Bara Sena dan Gandi sama-sama sepakat untuk tidak bertarung di Hutan tersebut karena kekuatan mereka yang dikekang yang membuat mereka merasa tidak akan puas bertarung di Ranah Pemurnian Jiwa. Mereka menanti babak ketiga dari Turnamen tersebut yang nantinya akan mempertemukan 10 teratas di babak kedua.Raja Badak Besi yang sebelumnya terbelenggu kekuatan es milik Bara Sena akhirnya bisa melepaskan diri dari kekuatan es tersebut. Setelah berhasil terlepas, makhluk tersebut berteriak keras sebelum melesat kearah Bara Sena yang berjarak lebih dekat dengan dirinya.Gandi yang baru saja mendarat sedekap tangan menyaksikan apa yang akan Bara Sena lakukan terhadap makhluk tersebut.Pendekar Golok Iblis melompat ke udara menghindari serudukan Raja Badak Besi. Dari atas dia melihat celah untuk menghantam punggung makhluk itu. Bara pun tak menyiakan kesempatan dan langsung menggunakan Palu Es raksasa yang tiba-tiba saja muncul di tangannya. Kemampuan menciptakan senjata menggunakan elemen es mi
Duuum!Dentuman dahsyat terdengar disusul gelombang kekuatan yang menyapu segala arah. Kedua mata Raja Badak Besi melotot melihat sesuatu berwujud tangan merah berukuran besar menahan tinjunya. Tangan tersebut muncul dari dalam tanah da melindungi Bara serta seseorang yang kini ada di hadapan sang pendekar. Seorang wanita berparas jelita dengan mata yang menyala hijau. Sosok yang tidak lain adalah Sukma Geni."Kau berhutang padaku, Bara," kata Sukma Geni.Bara tersenyum."Terimakasih. Makhluk ini benar-benar mengejutkan. Hati-hati saat dia mengerahkan kekuatan anehnya, kau bisa berhenti sejanak seolah tubuhmu tak bergerak sama sekali dan Pikiranmu pergi entah kemana," kata Bara."Aku sudah mengamatinya. Sekarang bukan hanya itu yang perlu kita pikirkan. Lihat sekeliling...! Mereka sudah mulai berniat untuk mengeroyok kita!" kata Sukma Geni.Bara Sena menatap sekeliling dimana makhluk-makhluk binatang buas dari berbagai jenis sudah mulai mendekat sambil menggeram."Meski mereka hanya m
DUUUUMMMMM!!!Ledakan dahsyat luar biasa mengguncang Hutan Perburuan Harta. Semua yang ada di Hutan tersebut bisa merasakan betapa kuatnya guncangan yang tercipta dari Panah raksasa milik Zhou Yin yang menghantam Raja Badak Besi.Semua orang yang ada disana sama-sama tertegun melihat apa yang terjadi didepan sana. Serangan Zhou Yin telah menciptakan lubang raksasa yang sangat dalam. Entah bagaimana nasib dan dimana keberadaan Raja Badak Besi. Bara segera melesat kearah Zhou Yin dan meraih bahu nya agar wanita itu tidak jatuh. Pemuda itu sempat melihat istrinya yang terhuyung setelah Formasi Hukuman Langit menghilang."Apakah kau baik-baik saja istriku?" tanya Bara.Wanita itu tersenyum lalu mengangguk. Sukma Geni dan kelompok Gandi pun datang menghampiri."Luar biasa...Seberapa dalam lubang yang kau ciptakan adik? Kau ternyata cukup mengerikan juga..." kata Sukma Geni.Zhou Yin tak bisa menjawab karena tubuhnya terasa lemah dan dia pun memejamkan matanya untuk mengembalikan kekuatan
Bara yang tengah membopong Zhou Yin dan Sukma Geni yang mengikuti di belakangnya berhenti di sebuah tempat yang dirasa cukup aman. Tempat tersebut cukup lapang dan ada mata air yang jernih disana."Sukma, kau lihat Peta. Apakah persediaan untuk makan dan minum ada didekat tempat ini," kata Bara.Sukma Geni mengangguk. Dia segera membuka peta yang sebelumnya didapat saat babak kedua Turnamen itu dimulai. Kedua matanya membesar."Benar apa yang kau katakan. Bahan persediaan itu ada di dekat kita. Tepatnya disebelah mata air ini," kata Sukma Geni."Apakah kau bisa mengambilnya? Atau aku yang mengambilnya dan kau menjaga Zhou Yin?" tanya Bara."Biar aku saja yang mengambil persediaan. Kau tetap disini dan menjaga adik Zhou. Aku tak akan lama," kata Sukma Geni lalu dia berkelebat pergi menuju kearah mata air yang jaraknya dekat dari tempat tersebut. Matahari sudah mulai tinggi dan menerangi hutan tersebut meski didalam hutan sendiri masih terasa gelap karena pepohonan raksasa yang menutup
Siang itu suasana di rumah kayu yang ada di tengah hutan terlihat ramai oleh para peserta Turnamen Babak Kedua tersebut. Ada dua puluh peserta yang hadir disana untuk menyerahkan hasil buruan mereka kepada penjaga pos yang tak lain adalah Bima Sena, ayah dari Bara Sena.Pria bertubuh tiga kali lebih tinggi dan lebih besar dari orang biasa tersebut serta memiliki kulit gelap menyambut kedatangan para peserta dengan tangan terbuka. Disana ternyata ada peraturan larangan bertarung hingga jarak lima puluh tombak di sekitar rumah pos tersebut. Siapa pun yang melanggar akan terkena hukuman yang cukup berat, yakni dikeluarkan dari turnamen."Silahkan yang datang lebih dulu untuk memberikan hasil buruan kalian," kata Bima sambil menatap tiga orang pertama yang datang. Mereka adalah Raya Geni, Kamadewa dan Brama Geni. Ketiganya memberikan hasil buruan mereka yang cukup banyak."Bagus! Kalian boleh melanjutkan Perburuan sampai di pos kedua. Hati-hati, buruan menuju ke Pos Dua mungkin akan cukup
Sukma Geni kembali menyentuh sesuatu dibawah kakinya sambil menerka-nerka apa yang tengah dia injak. Mata nya melirik kearah Bara Sena yang tengah memejamkan mata. Dia yakin, sesuatu itu menempel di tubuh sang pemuda."Kenapa benda ini menjadi semakin keras? Padahal sebelumnya aku merasa seperti menginjak seekor cacing besar yang empuk..." batin Sukma Geni sangat penasaran apa yang ada dibawah kakinya. Tangannya berusaha menggapai ke arah bawah sana. Dan saat dia menyentuh benda tersebut, dia terkejut."Ular!?" seru wanita itu membuat Zhou Yin yang tengah bersemedi terkejut. Begitu juga dengan Bara Sena yang ikut terlonjak kaget."Dimana ada ular!?" tanya Zhou Yin penasaran melihat wajah Sukma Geni."Tadi dibawah sana ada ular yang melilit tubuh Bara Sena! Bagaimana bisa kau tidak merasakan ada ular yang melilit tubuhmu!?" tanya Sukma kepada Bara yang melongo tidak mengerti apa maksud dari ucapan Sukma Geni karena dia juga sempat bersemedi untuk menyegarkan pikiran."Kau yakin ular it
Gandi membuka pintu kamarnya setelah dia selesai beristirahat didalam ruangan aneh yang seolah memiliki dunia lain. Didalam kamar yang seharusnya ada ranjang dan kasur, justru yang terlihat malah hutan dan sungai yang jernih. Cukup membuat hatinya terkesan."Kau mendapat peringkat kedua dalam penilaian kali ini. Ini adalah peta untuk kalian. Mungkin saja kalian ingin berburu sesuatu yang menantang," kata Bima Sena yang tahu-tahu sudah ada didepan pintu.Gandi cukup terkejut melihat Bima yang bertubuh tinggi besar itu sudah ada didepan mata begitu dia membuka pintu kamar."Peringkat kedua? Lalu siapa peringkat kesatu?" tanya Gandi."Mereka adalah kelompok Raksa Geni, Dewi Candrika dan Nawang Geni. Kelompok mereka mendapat 3 harta Surgawi. Lalu di kelompok dua adalah kelompokmu dan kelompok Bara Sena. Kalian sama-sama mendapat 2 harta surgawi dan harta lain dengan jumlah yang sama. Sungguh aneh dan kebetulan sekali. Lalu di peringkat empat adalah kelompok Raya Geni. Mereka memiliki Hart
Sementara itu, kelompok yang diketuai oleh Raksa Geni baru saja tiba di sebuah bukit tandus setelah mereka berjalan hampir setengah hari. Selama di perjalanan, mereka telah berhasil mengumpulkan beberapa Harta Tingkat Langit.Nawang Geni dan Dewi Candrika duduk dibawah pohon yang rindang. Keringat membasahi wajah ayu keduanya. Raksa Geni menatap sekeliling."Jarak menuju ke Lembah Matahari Senja masih cukup jauh jika kita membaca peta ini." kata Raksa sambil menatap kain berwarna biru yang ada di tangannya. Nawang Geni bangkit berdiri lalu mendatangi Raksa."Tapi kita sudah sangat lelah. Apakah tidak sebaiknya kita beristirahat dulu yang cukup? Lagipula, tidak mungkin kelompok lain akan menempuh jalan yang sama dengan kita, tak perlu terburu-buru." kata Nawang Geni memberikan saran.Dewi Candrika yang masih duduk di bawah pohon menatap kedua saudaranya itu dengan mata sedikit menyipit."Aku merasa, apa yang ingin ibu lakukan itu sudah terlalu jauh...Apakah aku harus membunuh mereka be
Bara melesat kearah Naga bertubuh besar yang tengah mengerahkan kekuatan penuh miliknya. Tinju pemuda itu menghujam ke arah punggung sang Naga dengan cepat. Namun Bara lupa, Naga itu telah menyebar aura hingga dalam jarak tertentu dia bisa melacak hawa kehadiran Pendekar Golok Iblis tersebut."Ketemu kau!" teriak Naga itu sambil menoleh dan secara tiba-tiba melayangkan tinjunya kearah Bara yang masih menggunakan Jurus Hantu Menari,Dssss!Bara menahan serangan tersebut menggunakan kedua tanganya. Tubuhnya terpental ke belakang hingga beberapa tombak. Jurus yang dia gunakan pun memudar setelah dia menahan serangan sehingga Naga bertubuh besar itu bisa melihat dengan jelas keberadaan Bara Sena. Tak menunggu Bara mendarat di lantai, dia yang geram karena ketiga rekannya telah dikalahkan segera meluncur dengan satu teriakan keras.Gelombang biru disertai suara bergemuruh menderu kearah Bara bagaikan ombak di lautan lepas. Pemuda itu segera mengerahkan kekuatan es miliknya untuk menyerang
Bara Sena terkejut melihat rantai biru yang mengejar dirinya. Tak memiliki pilihan lain untuknya selain melawan jurus gabungan tersebut dengan segenap kekuatannya yang dia miliki saat ini. Pemuda itu menggerakkan tangannya membentuk rapalan. Lalu dia pun mengarahkan tangannya tersebut ke arah enam Rantai Biru yang mengejarnya. Dari dalam telapak tangan Bara keluar gelombang api merah yang menderu ke arah rantai biru. Melihat kekuatan api tersebut, empat Naga yang berada di bawah terkejut melihat kekuatan api milik Bara."Api Tingkat Neraka! Kerahkan semua kekuatan yang kalian miliki!" teriak Naga bertubuh besar.Mereka berempat pun melipatgandakan tenaga dalam sehingga membuat rantai biru mengeluarkan cahaya yang cukup terang. Gelombang api pun menghantam rantai-rantai tersebut dengan dahsyatnya.'Wosssshhhh!!!Semua Naga yang melihat nampak takjub dengan perlawanan Bara meskipun dirinya telah terkunci oleh serangan Formasi Penjerat Iblis yang tengah dikerahkan oleh empat murid terat
Bara melangkahkan kakinya di tangga yang terakhir dengan perasaan senang karena akhirnya dia bisa melewati 1000 anak tangga dengan susah payah. "Kekuatan jiwaku meningkat meski tidak terlalu pesat. Yang paling menakjubkan adalah kekuatan luarku yang aku pikir-pikir lebih kuat dari sebelumnya saat aku masih memiliki kekuatan dewa. Apakah ini keberuntungan tersembunyi dari Tangga Penguji Jiwa ini?" batin Bara.Begitu dia menginjak kan kaki di lantai batu yang berwarna biru, dia terkejut saat melihat puluhan pria dan wanita yang berdiri di depan sana sambil menatapnya dengan pandangan mata yang menyorot tajam bagai Pemburu yang mengincar mangsanya."Apa-apaan mereka ini? Bukankah mereka adalah para murid di Padepokan Naga Air? Kenapa mereka menyambutku dengan tatapan seperti itu seolah-olah aku adalah buronan!" batin Bara sambil membalas tatapan mata mereka semua tanpa rasa takut.Pandangan mata Bara terhenti di satu sosok bertubuh besar dengan rambut yang sudah memutih. Sosok yang tak
Gandi menganggukkan kepala dan tersenyum melihat wajah Ki Jogo Segoro yang terlihat pucat."Tapi Yang Mulia, bukankah dia adalah tamu anda? Ditambah, dia buka seorang Iblis bukan?" tanya pria tua tersebut."Kau akan tahu saat Formasi itu dinyalakan. Aku akan mengawasi untuk berjaga-jaga seandainya dia mengamuk," kata Gandi membuat Ki Jogo Segoro penasaran."Memangnya dia sekuat apa sampai Yang Mulia sendiri yang akan mengawasi? Apakah kemampuan para guru di Padepokan ini tidak meyakinkan menurut Yang Mulia?" tanya Ki Jogo sedikit tidak enak karena merasa Rajanya telah meremehkan kemampuannya dan juga para guru di Padepokan Naga tersebut meski mereka rata-rata masih berada di Ranah Alam Cakrawala."Bukannya aku tak percaya kepada kalian. Asal kalian tahu, pria ini hampir saja mengalahkanku dengan telak saat Turnamen Probo Lintang berlangsung." kata Gandi lagi-lagi membuat Ki Jogo Segoro terkejut setengah mati. Dia pun tak berani mengajukan pertanyaan lagi setelah tahu bahwa pria yang a
Begitu kaki Bara memasuki gapura tersebut, dia merasakan tekanan yang kuat dari arah depan. Pemuda itu tersenyum merasakan hembusan angin yang kuat dari arah bukit yang berada di atasnya tersebut."Kita berada di jalan yang benar," kata Bara sambil melangkah terus ke depan dengan perlahan."Kekuatan ini masih kecil untuk kita hadapi. Tapi mungkin cukup menghibur untukmu." kata Lian Xie yang melangkah di belakang Bara. Pemuda itu menyeringai kecil."Mungkin yang dimaksud sambutan oleh belut biru itu. Tak masalah jika dia ingin menghiburku, tapi dia seharusnya tahu dampak yang akan ditimbulkan jika ingin menghibur diriku," kata Bara sambil terus melangkahkan kakinya di atas tangga tak terlihat. Hembusan angin tersebut semakin kuat saat Bara dan yang lain semakin naik ke atas hingga membuat langkah pemuda itu semakin perlahan. "Ini baru setengah jalan, tapi hembusan itu sudah membuat langkah kakiku menjadi pelan...Sepertinya ini benar-benar bisa menghiburku..." ucap Bara sambil terseny
Gandi yang mendengar suara tersebut tertegun dibuatnya. "Tombak Banyu Biru...Itu adalah pusaka kuno dari Naga Air yang sudah lama menjadi cerita legenda. Sampai sekarang aku sendiri tidak tahu sama sekali bentuknya seperti apa." batin Gandi sambil menatap raut wajah Bara yang nampak terbelakak setelah membaca catatan kuno berasal dari neraka tersebut."Luar biasa...! Jadi, Yama memiliki beberapa benda Surgawi...Dan salah satunya ada di tanganku Hahaha! Aku penasaran bagaimana raut wajahnya setelah tahu bahwa benda itu ada di tanganku," ucap Bara sambil menyeringai."Tapi sebaiknya kau juga berhati-hati. Bukan tidak mungkin Dewa Yama akan mengirim pembunuh untuk memburumu setelah keberadaan Kotak ini diketahui olehnya. Selama ini benda itu tersembunyi sehingga luput dari pandangan matanya. Tapi, kau baru saja menggunakannya hingga membuat fenomena alam yang cukup menghebohkan. Dia pasti merasakan keberadaan harta miliknya yang telah lama hilang," kata Gandi memperingatkan.Bara tersen
Bara terkagum-kagum pada tubuhnya sendiri yang mengalami perubahan begitu banyak. Bahkan dia sangat pangling dengan tampangnya sendiri yang kini menjadi lebih tampan dan bersinar. Saat dia menatap wajahnya, ada perasaan yang tak asing seolah dia pernah melihat wajah tersebut namun entah dimana."Apakah ini dampak dari kekuatan sejati yang sangat murni hingga semua kotoran jiwa milikku terhapuskan? Kalau benar begitu, bukankah ini sangat luar biasa?" batin Bara lalu dia pun tersenyum saat mengingat bagaimana tiga wanita yang ada di luar kamar itu terpana melihat perubahan pada dirinya.Pemuda itu pun melangkah keluar dari dalam kamar sambil tersenyum senang. "Ternyata kalian terkejut karena perubahan pada diriku...? Tapi aku tetaplah Bara yang sama," kata Bara sambil mendekati tiga wanita cantik tersebut."Jujur saja aku memang terkejut dengan penampilan kakak yang berubah hingga membuatku hampir tak mengenalimu...Tapi kakak memang terlihat sangat tampan saat ini dan aura Dewa milik k
Cahaya emas itu terus menghantam perisai raksasa yang melindungi Kerajaan Naga Air. Semua Naga penghuni Kerajaan tersebut dibuat gempar tak terkecuali Gandi dan para tetua di Kuil Naga Air. Setelah upacara penobatan Sekar Asih selesai, pemuda itu pun terbang di susul Sekar yang juga sudah bisa terbang setelah dirinya menjadi makhluk ras Naga Air. Kekuatan gadis itu meningkat hingga ke Ranah Puncak Alam Mendalam dan tak lama lagi akan segera menerobos ke Ranah selanjutnya.Gandi dan Sekar berhenti di atas rumah tempat Bara tinggal. Mereka berdua menatap cahaya terang yang muncul dari dalam rumah tersebut dan melesat ke atas hingga ribuan tombak. Cahaya itu menekan perisai air yang diciptakan oleh para tetua Kuil sejak lama bahkan sebelum Gandi datang ke Kerajaan tersebut."Dia menerobos ke Ranah Alam Cakrawala...Bagaimana dia bisa menerobos secepat itu? Bahkan kita belum masuk ke Tanah Kutukan untuk mencari buruan..." batin Gandi sambil terus menatap kearah cahaya emas yang ada di depa
Dari dalam kotak itu keluar aura putih kebiruan yang juga diselingi warna lain seperti merah, hijau dan keunguan. Bara bisa mencium aroma yang menurutnya begitu enak dari dalam kotak kayu tersebut."Aroma harum ini...Kekuatan Sejati yang begitu murni...Aku benar-benar beruntung meskipun aku turun ke Ranah Alam Mendalam, dengan 100.000 kekuata sejati yang murni ini, aku bisa membentuk akar kekuatan di dalam tubuhku lebih baik dari sebelumnya. Dengan begitu, kemampuanku akan melebihi apa yang terbayangkan...Kehilangan Pedang Naga Iblis dan Tameng Naga tidak masalah bagiku. Karena keuntunganku lebih besar dari semua itu hahaha!" ucap Bara begitu senang mendapatkan sesuatu yang sebenarnya mustahil untuk dia dapatkan.Bara menghirup kekuatan sejati dari dalam kotak kayu tersebut masuk ke dalam mulutnya. Dia tak perlu menggunakan Rantai Ungu Pengikat Jiwa miliknya karena jiwa-jiwa di dalam kotak kayu telah dimurnikan sedemikian rupa sehingga dengan mudah bisa diserap tanpa ada perlawanan.B