"Lepas Kak! Aku mau turun!" Anna merengek meminta turun dari pangkuan sang kakak. Matanya sedikit berkaca dengan dada berdegup kencang seolah berada di balapan motor Mandalika.
Sedangkan lelaki yang bernama Keymal tersebut enggan untuk melepaskan adiknya dari pangkuan dia. Tangan lelaki dua puluh tujuh tahun tersebut melingkar erat pada perut rata Anna.
Gairahnya semakin menjadi ketika Anna terus mengeluarkan suara-suara aneh dengan sentuhannya. Anna ketakutan bukan main bila berdekatan sebegitu intimnya dengan sang kakak. Ia khawatir papa dan mamanya memergoki mereka berdua."Kak aku mohon lepaskan!" Lagi-lagi Anna merengek sambil berontak. Namun, gerakan gadis tersebut malah membuat Keymal semakin tidak karuan dibuatnya.Lelaki bertubuh jangkun itu dengan kasar menyentak tubuh Anna dalam gendongannya hingga mau tidak mau Anna melingkarkan kedua tangannya di leher Keymal. Kemudian membawa gadis tersebut menuju ranjang king size empuk miliknya. Lalu melempar tubuh sang adik di atas kasur tersebut.
Dengan gerakan cepat kini tubuh Anna telah tertindih oleh Keymal. Merasa tidak ada balasan dari sang gadis, Keymal mengigitnya sedikit hingga membuat Anna berteriak sakit. Dengan rakus lelaki tersebut terus menjelajahi setiap sudut mulut Anna dengan tangan yang tidak mau tinggal diam juga berlanglangbuana.
Anna melenguh dengan sentuhan itu. Dia juga tidak mau kalah dengan sekuat tenaga melawan, akan tetapi semuanya hanya sia-sia belaka saja. Harapan untuk melepaskan diri semakin tiada ketika Keymal yang entah sejak kapan sudah menanggalkan baju Anna.
Anna mencium bau alkohol dari mulut Keymal ketika lelaki itu kembali mendekatkan wajahnya pada wajah sang adik. Sedangkan lelaki itu semakin tidak karuan ketika tubuhnya bertabrakan dengan kulit halus Anna.
Gadis itu menangis emosi menyadari tubuhnya dan tubuh sang kakak kini sama-sama polos.
"Kamu akan menjadi milikku!"
Suara serak keymal tersebut semakin membuat Anna sesenggukan dengan perlawanan sia-sia. Percuma dia melawan karena sekarang pertahanannya telah tiada. Keymal benar-benar merebut kesucian Anna yang berstatus sebagai adik tirinya.
"Argghh!" Anna berteriak kesakitan kala lelaki itu merebut segalanya dari Anna. Hilang sudah harapan Anna untuk menjaga kegadisannya. Rasa sakit semakin terasa dalam kala menyadari siapa yang telah merenggut segala harapan hidupnya.
Anna menyesali sikap baiknya terhadap Keymal, yang mendapat balasan tidak pantas dari lelaki tersebut. Dia melihat dengan sangat jelas bagaimana kakak tirinya itu menikmati tubuhnya.
Pikiran Anna berkecamuk, ia ingat betul bahwa Keymal sangat cuek terhadapnya, bahkan dia tahu jika Keymal amat membeci kehadiran dirinya di rumah ini. Namun, malam ini dengan tega dia merenggut segalanya dari Anna. Kesadaran Anna sedikit demi sedikit mulai sirna, badan dan hati yang remuk menyebabkan dia hilang kesadaran.
Lantas, mengapa Keymal melakukan ini semua? Mengapa dia melakukan hal ke ji tersebut pada Anna yang jelas-jelas adalah adik tiri yang tidak pernah ia harapkan kehadirannya?!
Anna terbangun dan mendapati semuanya telah hilang, ia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang terasa dingin namun rasa sakit di bagian intinya membuat dia kembali meneteskan air mata. Pipi mulusnya basah, gadis itu meratapi nasibnya yang begitu malang dan sangat menyesal karena telah hadir di rumah yang berlatar neraka tersebut.
Anna ingin bangkit, dan berniat membersihkan tubuh kotornya yang meskipun ia mandi seribu kalipun semua yang telah hilang tidak akan kembali lagi. Dengan selimut tebal tersebut Anna menutupi tubuh mungilnya dan membiarkan Keymal kedinginan. Anna merasa Keymal pantas mendapatkan pembalasan buruk atas perbuatan lelaki itu terhadapnya.
"Arghh," Anna meringis kesakitan ketika kakinya menyentuh lantai dan hendak bangun. Dia melempar kembali bokongnya dengan kasar, sambil memegangi perut bagian bawah Anna kembali menangis. Tangannya bergetar hebat menghimpit selimut yang dia kenakan.
"Kenapa sakit banget," rengeknya lemas. Wajah Anna memerah menahan rasa sakit di bagian bawahnya yang terasa perih dan sangat menyakitkan ....
Dengan sekuat tenaga gadis berambut sebahu itu terus berusaha bangkit, berjalan tertatih memungut satu persatu pakaiannya yang berserakan di lantai. Kemudian menuju kamar mandi yang terletak tidak jauh dari ranjang tempat berdosa mereka. Namun, saat Anna telah sampai di depan pintu dia merenggut lemas menyadari jika itu bukanlah kamar mandi miliknya.
"Sial! Ini bukan kamarku," rutuk Anna geram, dia berbalik hendak pergi meninggalkan tempat jaha nam tersebut namun saat membalikkan badannya dia menatap ke arah ranjang dimana Keymal tengah terbaring telungkup. Gadis itu menatap nanar, ingatan tadi malam kembali menari memenuhi seisi kepalanya membuat mata gadis itu kembali basah kemudian mengalir buliran bening di pipinya.
"Sekarang aku harus apa? Tidak akan ada yang menerimaku setelah ini, dan semua kehancuran akan dimulai dari sekarang, hikss," batin Anna mengeluh, penderitaan hidupnya akan segera dimulai dan bagaimana jika ibunya mengetahui hal tersebut? Membayangkan bagaimana kecewanya sang ibu membuat Anna ingin ma ti saja, dia takut mengecewakan ibunya yang selama ini rela pontang panting demi menghidupinya.
Setelah sampai di kamarnya sendiri Anna dengan cepat memasuki kamar mandi kemudian membersihkan badannya, ia menggosok tubuhnya dengan kuat hingga menimbulkan kemerahan. Kulit putihnya memerah akibat dari perbuatannya akan tetapi hal tersebut tidak akan mampu menghilangkan ingatannya tentang perbuatan Keymal tadi malam kepadanya. Bahkan jika kulitnya mengelupas pun tidak akan mengembalikan apa yang telah terenggut.
"Argghhh! Tidakkk! Aku benci hidupku!" Tangis Anna kembali pecah, air mata yang awalnya telah mengering kini kembali membasahi pipi mulusnya. Dengan suara serak Anna terus merutuki dirinya dan sumpah serapah ia lontarkan untuk Keymal yang tanpa rasa berdosa menodai hidupnya. Dia berharap lelaki itu segera enyah dari dunia ini untuk selamanya ....
Setelah mandi Anna meringkuk lemah dengan mata sembab, rasa kantuk kembali menyerang mengingat betapa kejamnya dunia ini. Lemah letih dan tidak ada semangat hidup kini tercampur menjadi satu dalam tubuh Anna, mungkinkah dia akan memberi tahukan hal tersebut pada sang ibu? Ataukah malah menyimpannya seorang diri hingga waktu yang menentukan?!
Pagi harinya Keymal terbangun dengan setengah sadar, dan betapa kagetnya dia setelah melihat tubuhnya. Benar, Anna memang meninggalkan Keymal tanpa sehelai benangpun dan hal itu pantas di dapatkan olehnya. Bahkan perbuatan Anna tersebut belum sebanding dengan apa yang dibuat olehnya tadi malam terhadap Anna.
"Kenapa aku bisa begini?" gumamnya heran.
Lelaki itu bangkit lalu menuju kamar mandi hendak membersihkan badannya yang terasa lengket. Di dalam sana kesadaran Keymal sedikit demi sedikit mulai muncul, dan perlahan mengingat akan kejadian tadi malam bersama dengan Anna. Dia ingat betul jika dirinya dengan kasar memaksa gadis tersebut untuk melayaninya dan dia sedikit merasa aneh setelah melakukan hal tersebut.
Dia menyunggingkan bibirnya merasa bangga atas perbuatan tadi malam terhadap Anna, akan tetapi dalam waktu sekejap wajah sumringah tersebut hilang dan berganti takut. Dia khawatir Anna akan hamil, dan bagaimana jika gadis itu memberi tahukan semuanya pada Johan? Ayah kandung Keymal. Ia tahu betul jika ayahnya itu tidak akan tinggal diam apabila Anna menderita olehnya.
Beberapa menit kemudian Keymal telah siap untuk berangkat kerja, dia keluar dari kamarnya menuju meja makan namun saat sampai di sana dia tidak mendapati apa-apa, itu berarti kedua orang tuanya belum pulang sedari tadi malam. Keymal merasa sedikit lega menyadari mereka belum kembali, itu artinya masih belum ada yang mengetahui perbuatannya pada Anna.
Cklekk
Mendengar suara pintu terbuka Keymal menoleh ke arah sumber suara, dia melihat Anna keluar dari kamarnya dengan wajah pucat dan dengan cara jalannya yang tidak normal. Jujur Keymal ada sedikit rasa bersalah apalagi melihat Anna kesakitan seperti itu.
Anna berjalan tertatih menahan rasa sakit, gadis dua puluh satu tahun tersebut terus berjalan tanpa menghiraukan keberadaan Keymal di meja makan. Niat hati ingin mengisi perut, tetapi setelah melihat lelaki itu membuat Anna mengurungkan niatnya. Kembali menuju kamar dan membanting pintu dengan keras berharap kekesalannya tertuntaskan dengan melakukan hal itu ....
Melihat Anna yang seperti itu membuat hati Keymal mencelus, rasa kasihan dan menyesal membuatnya sadar jika apa yang ia perbuat adalah salah, bahkan dirinya tidak meminta maaf pada Anna karena telah menyakiti sang gadis. Namun, sedetik kemudian pikirannya berubah lagi, dia merasa jika Anna pantas mendapatkan pelajaran itu karena telah berani masuk dan mengusik kehidupannya.Pikiran dan hatinya sering berubah-ubah membuat dirinya dirundung kebingungan. Otaknya berkata cukup namun hatinya menuntut kurang.
Sedangkan di dalam kamar Anna kembali menangis, rasa lelah dihati dan badannya membuat ia ingin mati, Anna menangis tanpa suara dia sambil memukul-mukul dadanya dengan kuat. Ia ingin mengakhiri hidupnya dengan cepat dan dengan cara apapun.
Menarik-narik rambut sendiri kemudian menggosok-gosok badannya dengan kuat berharap dengan terkelupas kulit tersebut dapat menghilangkan masalahnya. Tanpa perempuan itu kulitnya semakin merah akibat cakaran dari kuku panjangnya. Namun, Anna segera tersadar ketika wajah ibunya muncul dalam benak. Dia tidak boleh menyerah, masih ada ibunya untuk ia lindungi dan bahagia ....
"Aku tidak boleh menyerah, aku harus bangkit dan melupakan ini semua biar pun tidak akan ada lekaki yang mau wanita kotor dan hina sepertiku," tukas Anna menyemangati dirinya sendiri.
Ia bertekat akan melupakan semuanya meskipun hal itu sangat sulit, dan bahkan tidak mungkin. Semakin ia berusaha melupakan maka semakin melekat pula hal tersebut di kepala Anna. Karena sebaik-baiknya cara melupakan adalah mengingat.
***Satu Minggu Kemudian
"Aishhhh, ini bukan otakku yang kurang pintar, tapi tugasnya aja yang super ribet dan menyusahkan," keluh Anna kesal karena tugasnya tak kunjung selesai. Kini ia harus menumbalkan satu episode drama Korea demi menyelesaikan tugasnya tersebut.Malam yang sungguh menyebalkan bukan, memiliki otak manja dan harus super berusaha agar bisa menyelesaikan tugas-tugas itu, membuat gadis berambut sebahu tersebut harus rela mengorbankan sesuatu di setiap malamnya.
Cklekk
Anna menoleh mendengar pintu kamarnya terbuka, buset ia pake acara lupa segala mengunci pintu dan sekarang terlambat sudah karena Keymal si usil itu sudah masuk ke sana. "Ada apa? Kenapa tidak mengetok pintu dulu sebelum masuk? Ada perlu apa ke sini?" cecar Anna tanpa ekspresi akan tetapi menuntut banyak jawaban dari lelaki tersebut, yang saat ini tengah berjalan ke arah sang adik tirinya. Bukannya menjawab Keymal malah menyeringai devil seakan ingin menerkam gadisnya malam itu juga. Dengan langkah sedikit aneh dan terlihat sempoyongan membuat Anna mati kutu tanpa bisa bergerak sedikitpun dari tempatnya. Bukan tanpa sebab, pasalnya ia sudah mengetahui jika saat ini Keymal sedang mabuk dan mungkin akan melakukan hal-hal aneh pada Anna. Ditambah orang tua mereka sedang tidak di rumah. Untuk mengetahui lebih jelas lelaki tersebut beneran mabuk ataukah tidak, gadis itu berdiri setelah Keymal berada tepat di depannya. "Kakak mabuk?" Gadis cantik tersebut memiringkan kepalanya dengan sedikit mendongak agar lebih jelas melihat wajah sang kakak tirinya. Bisa saja kan jika Keymal hanya berpura-pura sahaja. "Hmmm, aku tidak mabuk ... aku hanya minum sedikit tadi," balasnya sambil menangkup wajah cantik Anna. "Lepas! Kakak pikir bisa mengelabuiku dengan cara seperti ini?" tegas Anna dengan rahang mulai mengeras seperti sifatnya. "Arghh ...!" Keymal meringis kesakitan akibat pukulan dari sang adik, tepat pada bagian perutnya .... Anna berlari ke arah pintu. Namun, keberuntungan sedang tidak berpihak kepadanya ... percuma saja ia memutar seribu kali putaran handle pintu tersebut, karena kuncinya masih berada pada Keymal.Ya, benar, sebelumnya lelaki tersebut memang telah mengunci pintu kamar Anna kemudian memasukkannya ke dalam saku kemeja yang ia kenakan.
Sepertinya pukulan Anna tidak berhasil membuat Keymal jera. Kini lelaki itu malah menghampirinya kembali dengan wajah yang amat sangat menyeramkan. Bahkan wajah tampan lelaki itu seakan berubah drastis.
"Kenapa kau menghindariku, Na? Hmmm?" geram Keymal dengan langkah pasti. "Apa aku semenakutkan itu?""A-aku tidak takut, aku hanya tidak suka jika berdekatan dengan, Kakak," pungkas Anna.
"Tapi aku suka berdekatan denganmu," balas Keymal sambil membelai lembut pipi Anna.Kini jarak mereka sangat dekat hingga hembusan napas Keymal menyapu wajah mulus Anna. Tidak sampai di sana, lelaki yang berstatus sebagai kakak tiri Anna tersebut mulai berbuat lebih.
Keymal mengendus bagian leher sang adik lalu menghirup aroma tubuh gadis itu yang membuatnya begitu candu.
Sedangkan Anna hanya bisa memejamkan matanya takut. Sungguh, kali ini perbuatan Keymal sudah diluar kendali dan membuat bulu kuduk Anna benar-benar merinding.
Percuma ia berteriak, niatan tersebut tidak akan berhasil. Mengingat rumah yang ia tinggali sekarang begitu besar serta jauh dari para tetangga membuatnya harus berpikir dua kali. Lebih baik ia mencari cara lain agar terlepas dari kakak tiri omes seperti Keymal.
"Akh," desis Anna ketika menyadari bibir Keymal benar-benar menyentuh leher Anna. Tidak, lebih tepatnya sebuah kecupan bukan hanya sekedar menyentuh saja. Rasanya sedikit aneh, Anna merasakan sesuatu yang lain dari pergerakan kakak tirinya itu."Aaaaaa, tol ... hhmmmpppp." teriak Anna histeris berharap Keymal melepaskannya malam ini. Sungguh, gadis yang memiliki gigi gingsul tersebut benar-benar dibuat takut setakut takutnya oleh Keymal.
Bahkan, belum sempat ia berteriak kini bibir Keymal telah menempel pada bibir Anna. Bahkan sedikit melum*tnya hingga membuat mata gadis itu melebar kaget.
Jantung Anna berdetak kencang seperti balapan motor di Mandalika.
"Jangan berontak!" ultimatum Keymal ketika Anna berusaha mendorong tubuhnya.
"Aku mohon, Kak," rengek Anna dengan suara yang sudah serak. Gadis cantik itu menangis sesenggukan hingga air matanya mengalir dan membasahi bibir Keymal yang saat itu masih memangut khitmat bibir sang lawan.
Cup
Keymal mengakhiri kegiatannya dengan perasaan belum puas. Pertama kali baginya merasakan bibir secandu milik Anna yang tak lain adalah adik tirinya. Dari sekian wanita yang pernah ia coba hanya Anna yang mampu membangkitkan gair*hnya.
"Aku tidak akan berbuat lebih, Sayang ...," manuver Keymal. Melihat Anna yang masih sesenggukan membuatnya tambah frustasi antara melanjutkan keinginannya ataukah tidak. "Aku benci, Kakak," cetusnya mendorong tubuh Keymal sekuat tenaga."Seharusnya aku tidak masuk ke rumah ini, aku menyesali pernikahan mama dan papa. Aku menyesal telah merestui hubungan mereka," cecar Anna sambil berlari menuju ranjangnya kemudian menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Berharap Keymal enyah dari sana.
Keymal sedikit termenung, berpikir apakah perbuatannya sedikit keterlaluan pada sang adik? Haissshh, ia tidak dapat berpikir jernih dengan kepala pusing serta suatu rasa aneh yang sedang menuntut sesuatu malam itu."Cup, cup, cup ... tidak ada yang perlu disesali." bisiknya kemudian.
Anna tidak habis pikir pada Keymal yang malam itu ngotot ingin tidur dengannya. Apakah pantas saudara tírí antara laki-laki dan perempuan tidur di ranjang yang sama?"Jangan pegang-pegang, Kak!" ingat gadis itu terhadap Keymal yang sedari tadi tangannya terus menggerayangi tubuh Anna. Mulai dari punggung lalu berhenti kala sampai pada bagian perut Anna."Baiklah, tanganku tidak akan kemana-mana lagi. la sudah nyaman berada di sana," ucapnya sambil mengeratkan pelukannya pada perut sang adik.Oh tidak, sungguh keadaan yang sulit dimengerti. Sebenarnya Anna ingin berontak, akan tatapi jika diperbolehkan jujur, pelukan keymal sangal nyaman. Gadis itu membiarkan sang kakak terus memeluknya hingga tertidur pulas.Harus apa dia jika sudah begitu? Hanya bisa pasrah dan tidur dengan nyenyak kemudian bangun di pagi hari berharap lelaki itu tidak berbuat macam-maсам terhadapnya.Sedangkan Keymal, apakah ia sendiri sudah tidur? Jawabannya adalah tidak. Lelaki yang memiliki paras tampan tersebut
"Pulang sama aku aja!" Seorang lelaki tiba-tiba menarik tangan Anna dengan kasar."Aku tidak mau," tolak Anna menolak ajakan Bagas yang tak lain adalah teman seangkatannya. Bagas memang telah menyukai Anna sangat lama. Namun, gadis itu selalu menolaknya mentah-mentah."Yakin tidak mau?" Bagas tersenyum menyeringai. "Hmm." Anna menjawab enteng.Bagas tiba-tiba merengkuh pinggang Anna, lalu menarik tubuhgadis itu ke dalam pelukannya. la kemudian mengunci tubuh Anna dengan kedua tangannya.Parkiran yang sangat sepi memudahkan lelaki tersebut mengancam Anna untuk pulang bersamanya seperti biasa. Namun, Kebanyakan Anna selalu menolaknya. Sudah menjadi kebiasaan bagi lelaki tersebut mengajak Anna pulang bersama."Kamu mau ngapain?" kaget Anna dengan mata membelalak."Aku hanya ingin pulang bersama," jawab bagas jujur tanpa melepaskan kungkungannya."Aku tidak mau, lepasin! "perintah Anna sambil berusaha melepaskan diri dari kungkungan lelaki tersebut.Kali ini Bagas tidak akan menyerah u
Buset bener dah jika seperti ini. Bagaimana tidak? Kasih sang ibu dari Anna benar-benar menceritakan prihal keinginan sang putri kepada Johan, suaminya.Mendengar curahan istrinya yang terasa sangat berat bila berjauhan dengan Anna, Johan pun tidak bisa membendung air matanya juga. la ikut terhanyut dan mulai menangis. Bayangkan, jika Johan tidak ikutan mewek dalam suasana tersebut, bisa-bisa ía terkena ulti dari sang istri. Namun, dalam hati terdalamnya ía juga merasa berat jika harus berjauhan dengan putri tirinya tersebut. Dirinya sudah menganggap Anna layaknya anak kandung sendiri."Aku ingin, Ayah membujuk Anna agar mengurungkan niatnya itu. Ibu sangat berat jika ia tinggal sendirian, dan aku sangat kenal anakku. dia seorang penakut. Tidak mungkin akan berani tinggal seorang diri di sana," ucap Kasih sambil terisak. Ia berharap Johan bisa membantunya.Johan memeluk tubuh kasih dengan lembut. Dia berada di dua pilihan, antara memenuhi permintaan istrinya ataukah malah sebalik nya.
Lelaki itu mulai mendekati Anna dengan wajah yang berubah seratus delapan puluh derajat, ekspresi wajah Keymal tidak sama lagi seperti semula. Yang awalnya dingin dan penuh ketenangan kini tidak lagi terpancar, yang Anna lihat hanya tatapan tajam dan sedikit aneh. Kaki gadis itu gemetaran dan hati yang mulai bergemuruh tidak tenang. Bayangan waktu itu masih terekam jelas dibenaknya, dan sekarang Anna takut Keymal melakukan hal yang sama. "Kamu tidak akan bisa menolaknya, Gadis manis!" bisik Keymal tepat setelah jarak mereka benar-benar dekat. Mata Anna membulat, pikirannya berkecamuk ketika sang kakak mengelus pa hanya yang tertutup celana jins dengan sangat intim. Kemudian meremasnya kuat seolah ingin melampiaskan suatu kemarahan yang membuat Anna benar-benar ketakutan. Mana? Kemana keberanian Anna ketika ia melawan Bagas waktu itu? Kenapa sekarang nyalinya ciut bila bersama Keymal? Dia menjadi gadis penakut jika berhadapan dengan kakak tirinya itu meskipun dalam hati ingin sekali
Anna mengemasi barang-barangnya satu persatu ke dalam koper. Semua peralatan sudah lengkap. Dia tidak terlalu banyak membawa baju karena mungkin setiap akhir pekan dirinya akan pulang dan membawa bajunya sedikit demi sedikit. Toh dia bukan ingin minggat selamanya. Masih ada banyak waktu untuk melengkapi kebutuhannya di sana, apartment yang akan Anna tempati. Tadi malam semua orang sudah sepakat memperbolehkan Anna untuk menempati apartmentnya. Johan yang tidak mengerti akan keadaan Kasih saat ini terus saja mendesak istrinya tersebut untuk menuruti kemauan anak gadisnya, dan tentu saja Anna yang menjadi dalang dari semua itu.Gadis tersebut terus saja memohon kepada Johan agar merayu ibunya. "Kamu boleh tinggal di sana asal ditemani oleh, Keymal." Anna mengingat kembali percakapan tadi malam antar dia, Johan dan ibunya. Kasih memaksa Anna untuk menerima tawarannya agar Keymal ikut tinggal bersama dia. Gadis itu terus menolaknya karena tujuan dia ingin pindah adalah untuk menghinda
"Aku ingin kamu mencari tahu keberadaan dia," Perempuan itu menyerahkan sebuah foto pada seorang lelaki di depannya. "Bukankah dia sudah lama menghilang?!" balas lelaki itu heran. Pasalnya dia amat sangat mengetahui masa lalu Kasih sama Brian. Ya, benar! Kasih lah wanita itu, dia meminta bantuan pada teman sekolahnya dahulu yang tak lain adalah Albert. Mereka bertiga bersahabat karib kala itu, sebelum Brian pergi meninggalkan Kasih yang setatusnya adalah istri dari Brian pada waktu itu. Albert pun sempat mendapat berita dari Kasih jika suaminya pergi, akan tetapi kepergiannya tiada sebab entah pergi menghilang atas keinginannya sendiri ataukah malah sebaliknya. "Dia kembali," lirih Kasih kemudian, matanya memancarkan ketakutan ketika mengingat isi pesan yang Brian kirim. Nomor tidak dikenal tersebut sudah pasti dari ayah kandung Anna yang berkeinginan untuk mengambil darah dagingnya kembali. Kemana dia selam
"Kira-kira dari siapa lagi kalau bukan dari Bagas?" celetuk Sera, teman kampusnya. Anna mendapat kiriman boneka dari Bagas yang laki-laki itu titipkan pada Sera, gadis tomboy yang sering menjadi tempat penitipan sesuatu dari Bagas untuk Anna."Yaudah ini untukmu saja, aku ikhlas kok." Anna menyerahkan boneka panda ters
TingTing
"Kakak jangan macem-macem, atau aku akan teriak!" sentaknya waspada. Otaknya mulai travelling bebas. Tempat dan cuaca sangat mendukung. Ditambah tidak ada orang di sekita mereka. Keymal bisa saja mengajaknya dan memaksanya untuk berbuat me sum di dalam mobil itu. Adegan yang sering terjadi di drama-drama korea.Sambil tersenyum puas, Keymal menyerahkan jaketnya pada Anna."Pake itu!" Perintahnya.Anna merasa aneh dengan sikap Keymal yang mendadak baik. "Aku tidak kedinginan kok, Kakak pakai aja sendiri." Anna mengembalikan jaket tersebut kepada sang empunya.wajahnya berubah merah bak kepiting rebus akibat merasa malu. Anna cukup merasa malu karena telah berburuk sangka dan salah paham terhadap kakak tirinya itu. Padahal dia membuka jaket karena takut Anna kedinginan, tapi gadis itu mengira yang tidak-tidak. "Ini bukan masalah dingin atau tidak," timpal Keymal. Ia menyerahkan kembali jaketnya pada Anna."Terus, ngapain Kakak minjemin jaket?" tanya Anna masih belum sadar."Masalahnya,
Setelah selesai dari perpustakaan dan sudah tidak ada kelas lagi. Anna langsung bergegas menuju parkiran. Ia ingin segera pulang ke apartemen untuk beristirahat. Dia sengaja memesan ojek online, pulang lebih dulu tanpa mengabari Sera.Hari ini melelahkan sekali. kepalanya terasa sangat penat."Kenapa cuacanya tiba-tiba mendung?" gumam Anna sambil mendongakkan kepalanya ke atas. Ia melihat warna awan yang berubah menjadi gelap. Tidak akan lama lagi hujan pasti turun.Karena akan turun hujan, Anna segera naik ke atas motor ajek online tersebut. Lalu pergi meninggalkan area kampus. Ia tidak mau pulang sambil hujan-hujanan. karena banyak tanggung jawab yang harus di selesaikan, Anna tidak boleh sakit. Sakit hanya akan menghambat tugas-tugasnya.
"Hih, tumben kamarnya berantakan," protes Anna ketika masuk ke kamar Keymal. Gadis itu berniat ingin membersihkan kamar Keymal, dan ternyata ada tugas lain yaitu beresin berkas-berkas yang berserakan di dalam sana. Entah apa yang dilakukan kakak tirinya itu hingga seberantakan seperti itu."Kayak beda orang," celotehnya mengingat bagaimana Keymal. Jika diingat kembali sudah sangat jelas jika tentang kebersihan Keymal yang menang daripada dirinya.Lelaki itu tipe orang yang bersih dan tidak suka berantakan, tapi sekarang kamarnya sudah seperti kapal pecah, berantakan.Dengan cekatan Anna mulai memunguti satu persatu kertas yang berserakan tersebut, kemudian menatanya agar terlihat rapi. Bahkan banyak bekas kertas sobekan di sana, dan entah itu untuk apa?&nbs
Jari-jari nakal Anna mulai berulah. Sudah tahu ia tangannya terluka, Keymal masih ngotot ingin minta pijat. Dalam hitungan detik lelaki ihu histeris lalu menyuruh Anna untuk berhenti.Anna langsung berhenti dengan perasaan bangga karena berhasil ngerjain Keymal."Dasar adik nakal! Disuruh mijit malah gelitik." Keymal protes. Dalam otaknya dia ingin membalas perbuatan Anna.Anna membulatkan matanya lebar-lerar ketika merasakan sebuah sentuhan pada area dadanya. la melihat salah satu tangan Keymal yang berbertengger di atas aset kembarnya.kapan dia berdiri dan mengejar Anna yang hendak kabur?Refleks. ia mendorong tubuh Keymal sekuat tenaga hingga membuat la
Kasih berjalan menuju parkiran setelah selesai belanja bulanan. Sebenarnya baru kemarin dia belanja bulanan dan ditemani oleh Johan, tapi sekarang ia ingin belanja kebutuhan Anna pula.Wanita perparas anggun itu baru ingat jika saat dia berkunjung ke apartement anaknya, di sana hanya menyediakan bahan pokok yang sangat sedikit. Maka dari itu Kasih berinisiatif untuk belanja kebutuhan apartement Anna.Saat Kasih ingin memasukkan semua belanjaannya ke dalam bagasi mobil, tiba-tiba seorang perempuan datang lalu membantunya."Ah, tidak apa, aku bisa sendiri kok," larang Kasih merasa tidak enak hati pada perempuan tersebut."Banyak sekali belanjaannya? Untuk keperluan anak Ibuk, ya?" tanya wanita
Tepat jam lima pagi Anna sudah terbangun dan mulai membereskan seluruh rumahnya. Dia bangun dengan badan yang kembali segar meskipun tidak terlalu nyaman tidur malam ini.Ia melihat ke arah kamar sebelah terbuka sedikit dan menampakkan Keymal yang tidur dengan bertelanjang dada."Ahg, aku lupa jika dia sekarang tinggal di sini," ocehnya sambil berbalik pergi ke dapur. Memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah yang tidak terlalu sulit bagi Anna. Gadis itu cukup mengulang kebiasaan dirinya ketika masih tinggal berdua dengan Kasih, sebelum ibunya menikah dengan Johan.Dengan cekatan tangan gadis itu melakukan semuanya, dari nyapu ngepel hingga memasak. Tadi malam sebelum tidur Kasih sempat meneleponnya dan mengatakan harus saling bantu dan berbagi pada Keymal.Mau tidak mau dan secara terpaksa gadis itu menurut saja. Hingga tiba waktunya Keymal tidak betah kemudian pergi dari sana.
Anna mengambil minuman di dalam kulkas untuk mengurangii dahaganya. Sedari tadi dia merasa kehausan dan sedikit kehilangan tenaganya untuk berbuat sesuatu yang lain.Tenaganya terkuras akibat menjelaskan ketidak datangannya ke kantin tadi siang. Sera mengataka bahwa Bagas dan dirinya sudah lama menunggu hingga berjam-jam di kantin tersebut. Namun, Anna tak kunjung datang hingga pertahanan mereka lelah untuk menunggu sesuatu yang tidak pasti.Mereka akhirnya menyerah kemudian pergi meninggalkan beberapa makanan yang telah habis terlahap akibat kelamaan menunggu.Berbagai alasan dan maaf sudah Anna pernyatakan namun gadis yang bernama Sera tersebut tidak kunjung menerima maaf dan kesalahan Anna.
Saking sibuknya Anna dengan tugas-tugas yang menumpuk hingga tanpa dia sadari jika ada yang sedang menyindirnya, bahkan secǝrǝ terang-terangan."Na! Sadar nggak sih kalau mereka itu sedang nyindir kamu." Sera menyenggol sikut Anna karena merasa geram.Gadis kutu buku di sebelahya itu benar-benar tidak peka dan keterlaluan. Sudah sangat jelas Maya, Caca dan Tiya sedang menyindirnya.Mereka bertiga satu geng ular cobra, dan sangat membenci Anna gǝrǝ -gara Bagas. Banyak anak-anak yang tahu jika salah satu dari mereka yaitu Maya adalah pecinta berat Bagas.Namun, Bagas dengan terang-terangan pula menolaknya tanpa alasan."Apa sih, Ser?" Gadis itu me
Anna meringkukan tubuhnya yang masih berselimut di atas sofa ruang tv. Gadis itu sedikit bersyukur karena ibunya datang di pagi buta untuk memastikan keadaan Anna. Sedangkan gadis itu sendiri masih setengah sadar ketika ibunya datang berkunjung."Lihat?! Ibu yakin kamu tidak akan konsisten bangun pagi seperti janjimu yang katanya ingin mandiri," dumel Kasih dengan tangan sibuk mengiris wortel.Sedari tadi Kasih terus saja bicara tidak seperti biasanya, seolah tengah mengejek Anna yang tidak bisa bangun pagi ketika ditinggal sendiri."Aku sengaja bangun telat karena hari ini aku ada kelas sore, jadi pagi sama siang libur, Bu," jelas Anna dengan mata terpejam. Dia mengatakan yang sejujurnya pada sang Ibu jika telatnya dia bangun yaitu atas dasar kesengajaan.&