Bara Sena terkejut melihat rantai biru yang mengejar dirinya. Tak memiliki pilihan lain untuknya selain melawan jurus gabungan tersebut dengan segenap kekuatannya yang dia miliki saat ini. Pemuda itu menggerakkan tangannya membentuk rapalan. Lalu dia pun mengarahkan tangannya tersebut ke arah enam Rantai Biru yang mengejarnya. Dari dalam telapak tangan Bara keluar gelombang api merah yang menderu ke arah rantai biru. Melihat kekuatan api tersebut, empat Naga yang berada di bawah terkejut melihat kekuatan api milik Bara."Api Tingkat Neraka! Kerahkan semua kekuatan yang kalian miliki!" teriak Naga bertubuh besar.Mereka berempat pun melipatgandakan tenaga dalam sehingga membuat rantai biru mengeluarkan cahaya yang cukup terang. Gelombang api pun menghantam rantai-rantai tersebut dengan dahsyatnya.'Wosssshhhh!!!Semua Naga yang melihat nampak takjub dengan perlawanan Bara meskipun dirinya telah terkunci oleh serangan Formasi Penjerat Iblis yang tengah dikerahkan oleh empat murid terat
Bara melesat kearah Naga bertubuh besar yang tengah mengerahkan kekuatan penuh miliknya. Tinju pemuda itu menghujam ke arah punggung sang Naga dengan cepat. Namun Bara lupa, Naga itu telah menyebar aura hingga dalam jarak tertentu dia bisa melacak hawa kehadiran Pendekar Golok Iblis tersebut."Ketemu kau!" teriak Naga itu sambil menoleh dan secara tiba-tiba melayangkan tinjunya kearah Bara yang masih menggunakan Jurus Hantu Menari,Dssss!Bara menahan serangan tersebut menggunakan kedua tanganya. Tubuhnya terpental ke belakang hingga beberapa tombak. Jurus yang dia gunakan pun memudar setelah dia menahan serangan sehingga Naga bertubuh besar itu bisa melihat dengan jelas keberadaan Bara Sena. Tak menunggu Bara mendarat di lantai, dia yang geram karena ketiga rekannya telah dikalahkan segera meluncur dengan satu teriakan keras.Gelombang biru disertai suara bergemuruh menderu kearah Bara bagaikan ombak di lautan lepas. Pemuda itu segera mengerahkan kekuatan es miliknya untuk menyerang
Bara menoleh kearah pria tua yang terlihat berkeringat wajahnya saat hendak menemui dirinya. Pemuda itu tahu bahwa pria Naga yang tak lain adalah Ki Jogo Segoro itu tengah menahan perasaan anehnya mengahadapi Bara yang dia ketahui bahwa pemuda itu adalah sang Dewa Iblis Asura."Tuan muda Bara Sena, anda sudah memenuhi syarat untuk masuk ke dalam Padepokan kami. Jadi, Yang Mulia memberikan ijin kepada tuan untuk memasuki Padepokan dan tentu saja ke tempat Rahasia kami yang hanya dibolehkan untuk Tamu Istimewa Raja kami," kata Ki Jogo Segoro sambil memberi hormat dengan menyatukan kedua telapak tangan di depan dada."Tempat rahasia? Sepertinya menarik...Tapi, aku menunggu tiga kekasihku sampai, bukankah mereka terasa sedikit lebih lama?" kata Bara sambil menoleh kearah gapura Naga kembar."Tiga kekasih...?" batin Ki Jogo Segoro yang tak menyangka pemuda di hadapannya memiliki tiga kekasih yang dibawa ke Padepokan tersebut. Dan tak lama setelah Bara berkata seperti itu, tiga wanita berpa
Taman kecil itu di kelilingi pilar-pilar biru yang bercahaya. Setelah Bara dan ketiga wanitanya masuk ke dalam taman mengikuti langkah Ki Jogo Segoro, entah mengapa mereka merasa tenang dan nyaman di tengah taman kecil yang ditumbuhi bunga-bunga berdaun biru tersebut.Ki Jogo Segoro nampak menghampiri sesuatu di kolam kecil yang berisi air dan ikan berbentuk aneh. Dari mulut pria itu terdengar suara yang tidak jelas dengan bahasa yang tidak Bara mengerti sama sekali. Setelah sesepuh Padepokan yang paling dituakan itu selesai bicara dengan bahasa aneh tersebut, sepasang ikan aneh yang ada di dalam kolam kecil tiba-tiba meluncur dari dalam air dan terbang ke atas lalu berputar di udara membantu lingkaran bercahaya biru redup."Pintu gerbang menuju ke tempat Harta Kerajaan Naga Air telah terbuka. Silahkan Tuan Bara dan Para Dewi..." kata Ki Jogo Segoro mempersilahkan keempat tamu istimewa itu masuk ke dalam portal biru.Bara pun masuk ke dalam sana bersama tiga kekasihnya disusul Ki Jogo
Ki Jogo Segoro memperhatikan wajah bingung Lian Xie yang masih berpikir keras akankah dia mengambil Harta tersebut atau tidak. Pria itu tersenyum."Dewiku, meski Sirip Kehancuran bisa membunuh pemiliknya sendiri, bukankah masih ada Belati kuno yang menjadi pasangannya? Jika kau bisa menguasai Belati kuno tersebut, maka menaklukan Sirip Kehancuran bukanlah hal yang sulit bukan?" kata Ki Jogo Segoro. Lian Xie yang mendengar hal itu menjadi sedikit tenang. Namun dia masih memikirkan dampak dari Sirip Kehancuran untuk Bara Sena. Jauh di dalam lubuk hatinya, dia tidak rela jika sampai pemuda yang saat ini sudah mencuri hatinya itu celaka."Apa kau yakin mengenai hal itu? Apakah Belati kuno benar-benar bisa menangani keganasan dari Sirip Kehancuran?" tanya Lian Xie masih menyimpan keraguan."Aku sendiri belum pernah mencoba untuk menggunakan Sirip Kehancuran dan Belati kuno itu Dewi. Jadi aku tidak bisa meyakinkanmu apakah itu benar-benar aman atau tidak. Tapi a
Sementara itu, Dewi Es Lian Xie telah berhasil menyebrangi jembatan kecil yang terbuat dari kayu tersebut. Keadaan di pulau yang merupakan tempat menyimpan Harta Tersembunyi itu nampak sedikit seram karena kabut dan suasana yang gelap. Namun hal itu tidak memengaruhi mental dari sang Dewi karena dia sudah hidup ribuan tahun dan mengalami banyak hal yang lebih seram dari tempat tersebut."Aku merasakan aura yang sangat kuat dari arah sana. Mungkin itu adalah tempat Sirip Kehancuran berada..." batin Lian Xie sambil melangkah secara perlahan menuju ke area dimana ada satu pohon kering yang cukup besar.Langkah kaki wanita cantik itu terhenti di depan perisai biru berbentuk segi empat yang mengurung pohon kering tersebut. Dia pun menguji kekuatan perisai dengan mengerahkan satu jarum es yang dia ciptakan dengan mudahnya.Set!Prak!Jarum itu hancur saat menyentuh perisai biru tersebut. Itu menandakan perisai tersebut memang cukup kuat. Lian Xie menjadi yakin, yang ada di dalam sana memang
Dewi Es Lian Xie semakin bingung dengan suara yang semakin keras dan membuatnya tertekan. Bahkan dirinya pun tidak bisa untuk tidak menutup telinga karena suara tersebut sangatlah keras. Karena saking kuatnya suara tersebut, perisai es miliknya mulai retak secara perlahan. Jelas itu sesuatu hal yang membuat wanita itu merasa ketakutan untuk pertama kalinya."Belum pernah ada satu orang pun yang mampu memecahkan perisai es milikku...! Makhluk apa sebenarnya ini!?" seru wanita itu dalam hati.Suara tawa dari makhluk tak terlihat itu semakin kuat dan akhirnya membuat perisai milik Lian Xie pecah. Tubuh wanita itu pun terpental menjauh dari pohon kering tersebut dan jatuh berguling di atas tanah. Saat jatuh itulah, Lian Xie melihat beberapa tengkorak di sana. Namun dia tidak bisa berlama-lama menatap tengkorak yang tadi tertimpa tubuhnya. Karena sesuatu yang aneh muncul dari dalam pohon kering di depan sana.Asap hijau muncul dari dalam lubang-lubang yang
Keadaan Lian Xie semakin memburuk oleh racun yang dia terima akibat tusukan kuku hitam Manguntur. Dia mulai kesulitan mengatur napas dan juga aliran darahnya. Wajahnya semakin pucat dan bibirnya mulai menghitam."Sepertinya kau terlalu lemah menahan racun dariku. Aku pikir seorang Dewa bisa bertahan beberapa saat agar aku bisa menikmati permainan. Tapi sayang, kau sebentar lagi mati...Ckckck..." ucap Manguntur masih sambil terbang mengelilingi Lian Xie sambil cengengesan membuat wanita itu merasa sangat kesal."Aku tahu mungkin aku akan segera mati...Tapi, aku sudah menyiapkan sesuatu untukmu sebelum itu terjadi..." ucap Lian Xie lalu dia pun mengembangkan telapak tangan kanannya dan aura biru dingin muncul di atas telapak tangan tersebut. Manguntur terkejut saat dia merasakan hawa dingin yang luar biasa menjerat tubuhnya. "Sejak kapan kau menyusun formasi!?" seru sosok tersebut sambil melotot marah. Lian Xie tersenyum sinis."Sejak kau banyak membual..." sahutnya lirih lalu tanganny
Dari dalam formasi lingkaran mantra itu muncul satu sosok bertubuh sama besarnya dengan Gandi Wiratama. Aura merah pekat keluar saat kaki dari sosok seorang pria berambut panjang yang hanya mengenakan celana panjang warna hitam tanpa mengenakan alas kaki.Pria itu memejamkan mata saat keluar dari dalam lingkaran. Begitu seluruh tubuhnya keluar, kedua matanya terbuka dan menatap kearah Gandi. Tak hanya itu, ternyata pada bagian keningnya juga ada satu mata yang lebih besar dari kedua mata yang lain. Ketiganya sama-sama memiliki pupil merah menyala. Dara menoleh ke arah kakaknya, Banyu Samudra."Itu adalah Naga Mata Api...Tetesan darah yang di dapatkan Empu Jagat ribuan tahun yang lalu dari Neraka setelah tawar menawar dengan Dewa Yama. Satu tetes darah bisa menciptakan tubuh jiwa sehebat ini, hanya saja, Jogo Geni akan kehilangan banyak kekuatan jiwa setelah membangkitkan Naga Mata Api ini," kata Banyu Samudra memberikan penjelasan sebelum Dara bertanya."Kenapa aku tak mengetahui hal
Banyu Biru dan Dara Purbavati sama-sama takjub dengan apa yang mereka lihat di bawah sana. "Kemampuan suamimu bagus juga Dara. Dia bahkan Bisa menciptakan tubuh ganda dengan kesadaran Ilahi sama seperti kita. Bahkan kita hanyalah roh sedangkan yang dia ciptakan adalah tubuh padat dengan jiwanya sendiri. Pemuda bernama Gandi ini, lebih hebat dibanding leluhurnya. Hanya saja, dia masih berada di Ranah Alam Dewa Tingkat lima...Itu masih terlalu jauh untuk bisa mencapai Ranah yang dimiliki olehnya. Jika Gandi sudah mencapai Ranah itu, aku yakin, tak ada satu makhluk hidup pun yang berani menyinggung dirinya." kata Banyu Biru."Jadi kakang juga merasakan kalau kakang Gandi ini berbeda?" tanya Dara.Banyu Biru mengangguk sambil tersenyum tipis."Tubuh ganda itu sulit untuk diciptakan apalagi ditambah kesadaran ilahi yang bahkan tak bisa dilakukan oleh Empu Jagat Martapura di masa lalu." kata Banyu Biru."Mungkin kehebatan orang berbeda-beda. Meski Empu Jagat tak bisa menciptakan tubuh gand
Graaaaaa!!!Jogo Ireng berteriak keras hingga membuat lantai istana bergetar. Gandi dan tubuh ganda miliknya yang bernama Sanskara sama-sama terkejut melihat penjaga Empu Jagat yang sebelumnya sudah dikalahkan oleh Sanskara itu bangkit berdiri kembali."Bagaimana bisa...?" gumam Gandi."Sepertinya dia memiliki kemampuan khusus yang bisa membangkitkan kekuatannya setelah dia mati atau terluka parah. Kalau begitu, aku akan menjadi lawannya lagi sementara kau atasi Jogo Geni." kata Sanskara membagi tugas. Gandi cukup kaget tubuh ganda miliknya memiliki pemikirannya sendiri dan lebih cepat dalam mengambil keputusan dibanding dirinya yang sedikit lebih banyak berpikir."Tak usah terkejut. Kenapa aku bisa seperti ini karena kemampuan terbaikmu sudah kau tanamkan di dalam jiwaku. Jadi, aku sedikit berbeda darimu karena saat kau menciptakan diriku, kau sudah memberikan sebagian besar kemampuan mengatur siasat milikmu kepadaku. Itu sebabnya aku lebih cepat dalam mengambil keputusan." kata Sans
Gelombang api itu tertahan oleh kubah air yang diciptakan oleh Gandi Wiratama. Keadaan di dalam kubah tersebut menjadi tidak terlihat karena Api yang bergejolak. Gandi dan tubuh ganda miliknya sama-sama terhenti di sana menatap apa yang terjadi di dalam kubah air tersebut."Kekuatan Jogo Geni meningkat sangat cepat! Jurus apa yang tengah dia kerahkan?" batin Gandi sambil bersikap waspada."Sepertinya pria besar bernama Jogo Geni itu sedang menggunakan Jurus rahasia. Jika sampai dia berhasil menggunakan Jurus itu dengan sempurna, kita akan kesulitan." kata tubuh ganda yang ada di belakang Gandi membuat Raja Naga Air itu terkejut."Kau tahu apa yang aku katakan di dalam hati?" tanya Gandi. Tubuh Ganda itu terseyum tipis."Tentu saja aku tahu. Meski kita berbeda tubuh, tapi pada dasarnya kita adalah orang yang sama dengan satu jiwa. Hanya saja, aku memiliki kesadaran ilahi," kata tubuh ganda tersebut. Gandi nampak mengerutkan kening pertanda dia tak tahu sama sekali mengenai kesadaran Il
Gandi berlari dengan cepat menggunakan langkah Angin miliknya. Dua Penjaga bertubuh besar itu juga ternyata memiliki kecepatan yang tidak kalah meski tubuh mereka berdua besarnya tiga kali lipat dari orang dewasa. Bahkan kecepatan lari mereka membuat Gandi terkejut."Mau kemana kau tikus kecil!" ucap Jogo Ireng sambil melompat ke udara dan langsung melancarkan serangan menggunakan Pukulan jarak jauh. Dari dalam telapak tangan kanan makhluk besar itu meluncur gelombang kekuatan berwarna hitam yang sangat cepat kearah Gandi. Dengan cepat pula, Gandi segera menghindari serangan tersebut. Namun dari arah belakangnya sana, Jogo Geni juga tak tinggal diam saat kawannya menyerang. Dia menarik napas dalam-dalam lalu menyemburkan napas api nya hingga tercipta bola api raksasa yang menderu kearah Gandi."Sial! Mereka benar-benar cepat!" umpat Gandi lalu dia mengerahkan kekuatan air miliknya untuk menahan dua serangan yang datang secara bersamaan tersebut.Blar!Kekuatan air yang dia kerahkan
Gandi dan Dara mengikuti sosok roh senjata bernama Banyu Biru tersebut masuk ke dalam ruangan yang sangat luas. Bagi Dara Purbavati, itu adalah sebuah tempat yang penuh dengan kenangan saat dirinya masih bersama Empu Jagat Martapura. Namun bagi Gandi, ruangan dengan nuansa keemasan itu sangatlah luar biasa megah. Di dalam ruangan tersebut ada sepuluh pilar raksasa berjajar rapi dengan posisi lima di kanan dan lima di kiri dengan permadani hijau di tengah nya membentang sejauh puluhan tombak. Sepuluh pilar raksasa tersebut menopang bangunan raksasa yang merupakan ruangan inti dari Istana Abadi. Jika mengukur luas istana tersebut, bisa dikatakan sepuluh kali lebih besar dari keraton Kerajaan Naga Air milik Gandi. Dari kejauhan saja singgasana Empu Jagat tidak begitu terlihat. Selain karena jarak yang cukup jauh, juga ada semacam perisai menghalangi pandangan mata Gandi ke arah Singgasana yang berada di atas lantai istana dengan puluhan anak tangga tersebut."Luar biasa sekali...Pilar-p
Gandi melayang mendekati Pragasena dan tiga roh senjata yang menanti dirinya. Mereka berempat tersenyum melihat Raja Naga Air yang menenteng Pedang Naga Langit di tangan kanannya."Kau sungguh benar-benar berhasil mengalahkan kakak Sarasvati...!? Kau mengerikan anak muda!" seru Bolo Satrio begitu takjub melihat keberhasilan Gandi membawa Pedang Naga Langit di tangannya. Padahal sebelumnya dia merasa tak yakin pemuda itu bisa kembali hidup-hidup setelah bertemu Sarasvati, roh pedang Naga Langit yang dia kenal sebagai wanita yang begitu dingin dan kejam tanpa ampun. Kusumadewi, Dara Purbavati dan Pragasena sama-sama tersenyum dan menatap kearah Gandi. Ketiganya seolah mengisyaratkan bahwa mereka ingin mendengar cerita dari Gandi tentang bagaimana cara dia mengalahkan Sarasvati yang memiliki temperamen paling buruk di antara keenam senjata dewa ciptaan Empu Jagat Martapura selain Pedang Tak Berwujud.Dan Raja Naga Air itu pun memahami apa yang para roh senjata itu inginkan. Singkat ceri
Gandi memejamkan kedua matanya dan membiarkan Ki Ageng Samudra Biru mengambil alih tubuhnya. Saat itu juga, aura yang keluar dari tubuh Raja Naga Air itu berubah menjadi lebih kuat hingga berkali-kali lipat. Naga Langit yang merupakan Kaisar Long Yun menatap kearah Gandi dengan matanya yang menyala biru terang."Aura ini terasa sangat tak asing...Apakah itu kau, Biru?" tanyanya dengan suara yang besar padahal dia adalah Naga wanita. Gandi yang ada di dalam alam jiwa pun menjadi membayangkan seperti apa rupa dari wanita Naga tersebut. Tubuh Gandi yang saat itu dikuasai Ki Ageng Samudra Biru menyeringai kecil. Lalu dari dalam tubuhnya keluar aura Naga dengan ukuran yang luar biasa besar. Hampir lima kali lipat dari besarnya Naga Langit yang saat ini baru keluar separuhnya saja dari retakan ruang. Gandi pun berdiri di atas kepala naga raksasa tersebut sambil menatap Naga Langit dengan matanya yang juga menyala biru."Akhirnya kau menyadarinya. Lama tak jumpa, Long Yun," sahut Gandi. Ked
Kepala Naga berukuran sangat besar itu keluar dari retakan ruang yang semakin besar. Gandi yang melihat hal itu pun hanya bisa terperangah karena tak menyangka sama sekali, Sarasvati bisa melakukan hal sehebat itu padahal dia hanyalah seorang roh pedang."Gandi, itu adalah perwujudan Naga Kuno seperti diriku. Dia adalah Naga Langit, Kaisar Long Yun." kata Ki Ageng Samudra Biru di dalam alam jiwa Gandi."Kaisar Long Yun!? Kau mengenalnya?" tanya Gandi."Tentu saja aku mengenal semua Naga Kuno yang sepantaran dengan diriku. Tak kusangka, salah satu kenalan lama ku justru terkurung di tempat ini dan malah menjadi roh senjata temanku sendiri. Menyedihkan... Huh! Kenapa Empu Jagat merahasiakan hal ini dariku? Tapi sejujurnya aku sudah curiga sejak lama saat dia mengatakan bahwa dia telah membuat senjata bernama Pedang Naga Langit. Aku tak mengira, dia akan menggunakan jiwa dari Kaisar Long Yun untuk menjaga pedang tersebut. Aku belum tahu, bagaimana bisa dia mendapatkan Roh Kaisar Naga yan