Aku menghembuskan nafas mempersiapkan diriku sebelum masuk ke medan perang, Ni El yang tiba ke Ruang Rapat, terus berjalan melewatiku begitu saja sambil menatapku dengan alis terangkat bingung
"ada apa denganmu?" Tanyanya cepat.
Aku hanya melepaskan tawa canggung, membuatnya menggeleng kecil sambil memalingkan wajahnya mendorong pintu besar di hadapannya.
Eugene pun melewati punggungku cepat, menahan pintu di hadapannya lalu menoleh menatapku lurus
"masuklah..." sahutnya gagah memberikan jalan padaku.
Aku pun terpaksa melangkahkan kakiku dengan senyum yang ku paksakan masuk ke dalam Ruang Rapat 'selamat berperang!' Ucapku dalam hati.
000
Mata Ni El berputar kecil mengikuti tatapan tajam Eun Kyung yang ternyata mengarah padaku. Tatapan penuh dendam itu membuat senyum kecil Ni El mengembang, ia pun mengangkat tangannya menutupi bibirnya cepat sambil mengalihkan pandangannya dari Eun Kyung. Eugene yang melihat senyum kecil itu, menyenggo
Detik telfon yang terus berjalan tanpa terasa membuatku melewati malam yang panjang ini bersama Ni El."Apa pekerjaanmu sudah selesai?"Aku menggeleng kecil "sedikit lagi," timpalku terus menggerakkan jariku semakin cepat dari sebelumnya. Ni El menarik ponselnya melihat jam yang sudah menunjukkan pukul Satu dini hari, ia kembali menempelkan ponselnya ke telinga"hey, ini sudah jam Satu!" Timpalnya panik.Aku pun melirik jam di layar laptopku cepat lalu menyunggingkan senyum kecil "lalu kenapa? Apa anda tidak pernah tidur lebih dari jam SebelasDaepyonim(CEO)?" Tanyaku menghina.Ni El terdengar menghembuskan nafas kecil tidak terima dengan kata - kataku barusan "tentu saja pernah!" Timpalnya cepat.Aku hanya mengangguk kecil "ya, ya..." gumamku mematahkan kepercayaan diri Ni El.Aku menghembuskan nafas besar lalu menyimpal dokumen yang ku kerjakan "SELESAI!!" Sorakku lega. Ni El pun melebarkan matanya"Akhirn
"Tidak... aku tidak memanggilmu hey!!!" Tepisku berbohong.Pembicaraan kami kini berubah menjadi perdebatan penuh emosi. Semuanya berawal ketika Ni El teringat akan caraku mengakhiri panggilan kemarin. Aku mengutuk diriku kesal karena terlalu terbawa suasana kemarin, aku yang merasa Ni El menelfonku sebagai teman benar - benar kelewat batas.Mata Ni El menyipit dan senyum miring tersungging di ujung bibirnya menangkap kebohonganku, ia mengangguk kecil "benarkah?" Tanyanya mencobai.Aku pun menggangguk kuat "benar, aku berani bersumpah!" Timpalku yakin.Mulut Ni El terbuka hampa mendengar rasa percaya diriku yang besar itu, ia pun mengangguk kuat "baiklah, jika kau berbohong kau akan sakit perut besok!" Kutuknya tanpa berpikir panjang.Mataku langsung melebar kaget mendengar kutukan itu, aku pun membuka mulutku cepat"TIDAK!" Teriakku begitu saja.Ni El menajuhkan ponselnya dari telinga dengan wajah meringis kesakitan, ia mengusap pela
Ni El menurunkan ponselnya setelah aku mengakhiri panggilan singkat kami. Sorot matanya menajam teringat akan yang aku katakan"Eugene bersamanya sekarang," katanya pada udara hampa.Ni El kembali membuka kontak ponselnya cepat, lalu menempelkan ponselnya ke telinga cepat. Alisnya terangkat kecil mendengar suara Eun Kyung dari seberang telfon"apa kau mabuk?" Tanyanya cepat.Ni El pun langusng bangkit dari tempat tidurnya, bergegas meninggalkan Rumah dengan ponsel yang masih menempel di telinga.000Nafas besarnya terhembus melihat Eun Kyung yang tergeletak tak sadarkan diri di atas mejaBar.Seorang pelayan menghampirinya lalu membungkuk sopan menyerahkan ponsel merah muda milik Eun Kyung pada Ni El sopan. Pria itu menerima ponsel Eun Kyung lalu menopang tubuhnya cepat masuk ke dalam mobilnya.Eun Kyung yang perlahan membuka matanya, tersadar bahwa ia sudah berada di perjalanan pulang. Ni El pun membuka mulutnya me
Waktu yang berlalu cepat tanpa terasa membawaku pada detik - detik terpenting karirku. Aku menatap lurus namaku yang tercantum dalam dafar sponsor yang bekerja sama dalam Seoul Fashion Week tahun ini. Rasa bangga akan diriku sendiri semakin memenuhi hatiku. Aku pun mengeluarkan ponselku mengambil gambar proposal di tanganku, lalu mengirimkan foto itu pada Ruang Obrolan keluargaku. Senyum kecilku tersungging melihat pesan yang Ayahku kirimkan "wahh... kau akan terkenal sembentar lagi, haruskah papa meminta tanda tanganmu untuk di jual?" Aku menggerakkan jariku cepat sambil menahan tawaku membalas pesan Ayahku cepat. Setelah melihat pesan itu terkirim, aku pun memasukkan ponselku kembali ke dalam saku jas Laboratoriumku kembali melanjutkan pekerjaanku. 000 Ni El mengetuk kecil pintu Laboratorium, membuatku menoleh cepat ke arah pintu. Senyumku mengembang lebar, melihat Ni El yang bersandar dengan tangan terlipat di depan dada. Ni El pun menyunggingkan senyumnya sambil menaikkan sebel
Euegene menekan bell di hadapannya pelan, lalu memasukkan tangannya kembali ke dalam saku celana menunggu diam. Tak lama pintu di hadapannya terbuka kecil menunjukkan Ni El dengan kaus putih dan celana panjang biru yang tampak longgar. Kening Ni El berkerut kecil melihat kedatangan Eugene yang tiba - tiba itu, ia menyampirkan handuk merahnya di bahu kirinya cepat"kenapa tiba - tiba kau kemari?" Tanyanya santai.Eugene pun memiringkan kepalanya dengan alis terangkat sebelah "apa boleh aku masuk?" Timpalnya balik bertanya.Ni El pun mendorong pintu Apartemennya lebar, lalu melepaskan gagang pintunya cepat berbalik berjalan santai masuk. Eugene pun mengulurkan tangannya cepat menahan pintu di hadapannya, melangkah masuk ke dalam Apartemen Ni El santai seperti biasanya.Ni El melempar kecil handuk merahnya ke sofa Ruang Tengah, lalu berbelok menuju dapur di samping Ruang Tengah. Ia membuka lemari pendingin di ujung dapur, menoleh kecil menatap Eugene lurus "
Aku menoleh kecil mendengar suara ketukan dari pintu depan Rumahku. Aku pun segera bangkit darisofaruang tengahku, membuka pintu Rumahku cepat. Mataku melebar melihat Eugene yang berdiri tegap di depan Rumahku, dengan nafas terdengah pelan. Aku membuka lebar pintu Rumahku cepat"Sunbae (Senior), ada apa malam - malam begi-?" Tanyanyaku terhenti.Eugene tiba - tiba menarikku cepat masuk ke dalam pelukan eratnya, membuat nafasku tercekat dan dadaku terasa sesak. Aku menepuk cepat punggungnya sambil mengerang kesakitan"Sunbae (Senior)! Sunbae (Senior)!" Panggilku pelan.Eugene yang tersadar, langsung melepaskan pelukannya cepat, menatapku yang terbatuk keras lurus dengan air muka cemas. Ia menepuk kecil punggungku"maaf, maaf, kau tidak apa?" Tanyanya cemas.Aku pun melambaikan tanganku lemas sambil terbatuk cepat, berusaha mengatur nafasku lega. Aku menggeleng kecil "tidak apa..." timpalku pelan
Aku berdiri menunggu pintuliftdi hadapanku yang akan terbuka dalam beberapa detik. Kakiku yang melangkah kecil, terhenti begitu saja melihat Eugene dan Ni El yang berdiri berjajar di dalam lift. Mataku berputar menatap keduanya bergantian, membuat kakiku mengambil langkah mundur begitu saja. Pintuliftperlahan tertutup dengan sendirinya, memutus pandanganku dari keduanya begitu saja.000Eugene mengulurkan tangannya pelan, namun gerakannya terhenti melihat pintu besi yang telah tertutup rapat. Ia pun menurunkan tangannya perlahan sambil menghembuskan nafas kecil dari mulutnya.Ni El melirik kecil ke arah Eugene, menatap wajah lirih pria itu yang membuatnya menyadari sesuatu terjadi di antara kami. Ia mengalihkan pandangannya cepat dengan nafas kecil terhembus pelan, mengabaikan situasi untuk saat ini.Ni El melangkahkan kakinya cepat keluar darilift,begitu melihat pintu besi di hadapan
Eun Kyung terdiam di ruang kerjanya dengan tangan terlipat di atas meja, hayut dalam pikirannya. Kepalanya memainkan berbagai kejadian yang di lihatnya selama ia bekerja di De Roz, dan mulai mengakaitkan kejadian - kejadian itu satu per satu. Eun Kyung menghembuskan nafas kecil sambil menggigit bibir bawahnya ragu, ia pun meraih ponselnya cepat lalu mengetuk kontak seseorang untuk menghubunginya"hmm, ini aku!" Sapanya cepat.Senyum kecilnya tesungging ringan, Eun Kyung pun menyandarkan tubuhnya satai sambil memindah ponselnya ke telinga sebelah kanannya. Ia menggeleng singkat"tidak, aku butuh bantuanmu sekarang."Mendengar jawaban dari sosok yang di hubunginya, Eun Kyung segera bangkit dari kursinya meraih tas dan jaketnya yang tergantung tak jauh di belakangnya.000Sosok wanita dengan rambut pendek yang tampan bergelombang melangkahkan kaki rampingnya masuk ke Ruang VIP, alisnya terangkat kecil melihat Eun Kyung yang duduk sambil menyesa