Anna tidak habis pikir pada Keymal yang malam itu ngotot ingin tidur dengannya. Apakah pantas saudara tírí antara laki-laki dan perempuan tidur di ranjang yang sama?
"Jangan pegang-pegang, Kak!" ingat gadis itu terhadap Keymal yang sedari tadi tangannya terus menggerayangi tubuh Anna. Mulai dari punggung lalu berhenti kala sampai pada bagian perut Anna.
"Baiklah, tanganku tidak akan kemana-mana lagi. la sudah nyaman berada di sana," ucapnya sambil mengeratkan pelukannya pada perut sang adik.
Oh tidak, sungguh keadaan yang sulit dimengerti. Sebenarnya Anna ingin berontak, akan tatapi jika diperbolehkan jujur, pelukan keymal sangal nyaman. Gadis itu membiarkan sang kakak terus memeluknya hingga tertidur pulas.
Harus apa dia jika sudah begitu? Hanya bisa pasrah dan tidur dengan nyenyak kemudian bangun di pagi hari berharap lelaki itu tidak berbuat macam-maсам terhadapnya.
Sedangkan Keymal, apakah ia sendiri sudah tidur? Jawabannya adalah tidak. Lelaki yang memiliki paras tampan tersebut sebenarnya belum tertidur. Ia sedang menikmati dimana masa-masa langka itu dia rasakan, tidur dengan pujaan hati membuatnya kelimpungan sendiri.
Dengan lihainya tangan nakal itu bergerak bebas melupakan peringatan sang pemilik tubuh yang ia peluk saat ini. Keymal menggerakkan tangannya sedikit ke atas yang sama sekali belum tersentuh oleh siapapun.
"Enghh ...." Anna menggeliat kecil. Segera Keymal mengeratkan kembali pelukannya dan tidak lepas menggenggam benda sakral tersebut dengan gemas.Ingin rasanya ia meremasi benda tersebut. Namun, ia sadar perbuatannya itu tidak mudah dilakukan. Keymal khawatir gadisnya akan bangun kemudian menyadari semuanya.
Melakukan skinship dengan Anna membuat Keymal bingung sendiri. Bagaimana tidak, tubuhnya amat sangat nyaman berada di sana, namun sedikit menuntut sesuatu yang lain bahkan lebih.***
Pagi harinya Anna terbangun dan merasakan badannya sakit semua seolah habis melakukan lari maraton dengan jarak kiloan meter. Matanya mengerjap paksa, melawan kantuk yang enggan untuk pergi padahal matahari sudah mulai menyinari bumi meskipun tidak sepenuhnya tampak."Enghh," Anna melenguh kala merasakan sebuah tangan masih menangkup badannya, memeluk erat dan membuat Anna tidak nyaman.
Tapi tunggu, gadis itu merasakan sesuatu yang lain, tangan Keymal, tangan lelaki itu tidak berada di perut Anna akan tetapi di atasnya.
"Aaaaa, Kakak ngapain pegang bagian yang ini!?" sentak Anna kaget dengan mata membulat. Lalu berusaha membuka tangan Keymal dari sana yang tepatnya sedang menggenggam sesuatu yang seharusnya tidak boleh.
Kini kesadarannya sudah penuh. Sedangkan sang pemilik tangan malah semakin mengeratkan genggaman tangannya pada benda tersebut. Sebenarnya Keymal sudah terjaga sebelum Anna, tetapi ia sengaja menunggu sang gadis karena ingin mengetahui reaksinya mengetahui hal itu.
"Sudah bangun, Sayang, hmmm?"Anna terkesiap mendengar suara di belakangnya. Dia menoleh dan ditatapnya lelaki tersebut.
"Kakak tega!" ucap Anna terbata sambil menyeka air matanya sembarangan.
Mendesah, Anna kembali mendesah ketika tangan kekar Keymal lagi dan lagi meremasnya. Mendengar gadisnya mengeluarkan suara seperti itu membuatnya pasrah. Dia pasrah mengikuti hasratnya melakukan apa saja terhadap Anna yang saat ini malah semakin sesenggukan.
"Kenapa dia menangis? Padahal aku cuma memegangnya saja," batín Keymal, dan tidak menyadari jika Anna sudah berhasil melepaskan diri.Keymal segera mencekal tangan Anna ketika menyadari gadisnya sudah berdiri dan hendak pergi.
Fisik Anna sangat sempurna. Perpaduan antara Indo-Eropa menjadi magnet tersendiri. Ia memiliki kulit putih bening yang membalut tubuh rampingnya. Rambut sebahu yang selalu tergerai itu berwarna cokelat gelap. Sepasang mata bulatnya pun memiliki iris hazel dengan mahkota lentik di atasnya.
Sempurna!
Penampilannya itu bahkan tidak jarang membuat perempuan lain merasa iri akan kesempurnaan yang dimilikinya.Grep!
Keymal kembali mencekal tangan Anna kemudian menariknya dengan kasar sehingga tubuh gadis tersebut kembali dalam dekakapan Keymal. Tanpa basa-basi ia kecup kening adik tirinya tersebut dengan sangat lembut sambil menekan tengkuknya agar kecupan itu lebih dalam.
"Lepasin, Kak! Sakit!"Tentu saja ada perlawanan dari Anna. Dan benar saja, gadis itu berhasil melepaskan diri dari kungkungan Keymal lalu masuk ke kamar mandi tanpa mendengarkan ocehan sang kakak tiri.
"Dicium itu enak, bukan sakit, Na," teriaknya memberitahu pada sang adik jika ciuman yang ia berikan itu sangat nyaman dan nikmat.
Di dalam sana Anna berdecak tidak suka. Ia kemudian menjulurkan kepalanya dari celah pintu lalu berteriak.
"Kakak keluar saja dari síni sebelum aku marah!"
Keymal masih berdiam diri. Kemudian beranjak pergi meninggalkan kamar sang adik. Daripada dirinya kepergok sang ayah karena telah berani menggoda Anna bisa runyam nantinya. Dia tahu betul jika ayahnya melarang keras Keymal menggoda adik tirinya itu.
Tidak ada pilihan lain. Baru saja Anna terlepas dari Keymal, kini harus berhadapan kembali dengan kakak tirinya tersebut. Benar, barusan Keymal mengatakan bahwa dirinya yang akan mengantar sang adik. Mendengar hal itu Anna hanya bisa pasrah dan manut saja."Diantar Keymal ke kampus membuat Anna teringat kembali akan kejadian waktu itu. Bayang-bayang mengerikan kontan berkelebat di benaknya.
"Sudah siap, honey," sapa Keymal kala mereka berdua sudah berada di dekat mobil.
Keymal langsung merogoh saku celananya saat posisinya di dekat mobil. Ia meraih kunci dan menekan salah satu tombol yang ada di sana agar central lock terbuka. Sedangkan Anna hanya diam saja tidak mengindahkan sapaan keymal.
"Biar aku yang memasangnya agar tidak macet lagi," kata keymal saat Anna sudah duduk di sampingnya. Tangannya dengan cepat memasangkan seatbelt milik Anna.
Anna harus menahan napasnya ketika tubuh Keymal sedekat itu dengan tubuhnya. Aroma maskulin itu seketika menguar membuat jantung Anna berdetak lebih kencang. Tubuhnya seketika membeku, gadis itu berusaha mengatur napasnya untuk mengendalikan seluruh reaksi tubuhnya.
"Apa kamu tidak mau turun?" Lagi-lagi Keymal yang harus membuka suara terlebih dulu. Anna yang sedari tadi hanya melamun hingga tidak menyadari jika mereka telah sampai di depan kampus Anna.
Gadis itu tersentak mendengar suara lelaki di sampingnya. Membuka seatbelt dengan buru-buru dan bersiap untuk turun.
Brak!
Tidak ada satu patah kata apapun yang keluar dari mulut gadis itu. Ia berjalan memasuki gerbang kampus lalu berbaur dengan yang lainnya.
Keymal menghela napas dalam. Melihat sikap Anna yang tiba-tiba berubah mirip bunglon cantik yang pernah ia pelihara dulu.
Galau, sebenarnya Keymal merasa tida enak hati bila sikap adiknya seperti itu. la lebih menyukai Anna yang suka berbicara kasar serta suka membangkang seperti pertama kali mereka bertemu.
"Siapa yang mengantarmu barusan?"Anna yang baru saja duduk di kursinya seketika mendongak ke arah Susan temannya.
"Kepo!" balas Anna dengan mimik muka yang menyebalkan. Mulutnya mencebik kesal kala mengingat wajah Keymal. Ditambah kejadian tadi malam yang membuatnya naik pitam.
Kenapa dia lemah sekarang? Bukankah dulu dia adalah gadis tangguh yang tidak sembarangan orang bisa menyentuhnya? Lantas mengapa sekarang ia pasrah ketika Keymal sang kakak tirinya itu melakukan sesuatu terhadapnya?
la tidak bisa seperti itu terus-menerus. Anna merasa harus berontak jika Keymal melakukan sesuatu kepada dirinya lagi.Sudah cukup dia kehilangan masa depan atas perbuatan Keymal.
Dia punya hak untuk menolak, dan harus memiliki keberanian untuk menolak. Gadis itu mengangguk - nganggukkan kepalanya mantap.
Sedangkan di lain tempat, Kasih tidak fokus dalam bekerja karena memikirkan pesan dari nomor tidak dikenal, yang berisikan akan mengambil Anna secepatnya. Pikirannya berkecamuk memikirkan hal tersebut, dia jadi tidak fokus melakukan hal apapun dan menjadi parno sendiri karena pesan yang ia dapatkan kemarin.
"Dia pikir dia siapa?!" ujarnya seolah mendukung dirinya sendiri agar tidak takut.
"Kita lihat sampai mana permainan ini akan berakhir," tambahnya sambil menaikkan satu alisnya.
Wajahnya tidak menampakkan kelembutan seperti biasanya, kali ini Kasih terlihat lebih arrogant dalam mengeluarkan kata-kata.
"Pulang sama aku aja!" Seorang lelaki tiba-tiba menarik tangan Anna dengan kasar."Aku tidak mau," tolak Anna menolak ajakan Bagas yang tak lain adalah teman seangkatannya. Bagas memang telah menyukai Anna sangat lama. Namun, gadis itu selalu menolaknya mentah-mentah."Yakin tidak mau?" Bagas tersenyum menyeringai. "Hmm." Anna menjawab enteng.Bagas tiba-tiba merengkuh pinggang Anna, lalu menarik tubuhgadis itu ke dalam pelukannya. la kemudian mengunci tubuh Anna dengan kedua tangannya.Parkiran yang sangat sepi memudahkan lelaki tersebut mengancam Anna untuk pulang bersamanya seperti biasa. Namun, Kebanyakan Anna selalu menolaknya. Sudah menjadi kebiasaan bagi lelaki tersebut mengajak Anna pulang bersama."Kamu mau ngapain?" kaget Anna dengan mata membelalak."Aku hanya ingin pulang bersama," jawab bagas jujur tanpa melepaskan kungkungannya."Aku tidak mau, lepasin! "perintah Anna sambil berusaha melepaskan diri dari kungkungan lelaki tersebut.Kali ini Bagas tidak akan menyerah u
Buset bener dah jika seperti ini. Bagaimana tidak? Kasih sang ibu dari Anna benar-benar menceritakan prihal keinginan sang putri kepada Johan, suaminya.Mendengar curahan istrinya yang terasa sangat berat bila berjauhan dengan Anna, Johan pun tidak bisa membendung air matanya juga. la ikut terhanyut dan mulai menangis. Bayangkan, jika Johan tidak ikutan mewek dalam suasana tersebut, bisa-bisa ía terkena ulti dari sang istri. Namun, dalam hati terdalamnya ía juga merasa berat jika harus berjauhan dengan putri tirinya tersebut. Dirinya sudah menganggap Anna layaknya anak kandung sendiri."Aku ingin, Ayah membujuk Anna agar mengurungkan niatnya itu. Ibu sangat berat jika ia tinggal sendirian, dan aku sangat kenal anakku. dia seorang penakut. Tidak mungkin akan berani tinggal seorang diri di sana," ucap Kasih sambil terisak. Ia berharap Johan bisa membantunya.Johan memeluk tubuh kasih dengan lembut. Dia berada di dua pilihan, antara memenuhi permintaan istrinya ataukah malah sebalik nya.
Lelaki itu mulai mendekati Anna dengan wajah yang berubah seratus delapan puluh derajat, ekspresi wajah Keymal tidak sama lagi seperti semula. Yang awalnya dingin dan penuh ketenangan kini tidak lagi terpancar, yang Anna lihat hanya tatapan tajam dan sedikit aneh. Kaki gadis itu gemetaran dan hati yang mulai bergemuruh tidak tenang. Bayangan waktu itu masih terekam jelas dibenaknya, dan sekarang Anna takut Keymal melakukan hal yang sama. "Kamu tidak akan bisa menolaknya, Gadis manis!" bisik Keymal tepat setelah jarak mereka benar-benar dekat. Mata Anna membulat, pikirannya berkecamuk ketika sang kakak mengelus pa hanya yang tertutup celana jins dengan sangat intim. Kemudian meremasnya kuat seolah ingin melampiaskan suatu kemarahan yang membuat Anna benar-benar ketakutan. Mana? Kemana keberanian Anna ketika ia melawan Bagas waktu itu? Kenapa sekarang nyalinya ciut bila bersama Keymal? Dia menjadi gadis penakut jika berhadapan dengan kakak tirinya itu meskipun dalam hati ingin sekali
Anna mengemasi barang-barangnya satu persatu ke dalam koper. Semua peralatan sudah lengkap. Dia tidak terlalu banyak membawa baju karena mungkin setiap akhir pekan dirinya akan pulang dan membawa bajunya sedikit demi sedikit. Toh dia bukan ingin minggat selamanya. Masih ada banyak waktu untuk melengkapi kebutuhannya di sana, apartment yang akan Anna tempati. Tadi malam semua orang sudah sepakat memperbolehkan Anna untuk menempati apartmentnya. Johan yang tidak mengerti akan keadaan Kasih saat ini terus saja mendesak istrinya tersebut untuk menuruti kemauan anak gadisnya, dan tentu saja Anna yang menjadi dalang dari semua itu.Gadis tersebut terus saja memohon kepada Johan agar merayu ibunya. "Kamu boleh tinggal di sana asal ditemani oleh, Keymal." Anna mengingat kembali percakapan tadi malam antar dia, Johan dan ibunya. Kasih memaksa Anna untuk menerima tawarannya agar Keymal ikut tinggal bersama dia. Gadis itu terus menolaknya karena tujuan dia ingin pindah adalah untuk menghinda
"Aku ingin kamu mencari tahu keberadaan dia," Perempuan itu menyerahkan sebuah foto pada seorang lelaki di depannya. "Bukankah dia sudah lama menghilang?!" balas lelaki itu heran. Pasalnya dia amat sangat mengetahui masa lalu Kasih sama Brian. Ya, benar! Kasih lah wanita itu, dia meminta bantuan pada teman sekolahnya dahulu yang tak lain adalah Albert. Mereka bertiga bersahabat karib kala itu, sebelum Brian pergi meninggalkan Kasih yang setatusnya adalah istri dari Brian pada waktu itu. Albert pun sempat mendapat berita dari Kasih jika suaminya pergi, akan tetapi kepergiannya tiada sebab entah pergi menghilang atas keinginannya sendiri ataukah malah sebaliknya. "Dia kembali," lirih Kasih kemudian, matanya memancarkan ketakutan ketika mengingat isi pesan yang Brian kirim. Nomor tidak dikenal tersebut sudah pasti dari ayah kandung Anna yang berkeinginan untuk mengambil darah dagingnya kembali. Kemana dia selam
"Kira-kira dari siapa lagi kalau bukan dari Bagas?" celetuk Sera, teman kampusnya. Anna mendapat kiriman boneka dari Bagas yang laki-laki itu titipkan pada Sera, gadis tomboy yang sering menjadi tempat penitipan sesuatu dari Bagas untuk Anna."Yaudah ini untukmu saja, aku ikhlas kok." Anna menyerahkan boneka panda ters
TingTing
Pov AnnaTingTingAku mengambil ponsel dari atas nakas kemudian membuka pesan yang ternyata dari Bagas. Padahal aku mengira jika ibu yang mengirimnya.Dahiku mengerut bingung saat membuka pesan tersebut, dan merasa janggal.Bagas mengajakku nonton malam ini sebagai ganti karena tidak memberiku hadiah hari ini? Ah, sungguh membingungkan bukan. Padahal tadi dia sudah memberiku hadiah berupa boneka panda, lantas mengapa dia masih berbohong? Sungguh memuakkan dramanya.Lekas aku membalas jika boneka pemberiannya sudah diterima olehku. Namun, lagi-lagi Bagas mengelak jika hari ini
"Kakak jangan macem-macem, atau aku akan teriak!" sentaknya waspada. Otaknya mulai travelling bebas. Tempat dan cuaca sangat mendukung. Ditambah tidak ada orang di sekita mereka. Keymal bisa saja mengajaknya dan memaksanya untuk berbuat me sum di dalam mobil itu. Adegan yang sering terjadi di drama-drama korea.Sambil tersenyum puas, Keymal menyerahkan jaketnya pada Anna."Pake itu!" Perintahnya.Anna merasa aneh dengan sikap Keymal yang mendadak baik. "Aku tidak kedinginan kok, Kakak pakai aja sendiri." Anna mengembalikan jaket tersebut kepada sang empunya.wajahnya berubah merah bak kepiting rebus akibat merasa malu. Anna cukup merasa malu karena telah berburuk sangka dan salah paham terhadap kakak tirinya itu. Padahal dia membuka jaket karena takut Anna kedinginan, tapi gadis itu mengira yang tidak-tidak. "Ini bukan masalah dingin atau tidak," timpal Keymal. Ia menyerahkan kembali jaketnya pada Anna."Terus, ngapain Kakak minjemin jaket?" tanya Anna masih belum sadar."Masalahnya,
Setelah selesai dari perpustakaan dan sudah tidak ada kelas lagi. Anna langsung bergegas menuju parkiran. Ia ingin segera pulang ke apartemen untuk beristirahat. Dia sengaja memesan ojek online, pulang lebih dulu tanpa mengabari Sera.Hari ini melelahkan sekali. kepalanya terasa sangat penat."Kenapa cuacanya tiba-tiba mendung?" gumam Anna sambil mendongakkan kepalanya ke atas. Ia melihat warna awan yang berubah menjadi gelap. Tidak akan lama lagi hujan pasti turun.Karena akan turun hujan, Anna segera naik ke atas motor ajek online tersebut. Lalu pergi meninggalkan area kampus. Ia tidak mau pulang sambil hujan-hujanan. karena banyak tanggung jawab yang harus di selesaikan, Anna tidak boleh sakit. Sakit hanya akan menghambat tugas-tugasnya.
"Hih, tumben kamarnya berantakan," protes Anna ketika masuk ke kamar Keymal. Gadis itu berniat ingin membersihkan kamar Keymal, dan ternyata ada tugas lain yaitu beresin berkas-berkas yang berserakan di dalam sana. Entah apa yang dilakukan kakak tirinya itu hingga seberantakan seperti itu."Kayak beda orang," celotehnya mengingat bagaimana Keymal. Jika diingat kembali sudah sangat jelas jika tentang kebersihan Keymal yang menang daripada dirinya.Lelaki itu tipe orang yang bersih dan tidak suka berantakan, tapi sekarang kamarnya sudah seperti kapal pecah, berantakan.Dengan cekatan Anna mulai memunguti satu persatu kertas yang berserakan tersebut, kemudian menatanya agar terlihat rapi. Bahkan banyak bekas kertas sobekan di sana, dan entah itu untuk apa?&nbs
Jari-jari nakal Anna mulai berulah. Sudah tahu ia tangannya terluka, Keymal masih ngotot ingin minta pijat. Dalam hitungan detik lelaki ihu histeris lalu menyuruh Anna untuk berhenti.Anna langsung berhenti dengan perasaan bangga karena berhasil ngerjain Keymal."Dasar adik nakal! Disuruh mijit malah gelitik." Keymal protes. Dalam otaknya dia ingin membalas perbuatan Anna.Anna membulatkan matanya lebar-lerar ketika merasakan sebuah sentuhan pada area dadanya. la melihat salah satu tangan Keymal yang berbertengger di atas aset kembarnya.kapan dia berdiri dan mengejar Anna yang hendak kabur?Refleks. ia mendorong tubuh Keymal sekuat tenaga hingga membuat la
Kasih berjalan menuju parkiran setelah selesai belanja bulanan. Sebenarnya baru kemarin dia belanja bulanan dan ditemani oleh Johan, tapi sekarang ia ingin belanja kebutuhan Anna pula.Wanita perparas anggun itu baru ingat jika saat dia berkunjung ke apartement anaknya, di sana hanya menyediakan bahan pokok yang sangat sedikit. Maka dari itu Kasih berinisiatif untuk belanja kebutuhan apartement Anna.Saat Kasih ingin memasukkan semua belanjaannya ke dalam bagasi mobil, tiba-tiba seorang perempuan datang lalu membantunya."Ah, tidak apa, aku bisa sendiri kok," larang Kasih merasa tidak enak hati pada perempuan tersebut."Banyak sekali belanjaannya? Untuk keperluan anak Ibuk, ya?" tanya wanita
Tepat jam lima pagi Anna sudah terbangun dan mulai membereskan seluruh rumahnya. Dia bangun dengan badan yang kembali segar meskipun tidak terlalu nyaman tidur malam ini.Ia melihat ke arah kamar sebelah terbuka sedikit dan menampakkan Keymal yang tidur dengan bertelanjang dada."Ahg, aku lupa jika dia sekarang tinggal di sini," ocehnya sambil berbalik pergi ke dapur. Memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah yang tidak terlalu sulit bagi Anna. Gadis itu cukup mengulang kebiasaan dirinya ketika masih tinggal berdua dengan Kasih, sebelum ibunya menikah dengan Johan.Dengan cekatan tangan gadis itu melakukan semuanya, dari nyapu ngepel hingga memasak. Tadi malam sebelum tidur Kasih sempat meneleponnya dan mengatakan harus saling bantu dan berbagi pada Keymal.Mau tidak mau dan secara terpaksa gadis itu menurut saja. Hingga tiba waktunya Keymal tidak betah kemudian pergi dari sana.
Anna mengambil minuman di dalam kulkas untuk mengurangii dahaganya. Sedari tadi dia merasa kehausan dan sedikit kehilangan tenaganya untuk berbuat sesuatu yang lain.Tenaganya terkuras akibat menjelaskan ketidak datangannya ke kantin tadi siang. Sera mengataka bahwa Bagas dan dirinya sudah lama menunggu hingga berjam-jam di kantin tersebut. Namun, Anna tak kunjung datang hingga pertahanan mereka lelah untuk menunggu sesuatu yang tidak pasti.Mereka akhirnya menyerah kemudian pergi meninggalkan beberapa makanan yang telah habis terlahap akibat kelamaan menunggu.Berbagai alasan dan maaf sudah Anna pernyatakan namun gadis yang bernama Sera tersebut tidak kunjung menerima maaf dan kesalahan Anna.
Saking sibuknya Anna dengan tugas-tugas yang menumpuk hingga tanpa dia sadari jika ada yang sedang menyindirnya, bahkan secǝrǝ terang-terangan."Na! Sadar nggak sih kalau mereka itu sedang nyindir kamu." Sera menyenggol sikut Anna karena merasa geram.Gadis kutu buku di sebelahya itu benar-benar tidak peka dan keterlaluan. Sudah sangat jelas Maya, Caca dan Tiya sedang menyindirnya.Mereka bertiga satu geng ular cobra, dan sangat membenci Anna gǝrǝ -gara Bagas. Banyak anak-anak yang tahu jika salah satu dari mereka yaitu Maya adalah pecinta berat Bagas.Namun, Bagas dengan terang-terangan pula menolaknya tanpa alasan."Apa sih, Ser?" Gadis itu me
Anna meringkukan tubuhnya yang masih berselimut di atas sofa ruang tv. Gadis itu sedikit bersyukur karena ibunya datang di pagi buta untuk memastikan keadaan Anna. Sedangkan gadis itu sendiri masih setengah sadar ketika ibunya datang berkunjung."Lihat?! Ibu yakin kamu tidak akan konsisten bangun pagi seperti janjimu yang katanya ingin mandiri," dumel Kasih dengan tangan sibuk mengiris wortel.Sedari tadi Kasih terus saja bicara tidak seperti biasanya, seolah tengah mengejek Anna yang tidak bisa bangun pagi ketika ditinggal sendiri."Aku sengaja bangun telat karena hari ini aku ada kelas sore, jadi pagi sama siang libur, Bu," jelas Anna dengan mata terpejam. Dia mengatakan yang sejujurnya pada sang Ibu jika telatnya dia bangun yaitu atas dasar kesengajaan.&