mulai bergerak maju. Lingkaran hitam raksasa pun ikut bergerak kearah gunung mengikuti langkah para prajurit yang berjumlah ratusan ribu. Para Raja yang lain pun ikut bergerak dengan perintah di tangan Raja Agra melalui telepati.Hu Shi Yun menoleh kearah Rui Y
Ratusan ribu pasukan air milik Gandi menerjang pasukan Ratu Mayadwipa. Peperangan tak dapat dielakkan lagi. Para dewa yang membantu Bara dan Gandi pun mengamuk begitu sampai di kaki gunung. Karena kaki pasukan sebanyak itu terikat oleh rantai ungu milik Bara, dengan mudah para pasukan air membunuh mereka menggunakan Pedang maupun tombak.Para Raja yang melihat itu nampak geram namun tak bisa berkutik karena rantai ungu yang melilit tubuh mereka. Dalam sekejap mata, ribuan bahkan puluhan ribu prajurit Mayadwipa tewas di tangan pasukan air dan para dewa yang menyerang mereka secara serempak. Mayat berjatuhan dalam keadaan terpenggal kepalanya atau pun terpotong tubuhnya. Banyak pula yang mati karena luka tusuk dan anak panah air yang menancap bagaikan besi.Keadaan yang tak menguntungkan tersebut memaksa para Raja mengeluarkan bekal rahasia yang dibawa dari Kerajaan Mayadwipa."Lepaskan semua peliharaan Ratu! Biarkan mereka mengamuk!" teriak Raja Agra memberi perintah kepada tiga Raja l
Pragasena bersama Banyu Segara dan Sri Wedari sama-sama merasakan tekanan dari hawa membunuh binatang Pemburu Jiwa yang tengah murka tersebut. Tekanan itu bahkan membuat mereka hampir jatuh berlutut karena saking kuatnya."Gila! Hanya aura membunuh saja sudah sekuat ini!" seru Pragasena."Makhluk ini sangat kuat...! Bagaimana dengan Iblis bernama Mayadwipa yang memelihara mereka!?" sahut Banyu Segara."Aku tak bisa menjawab hal itu. Yang jelas, dia telah menaklukkan seluruh makhluk hidup di Tanah Kutukan ini kecuali diriku." kata Pragasena membuat Banyu Segara terdiam seketika."Kalau benar begitu, Mayadwipa adalah musuh yang sangat berbahaya..." kata Sri Wedari.Pragasena dan Banyu Segara sama-sama saling pandang dan tak berkata apa-apa. Tiba-tiba dari arah langit muncul sinar merah membara yang menderu kearah mereka. Dengan cepat Pragasena segera mengerahkan tenaga dalamnya dan melepaskan Pukulan Sakti miliknya ke atas. Banyu Segara pun ikut membantu. Kecuali Sri Wedari yang bergera
Lingkaran biru itu muncul tepat di belakang Sri Wedari. Tak lama kemudian Gandi muncul dan memegang bahu wanita Naga tersebut. Seketika wujud wanita itu kembali seperti semula seolah kekuatan sisik naga telah diambil kembali oleh pemiliknya. Sri Wedari hanya bisa terkejut dan tak bisa berbuat apa-apa karena tubuhnya terasa kaku."Jangan berbuat hal bodoh. Aku tak mengijinkan itu. Lebih baik kau rawat mereka yang terluka dengan kemampuan milikmu. Biarkan anjing ini aku yang hadapi." kata Gandi dengan suara yang membuat tanah bergetar.Sri Wedari tak bersuara sama sekali dan hanya bisa menunduk. Dia mundur secara perlahan dan membiarkan Gandi yang maju untuk menghadapi manusia anjing tersebut.Melihat Gandi yang muncul menggunakan portal gaib, kedua mata binatang Pemburu Jiwa itu pun menyala merah menatap tajam kearah Gandi."Bisa menciptakan portal gaib? Itu artinya dia adalah seorang Dewa Tingkat Atas. Kalau begitu, jiwanya pasti lebih nikmat dibanding yang lainnya, kekeke..." ucap ma
Mendengar saran dari Banyu Biru, Gandi pun segera mengumpulkan niat dan kepercayaan dirinya. Sementara Sanskara yang akan bertarung lebih dulu melawan Mayadwipa dengan Palu Naga Bumi. Teriakan Mayadwipa terhenti. Namun saat itu juga muncul sesuatu dari atas langit sana. Awan hitam disertai suara gemuruh membuat suasana di area tersebut menjadi mencekam. Sanskara yang siap untuk menghadapi serangan musuh nampak tertegun."Kekuatan yang sangat mengerikan..." batinnya.Tiba-tiba saja muncul Bara Sena dan Kahiyang Dewi yang melayang di sampingnya."Aku tahu kau tubuh ganda miliknya. Sepertinya dia tengah mengumpulkan kekuatan penuh untuk menggunakan Tombak Banyu Biru. Aku akan membantu mengulur waktu," kata Bara."Kekuatan Mayadwipa ini tidaklah main-main. Harus mengerahkan seluruh kekuatan untuk menahan serangan sekuat ini," sahut Kahiyang Dewi. Bara Sena menatap keaerah bawah sana dimana pasukan Mayadwipa masih sangatlah banyak tengah
Pedang hitam kemerahan itu meluncur dengan cepat ke arah perut Gandi yang tak bisa bergerak sedikit pun karena tertahan oleh sesuatu. Sesaat sebelum pedang itu menghujam ke perut Raja Naga Air, tiba-tiba cahaya biru terang muncul dan terdengar suara dentrangan cukup keras.Trang!Mayadwipa terkejut setelah melihat sasarannya kini telah mengenakan sebuah zirah perang berwarna biru langit. Itu adalah Zirah Pelindung Naga milik Gandi yang dia dapatkan dari Empu Jagat Martapura."Zirah!? Dan dia bisa menahan serangan dariku dengan mudah!?" seru Mayadwipa.Gandi menyeringai lebar. Lalu tubuhnya pun berhasil bergerak kembali setelah mengenakan zirah Sakti tersebut. Dengan cepat tubuh pemuda itu berputar di udara lalu melanjutkan serangan sebelumnya yang tertunda. Tentu saja Mayadwipa tak tinggal diam melihat Gandi mengerahkan Pukulan Kilat Neraka miliknya. Dia menggunakan telapak tangan kirinya untuk menahan pukulan dari Raja Naga Air tersebut.
Kahiyang Dewi menatap sosok pemuda yang tubuhnya diselimuti aura merah. Sosok yang tak lain adalah Gandi Wiratama. "Kau...!" seru wanita itu dengan berbagai perasaan yang tak menentu. Gandi menoleh dan tersenyum kecil. Dari dalam tangannya mengalir kekuatan Agni Maya yang menyelimuti tubuh Kahiyang Dewi dan menyembuhkan luka dalamnya dengan cepat."Sekarang kau tak perlu khawatir lagi. Kali ini, aku yang akan melindungimu." ucap Gandi membuat Kahiyang Dewi semakin tak menentu. "Bagaimana bisa, kau menjadi Naga Api dengan kekuatan yang begitu murni... Jika itu kekuatan yang berasal dari diriku yang pernah kau dapatkan dulu, tidak mungkin akan semurni ini. Kau lebih layak disebut sebagai Naga Api yang sebenarnya sama sepertiku..." kata Kahiyang Dewi sambil menahan perasaannya yang benar-benar bergejolak. Gandi tersenyum melihat kebingungan di mata wanita tersebut."Kalau begitu, bukankah aku sudah layak untuk menjadi kekasihmu? Kau sendiri su
Melihat perubahan wujud Bara yang setengah Dewa Cahaya setengah Iblis Neraka membuat Mayadwipa tertegun."Iblis Neraka...?" batin wanita itu dengan mata menatap nanar kearah Bara Sena.Tubuh pemuda itu pun melesat ke langit dengan cepat diikuti kobaran api dan lahar yang berjatuhan dari tubuhnya. Bunisrawa yang melihat hal itu segera datang menghadang. Bara yang sudah murka langsung menerjang makhluk besar tersebut."Minggir kau bajingan!: teriak Bara. Tangan kanannya bergerak menebas ke depan. Dari dalam Golok Iblis miliknya keluar cahaya terang disertai kobaran api yang panas membara. Kobaran api itu pun menderu ganas ke depan sana.Wosshh!Bunisrawa terkejut dengan kekuatan api yang begitu panas menghantam dirinya. Teriakan dahsyat terdengar dari penjaga Ratu Mayadwipa tersebut. Tubuhnya terbakar hebat oleh kekuatan api neraka yang Bara lancarkan. Bara Sena pun tiba didepan tubuh Bunisrawa yang tengah terbakar api dan langsun
Beberapa waktu sebelum Gandi mendapatkan Tombak Banyu Biru, di atas Istana Abadi sana, Bara tengah berjuang dengan keras melawan pasukan Mayadwipa yang dipimpin oleh Bunisrawa. Pasukan besar itu sebagian telah tewas dan hanya menyisakan pasukan inti yang jumlahnya masih sangat banyak bagi Bara dan para pengikutnya.Keadaan Bara dan para pengikutnya pun bahkan sudah mulai melemah karena kehabisan tenaga. Untungnya ada Meili Tian Zi dan Manguntur yang masih sanggup bertarung. Bahkan gadis kecil anak Bara dan Xue Ruo itu berhasil membunuh ribuan pasukan inti Mayadwipa dengan kekuatan Kubus Biru miliknya.Bunisrawa yang hebat karena kekuatan Raksasa yang dia miliki pun merasa jeri menghadapi gadis kecil tersebut. Keadaan sebenarnya sudah dikuasai Bara dan para pengikutnya karena adanya Meili Tian Zi yang memang memiliki kekuatan di atas ayahnya sendiri. Sayangnya, keadaan yang sudah membaik itu harus terputar kembali saat Ratu Iblis itu datang ke tempat tersebut.
Setelah dua orang tua itu sama-sama tenang, Gandi pun akhirnya memiliki kesempatan untuk menjajal Zirah Pelindung Naga pemberian dari Empu Jagat Martapura. Ternyata zirah tersebut sangat mudah digunakan. Baru saja dia berpikir untuk mengenakannya, zirah itu pun langsung berubah menjadi aura biru lalu menempel di tubuh Gandi dengan cepat. Setelah menempel, aura biru itu pun kembali menjadi Zirah Pelindung Naga."Wah! Ini sangat hebat! Bahkan aku tak perlu repot-repot mengenakannya!" seru Gandi takjub karena apa yang dia lihat itu adalah untuk pertama kalinya. Padahal sebelumnya dia membayangkan betapa susahnya harus mengenakan perlengkapan perang tersebut satu persatu."Hehehe, tentu saja aku sudah memperhitungkan semua itu untuk mempermudah dalam pemakaian. Dengan kata lain, kau bisa melepas atau mengenakan itu dalam waktu sekejap mata saja hanya menggunakan hatimu." sahut Empu Jagat sambil mengelus jenggot putihnya. Dia merasa sangat senang melihat Gandi yang begitu kagum dengan zira
Gandi tak mengerti apa yang dikatakan oleh Empu Jagat setelah mendengar berita darinya mengenai Batara Geni yang memiliki tiga kekuatan Dewa Kuno."Sebenarnya, apa istimewanya kekuatan Dewa Kuno itu Eyang?" tanyanya kemudian karena selama ini dia hanya tahu namanya saja tanpa mengetahui seperti apa kekuatan Dewa Kuno yang dimiliki oleh ayah mertuanya tersebut."Kekuatan Dewa Kuno itu sangatlah langka. Kekuatan itu hanya ada tiga saja di tiga dunia ini dan tidak bisa ditiru oleh orang lain yang bukan memilikinya. Dengan kata lain, kekuatan tersebut hanya bisa diberikan, tanpa bisa diturunkan. Dan siapa pun yang memilikinya, maka dia akan menjadi Tangan Kanan dari Sang Pencipta dunia, yaitu Sang Hyang Wenang..." kata Empu Jagat Martapura dengan nada yang berapi-api.Mendengar hal itu, Gandi benar-benar dibuat tak percaya dan tertegun cukup lama."Ayah mertua...Apakah dia memang sehebat itu...? Pantas saja tak ada satu pun Dewa yang berani menyinggung dirinya. Bahkan setingkat Anoman dan
Empu Jagat Martapura menunjukan sebuah peti emas dengan ukiran indah bahasa sansekerta. Namun pada sisi-sisi peti nampak ukiran berbentuk sepasang Naga yang melingkar dan saling berhadapan pada satu sisi."Apa yang akan kau berikan padaku Eyang?" tanya Gandi sambil melongok kearah peti tersebut. Dia penasaran apa yang ada di dalamnya."Ini adalah peti penyimpanan yang bisa menyimpan banyak harta. Sebanyak apa pun harta yang kau miliki bisa kau simpan ke dalam peti ini. Dan uniknya, kau bisa membawa kemana saja peti ini ke dalam alam jiwamu. Di dalam peti ini ada beberapa Harta mahal. Namun yang ingin aku tunjukkan adalah satu benda berupa zirah perang yang bisa kau gunakan sebagai pelindung dalam pertarungan. Zirah ini aku buat sendiri khusus untukmu," kata Empu Jagat Martapura."Baju Zirah Perang...?" tanya Gandi."Namanya adalah Zirah Pelindung Naga. Zirah ini adalah pasangan dari Pedang Naga Langit yang saat ini sudah kau miliki. Dengan Zirah Pelindung Naga dan Pedang Naga Langit,
Gandi terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Ki Ageng Samudra Biru mengenai Tombak Banyu Biru yang bisa menyerap tiga kekuatan jiwa miliknya. Dua di antaranya adalah kekuatan milik orang lain yang ada di dalam tubuhnya dan bukan kekuatan sejati milik sang Raja Naga Air."Itu artinya, kekuatan petir dari Naga Petir Trikala juga akan dihisap olehnya!?" seru pemuda itu."Tentu saja. Melihat apa yang dilakukan tombak Banyu Biru jelas dia akan menghisap kekuatan lain selain air dan api yang sudah masuk ke dalamnya. Tapi kau tak perlu khawatir dengan semua itu. Karena justru inilah jalan yang terbaik untuk dirimu di masa depan. Karena setelah kekuatan milikmu terhisap ke dalam tombak, secara langsung maupun tak langsung, itu akan menjadi bagian dari dirimu karena kalian telah menyatu. Tombak ini memiliki kekuatan untuk memurnikan kekuatan jiwa menjadi kekuatan miliknya sendiri. Dan karena kau sudah menyatu dengannya, maka kau pun akan mendapatkan apa yang ada pada tombak tersebut. Itu arti