Setelah Jaka Geni menjentikkan jarinya, tiba-tiba saja ada asap hitam yang muncul di hadapan pria tersebut. Lalu dari balik asap itu keluar satu sosok yang cukup menyeramkan . Melihat tampangnya saja semua orang langsung tahu bahwa dia adalah seorang iblis."Iblis Kabut Hu Mo menghadap kepada Tuanku Batara Geni," ucap sosok tersebut sambil berlutut. Lalu muncul sosok lain berwujud seorang pria berpakaian serba putih dan berambut putih. Pria ini pun berlutut sambil menyatukan tinju dan telapak tangan membentuk salam soja."Ular Putih Xian Hui juga menghadap kepada Tuanku Batara Geni," Jaka Geni mengangguk-anggukkan kepalanya."Bagaimana? Apakah kalian sudah mendapat kabar baru?" tanyanya kemudian."Kami sudah menemukan tempat persembunyian Dewi Durga dan Markas besar Antaga. Tempat mereka ada di kawasan Gunung Lawang. Dan berdasarkan apa yang kami lihat, Antaga tengah menyiapkan pasukan setingkat Dewa untuk bertarung melawan Tuanku dan para Dewa nantinya." kata Hu Mo sang Raja Iblis K
Di waktu yang sama, di Kahyangan Barat...Zeus duduk di singgasana Raja Dewa di temani beberapa pelayan yang mengelus-elus lengan kekarnya. Kedua matanya yang menyala putih menatap kedepan dimana berlutut dua sosok pria bertubuh tinggi besar denga jubah hitam dan penutup wajah alias topeng."Bagaimana? Apakah kalian menemukan keberadaan Afrodit?' tanya Zeus sambil menatap tajam.Dua sosok itu mengangkat kepala mereka."Kami tidak dapat menemukannya Yang Mulia...Dia menghilang di kawasan Kerajaan Panjalu. Kami mencoba mencaritahu tapi tetap tak bisa menemukan jejaknya..." kata salah satu sosok yang di sebelah kanan.Kedua mata Zeus berkilat mendengar jawaban yang tidak dia inginkan tersebut. Jari telunjuk nya mengarah ke pria yang baru saja berkata tersebut. Lalu dari dalam jarinya itu keluar satu kilat putih terang yang melesat dalam waktu kurang dari satu detik.Crrrrttt!Cssss!Petir kecil itu menembus jantung pria yang tadi berkata membuat pria itu tumbang ke depan.Bruuugh!"Benar
Herakles, Perseus dan Triton sama-sama saling pandang mendengar Dewa Zeus mengatakan perintahnya kepada mereka."Apakah kau ingin memicu perang antar kahyangan?" tanya Perseus yang memiliki sifat lebih bijak dibanding dua orang lainnya. Hal itu dikarenakan dia hidup di dalam Kerajaan bersama ibunya. Sedangkan Herakles hidup di alam liar tanpa perhatian dari orang tuanya sehingga dia lebih garang dan hanya dengan bertarung semua akan mudah di selesaikan. Sementara Triton hanya diam menanti keputusan pasti."Aku tahu, ini akan memicu perang. Tapi aku memang menginginkannya karena kawan lamaku Siwa diinjak-injak oleh manusia setengah dewa itu," kata Zeus sambil tersenyum aneh."Jadi, turnamen ini bukan ajang untuk mencari siapa yang terkuat? Aku sedikit tak menyukainya jika kau membuat maksud terselubung di Turnamen berkelas seperti ini. Apakah kau yakin, ayah?" tanya Perseus lagi.Kali ini mata Zeus nampak menyala putih karena kesal Perseus tidak langsung menyetujui perintahnya. Herakle
Zeus diam tak menjawab pertanyaan dari anaknya tersebut. Yang menjadi pusat perhatiannya adalah bagaimana cara mengambil Jarum Penghancur Surga yang saat ini ada di tangan anaknya tersebut tanpa harus bertarung. Karena jika dia bertarung, akan memancing Dewa dewi yang lain. Bukan tidak mungkin mereka yang tidak suka padanya akan membantu Perseus dan bersekongkol menghancurkan dirinya."Hmmmm...Aku sendiri tidak tahu kenapa aku harus berurusan dengan Dewi Gaia dan Dewi Malam. Mengenai nama yang terakhir itu, aku akui, aku takut kepadanya. Karena dia bukan Dewa seperti kita semua. Dewi Malam adalah salah satu Pencipta yang masih ada dan terlihat. Dia itu Dewa Kuno yang memiliki kemampuan luar biasa dan bahkan mampu menjadikan diriku sebagai binatang peliharaannya..." kata Zeus membuat Perseus dan yang lainnya sama-sama terdiam."Dia sekuat itu...? Pantas saja ayah yang suka pamer ini takut kepadanya..." batin Perseus."Aku tak akan mengincar Jarum di tanganmu. Kau tenang saja. Lagipula
Bara Sena memejamkan kedua matanya sambil duduk bersila. Malam ini dia akan mengikuti perjamuan malam yang diadakan oleh pihak Kerajaan untuk menyambut para tamu penting dari 3 kahyangan. Dia tak menyangka sebelum acara itu dimulai, dia sudah kebanyakan makan dan minum di rumah makan bersama Gandi Wiratama."Bocah itu sengaja membuatku makan banyak agar tidak bisa ikut acara makan malam di Istana..." batin Bara."Jadi kau akan pergi kesana? Apakah kau tidak akan mengajakku?" terdengar suara merdu seorang wanita dari dalam ruangan di rumah kecil tersebut."Kau ingin ikut? Apakah kau tidak takut menunjukkan batang hidungmu didepan banyak Dewa? Mereka bisa menganggap ini sebagai pelanggaran karena aku membawa seorang wanita. Tidak hanya itu, akan ada banyak lagi gadis yang kesal dan cemburu padamu." kata Bara sambil tetap memejamkan mata.Wanita yang tak lain adalah Lian Xie itu masuk kedalam ruangan dimana Bara tengah duduk bersila."Aku penasaran, siapa saja yang akan ikut dalam perjam
Bara Sena benar-benar tidak menyangka akan mendengar perkataan yang mengejutkan dari Mahadewa Jaka Geni tersebut. Dia sama sekali tak mengerti apa alasan Jaka Geni mengatakan hal seperti itu kepadanya. Terutama mengenai orang yang akan menusuk dari belakang. Bahkan Mahadewa itu tak mempercayai anak dan istrinya. "Apa maksudmu? Siapa yang berani menusukmu dari belakang? Kau tidak sedang bercanda bukan?" tanya Bara. Jaka Geni tersenyum. Dia menepuk bahu pemuda tersebut lalu berkata, "Aku tak bisa mengatakan rincian permasalahannya. Karena itu hanya akan mempercepat laju takdir yang akan aku lalui. Kau tak perlu cemas, aku sudah menyiapkan segalanya. Termasuk kebangkitan ibumu, Azalea," kata Jaka Geni lagi-lagi membuat Bara terkejut. "Kau akan membangkitkan ibuku!?” serunya dengan mata terbelalak tak percaya. Jaka Geni menganggukkan kepalanya. " Aku sudah berjanji pada ayahmu, sebagai tanda rasa terimakasihku padanya. Kuharap ini juga hadiah istimewa untukmu, asal kau tak melupakan
Bara Sena berhenti melangkah didepan bangunan besar itu. Nampak sebuah tulisan beraksara Jawa kuno yang berbunyi 'Pangayom' yang artinya pelindung. Pemuda itu pun melangkah masuk kedalam halaman rumah tersebut dan berhenti di pintu kembar berwarna merah."Masuklah." terdengar satu suara yang membuat Bara tertegun. Padahal dia sudah menyembunyikan aura kekuatan miliknya. Namun orang yang baru saja menyuruhnya untuk masuk bisa merasakan hawa kehadirannya."Sukma Geni ini memiliki kekuatan yang sangat mengerikan. Dia bahkan bisa mengetahui keberadanku padahal aku sudah menghilangkan pancaran tenaga dalamku sebaik yang aku bisa...Ckckck...Benar-benar luar biasa...Tak ada orang yang bisa bersembunyi darinya..." batin Bara."Apakah kau akan berdiam diri terus disana? Aku banyak pekerjaan yang harus di selesaikan." kata wanita tadi sedikit dengan suara tegas. Bara yang terkejut segera melangkah kan kakinya masuk kedalam rumah besar itu.Tak ada sambutan apapun yang mungkin saja akan mengejut
Sukma Geni tertegun mendengar pertanyaan dari Bara Sena. Kedua matanya yang indah dan memiliki warna sedikit ungu itu membesar."Apa yang baru saja kau tanyakan?" tanya Sukma memastikan."Aku tanya sekali lagi, apakah kau mau menikah denganku jika aku memberikanmu Api Abadi milik Yama?" tanya Bara untuk kedua kalinya."Kau tak akan mungkin mendapatkan Api itu darinya. Aku tidak yakin ada yang bisa melakukannya." kata Sukma Geni sambil tersenyum. Meski dia tak yakin pemuda di hadapannya bisa membawakan Api Abadi untuknya, mendengar pemuda itu ingin membawakannya padanya saja sudah sangat menyenangkan. Karena sejauh ini tak ada yang berani berkata seperti itu. Bahkan mendengar api abadi saja mereka sudah sangat ketakutan."Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Aku sudah melalui hal-hal yang tidak mungkin membuatnya menjadi mungkin. Jika kau mau, aku akan berusaha untuk mendapatkan Api itu, sebelum Turnamen Dewa dimulai. Karena setelah Turnamen itu, kita tidak tahu apakah kita bisa
Semua mata menatap keara Bara Sena yang berdiri dengan wujud yang sangat berbeda. Dia telah berubah menjadi sosok Iblis Tanduk Api dengan kekuatan Iblis Neraka di kedua tangannya. Karena dua Iblis itu sama-sama memiliki kekuatan api sehingga wujud Bara sama sama dengan Iblis Tanduk Api. Hanya saja, kedua tangannya dipenuhi aliran lahar yang menetes ke tanah dan membakar tanah tersebut hingga menjadi bara.Kedua matanya menyala merah pertanda dia mulai marah karena serangan dahsyat yang Gandi lancarkan. Serangan itu mampu membuatnya terluka hingga keluar darah dari sela bibirnya. Gandi sendiri merasa sedikit waswas melihat perubahan yang begitu mencolok dari Pendekar Golok Iblis tersebut."Apakah dia sudah mulai hilang kendali atas tubuhnya? Jika benar, ini akan menjadi masalah..." batin Gandi yang sudah tahu kekuatan sebenarnya dari Iblis Neraka yang ada didalam tubuh Bara Sena. Kekuatan yang bahkan pernah membuat 4 Dewa Naga pendiri Kuil Naga kalang kabut karena keisengan sang Iblis
Bara Sena tidak heran dengan kemampuan air milik Gandi yang mampu menahan serangan ratusan pedang Es miliknya. Namun dia memiliki rencana lain dengan serangan Pedang es itu. Yaitu mengandalkan kekuatan Gandi untuk membentuk es yang lebih besar."Menggunakan kemampuan air untuk bertahan dari kekuatan es milikku. Apa kau tidak takut aku akan membekukan kekuatan air milikmu?" batin Bara sambil menyeringai.Tangannya bergerak cepat dan ratusan pedang Es yang menancap di gelembung air itu pun bergetar memancarkan cahaya biru. Perlahan aura es itu menyebar dan mulai membekukan gelembung air milik Gandi. Sadar kekuatan miliknya tengah dimanfaatkan oleh lawan untuk menyegel dirinya, Gandi pun segera mengerahkan kekuatan lain yang dia miliki. Yakni kekuatan Petir!Zrttt!Blaaaarrr!!!Semua pedang Es itu hancur seketika setelah Gandi menyalakan kekuatan petir Trikala. Kali ini Bara terkejut bukan main melihat kekuatan petir yang begitu besar dari tubuh Raja Naga Ai tersebut."Kekuatan Trikala..
Dentuman demi dentuman terdengar saat dua menantu Batara Geni itu saling adu pukulan. Mereka bertarung sambil beterbangan kesana kemari dan membuat kehancuran dimana mereka berada. Pulau yang cukup besar itu pun seketika menjadi porak poranda karena badai kekuatan dari kedua pemuda tersebut.Wuusss!Sinar merah menderu kearah Gandi yang baru saja mendarat di tanah. Pemuda itu segera mengerahkan Sisik Naga miliknya sebelum bergerak menangkis sinar merah tersebut.Blaaarrr!!!Ledakan dahsyat terjadi. Asap hitam membubung tinggi ke angkasa. Pulau tersebut bergetar hebat. Bara Sena melesat masuk kedalam asap tebal tersebut dan langsung melancarkan serangan kedua. Namun kali ini dia yang harus menerima serangan tak terduga."Pukulan Kilat Neraka!"Dari dalam asap hitam itu, meluncur sinar merah membara yang diselimuti aura petir merah. Bara yang berada dalam jarak sangat dekat hanya bisa menyalakan perisai cahaya miliknya.Duaaarrrr!!!Ughh!Tubuh Bara terpental hingga puluhan tombak jauhn
Akhirnya 10 hari di dunia manusia pun berlalu. Tugas yang diemban ketiga peserta terbaik telah terselesaikan dengan baik. Ketiganya pun kembali ke Kerajaan Probo Lintang untuk mengikuti babak terakhir dari Turnamen Probo Lintang yang panjang. Penonton kali ini jauh lebih banyak dari sebelumnya karena banyak tamu yang berasal dari Utara datang hanya untuk melihat turnamen tersebut. Mereka adalah keluarga Kaisar Langit yang merupakan Pangeran Langit, anak pertama sang Kaisar Langit.Kedatangan Pangeran Langit sungguh suatu hal yang tak terduga sama sekali. Namun Batara Geni sudah mengetahui akan kedatangan pria tampan yang nantinya akan menjadi lawan di Turnamen Dewa nanti. Sambutan megah pun diberikan oleh kerajaan Probo Lintang terhadap Putra Mahadewa Utara tersebut.Tak hanya rombongan Pangeran Langit yang datang kesana. Kenalan Lama Batara Geni dan Patih Bima pun ikut hadir bersama beberapa pengikutnya. Dia adalah Dewa Ra dari Barat yang datang bersama sang istri dan dua pengawal se
Terdengar suara tulang yang terlepas dari sendinya saat tangan merah milik Sukma Geni menarik tangan dan kaki Raja Iblis Senggrawani. Teriakan setinggi langit keluar dari mulut iblis tersebut karena merasakan sakit yang sangat luar biasa. Sukma melemparkan potongan tangan itu ke dalam lahar yang bergolak sambil menyeringai."Aaaarggghhhh!!! Keparat! Lepaskan aku!" teriak Raja Senggrawani. Sukma Geni tertawa lebar melihat Iblis yang benar-benar tengah tersiksa tersebut. Dia malah semakin merasa ingin menyiksa makhluk itu tanpa ampun sama sekali. Dalam keadaan buntung tanpa kaki dan tanpa tangan, Raja Iblis Senggrawani tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya menangis kesakitan dengan darah yang mengucur dari empat titik di tubuhnya. Enam tangan merah Sukma Geni mencengkram kepala makhluk itu dengan kuat hingga membuatnya berteriak tak karuan."Apa yang akan kau lakukan!? Lepaskan aku! Lepaskan! Dewi Durga! Tolong aku!" teriak Raja Iblis itu sekeras-kerasnya. Sukma Geni menyeringai mendenga
Raja Iblis Senggrawani terpaku melihat Sukma Geni yang membawa Panah Pasopati miliknya. Dia tak sadar sama sekali senjata yang menjadi andalan dia untuk menaklukkan wanita tersebut kini malah sudah berpindah tangan."Sejak kapan kau mengambil senjata itu...?" tanyanya dengan suara gemetar menahan amarah. Kedua matanya sudah melotot seperti akan melompat dari tempatnya. Sukma Geni tertawa merdu sambil menutup mulutnya. Dia benar-benar merasa lucu dengan Iblis yang ada di hadapannya."Kenapa denganmu? Kau bahkan tidak merasakan aku mengambil benda ini sama sekali? Kau ini iblis terbodoh yang pernah aku lihat seumur hidupku! Sekarang, kau bagaikan semut yang tak berarti didepan mataku tanpa benda sialan ini," kata Sukma Geni sambil memperlihatkan Panah Pasopati yang ada di tangannya."Kembalikan senjata itu padaku! Aku berjanji tak akan mengusikmu lagi! Jika aku kembali tanpa senjata itu, aku bisa dalam masalah besar!" kata Raja Senggrawani denga wajah pucat."Kau meminta senjata ini kem
Tubuh Sukma Geni meluncur dengan sangat cepat menuju kearah puncak GungunWelirang yang sudah hancur sebagian. Raja Senggrawani yang tahu Ratu itu meluncur kearahnya pun menanti sambil menyeringai."Apakah kau sudah berubah pikiran dan datang kepadaku untuk meminta tolong menghentikan Panah Pasopati? Hahaha!" ucapnya membuat geram Sukma Geni."Aku kembalikan panah itu padamu!" seru wanita itu lalu dia pun menciptakan portal Gaib tepat di hadapannya. Tubuh Ratu Jagat pun lenyap masuk kedalam portal. Panah Pasopati menyusul masih ke dalam portal tersebut. Disaat yang sama, portal berwujud lingkaran hitam itu muncul tepat i belakang Raja Senggrawani. Sukma Geni tidak muncul dari dalam portal melainkan Panah Pasopati saja yang keluar dari dalam sana dan langsung menembus tubuh Raja Senggrawani dengan telak. Raja Iblis itu terkejut bukan main saat panah yang dia kerahkan malah justru menembus tubuhnya. Perlahan tubuh itu mulai hancur. Namun sebelum tubuh tersebut hancur, nampak senyum aneh
Kakek dan nenek yang berada di dalam rumah mengintip keluar melalui celah dinding kayu rumah mereka. Setelah memastikan tidak ada orang lain yang ada disana, keduanya pun membuka pintu berniat untuk melihat keadaan di sekitar. Namun alangkah terkejutnya mereka saat kedua pasangan suami istri yang sudah lanjut usia itu melihat satu sosok yang tergeletak tepat di depan pintu kayu rumah mereka. Mereka semakin terkejut setelah tahu siapa adanya sosok yang ada didepan pintu tersebut."Kembara toleku!" seru si nenek dengan suara parau. Dia berhambur dan langsung memeluk tubuh seorang pemuda yang tergeletak tak bergerak sedikit pun. Sang kakek hanya bisa terdiam dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Dia tak menyangka, anak semata wayangnya itu akan selamat dan pulang kembali meski tidak tahu dalam keadaan hidup atau mati."Istriku, apakah dia masih bernapas?" tanya si kakek sambil merunduk lalu menempelkan jari telunjuk di hidung putranya mencoba merasakan hembusan napas pemuda tersebut."Aku
Para Iblis yang masih ada di lubang itu bersorak setelah Panglima Iblis mereka terkena serangan Sukma Geni hingga tewas dalam sekejap. Hal itu tentu saja membuat putri Batara Geni merasa heran kenapa dengan perangai para iblis tersebut. Rupa-rupanya, para iblis mendambakan posisi Panglima dan saling menjatuhkan demi mendapatkan kursi tersebut. Namun karena Panglima memiliki kekuatan yang tidak lemah, mereka hanya bisa menunggu waktu yang tepat untuk membunuhnya secara diam-diam agar tidak mendapat hukuman dari Raja Iblis yang membawahi mereka semua. Dan kematian Panglima Iblis yang dilakukan oleh Sukma Geni tentu saja mempermudah jalan mereka untuk kembali memperebutkan posisi tersebut sehingga mereka terlihat sangat senang. Padahal mereka akan menghadapi 'bencana' yang lebih buruk lagi karena berhadapan dengan anak terkuat Batara Geni."Akhirnya Panglima mati! Hahahaha!" seru salah seorang Iblis yang menunggangi makhluk besar berkepala kambing tersebut disambut teriakan para iblis y