Dewi Suci Geni yang merupakan anak dari Dewi Utari datang berkunjung ke tempat tinggal Bara Sena selama dia berada di Kerajaan Probo Lintang untuk mengikuti acara besar turnamen 100 tahun sekali. Kunjungan itu membuat Bara sedikit banyak mendapatkan berita mengenai anak-anak Jaka Geni dan beberapa hal mengenai turnamen yang sudah pernah diadakan sampai 4 kali tersebut. Dan Turnamen kali ini adalah turnamen ke lima.Bara terkejut setelah Suci memberitahu tentang Gandi Wiratama yang pernah bertarung melawan Kojiro Geni menggunakan Pedang Guntur Saketi. Senjata Dewa yang sejatinya adalah milik Jaka Geni. Hal itu memantik rasa penasaran yang sangat tinggi dari Bara Sena untuk menggali berita lebih dalam mengenai Gandi Wiratama yang menjadi masalah utamanya di Kerajaan ini."Bagaimana bisa Gandi memiliki Pedang Guntur Saketi? Bukankah pedang itu milik Paman Jaka Geni?" tanya Bara."Benar. Senjata itu memang milik ayah yang dia dapat dari Eyang Narada. Tapi ayah memberikan senjata itu sebag
Dewi Suci Geni yang terkejut dengan perlakuan Bara Sena terhadapnya tak bisa berkutik. Dia justru menikmati perasaan yang semakin bersemi di dalam hatinya sehingga dai berharap ciuman dari pemuda itu bukanlah yang terakhir. Setelah kunjungan itu, Bara Sena memanfaatkan waktu yang ada untuk meningkatkan tenaga dalam dengan menelan beberapa pil Sakti yang dia dapat sebelumnya dari pertempuran melawan para iblis di Zhuo Guo. Didalam Dunia Penyimpanan miliknya, diam-diam pemuda itu menciptakan satu senjata hebat yang dia ambil bahan mentahnya dari sisik Naga Kegelapan.Dengan kekuatan api neraka miliknya dan dibantu oleh Kahiyang Dewi, pemuda itu berhasil menciptakan satu senjata berupa sepasang pedang yang masih belum diberi kekuatan jiwa. Pedang itu Bara beri nama sebagai Sepasang Pedang Naga Iblis yang akan dia berikan kepada Kahiyang Dewi dan satunya lagi untuk dirinya sendiri."Akhirnya kau bisa menciptakan satu senjata Sakti mandraguna dengan bahan yang luar biasa keras ini. Dengan
Kojiro Geni melanjutkan serangannya meski dia tahu ada seseorang yang menghadang dirinya. Bara Sena sendiri pun terkejut melihat kedatangan tak terduga dari sosok yang belum dia kenal. Namun dari belakang kedua mata pemuda itu tidak menampik pesona seseorang yang muncul di hadapannya yang tak lain adalah seorang wanita. Aroma harum bunga dan rambut panjang tergerai yang berkibar membuat daya tarik yang tak biasa di mata Pendekar Golok Iblis tersebut.Tangan Kojiro Geni meluncur kearah sosok tersebut. Namun tiba-tiba dari dalam tanah sana muncul tangan merah yang memanjang dan bergerak sangat cepat dan langsung menangkap tangan anak Dewi Amaterasu tersebut.Grrrp!Kojiro sempat melenguh saat tangan merah besar itu memuntir tanganya sehingga dia terpaksa memutar badan. Wanita berparas cantik jelita dengan satu tanda merah di dahinya itu menatap tajam kearah pria muda berpakaian kuning tersebut dengan mata yang menyala merah."Kojiro, kau melakukan pelanggaran dengan menyerang peserta la
Semua orang berkumpul di dalam Aula besar tersebut. Nampak di bagian depan sana Batara Geni bersama orang-orang penting yang merupakan Dewa Tingkat Atas. Ada pula Bima Sena yang mendampingi sang Batara. Yang membuat Bara tak habis pikir adalah adanya dua sosok yang tak asing baginya ikut nyempil di antara orang-orang hebat tersebut."Kenapa Jung Seo dan anak nakal itu ada disana?" batin Bara sambil menatap kearah Antasena dan Jung Seo yang dengan santainya duduk bersama orang-orang penting di depan sana. Sementara itu, Gandi yang sejak tadi terdiam berdehem agar Bara menoleh kearahnya. Dan itu berhasil. Bara menoleh lalu menatap pria itu."Ada apa? Gatal?" tanya Bara dengan wajah meledek. Gandi cukup kesal karena dia kena ledekan pria tersebut berulangkali. Padahal dia juga suka meledek orang. Tapi karena sekarang dia sudah menjadi Raja Naga Air, membuat dia sangat jarang bertemu dengan orang lain."Aku ingin bertanya beberapa hal. Anggap saja ini pertanyaan seorang tamu kepada tamu l
Semua peserta turnamen yang ada di dalam Aula besar mengambil satu botol didalam peti yang Ganesha letakkan di atas meja.Saat pengambilan itu, Bara Sena berada tepat di belakang Lu Xie. Perasaan cintanya yang belum pudar meski dia sudah dibuat terluka dengan penolakan gadis itu membuat Bara harus menahan debaran jantungnya sendiri."Sial... Kenapa aku masih saja berdebar didekat Lu Xie? Meski Sukma Geni juga cantik, tapi entah kenapa itu sedikit berbeda," batin pemuda itu. Lu Xie sendiri pun merasakan hal yang sama. Namun dia bisa terlihat tenang karena cadar yang menutupi wajahnya. Hal itu tak luput dari mata Jaka Geni yang juga ada disana menyaksikan anak-anaknya dan juga para peserta lain mengambil botol berisi angka.Ada 40 orang yang turut hadir dan mengambil botol kecil dengan warna yang sama tersebut. Botol berwarna merah itu hanya seukuran ibu jari kaki. Tapi memiliki aura yang tak biasa."Jangan coba-coba membukanya disini kalau kalian tak ingin gagal di turnamen sebelum tu
Bara Sena menatap Gandi yang senyum-senyum mendengar pertanyaan darinya tersebut."Kutukan Tuak Langit adalah mengutuk siapa pun yang mengatakan tidak enak dan membuat dia tidak bisa minum Tuak seumur hidupnya. Karena apa pun Tuak yang dia minum akan terasa tidak enak. Tapi jika kau mengatakan enak saat kau meminumnya pertama kali, maka kau akan selalu merasakan nikmat saat meminum semua jenis tuak." kata Gandi menjelaskan."Seumur-umur, baru tahu kalau Tuak bisa mengutuk orang. Lalu, Tuak yang kau katakan itu, apakah rasanya enak? Atau malah sebaliknya?" tanya Bara menjadi semakin penasaran dengan Tuak Langit yang Gandi bicarakan."Kau akan tahu setelah minuman itu datang," sahut Gandi dengan santainya membuat Bara merasa geregetan. Dia yang biasa membuat Gandi merasa kesal kini justru dirinya yang dibuat kesal. Beberapa saat kemudian, muncul beberapa pelayan yang membawakan pesanan dari Gandi. Mereka membawa nampan besar berisikan makanan dan minuman. Salah satunya adalah Tuak yang
Jaka Geni terdiam mendengar apa yang baru saja Anoman katakan padanya mengenai Antaga yang memiliki pasukan Pemburu Dewa. Meski dia terdiam, bukan berarti dia cemas atau apa. Namun di dalam pikirannya menyusun beberapa hal yang akan dia gunakan untuk menanggulangi masalah tersebut."Lawanku sudah lebih kuat dari para Dewa Pelindung. Tapi aku tahu, dia tak sekuat yang dibayangkan para Dewa. Hanya karena dia sudah mencapai Ranah Nirwana, bukan berarti dia akan menjadi yang terkuat. Aku yakin, proses menuju alam tersebut membutuhkan banyak hal untuk di korbankan. Apa yang membuat Antaga bisa mencapai Ranah itu dalam waktu cepat? 500 tahun yang lalu, aku tahu dia sudah berada di Ranah Alam Semesta..." batin Jaka Geni."Sepertinya kau tengah mempertimbangkan Antaga ini?" tanya Anoman."Tentu saja. Aku bukan orang yang tak peduli jika ada masalah sekecil apa pun. Tapi tak perlu risau, aku masih memiliki cara untuk menanggulangi masalah ini. Seperti yang kau tahu, Anoman, apakah kau merasa a
Ganesha hanya bisa ternganga melihat senjata Dewa milik gurunya kalah oleh pedang yang belum sempurna tersebut. "Sudah sampai di tahap apa Jaka Geni...? Dia bahkan bisa menciptakan senjata mengerikan seperti itu..." batin Ganesha.Jaka Geni mengarahkan tangan kirinya ke udara. Pedang hitam yang bentuknya tak beraturan itu berputar sekali di udara sebelum akhirnya melesat kearah Jaka Geni dan melesak masuk kedalam telapak tangan kiri sang Batara tersebut."Ternyata senjata itu tidak mampu mengatasinya. Pedang ini akan menjadi pedang terhebat yang pernah aku miliki. Tapi sayang sekali, aku membuat pedang ini untuk masa depan," ucap Jaka Geni lalu dia menatap kearah lubang dimana Anoman terkubur. Dari dalam lubang itu keluar meluncur satu cahaya emas kearahnya. Meski kaget karena serangan cepat dan tiba-tiba dari Dewa Pelindung tersebut, Jaka Geni dengan tenang menggunakan tangan kanannya yang sudah dilapisi kekuatan petir untuk menangkis serangan itu.Blaaaarr!Sinar emas itu meledak
Di dalam ruangan yang luas itu, tak ada satu orang pun yang bersuara setelah melihat apa yang dilihat oleh Batara Geni di masa depan. Semua sama sekali tak pernah menyangka, bahwa dunia yang tengah mereka pijak itu akan hancur di masa yang akan datang tanpa ada satu pun Dewa yang bisa menahannya."Jadi selama ini kau melihat semua itu sendiri...Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan takut itu menghantui dirimu setiap hari menantuku...Tapi....Bagaimana bisa Dewa Antaga melakukan itu...?" kata Luo Bao.Jaka Geni memejamkan matanya lalu menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan nya dengan keras."Aku sendiri kurang tahu, alasan dia melakukan hal ini. Padahal dia sendiri tidak akan mendapat untung apa pun. Apa yang aku lakukan sekarang adalah untuk menunjukkan kepada kalian sesuatu yang kalian tak pernah lihat. Meski ini melanggar hukum langit dan bumi, aku tak peduli. Aku tak ingin kita hancur lebur hingga tak tersisa. Setidaknya kita sudah menyiapkan sesuatu sebelum perang ben
Gandi dan Bara yang tengah asyik melihat tarian para penari bertopeng dikejutkan dengan kedatangan rombongan wanita dari keluarga Geni. Mereka tak lain adalah Nawang Geni, Maya Geni, Zhou Yin, Sukma Geni, Xia Nian, Song Yue Geni, dan lain-lain. "Kenapa kalian datang ke tempat ini bagaikan laron? Apa yang membuat kalian kesini?" tanya Bara. Gandi sesekali hanya lirik-lirik denga Nawang Geni. Maya Geni yang memang sudah tahu apa yang terjadi antara suaminya dan kakak kandungnya tersenyum lalu mendekati pemuda tersebut."Kenapa kau malu-malu seperti itu? Dia memang sudah menjadi jodohmu. Aku tidak akan mempermasalahkannya," kata Maya Geni. Gandi menatap wanita yang tengah hamil anaknya tersebut. Dia tersenyum lalu mengusap pipi wanita cantik tersebut. Kemudian dia juga mengusap perut Maya Geni yang sedikit besar. "Dimana Rara Sinta?" tanya Gandi."Dia bersama Rara Andini di kediamanku. Tenang saja, ada banyak teman di sana jadi tak perlu khawatir," kata Nawang Geni menyahut. Gandi meng
Ruangan luas itu nampak ramai dan meriah. Semua orang yang hadir dalam acara tersebut berpakaian rapi. Mereka adalah para peserta Turnamen Probo Lintang yang berjumlah 40 peserta dan juga para tamu dari tiga kahyangan serta tamu-tamu lain dari dunia bawah.Batara Geni nampak berdiri dengan gagah sambil membalas sapa dari orang-orang yang lalu lalang. Di samping kanan dan kirinya berjalan mendampingi dirinya empat orang istri yaitu Dewi Luo Yin, Dewi Amaterasu, Iyana Tunggadewi dan Dewi Narashima. Empat istri itu mewakili 4 tempat. Dewi Luo Yin mewakili langit utara, Dewi Amaterasu mewakili langit timur, Iyana Tunggadewi mewakili dunia bawah dan Dewi Petir Narashima mewakili langit selatan.Sementara, 16 istri yang lain duduk bersama dalam satu meja. Meski sebenarnya mereka tidak begitu akur satu sama lain karena perbedaan, namun demi menjaga nama baik sang suami, mereka pun berbaur menjadi satu. Hanya Dewi Iswara yang selalu diam tak bersuara. Karena tidak ada satu pun istri Batara Ge
BLAAAARRRR!Di dalam bola air yang mengurung Kaisar Giok Merah terjadi ledakan petir yang sangat kuat namun tak membuat bola air itu pecah sama sekali. Kekuatan pengendalian petir milik Gandi benar-benar luar biasa hingga mampu mempertahankan bola air yang dia gunakan sebagai perantara untuk menyalurkan kekuatan petir miliknya. Dengan air yang membungkus tubuh Kaisar itu, membuat petir lebih cepat menjalar ke seluruh tubuh dan pertahanannya.Tentu saja itu menjadi bencana bagi Raja di lantai 60 tersebut karena dia harus tewas di tangan Raja Naga Air yang saat ini juga memiliki kekuatan Dewa Naga Petir yang setara dengan petir para putra Batara Geni.Saat bola air itu pecah dan berjatuhan bagai hujan ke tanah, sosok Kaisar Giok Merah pun melayang jatuh dalam keadaan tubuh yang hancur. Hu An muncul setelah Gandi menyelesaikan Ujian yang masih tergolong mudah untuknya."Waktunya naikke tempat yang lebih tinggi dan mengalahkan Raja yang sesungguhnya di ujian ini. Semakin banyak yang aku k
Gandi menatap ke depan dimana tubuh Dewa Naga Petir Trikala yang telah hancur oleh serangannya yang sangat mengerikan. Dia melihat sinar petir yang masih tersisa di atas tanah yang hancur. Di sekitar cahaya kilat itu nampak satu benda berwujud tulang yang telah patah. Gandi segera mendatangi benda tersebut dan mengambilnya. Saat tulang itu berada di tangan sang pemuda, tiba-tiba saja kekuatan petir meledak dan menyelubungi tubuhnya."Ini...Kekuatan Dewa Naga Petir!?" seru Gandi sambil menatap tulang tersebut."Sesuai janjiku bocah! Meski Hong Li mengurung jiwaku dan menjadikan diriku sebagai catur di tempat ini, tapi dia tidak bisa mendapatkan Harta Surgawi milikku yang sudah lama aku simpan! Setelah benda ini menjadi milikmu, kau akan memiliki setengan kekuatan dariku. Bukankah itu hal yang bagus untukmu? Hahahaha! Akhirnya aku menemukan orang yang cocok untuk mendapatkan warisan terakhirku...Kelak jika kau datang ke Kuil Naga Petir, sampaikan salamku kepada keluarga besar Trikala...
Gandi menatap tubuh Trikala yang nampak baik-baik saja setelah terkena serangan Pukulan Kilat Neraka miliknya. Seharusnya pukulan itu mampu menghancurkan tubuh Dewa Naga tersebut. Namun ternyata sang Dewa Naga sudah melapisi tubuhnya dengan kekuatan sisik Naga yang sama dengan miliknya."Jika dia menggunakan sisik naga, ini akan menjadi pertarungan yang cukup seru...Biar bagaimanapun, sisik itu adalah pertahanan paling kuat dibanding baja sekalipun!" batin Gandi.Trikala mengangkat tangan kanannya ke udara. Dari dalam tangan itu meluncur ke langit aura petir putih miliknya membentuk wujud pedang raksasa. Lalu saat dia mengayunkan tangannya, pedang petir raksasa itu pun membelah langit dan meluncur kearah Gandi Wiratama.Wuuung!Suara gemuruh dari Pedang raksasa itu menderu seolah ada badai yang tengah mengamuk. Gandi tak gentar meskipun dia akan menghadapi kekuatan mengerika itu."Kekuatan Dewa ya...Aku juga punya," ucapnya lalu dia menghentakkan kaki kanannya ke tanah. Dari dalam tu
Bara Sena menuntun tangan Shi Yun menuju ke peti mati yang tidak jauh darinya. "Tuan Hong Li..." entah kenapa, Kaisar Suci yang saat ini berada di dalam tubuh Shi Yun merasakan kesedihan yang luar biasa saat melihat sosok yang ada di dalam peti mati emas tersebut. Sosok Dewa Angin Hong Li yang pernah menjadi tuanya di masa lalu. Yang merawat dia sejak kecil hingga dewasa dan bahkan yang mempertemukan dia dengan Bara Sena di Makam Batu beberapa waktu yang lalu. Semua ingatan itu berputar di kepala gadis tersebut."Terima saja ingatan dari Shi Yun...Karena semua ingatan itu baik untuk dirimu. Dan tentu saja, kau akan menjadi Dewa tanpa perlu susah payah seperti di Kerajaan Binatang Surgawi. Nanti, ada saatnya kau bertemu langsung dengan Batara Geni dan memohon maaf secara langsung kepadanya. Biar bagaimana pun, keberadanmu disini juga karena restu darinya," kata Bara."Baik tuan..." "Shi Yun, ada orang yang sangat rindu padamu saat ini selain diriku. Mungkin kau akan langsung teringat
Bara Sena terengah-engah setelah dia mengerahkan hampir seluruh kekuatannya untuk membantu menyempurnakan penyatuan jiwa dan raga antara jasad Hu Shi Yun dan jiwa Kaisar Suci. Usahanya yang menguras tenaga akhirnya membuahkan hasil yang manis. Gadis yang pernah mengisi hidupnya itu kembali berdiri di hadapannya sambil tersenyum manis. Wajah pucat nya telah kembali segar. "Shi Yun..." lirih Bara dengan mata yang berkaca-kaca. Dia sama sekali tak menyangka gadis itu akan kembali bangkit setelah kematiannya hampir setahun yang lalu."Tuan...Tuan Bara..." ucap Shi Yun dengan wajah yang masih terlihat bingung."Shi Yun...saat ini pasti ingatan jiwa Kaisar Suci dan ingatan yang tersisa pada otak Shi Yun tengah saling bertumpuk. Dalam keadaan seperti ini, siapa yang terkuat untuk menjadi pemilik tubuh Shi Yun. Jika sisa ingatan dari kekasihku mampu mengambil alih ingatan Kaisar suci, maka itu akan lebih menguntungkan diriku. Mari kita tunggu..." batin Bara sambil menatap wajah cantik Shi Yu
Bara dan Gandi yang tengah berbincang teralihkan perhatian mereka saat terdengar suara dari arah peti mati Hu Shi Yun yang ada di depan sana. Mereka sama-sama melihat tangan putih pucat yang memegang tepian peti. Itu adalah tangan Shi Yun."Dia bangkit...Yang benar saja...Kau membangkitkan orang mati..." ucap Gandi dengan mata yang terbuka lebar-lebar menatap kearah peti tersebut. Entah mengapa dia merasa jantungnya berdetak kencang menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Karena ini baru pertama kalinya dia melihat mayat yang sudah hampir setahun bangkit kembali dari kematiannya.Bara tersenyum kecil."Sepertinya proses penyatuan jiwa dan raga berhasil, sekarang tinggal menyatukan pikiran dan inti Jiwa mereka agar keduanya sama-sama sejalan. Aku akan membantunya agar bisa melewati proses yang cukup sulit ini..." kata Bara."Apa yang akan kau lakukan?" tanya Gandi."Menyempurnakan kebangkitan kekasihku...Gandi, kau bisa bermain dulu di Pagoda Dewa. Jika kau ingin, kau bisa masuk ke