Tinju Gandi meluncur kearah manusia rubah si Jenggot Api. Aura biru membentuk kepalan tangan berukuran besar menderu dengan cepat. Namun makhluk itu tetap terlihat tenang dan dari mulutnya dia melepaskan Bola putih yang mengeluarkan suara bising.Tinju biru raksasa milik Gandi pun saling beradu dengan bola putih dari mulut Si Jenggot Api. Tak pelak, bentrokan mengandung tenaga dalam tinggi tersebut menciptakan ledakan yang luar biasa.DUAAAARRR!!!Gandi terdorong mundur setelah ledakan itu terjadi. Sementara, Si Jenggot Api malah semakin ganas menyerang. Tiba-tiba saja dia melepaskan serangan dari tangannya hingga melesat lima larik sinar merah kearah Gandi. Yao Ling tiba-tiba muncul dan menahan serangan tersebut menggunakan kekuatan miliknya.Daaar!Tubuh pria itu pun terpental ke bawah hingga menghantam tanah dengan keras. Gandi terkejut dan sempat berseru memanggil nama Yao Ling. Lu Xie yang melihat saudaranya terpukul mundur segera bersiap untuk menyerang. Seluruh tubuhnya diselim
Tanah berguncang hebat disertai hawa aneh yang terasa panas menyengat saat kekuatan si Jenggot Api yang saat ini dalam wujud seekor rubah perak mengerahkan kekuatan sejati miliknya setelah melihat perubahan wujud Gandi Wiratama yang menggunakan wujud Raja Naga Air. Si Jenggot Api menjadi bernapsu ingin menelan Gandi setelah melihat kekuatan pemuda yang pernah tinggal di Gunung Ciremai tersebut. Aura merah keluar dari tubuh Si Jenggot Api. Sementara jenggotnya yang menyala api semakin berkobar dan membuat tempat di sekitarnya terbakar."Kau tak akan lolos dariku anak muda...Aku sudah tidak sabar ingin menelan kekuatanmu hahaha!" ucap Jenggot Api lalu tubuhnya melesat dengan kecepatan luar biasa kearah Gandi yang sudah bersiap jika sewaktu-waktu ada serangan mendadak dari makhluk tersebut.Set!Tahu-tahu tubuh si Jenggot Api sudah berada di hadapan Gandi dan langsung melancarkan tendangan kearah leher. Dengan cepat pemua itu merunduk dan membalas serangan menggunakan tinjunya. Beruntun
Si Jenggot Api menatap tajam kearah Gandi yang masih tergeletak di tanah. Kedua mata makhluk itu menyala merah seolah kesal karena dirinya tak bisa membunuh Raja Naga Air itu dengan cepat da malah harus menerima luka yang mebuatnya tersiksa sebelum akhirnya dia menggunakan satu jurus aneh yang mampu menumbuhkan kembali tanganya yang telah putus.Hal itu tentu saja membuat Gandi merasa terkejut dan tak menyangka musuh memiliki kekuatan aneh seperti itu. Dia beranggapan, musuh yang kali ini dia hadapi memiliki kekuatan diatas musuh-musuh lainnya di Hutan tersebut."Kau memiliki kemampuan yang tak terduga...Tapi tetap saja kau kalah dariku. Sekarang apa yang bisa kau lakukan dengan tubuhmu yang tengah sekarat itu? Padahal aku baru saja menikmati pertarungan melawanmu. Sayangnya, kau juga makhluk yang lemah...Jadi, biarkan kau menjadi bagian dari tubuhku kekeke...Setelah aku menyerap tubuhmu yang mengandung Jiwa Naga, aku bisa memiliki kekuatan Sisik Naga yang kau gunakan sebagai pertahan
Crak!Tangan Lu Xie menyambar Kristal yang ada di kening Si Jenggot Api hingga terlepas dan kini berada dalam genggamannya. Raungan keras terdengar dari mulut Si Jenggot Api. Lu Xie yang ada di tanah segera keluar dan menjauh dari tubuh makhluk tersebut bergabung dengan tubuh Lu Xie yang lain yang berhasil mengambil Kristal di kening makhluk tersebut.Aaaaaagggghhhhh!!!Teriakan Si Jenggot Api benar-benar memekakkan telinga bahkan mampu membuat gelombang mengerikan yang menyapu ke segala arah. Lu Xie dengan cepat melesat ke dua arah. Mereka berpencar untuk mengambil tubuh Gandi dan Yao Ling menjauh dari gelombang suara tersebut. Dengan gerakan yang cepat, gadis cantik itu bisa menjauh dan mencari tempat yang aman."Gelombang suara itu bisa memecahkan pembuluh darah. Dalam keadaan seperti ini, mereka jelas bisa mati jika mereka terkena gelombang tersebut." batin Lu Xie lalu dia dan tubuh ganda miliknya meletakkan kedua rekannya di bawah batu yang cukup besar.Si Jenggot Api yang murka
Cahaya kilat merah milik Lu Xie melesat dengan cepat kearah Si Jenggot Api yang sudah tak bisa berbuat apa-apa karena kehabisan tenaga setelah menghadapi Formasi Badai Petir milik Puteri Jaka Geni dan Dewi Lu Che tersebut.Srrrrttt!Petir itu pun menembus tubuh makhluk berwujud manusia setengah rubah tersebut tepat di jantungnya hingga menciptakan lubang yang tembus hingga ke punggung. Si Jenggot Api pun tumbang ke tanah tak bergerak lagi.Kedua mata Lu Xie yang semula bersinar merah kini kembali seperti semula. Dia pun mendesah lirih dan hampir saja roboh jika dia tidak dengan cepat menyeimbangkan tubuhnya. Lu Xie nampak berlutut dengan napas terengah-engah. Kedua matanya menatap tajam kearah mayat Si Jenggot Api yang terkepar."Aku harus mengembail Inti Jiwanya...Jika ada orang lain pasti akan sangat merepotkan. Aku sudah hampir kehabisan tenaga..." batin Lu Xie lalu dia pun bangkit berdiri dan melangkah dengan perlahan menuju tubuh Si Jenggot Api. Menciptakan jurus Menggandakan Tub
Nampak riuh rendah para penduduk Benteng Kerajaan Naga yang tengah saling bertukar benda untuk dijadikan alat pembelian. Bara dan kedua wanita cantik itu melangkah memasuki kawasan benteng dimana ada sepuluh penjaga gerbang berpakaian dan bersenjata lengkap. Melihat kedatangan Bara dan yang lain, para prajurit itu segera menghadang dan mengepung ketiganya."Siapa kalian!? Kami bisa mencium aura tubuh kalian yang bukan makhluk dari ras kami!" hardik salah satu prajurit bertubuh tegap. Wujudnya memang manusia yang tubuhnya di penuhi otot-otot besar. Tapi ada sepasang Tanduk di kening mereka denga warna yang sama. Yakni berwarna putih terang. Mereka yang dikenal sebagai Ras Naga Langit. Makhluk yang diciptakan oleh Batara Geni bersama beberapa istrinya yang berasal dari Ras Naga. Percobaan itu menciptakan Naga baru yaitu Ras Naga Langit karena di dalam tubuh makhluk-makhluk itu memiliki kekuatan langka.Namun sayangnya mereka sombong dan tidak mempedulikan hari persembahan dimana semua
Aliran kekuatan es dari telapak tangan Bara Sena membuat pria itu memejamkan mata karena merasakan nyaman."Sudah beberapa hari aku merasakan sakit dan panas yang membuatku gelisah. Hampir semua tabib di dalam benteng tidak ada satu pun yang sanggup menyembuhkan luka ini. tapi kau berbeda dengan mereka. Aku sungguh beruntung...Tapi, kenapa dalam dua hari ini aku tidak melihat dirimu? Apakah kau orang yang baru datang ke benteng ini?" tanya pria tersebut.Bara tersenyum kecil."Lebih baik kau jangan banyak bicara dulu kisanak. Karena aku juga harus memusatkan pikiranku pada lukamu ini," kata Bara membuat pria itu terdiam. Matanya melirik kearah Zhou Yin yang seolah sibuk menata sesuatu lalu lirikan itu berpindah ke arah Sukma Geni yan tengah duduk sambil pura-pura menghitung bahan obat yang ada disana."Dua gadis ini sama-sama memiliki aura kecantikan yang luar biasa...Hm...Seandainya aku bisa memilikinya salah satu hehehe...Tapi, pria tua Bangka ini pasti tidak mengijinkan. Apa yang h
Nogo Ireng menatap tajam kearah Bara Sena yang saat itu tengah menyamar sebagai lelaki tua dengan pakaian rombeng."Pertanyaanmu dan tatapan matamu itu aku tidak suka. Apakah kau ingin menyalahkanku?" tanya Nogo Ireng balik membuat Bara hampir habis kesabarannya."Bajingan ini...dia tidak pernah merasakan hidupnya tertindas." batin Bara lalu tanpa berkata apa-apa lagi dia segera menyentuh pergelangan tangan Nogo Ireng. Akan tetapi tiba-tiba saja tangan kanan pria Naga itu mencengkram tangan Bara Sena sambil menatap tajam."Apa yang akan kau lakukan? Kau terlihat mencurigakan Dewa Obat!" tanya Nogo Ireng sambil mengerahkan tenaga dalam pada tangannya untuk menguji kemampuan Bara Sena. Aura hitam pekat keluar dari tangan Nogo Ireng. Bara Sena terlihat tenang dan dia pun segera mengalirkan kekuatan cahaya miliknya untuk melindungi seluruh tubuhnya dari racun yang tengah Nogo Ireng kerahkan."Cih! Jadi kau memiliki beberapa kekuatan untuk menahan racun ya? Pantas saja kau menjuluki dirimu
Bebatuan yang hancur akibat terkena serangan tak terlihat itu menciptakan suara bergemuruh dahsyat. Gandi menatap semua itu dengan perasaan yang sedikit gelisah. Hal itu dikarenakan serangan sebesar itu tak disadari olehnya dan bahkan tak terasakan sama sekali hawa kedatangannya. Padahal dampak yang ditimbulkan dari serangan itu mampu menghancurkan puncak gunung batu yang ada di belakang sana."Sungguh mustahil...Bagaimana bisa aku tak merasakan aura kekuatan sebesar itu...? Apakah ini kemampuan sebenarnya dari Pedang Naga Langit?" batin Gandi."Sepertinya dia sudah tahu kedatangan kita. Padahal jarak dari tempat kita saat ini dengannya masih sangat jauh. Tapi dia bisa melancarkan serangan sekuat ini tanpa kau sadari sama sekali. Sepertinya, lawanmu kali ini lebih hebat lagi dibanding Bolo Satrio," kata Narashansa. Gandi menghela napas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan keras."Kenapa kau bisa merasakan serangan itu sedangkan aku tidak? Seandainya tak ada dirimu, mungkin aku akan
Gandi menatap kearah lereng gunung yang longsor akibat hantaman tubuh Bolo Satrio yang baru saja terkena pukulan darinya. Tangan pemuda itu pun bergerak kedepan. Dari dalam telapak tangannya muncul aura biru yang merupakan kekuatan air miliknya. Tangan air tersebut bergerak cepat memanjang dan masuk ke dalam sela-sela batu.Tubuh Bolo Satrio keluar dari dalam reruntuhan tanah dan Batu dalam keadaan mengenaskan. Zirah di tubuhnya hancur dan nampak luka yang parah pada bagian dadanya. Tangan air itu mencengkram lehernya dan menyeret roh senjata tersebut keluat dari reruntuhan."Apa kau sudah menyerah? Kau tak mungkin bisa menang melawanku," kata Gandi.Bolo Satrio yang merasa tak berdaya pun melepaskan Palu Naga Bumi hingga terjatuh ke tanah pertanda dia telah menyerah. Gandi pun melepaskan cengkraman tangan air miliknya pada leher pria besar tersebut lalu melompat di dekatnya. Pemuda itu menempelkan telapak tangan kanannya di bahu Bolo Satrio. Saat itu juga aura kuning keluar dari tang
Disaat Gandi tengah berbincang dengan Dewi Narashansa yang baru saja muncul dari dalam Pedang Guntur Saketi, Bolo Satrio yang sebelumnya terkena pukulan wanita tersebut melompat keluar dari dalam tanah yang mengubur dirinya. Wajahnya terlihat sangat marah dan tubuhnya pun nampak gosong di beberapa bagian akibat pukulan mengandung kekuatan petir dari Narashansa."Kau...Apakah kau juga roh senjata sama seperti diriku?" tanyanya sambil menunjuk kearah wanita buta yang ada di hadapan Gandi. Meski marah dan dendam, tapi rasa penasarannya terhadap sosok yang keluar dari dalam Pedang Guntur Saketi itu lebih besar. Narashansa pun menoleh lalu tersenyum."Tidak. Aku bukan roh seperti dirimu. Aku adalah janin Dewa yang baru saja terlahir tepat disaat pemilikku memanggil diriku. Sebagai seorang Roh Senjata, seharusnya kau tahu apa itu janin dewa bukan?" sahut Narashansa. Kedua mata Bolo Satrio nampak membesar mendengar jawaban dari wanita cantik dengan ikat kepala biru tersebut."Janin Dewa...?
Bolo Satrio dan Naga Bumi miliknya telah jatuh ke dalam cengkraman tangan air raksasa milik Gandi Wiratama. Keduanya meronta-ronta berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman tersebut. Namun mereka tak bisa melakukannya karena kekuatan air milik Gandi sangat besar dan sulit untuk ditembus. Yang ada Bolo Satrio justru menjadi semakin lemah karena terperangkap di dalam air. Sedangkan Naga Bumi tubuhnya mulai remuk karena remasan tangan raksasa tersebut."Menyerahlah dan aku akan lepaskan kalian!" kata Gandi sambil menatap mereka berdua yang terlihat tersiksa.Bolo Satrio yang mendengar hal itu merasa harga dirinya diremehkan dan mulai terlihat sangat marah. Tangan kirinya pun mengarah ke Naga Bumi yang hampir hancur karena cengkraman tangan air raksasa. Kedua mata pria itu nampak menyala keemasan."Kau pikir aku sudah kalah hah!?" geram pria besar tersebut lalu dari dalam telapak tangannya keluar sinar emas. Tiba-tiba tubuh pria itu lenyap dari dalam telapak tangan air tersebut membu
Gandi melangkah ke depan sambil mengerahkan aura tenaga dalam miliknya sehingga kabut tipis itu pun tersibak. Saat itulah, terlihat satu sosok Naga dengan ukuran yang cukup besar muncul tepat di hadapannya menatap marah kearahnya. Naga tersebut memiliki warna yang serupa dengan tanah dan sedikit kehijauan pada bagian atasnya. Kedua matanya berwarna hitam dan memiliki titik merah pad pupilnya. Gandi mendengus keras lalu merubah wujudnya menjadi seekor Naga sempurna sama seperti Naga yang ada di hadapannya. Hanya saja, pada bagian kepalanya nampak mahkota Raja berwarna perak. Tubuh Naga Gandi juga lebih besar dari Naga Bumi tersebut.Naga berwarna tanah itu nampak mundur beberapa langkah setelah melihat perubahan wujud Gandi Wiratama. Dari sorot matanya jelas dia terkejut dan ketakutan karena aura yang Gandi tebarkan sangat menekan lawan."Naga Bumi, apakah kau ingin bertarung melawanku!?" tanya Gandi setelah dirinya berubah menjadi seekor Naga bersisik biru terang dengan sepasang Tandu
Setelah pembicaraan singkat di ruangan tersebut, Kusumadewi tiba-tiba mengarahkan tangannya ke depan dan saat itu juga dia membuat gerakan menebas. Nampak aura biru muncul dari bekas tebasan tersebut yang kemudian menderu ke depan sana lalu...Sring!Tiba-tiba di depan sana tercipta pecahan ruang yang tidak asing lagi bagi Gandi Wiratama. Karena pecahan ruang itu sangat mirip dengan apa yang pernah dia lihat di Turnamen Probo Lintang. Yakni pecahan ruang milik Chang Hao."Menciptakan pecahan ruang dengan mudah...Wanita ini sebenarnya sekuat apa?" batin Gandi.Kusumadewi menoleh kearah dua orang yang ada di dekatnya lalu mengajak mereka memasuki pecahan ruang tersebut. Namun sebelum pergi, dia meminta kepada Pragasena untuk tetap berada di gudang senjata karena pecahan ruang yang dia ciptakan hanya bisa dimasuki oleh tiga orang saja. Pragasena pun tidak keberatan dengan hal itu karena dia memang tidak begitu ingin memasuki wilayah yang pernah membuatnya ketakutan. Dia justru ingin meng
Kusumadewi yang awalnya berhati dingin pun menjadi lunak setelah melihat kebaikan Gandi Wiratama. Orang yang dia anggap remeh namun ternyata memiliki kemampuan yang berada di luar pemahamannya. Setelah wanita itu sembuh dari luka yang dia derita, Raja Naga Air itu pun melepaskan totokannya pada tubuh roh senjata tersebut."Kau sudah pulih," ucap Gandi sambil menyeka keringat yang membasahi dahi nya. Kusumadewi bangkit berdiri dengan wajah yang malu-malu."Terimakasih..." ucapnya dengan suara lirih dan mata menunduk. Gandi tersenyum sambil melambaikan tangan."Tak perlu berterimakasih. Biar bagaimana pun, kau itu kakak dari Dara Purbavati. Itu berarti, kau juga kakakku," kata Gandi santai tak tahu apa yang dirasakan oleh wanita di hadapannya tersebut.Kusumadewi terlihat aneh setelah mendengar ucapan Gandi. Dia menatap pemuda itu dengan sedikit sungkan. Ingin dia mengatakan sesuatu pada pemuda tersebut namun tenggorokannya terasa tersekat. Disaat yang sama, Dara datang bersama Pragasen
Nyai Kusumadewi menatap kearah Gandi yang terlihat tengah termangu. "Apa yang tengah dia pikirkan? Berani sekali dia mengalihkan perhatiannya saat berada di depanku...? Orang seperti ini akan mudah dikalahkan karena terlalu menganggap remeh lawan..." batin Kusumadewi. Namun di sisi lain dia masih sangat penasaran bagaimana cara Gandi bertahan dari serangan terkuat miliknya. Padahal serangan itu tak mudah untuk dipatahkan apalagi ledakan tersebut terkurung di dalam kubah hijau yang pastinya tingkat kekuatannya akan menjadi lebih dahsyat dari sebelumnya. Belum pernah ada yang selamat oleh serangan tersebut.Wanita itu tak tahu bahwa saat itu Gandi tengah berbincang dengan Ki Ageng Samudra Biru di dalam alam jiwa milik sang pemuda. Mereka tengah membahas tentang Kahiyang Dewi yang masih menjadi pikiran Gandi Wiratama. Pembicaraan mereka benar-benar serius karena entah mengapa Gandi kembali teringat akan wanita Naga Api tersebut setelah dia menggunakan kekuatannya untuk bertahan dari gem
Srttttt!Tubuh Gandi bergerak secepat kilat diikuti kekuatan petir miliknya. Kusumadewi tak tinggal diam melihat serangan kilat tersebut. Dia segera membuat gerakan tangan yang kemudian disusul munculnya ratusan anak panah yang melayang di belakangnya."Ingin menyerangku? Coba dulu kekuatan Panah Penghancur Surga!" teriak Kusumadewi lalu dia pun mendorong tangan kanannya ke depan. Ratusan anak panah nampak berputar dan mengeluarkan kekuatan aneh bercahaya hijau. Sesaat kemudian panah-panah tersebut menderu kearah Gandi yang tengah melesat kearah roh wanita tersebut.Raja Naga Air itu terkejut melihat ratusan anak panah yang menderu kearahnya. Gandi segera berkelit dari serangan anak panah tersebut dengan kecepatan kilat yang dia miliki. Namun rupanya anak panah itu sudah mengunci tubuhnya sehingga saat panah berhasil dihindari, anak panah tersebut berputar kembali dan menyerang pemuda tersebut tanpa henti.Geram karena dikepung serangan ratusan anak panah, Gandi pun langsung menciptak