Share

BAB 143 Tak Suka

"Oma?"

Aku dan Mas Yoga sungguh begitu heran. Jauh-jauh Oma di Minang, tapi dia sudah ada di sini saja.

Bibi juga langsung disuruh bawa koper di bagasi mobil. Aku pun mendekat ke arah mereka dengan sumringah.

"Maya, Yoga?" Mama melirik kami bergantian. Mas Yoga ada di belakangku karena dia terakhir sampai.

Mama yang menyapa, Oma belum.

"Assalamualaikum, Ma, Oma."

Aku mengecup punggung tangan mereka bergantian.

"Oma kapan datang? Kok tak bilang-bilang? Aku bisa jemput lho!" Mas Yoga kegirangan. Tapi bukan jingkrak-jingkrak seperti anak TK.

Ibu dari ayah mertuaku masih segar meskipun usianya sudah kepala delapan. Kulit yang sudah mengeriput namun pancaran auranya masih terlihat. Dia masih berdiri tegak tanpa bantuan tongkat. Hanya saja, netranya sudah dibantu kacamata minus untuk melihat.

"Cucu Oma, Yoga." Ia langsung memeluk Mas Yoga. Mereka berdua saling pelu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status