"Aku tidak mau," tolak Anna menolak ajakan Bagas yang tak lain adalah teman seangkatannya. Bagas memang telah menyukai Anna sangat lama. Namun, gadis itu selalu menolaknya mentah-mentah.
"Yakin tidak mau?" Bagas tersenyum menyeringai.
"Hmm." Anna menjawab enteng.
Bagas tiba-tiba merengkuh pinggang Anna, lalu menarik tubuh
gadis itu ke dalam pelukannya. la kemudian mengunci tubuh Anna dengan kedua tangannya.Parkiran yang sangat sepi memudahkan lelaki tersebut mengancam Anna untuk pulang bersamanya seperti biasa. Namun, Kebanyakan Anna selalu menolaknya. Sudah menjadi kebiasaan bagi lelaki tersebut mengajak Anna pulang bersama.
"Kamu mau ngapain?" kaget Anna dengan mata membelalak.
"Aku hanya ingin pulang bersama," jawab bagas jujur tanpa melepaskan kungkungannya.
"Aku tidak mau, lepasin! "perintah Anna sambil berusaha melepaskan diri dari kungkungan lelaki tersebut.
Kali ini Bagas tidak akan menyerah untuk mengejar Anna. Sudah cukup sering dirinya ditolak, bahkan di depan anak yang lain pun lelaki itu sering kali mendapatkan penolakan dari sang gadis.
"Ikut aku sekali ini saja, Na. Hanya sekali ini, aku mohon," rengek Bagas. Bulu tengkuk Anna meremang. Ia bisa merasakan embusan napas Bagas yang menerpa pipinya. Gadis tersebut sangat geram dan merutuki nasibnya yang sangat buruk. Di rumah dia harus menghadapi Keymal, sedangkan di kampusnya nya juga harus menghadapi si Bagas tersebut.
"Dasar cowok pemaksa!" pekik Anna sambil menendang betis Bagas dengan sekuat tenaga. Jiwa bar-barnya langsung keluar ketika dirinya barada di dalam situasi berbahaya. Namun, anehnya ia begitu culun dan penakut bila berhadapan dengan Keymal.
"Awww!" ringis Bagas. Ia refleks memegangi betis kanannya yang terasa ngilu setelah ditendang secara brutal oleh Anna.
"Mampus! itu adalak balasan untuk cowok pemaksa kayak kamu! Enggak capek apa gangguin aku terus!?" maki Anna merasa puas setelah memberikan pelajaran kepada Bagas.
Enggan membuang-buang waktu, Anna memilih pergi meninggalkan lelaki tersebut. la berlari secepatnya meninggalkan Bagas yang masih mengaduh dan meringis kesakitan akibat tendangan supernya.
Bodohnya lagi, ngapain dia mondar-mandir di parkiran tadi? Padahal sudah sangat jelas jika pagi tadi Keymal lah yang mengantarnya ke kampus.
Parahnya lagi sekarang dia tidak memiliki tumpangan untuk pulang. Malangnya nasib Anna hari ini,
"Hah, kalau tau dewasa sebercanda ini mungkin aku memilih untuk tidak dewasa saja," pekiknya kasal. Kemudian berjalan untuk mencari angkutan umum untuk mengantarkan dia kembali ke rumah.
***
"Mau ngomong apa? Bicara yang jelas!" tanya Kasih dengan nada mendesak. Ia mendadak gregetan karena gaya bicara putrinya yang berbelit-belit.
Kasih adalah ibu Anna, perempuan tersebutlan yang telah pontang-panting merawat Anna seorang diri. Dari kecil hingga dewasa seperti sekarang.
Karena bingung serta takut harus memulai dari mana. Jujur Anna takut ibunya tidak akan memberi izin atas permintaanya yang ingin tinggal sendiri di tempat lain.
Anna menunjukkan sebuah gambar apartement yang terlihat sederhana, tetapi terkesan elegan. la memutuskan untuk menunjukkan gambar tersebut pada ibunya.
Kasih menautkan kedua alisnya. "Maksud kamu apa, Sayang?" tanya Kasih belum mengerti.
Anna menelan ludahnya susah payah. "Aku ingin tinggal di apartement ini, dan aku sudah membelinya dengan hasil tabunganku," ungkap Anna dengan
degup jantung yang tiba-tiba berpacu lebih cepat daripada biasanya.Meskipun awalnya mereka hanya hidup pas-pasan. Namun, Kasih selalu mencukupi setiap kebutuhan putrinya. Beserta Anna yang pintar menjaga keuangan hingga mampu menabung tanpa mengurangi kebutuhannya.
"Tinggal sendiri? Kamu bercanda?" decak Kasih tidak setuju dengan keinginan putrinya.
"Aku serius, Bu. Aku ingin hidup mandiri seperti lainnya yang apa-apa bisa sendiri," jelas Anna. Sebenarnya tujuan dia ingin tinggal sendiri agar jauh dari Keymal.
Dia harus bisa membujuk ibunya agar diperbolehkan menempati apartement yang telah ia beli tersebut. Tidak lucu bukan, jika ia membeli sesuatu mahal-mahal namun dianggurin begitu saja.
Kasih mengerutkan dahinya. Informasi tambahan yang baru saja diberikan oleh putrinya cukup membuat dia tercengang."Jadi sekarang kamu ingin menjauhi, Ibu?" telisiknya. Anna menggeleng pelan.
"Kenapa kamu tiba-tiba memutuskan untuk tinggal sendiri dan menjauhi, Ibu? Apakah Ibu telah melakukan kesalahan kepada kamu?" tanya Kasih. Ia ingin mengetahui lebih jelas alasan Anna ingin tinggal sendiri.
Jujur Kasih sangat tidak rela berjauhan dengan putri tunggalnya itu. Apalagi sekarang sedang marak-maraknya pergaulan bebas. Banyak kasus pelajar yang mendadak menikah di usia muda lantaran gaya berpacaran yang kelewat batas wajar.
"Aku hanya ingin mandiri, Bu," bantah Anna. Bukan itu yang dimaksud dia.
"Bohong!" sergah Kasih masih enggan untuk menyetujui permohonan Anna."kamu tidak pernah mengutarakan keinginan untuk tinggal sendiri? Bahkan kamu cenderung penakut apabila ditinggal sendirian di rumah. Lantas kenapa sekarang ingin tinggal sendiri?" bondong Kasih dengan nada suara yang mulai meninggi.
Anna meremas jari-jari tangannya yang mengeluarkan keringat dingin. Raut wajahnya terlihat gugup.
"Anna tidak bisa mengatakan yang sebenarnya pada, Ibu," batinnya.
"Aku ingin seperti, Ibu. Yang bisa sendiri dengan sagalanya. Aku ingin semandiri, Ibu, dan membuktikan pada dunia jika aku bisa," terang Anna akhirnya kepada sang ibu.
Kasih memijit kedua pelipisnya. Ia tampak bingung mendengar pengakuan dari putrinya tersebut.
"Untuk apa kamu melakukan hal itu?" selidik Kasih.
"Aku melakukan ini semua demi, Ibu. Sekarang hidup Ibu bukan hanya Anna saja, ada ayah yang harus Ibu kasihi seperti Anna dulu. Ini waktunya Ibu berbakti kepada ayah yang sudah banyak berperan untuk kita," terang Anna. Sorot matanya terlihat sendu.
Kasih menggelengkan kepalanya.
"Kamu segalanya bagi Ibu, dan Ibu merasa berat jika harus berjauhan denganmu."
"Kalau aku seperti ini terus entar aku dikira manja, seolah aku anak pemalas yang selalu bergantung pada, Ibu," tandas Anna.
"kamu itu anak Ibu. Aku bebas memanjakanmu kapan saja, dan tidak ada yang berhak mengomentari hidup kita," cecar Kasih berharap Anna mundur dari keinginannya.
Kasih menghela napasnya panjang. Walau bagaimanapun ucapan putrinya barusan ada benarnya juga. Bahwa Anna bukanlah anak kecil seperti dulu. Sekarang anaknya sudah tumbuh dewasa dan menjadi gadis cantik. Tidak masalah ketika anak gadisnya ingin hidup mandiri. Namun, salah jika harus berjauhan dengannya, dan hal itu adalah menurut kasih seorang."Aku akan membicarakannya dengan ayahmu," ucap Kasih kemudia. Sontak, pernyataan tersebut membuat Anna kegirangan bukan main.
"Siapa tahu dia memperbolehkan Keymal tinggal denganmu di sana," lanjut nya lagi. Seketika kegirangan Anna terhenti, dan berubah kaget dengan mata membulat serta wajah pucat pasi.
"Tapi, Bu." Belum sempat Anna memperotes, kasih lebih dulu meninggalkannya.
Anna memeluk tubuhnya sendiri seolah memberinya ketenangan dan berpikir keras agar menemukan cara lain. Namun, melihat sang ibu yang telah memasuki kamarnya yang mana di dalam sana ada ayah, Johan. Otomatis sang ibu akan membicarakannya secara langsung, malam ini detik ini pula.
"Arghhh. Semoga saja masih ada keberuntungan berpihak padaku," batinnya memelas.
'Aku tidak akan membiarkanmu jauh dari ibu,' batin Kasih kemudian masuk ke kamarnya.
Buset bener dah jika seperti ini. Bagaimana tidak? Kasih sang ibu dari Anna benar-benar menceritakan prihal keinginan sang putri kepada Johan, suaminya.Mendengar curahan istrinya yang terasa sangat berat bila berjauhan dengan Anna, Johan pun tidak bisa membendung air matanya juga. la ikut terhanyut dan mulai menangis. Bayangkan, jika Johan tidak ikutan mewek dalam suasana tersebut, bisa-bisa ía terkena ulti dari sang istri. Namun, dalam hati terdalamnya ía juga merasa berat jika harus berjauhan dengan putri tirinya tersebut. Dirinya sudah menganggap Anna layaknya anak kandung sendiri."Aku ingin, Ayah membujuk Anna agar mengurungkan niatnya itu. Ibu sangat berat jika ia tinggal sendirian, dan aku sangat kenal anakku. dia seorang penakut. Tidak mungkin akan berani tinggal seorang diri di sana," ucap Kasih sambil terisak. Ia berharap Johan bisa membantunya.Johan memeluk tubuh kasih dengan lembut. Dia berada di dua pilihan, antara memenuhi permintaan istrinya ataukah malah sebalik nya.
Lelaki itu mulai mendekati Anna dengan wajah yang berubah seratus delapan puluh derajat, ekspresi wajah Keymal tidak sama lagi seperti semula. Yang awalnya dingin dan penuh ketenangan kini tidak lagi terpancar, yang Anna lihat hanya tatapan tajam dan sedikit aneh. Kaki gadis itu gemetaran dan hati yang mulai bergemuruh tidak tenang. Bayangan waktu itu masih terekam jelas dibenaknya, dan sekarang Anna takut Keymal melakukan hal yang sama. "Kamu tidak akan bisa menolaknya, Gadis manis!" bisik Keymal tepat setelah jarak mereka benar-benar dekat. Mata Anna membulat, pikirannya berkecamuk ketika sang kakak mengelus pa hanya yang tertutup celana jins dengan sangat intim. Kemudian meremasnya kuat seolah ingin melampiaskan suatu kemarahan yang membuat Anna benar-benar ketakutan. Mana? Kemana keberanian Anna ketika ia melawan Bagas waktu itu? Kenapa sekarang nyalinya ciut bila bersama Keymal? Dia menjadi gadis penakut jika berhadapan dengan kakak tirinya itu meskipun dalam hati ingin sekali
Anna mengemasi barang-barangnya satu persatu ke dalam koper. Semua peralatan sudah lengkap. Dia tidak terlalu banyak membawa baju karena mungkin setiap akhir pekan dirinya akan pulang dan membawa bajunya sedikit demi sedikit. Toh dia bukan ingin minggat selamanya. Masih ada banyak waktu untuk melengkapi kebutuhannya di sana, apartment yang akan Anna tempati. Tadi malam semua orang sudah sepakat memperbolehkan Anna untuk menempati apartmentnya. Johan yang tidak mengerti akan keadaan Kasih saat ini terus saja mendesak istrinya tersebut untuk menuruti kemauan anak gadisnya, dan tentu saja Anna yang menjadi dalang dari semua itu.Gadis tersebut terus saja memohon kepada Johan agar merayu ibunya. "Kamu boleh tinggal di sana asal ditemani oleh, Keymal." Anna mengingat kembali percakapan tadi malam antar dia, Johan dan ibunya. Kasih memaksa Anna untuk menerima tawarannya agar Keymal ikut tinggal bersama dia. Gadis itu terus menolaknya karena tujuan dia ingin pindah adalah untuk menghinda
"Aku ingin kamu mencari tahu keberadaan dia," Perempuan itu menyerahkan sebuah foto pada seorang lelaki di depannya. "Bukankah dia sudah lama menghilang?!" balas lelaki itu heran. Pasalnya dia amat sangat mengetahui masa lalu Kasih sama Brian. Ya, benar! Kasih lah wanita itu, dia meminta bantuan pada teman sekolahnya dahulu yang tak lain adalah Albert. Mereka bertiga bersahabat karib kala itu, sebelum Brian pergi meninggalkan Kasih yang setatusnya adalah istri dari Brian pada waktu itu. Albert pun sempat mendapat berita dari Kasih jika suaminya pergi, akan tetapi kepergiannya tiada sebab entah pergi menghilang atas keinginannya sendiri ataukah malah sebaliknya. "Dia kembali," lirih Kasih kemudian, matanya memancarkan ketakutan ketika mengingat isi pesan yang Brian kirim. Nomor tidak dikenal tersebut sudah pasti dari ayah kandung Anna yang berkeinginan untuk mengambil darah dagingnya kembali. Kemana dia selam
"Kira-kira dari siapa lagi kalau bukan dari Bagas?" celetuk Sera, teman kampusnya. Anna mendapat kiriman boneka dari Bagas yang laki-laki itu titipkan pada Sera, gadis tomboy yang sering menjadi tempat penitipan sesuatu dari Bagas untuk Anna."Yaudah ini untukmu saja, aku ikhlas kok." Anna menyerahkan boneka panda ters
TingTing
Pov AnnaTingTingAku mengambil ponsel dari atas nakas kemudian membuka pesan yang ternyata dari Bagas. Padahal aku mengira jika ibu yang mengirimnya.Dahiku mengerut bingung saat membuka pesan tersebut, dan merasa janggal.Bagas mengajakku nonton malam ini sebagai ganti karena tidak memberiku hadiah hari ini? Ah, sungguh membingungkan bukan. Padahal tadi dia sudah memberiku hadiah berupa boneka panda, lantas mengapa dia masih berbohong? Sungguh memuakkan dramanya.Lekas aku membalas jika boneka pemberiannya sudah diterima olehku. Namun, lagi-lagi Bagas mengelak jika hari ini
Anna meringkukan tubuhnya yang masih berselimut di atas sofa ruang tv. Gadis itu sedikit bersyukur karena ibunya datang di pagi buta untuk memastikan keadaan Anna. Sedangkan gadis itu sendiri masih setengah sadar ketika ibunya datang berkunjung."Lihat?! Ibu yakin kamu tidak akan konsisten bangun pagi seperti janjimu yang katanya ingin mandiri," dumel Kasih dengan tangan sibuk mengiris wortel.Sedari tadi Kasih terus saja bicara tidak seperti biasanya, seolah tengah mengejek Anna yang tidak bisa bangun pagi ketika ditinggal sendiri."Aku sengaja bangun telat karena hari ini aku ada kelas sore, jadi pagi sama siang libur, Bu," jelas Anna dengan mata terpejam. Dia mengatakan yang sejujurnya pada sang Ibu jika telatnya dia bangun yaitu atas dasar kesengajaan.&
"Kakak jangan macem-macem, atau aku akan teriak!" sentaknya waspada. Otaknya mulai travelling bebas. Tempat dan cuaca sangat mendukung. Ditambah tidak ada orang di sekita mereka. Keymal bisa saja mengajaknya dan memaksanya untuk berbuat me sum di dalam mobil itu. Adegan yang sering terjadi di drama-drama korea.Sambil tersenyum puas, Keymal menyerahkan jaketnya pada Anna."Pake itu!" Perintahnya.Anna merasa aneh dengan sikap Keymal yang mendadak baik. "Aku tidak kedinginan kok, Kakak pakai aja sendiri." Anna mengembalikan jaket tersebut kepada sang empunya.wajahnya berubah merah bak kepiting rebus akibat merasa malu. Anna cukup merasa malu karena telah berburuk sangka dan salah paham terhadap kakak tirinya itu. Padahal dia membuka jaket karena takut Anna kedinginan, tapi gadis itu mengira yang tidak-tidak. "Ini bukan masalah dingin atau tidak," timpal Keymal. Ia menyerahkan kembali jaketnya pada Anna."Terus, ngapain Kakak minjemin jaket?" tanya Anna masih belum sadar."Masalahnya,
Setelah selesai dari perpustakaan dan sudah tidak ada kelas lagi. Anna langsung bergegas menuju parkiran. Ia ingin segera pulang ke apartemen untuk beristirahat. Dia sengaja memesan ojek online, pulang lebih dulu tanpa mengabari Sera.Hari ini melelahkan sekali. kepalanya terasa sangat penat."Kenapa cuacanya tiba-tiba mendung?" gumam Anna sambil mendongakkan kepalanya ke atas. Ia melihat warna awan yang berubah menjadi gelap. Tidak akan lama lagi hujan pasti turun.Karena akan turun hujan, Anna segera naik ke atas motor ajek online tersebut. Lalu pergi meninggalkan area kampus. Ia tidak mau pulang sambil hujan-hujanan. karena banyak tanggung jawab yang harus di selesaikan, Anna tidak boleh sakit. Sakit hanya akan menghambat tugas-tugasnya.
"Hih, tumben kamarnya berantakan," protes Anna ketika masuk ke kamar Keymal. Gadis itu berniat ingin membersihkan kamar Keymal, dan ternyata ada tugas lain yaitu beresin berkas-berkas yang berserakan di dalam sana. Entah apa yang dilakukan kakak tirinya itu hingga seberantakan seperti itu."Kayak beda orang," celotehnya mengingat bagaimana Keymal. Jika diingat kembali sudah sangat jelas jika tentang kebersihan Keymal yang menang daripada dirinya.Lelaki itu tipe orang yang bersih dan tidak suka berantakan, tapi sekarang kamarnya sudah seperti kapal pecah, berantakan.Dengan cekatan Anna mulai memunguti satu persatu kertas yang berserakan tersebut, kemudian menatanya agar terlihat rapi. Bahkan banyak bekas kertas sobekan di sana, dan entah itu untuk apa?&nbs
Jari-jari nakal Anna mulai berulah. Sudah tahu ia tangannya terluka, Keymal masih ngotot ingin minta pijat. Dalam hitungan detik lelaki ihu histeris lalu menyuruh Anna untuk berhenti.Anna langsung berhenti dengan perasaan bangga karena berhasil ngerjain Keymal."Dasar adik nakal! Disuruh mijit malah gelitik." Keymal protes. Dalam otaknya dia ingin membalas perbuatan Anna.Anna membulatkan matanya lebar-lerar ketika merasakan sebuah sentuhan pada area dadanya. la melihat salah satu tangan Keymal yang berbertengger di atas aset kembarnya.kapan dia berdiri dan mengejar Anna yang hendak kabur?Refleks. ia mendorong tubuh Keymal sekuat tenaga hingga membuat la
Kasih berjalan menuju parkiran setelah selesai belanja bulanan. Sebenarnya baru kemarin dia belanja bulanan dan ditemani oleh Johan, tapi sekarang ia ingin belanja kebutuhan Anna pula.Wanita perparas anggun itu baru ingat jika saat dia berkunjung ke apartement anaknya, di sana hanya menyediakan bahan pokok yang sangat sedikit. Maka dari itu Kasih berinisiatif untuk belanja kebutuhan apartement Anna.Saat Kasih ingin memasukkan semua belanjaannya ke dalam bagasi mobil, tiba-tiba seorang perempuan datang lalu membantunya."Ah, tidak apa, aku bisa sendiri kok," larang Kasih merasa tidak enak hati pada perempuan tersebut."Banyak sekali belanjaannya? Untuk keperluan anak Ibuk, ya?" tanya wanita
Tepat jam lima pagi Anna sudah terbangun dan mulai membereskan seluruh rumahnya. Dia bangun dengan badan yang kembali segar meskipun tidak terlalu nyaman tidur malam ini.Ia melihat ke arah kamar sebelah terbuka sedikit dan menampakkan Keymal yang tidur dengan bertelanjang dada."Ahg, aku lupa jika dia sekarang tinggal di sini," ocehnya sambil berbalik pergi ke dapur. Memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah yang tidak terlalu sulit bagi Anna. Gadis itu cukup mengulang kebiasaan dirinya ketika masih tinggal berdua dengan Kasih, sebelum ibunya menikah dengan Johan.Dengan cekatan tangan gadis itu melakukan semuanya, dari nyapu ngepel hingga memasak. Tadi malam sebelum tidur Kasih sempat meneleponnya dan mengatakan harus saling bantu dan berbagi pada Keymal.Mau tidak mau dan secara terpaksa gadis itu menurut saja. Hingga tiba waktunya Keymal tidak betah kemudian pergi dari sana.
Anna mengambil minuman di dalam kulkas untuk mengurangii dahaganya. Sedari tadi dia merasa kehausan dan sedikit kehilangan tenaganya untuk berbuat sesuatu yang lain.Tenaganya terkuras akibat menjelaskan ketidak datangannya ke kantin tadi siang. Sera mengataka bahwa Bagas dan dirinya sudah lama menunggu hingga berjam-jam di kantin tersebut. Namun, Anna tak kunjung datang hingga pertahanan mereka lelah untuk menunggu sesuatu yang tidak pasti.Mereka akhirnya menyerah kemudian pergi meninggalkan beberapa makanan yang telah habis terlahap akibat kelamaan menunggu.Berbagai alasan dan maaf sudah Anna pernyatakan namun gadis yang bernama Sera tersebut tidak kunjung menerima maaf dan kesalahan Anna.
Saking sibuknya Anna dengan tugas-tugas yang menumpuk hingga tanpa dia sadari jika ada yang sedang menyindirnya, bahkan secǝrǝ terang-terangan."Na! Sadar nggak sih kalau mereka itu sedang nyindir kamu." Sera menyenggol sikut Anna karena merasa geram.Gadis kutu buku di sebelahya itu benar-benar tidak peka dan keterlaluan. Sudah sangat jelas Maya, Caca dan Tiya sedang menyindirnya.Mereka bertiga satu geng ular cobra, dan sangat membenci Anna gǝrǝ -gara Bagas. Banyak anak-anak yang tahu jika salah satu dari mereka yaitu Maya adalah pecinta berat Bagas.Namun, Bagas dengan terang-terangan pula menolaknya tanpa alasan."Apa sih, Ser?" Gadis itu me
Anna meringkukan tubuhnya yang masih berselimut di atas sofa ruang tv. Gadis itu sedikit bersyukur karena ibunya datang di pagi buta untuk memastikan keadaan Anna. Sedangkan gadis itu sendiri masih setengah sadar ketika ibunya datang berkunjung."Lihat?! Ibu yakin kamu tidak akan konsisten bangun pagi seperti janjimu yang katanya ingin mandiri," dumel Kasih dengan tangan sibuk mengiris wortel.Sedari tadi Kasih terus saja bicara tidak seperti biasanya, seolah tengah mengejek Anna yang tidak bisa bangun pagi ketika ditinggal sendiri."Aku sengaja bangun telat karena hari ini aku ada kelas sore, jadi pagi sama siang libur, Bu," jelas Anna dengan mata terpejam. Dia mengatakan yang sejujurnya pada sang Ibu jika telatnya dia bangun yaitu atas dasar kesengajaan.&