공유

Bab 99

작가: Nadira Dewy
last update 최신 업데이트: 2025-02-11 21:02:19

Sore itu, sebelum pulang ke rumah, William melangkah masuk ke sebuah restoran mewah.

Di ruang VVIP, Tuan Xavier sudah menunggunya dengan ekspresi tenang, meskipun ada sedikit kelelahan yang terpancar di wajah pria itu.

William duduk dan mereka saling bertukar sapa, membahas hal-hal ringan sebelum akhirnya William memutuskan untuk langsung bicara pada intinya.

“Beberapa hari ini Emily sering menghubungi anda, Paman,” kata William dengan suara tenang namun penuh kehati-hatian. “Apakah ada sesuatu yang terjadi? Jika boleh tahu, apa yang diobrolkan Emily hingga sesering itu dia menghubungi anda?”

Tuan Xavier menghela napas perlahan, meletakkan cangkir tehnya ke atas meja dengan gerakan lembut. “Beberapa waktu terakhir, Emily mengalami terlalu banyak kejutan dalam hidupnya, William. Aku yakin kau pun menyadarinya. Tekanan yang dia rasakan tidak kecil. Dia pasti merasa stres dan frustrasi belakangan ini.”

William mengangguk pelan. <
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
ORTYA POI
Setelah semua terjadi lebih ada ke hati-hatian buat berjaga pasti
댓글 모두 보기

관련 챕터

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 100

    William kembali ke rumah malam itu. Dia mendapatkan informasi dari penjaga gerbang tentang kedatangan Nyonya besar beberapa saat lalu, tapi dia tidak terlalu ingin mempedulikannya. Begitu sampai di kamar, William tidak mendapati Emily di sana. Ia pun menjadi panik. Jangan-jangan Emily kabur. Biasanya Emily akan berada di sana setiap William pulang. “Emily! Emily!” panggil William. Pria itu benar-benar harus tetap berakting buta, padahal dia benar-benar sangat panik. Saat William keluar dari kamar, seorang pelayan rumah datang menghampiri dan berbicara dengan sopan, “Nyonya Emily berada di kamar ujung, Tuan. Siang tadi ada teman Nyonya Emily. Sejak saat itu, Nyonya Emily belum keluar dari kamar itu.” William menganggukkan kepalanya. Dengan gerakan tangan, William meminta pelayan itu pergi. Cukup lega mendengarnya. Setelah yakin tidak ada orang lagi, William berjalan menu

    최신 업데이트 : 2025-02-11
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 101

    Pertanyaan Emily barusan seakan menghantam dada William dengan keras. Ia menghela napas panjang, lalu tanpa ragu menangkup wajah istrinya, menatap dalam-dalam mata bening itu. “Aku mencintaimu, Emily,” ucap William, suaranya terdengar begitu tulus. “Aku benar-benar tidak tahu sejak kapan perasaan ini tumbuh, tapi aku sadar bahwa bersamamu adalah kebahagiaan bagiku. Namun, kebahagiaan itu bukan berarti aku harus menekan rasa sakit ku juga.”Emily menatapnya dengan tatapan penuh selidik. Ia tahu ada sesuatu yang masih disembunyikan William. “Tapi Kenapa waktu itu kau mendiamkan ku?” tanya Emily lagi, suaranya mengandung kekecewaan yang besar. William langsung terdiam. Pertanyaan itu adalah sesuatu yang selama ini ia ingin hindari. Tapi kemudian ia teringat pesan dari Tuan Xavier, bahwa ia harus jujur, bahwa ia tidak boleh membiarkan Emily terus meragukannya. “Aku sempat terkejut mengetahui sebuah kebenaran di masa lalu... Buka

    최신 업데이트 : 2025-02-12
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 102

    Tangisan Emily semakin kencang, menggema di seluruh ruangan. Tubuhnya bergetar hebat di dalam pelukan William, seolah mencoba melepaskan diri dari kenyataan yang begitu menyakitkan. “William... bencilah aku! Kumohon, maki aku sebanyak yang kau bisa!” seru Emily dengan suara yang penuh kepedihan. Namun, bukannya menjauh, William justru mencengkram kedua pundak Emily dengan kuat, membuat Emily menatap langsung ke dalam matanya. Tatapan William begitu tajam, tegas, dan penuh keteguhan hati. “Emily, Jangan pernah bicara seperti itu lagi!” suara William dalam dan tegas, membuat Emily semakin terisak pilu. Azura yang ada di dalam kamar ujung mendengar suara tangisan itu. Ia terkejut dan segera keluar dari kamarnya, berdiri di depan pintu kamar William dan Emily tanpa mengetuk. Ia hanya ingin memastikan keadaan sahabatnya baik-baik saja tanpa ingin mengganggu mereka. “Apa hal seperti ini biasa terjadi?” gumam Azura, pelan.

    최신 업데이트 : 2025-02-12
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 103

    Pagi itu, sinar matahari yang masuk melalui celah jendela membangunkan Emily dari tidurnya. Begitu matanya terbuka, dia terkejut melihat William sudah bangun dan duduk di tepi ranjang, menatapnya dalam diam. Tatapan William begitu lembut, tapi ada sesuatu di dalamnya, seperti sebuah emosi yang sulit ditebak. “Tatapan macam apa itu? Jelas dia sedang kesal,” batin Emily. Ia pun hanya bisa diam, tidak tahu harus berbuat apa. Namun, William tiba-tiba tersenyum dan mengusap wajah Emily dengan lembut, membuatnya sedikit terkejut. Tanpa mengatakan apa pun, pria itu mengecup keningnya dengan penuh kasih dan lembut. “Selamat pagi, istriku,” ujar William, suaranya terdengar dalam dan menenangkan. Emily masih diam, hatinya dipenuhi dengan banyak pertanyaan yang belum terjawab. William lalu berkata, “Aku ingin mengajakmu liburan. Kita bisa menenangkan diri selama beber

    최신 업데이트 : 2025-02-12
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 104

    Pertanyaan dari Emily itu membuat Julia mendelik kesal. Langsung saja Julia menarik tangan Emily dengan kasar, membawanya ke ruang tengah, menjauh dari para pelayan dan orang-orang yang bisa mendengar percakapan mereka. Johan menyusul, meskipun ia tidak berniat terlalu banyak ikut campur dalam pembicaraan itu. Begitu sampai di ruangan itu, Julia berbalik, menatap Emily dengan tatapan tajam penuh peringatan. “Kenapa Ibu menyembunyikan ini dariku? Kenapa kalian berdua ikut andil dalam melukai William selama ini?” suaranya bergetar, bukan karena takut, tapi karena emosi yang begitu besar menguasainya. Julia terdiam. Matanya melirik ke arah Johan, berharap suaminya bisa memberikan jawaban, tapi Johan hanya duduk pasrah, memilih untuk tidak banyak bicara. Emily melangkah mendekati Ibunya, matanya menatap penuh luka dan penghianatan. “Apakah tidak cukup bagi kalian berdua menyakiti ibunya William? Kenapa harus William juga?” tanya Emily lirih. “Benarkah Ayah dan Ibu adal

    최신 업데이트 : 2025-02-12
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 105

    Emily berdiri dengan lemah di ruang keluarga, tatapannya nanar menembus kedua orang tuanya. Air mata yang sejak tadi ia tahan akhirnya jatuh, membasahi pipinya tanpa bisa dihentikan lagi. Napasnya tersengal, bukan karena kelelahan, tapi karena sakit hati yang menghimpit dadanya. Bahkan kata ‘sakit’ tidak cukup untuk menggambarkannya. “Emily, kami melakukannya juga untuk kelangsungan kehidupan kita. Kami juga ingin memberikan kehidupan yang layak untukmu dan juga Sean,” sergah Julia yang tidak ingin terus-menerus mendengar Emily menyalahkannya. Alasan itu tidak bisa Emily terima. Kalau tahu akan jadi begini, tentu saja dia lebih memilih hidup miskin, serba kekurangan. “Dari awal, kalian berdua sudah salah!” Emily berteriak, suaranya penuh dengan kepedihan dan frustrasi. “Aku bisa memahami kalau kalian dulu kesulitan ekonomi, tapi sekarang? Sekarang semua sudah membaik, tapi kalian tidak berhenti juga! Kalian malah terus mel

    최신 업데이트 : 2025-02-13
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 106

    Begitu Emily melangkah keluar dari rumah orang tuanya, udara dingin seketika itu langsung menyambutnya. Ia mengangkat wajahnya, mencoba menenangkan diri, tapi air matanya masih menggenang di pelupuk matanya. William yang sejak tadi menunggu di luar, segera berdiri dan mendekatinya. Ekspresi wajahnya tetap seperti biasa, tenang dan tak terbaca, seperti seseorang yang masih buta. Emily terdiam, hatinya penuh dengan perasaan kepasrahan. Semua yang ia percayai runtuh begitu saja. Sekarang, ia tidak tahu harus berbuat apa, bagaimana menjalani hidupnya ke depan saat harus bersama William. William, dengan tongkat penuntunnya, berjalan perlahan mendekati Emily. Tanpa ragu, pria itu menarik Emily ke dalam pelukannya, memeluk erat seolah mencoba menenangkan badai yang berkecamuk dalam hati istrinya. “Andai kau bisa lebih bersabar sedikit untuk tidak menemui orang tuamu dulu, aku tidak perlu melihat kau makin f

    최신 업데이트 : 2025-02-13
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 107

    Dalam perjalanan pulang, suasana di dalam mobil begitu hening. Emily menatap kosong keluar jendela, pikirannya benar-benar berantakan. Sementara itu, William terus menggenggam tangannya, memberikan kehangatan yang ia harap bisa sedikit menguatkan istrinya itu. William tidak meminta Emily untuk kuat. Ia tidak mengucapkan kata-kata penyemangat klise yang hanya akan terdengar hampa di telinga istrinya. Ia tahu, tidak ada kata-kata yang cukup untuk menghapus rasa sakit yang tengah dirasakan Emily saat ini. Ketika mobil berhenti di lampu merah, William menarik napas dalam dalam. Ia lalu merangkul Emily, mendekap tubuh mungil itu dalam hangat pelukannya. Dengan lembut, ia mengecup puncak kepala Emily, jarinya mengusap rambut wanita itu dengan penuh kasih sayang. Emily terdiam di dalam pelukan itu. Air matanya yang sempat terhenti kini kembali mengalir, membasahi pipinya. Tapi kali ini, ia tidak berusaha menyembunyikannya

    최신 업데이트 : 2025-02-13

최신 챕터

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 188

    Setelah memastikan Elle tertidur lelap, Emily dan William akhirnya berbaring di tempat tidur mereka. Ruangan terasa sunyi, hanya ada suara napas mereka yang terdengar samar. Emily menggigit bibirnya, ragu-ragu sebelum akhirnya bertanya, “William... apa tidak apa-apa memperlakukan Anastasia seperti itu?”William yang tengah berbaring dengan mata terpejam menghela napas panjang. Dia membuka matanya perlahan lalu menoleh ke arah Emily. Tanpa berkata-kata, ia mengulurkan tangannya dan menyentil dahi wanita itu. “Aduh!” Emily meringis kesal, memegangi dahinya yang baru saja disentil. “Kenapa menyentil ku?” tanyanya dengan nada merajuk. William menatapnya tajam, lalu berkata dengan suara yang datar, “Kalau saja kau tidak kabur 4 tahun lebih yang lalu... kalau saja kau tidak berkata bahwa aku sebaiknya mencari wanita lain yang lebih pantas mendampingiku... mana mungkin aku membiarkan Anastasia tetap berada di sisiku?”Emily terdiam. Kata-kata

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 187

    Anastasia mencengkram setir kemudi mobilnya erat-erat. Tangannya gemetar, begitu pula tubuhnya yang terasa lemah seolah tidak ada lagi tenaga. Matanya memanas, dan tidak butuh waktu lama hingga air mata mulai berjatuhan tanpa bisa ia kendalikan lagi. Pada akhirnya, Anastasia menangis sejadi-jadinya, menumpahkan segala rasa sakit yang menghantam hatinya. Ia memukuli setir mobil dengan frustrasi, dadanya terasa sesak seakan udara enggan masuk ke dalam paru-parunya. Kata-kata William terus terngiang di kepalanya, kalimat yang menusuknya lebih dalam dari yang pernah ia bayangkan. “Istriku sudah kembali. Aku akan menjalani hidupku seperti sebelumnya.”Itu bukan sekedar pernyataan. Itu adalah penegasan, pengakuan yang membuat semua harapan Anastasia runtuh dalam sekejap. Bertahun-tahun ia menunggu, bertahun-tahun ia berharap, rela menghabiskan waktunya hanya untuk mengemis cinta dari pria itu. Dan kini, semua itu terasa sia-sia.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 186

    William meraih tangan Emily, sementara resletingnya sudah ia buka. Emily benar-benar kesal, tapi juga tidak bisa melakukan apapun. Kegilaan William hanya bisa dia tahan saja. “William, malam itu kau membawa Rose pergi di depan banyak pegawai JB fashion, kau sudah menciptakan kesalahpahaman,” ujar Anastasia. Mendengar itu, William pun hanya bisa memaksakan senyumnya. Sejatinya, dia sedang merasa kesal kepada Emily karena masih saja diam. Apa wanita itu tidak paham apa yang harus dilakukan padahal William jelas saja sudah membuka resletingnya. “Kau tidak ingin memberikan tanggapan apapun karena itu, William?” tanya lagi Anastasia yang masih belum mendapatkan tanggapan apapun dari William.. William menghela napasnya. “Yah... mau bagaimana lagi? Aku cukup bergairah melihat wanita itu.” Jawaban dari William barusan membuat Anastasia mengerutkan keningnya. “Sebenarnya, kenapa kau jadi seperti ini,

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 185

    Mendengar itu, Sebastian pun tersenyum sinis. “Kau pikir apa yang akan dilakukan jika sudah sampai di pesisir pantai, hah? Tidak ada kapal yang melintas melewati Pulau ini. Usaha itu hanya akan sia-sia saja.” Kelly tertunduk lesu. Entah Bagaimana caranya dia bisa sedikit berguna untuk Hendrick. Hendrick membuang napas kasarnya. Dia benar-benar sudah pasrah. Bahkan entah sudah berapa kali saja dia mencoba untuk bunuh diri meski gagal karena dia tidak sanggup dengan rasa sakitnya. ****Sore itu, setelah menyelesaikan pekerjaannya di JB fashion, Emily langsung menuju kantor William. Kedatangannya sudah dikabarkan oleh salah satu pegawai, sehingga ia tidak menemui hambatan apapun.Saat tiba di depan pintu kantor William, Emily mengetuk pintu sekali sebelum langsung masuk. William sudah memperbolehkannya sebelumnya. namun begitu ia masuk, hal pertama yang dicari adalah Elle. “Hari ini kau pulang lebih cepat, ya?”

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 184

    Pertanyaan dari Robert barusan membuat William tersenyum. “Apa yang berani dia lakukan kalau Elle tidak mau berpisah dariku?” Mendengar itu, Robert pun menganggukkan kepalanya. “Saya berharap, anda tidak akan merasakan yang sama lagi.” William menganggukkan kepalanya. “Kali ini, Aku cukup yakin bisa membuat wanita itu terus menempel padaku.” “Baiklah, Saya berharap seperti itu,” ujar Robert. William mengarahkan tatapan matanya kepada Robert, memperhatikan pria itu dengan apa yang sedang dipikirkannya saat ini. Pada akhirnya, Ia pun menyampaikan apa yang ingin dikatakannya. “Robert, ini sudah cukup. Apa kau masih harus bersikap sinis kepada Azura?” Ada perasaan aneh yang sulit untuk diungkapkan Robert saat ini. Tapi, dia juga tidak ingin William berpikir terlalu jauh. “Sebenarnya, aku sendiri tidak memperlakukan Nona Azura dengan sinis. Tapi, dia yang melakukan sebaiknya. Saya sudah mencoba untuk lunak

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 183

    Di ruangan kerja Anastasia, wanita itu dan Emily duduk berhadapan, beseberangan meja. Emily terdiam, menunggu Anastasia memulai pembicaraan. Sejak tadi, wanita itu terus saja mengarahkan tatapan tajamnya kepada Emily. ”Kenapa kau tidak datang ke kantor kemarin?” tanya Anastasia. Jangan tanya apakah tatapan tajamnya sudah mereda, sama sekali tidak. “... Maaf. Ada beberapa hal yang terjadi, namun saya tidak bisa menyampaikannya kepada anda,” jawab Emily. Mendengar jawaban itu, Anastasia pun tersenyum kesal. Ia menggigit bibir, sementara ia sendiri juga tengah mengatur emosinya agar tidak meledak-ledak. “Dengarkan aku baik-baik, Rose. William itu adalah kekasihku. Kenapa kau bisa melakukan semua itu bahkan di hadapanku?” tanya Anastasia. Suaranya memang terdengar datar, tapi jelas penuh tekanan. Emily menunduk sejenak sebelum dia menjawab pertanyaan itu. “Nona Anastasia, Anda juga melihat sendiri dengan sep

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 182

    Setelah percakapan panjang dan melelahkan itu, akhirnya William pun mengalah. Ia membiarkan Emily menyelesaikan proyeknya di perusahaan JB fashion. Namun, tentu saja, William tidak akan menyerah begitu saja tanpa mendapatkan sesuatu sebagai imbalan. “Karena aku sudah memberikan persetujuan yang harganya sangat mahal, maka kau harus membayarnya kembali,” kata William dengan tatapan penuh maksud. “Kau harus melayaniku sampai aku tidak bisa bangun besok pagi.”Emily menelan ludah, merasa wajahnya mulai memanas. Ia ingin menolak, tapi ia tahu William tidak akan menerima penolakan apapun. Namun, rencana William gagal total. Elle tiba-tiba masuk ke kamar dengan mata mengantuk, menyeret boneka yang ada di kamarnya tadi. “Ayah...” panggilnya pelan sebelum langsung naik ke tempat tidur dan memeluk William erat-erat. William membeku. Ia menatap bocah kecil itu yang dengan nyaman menempel padanya, lalu melirik Emily yang justru terseny

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 181

    “William, maaf... Aku tidak pernah berpikir sampai sejauh itu. Aku salah, maafkan aku,” ucap Emily, suaranya gemetar. Benar, dia sama sekali tidak pernah memikirkan soal apa yang dikatakan oleh William barusan. Mendengar itu, William pun membuang napas kasarnya yang terasa begitu berat. “Aku tidak bohong bahwa aku membenci keputusanmu, kau yang begitu sembrono. Apakah yang aku lakukan dan pengorbananku masih belum cukup untuk membuat hatimu teguh berada di sisiku? Kenapa kau mudah sekali terpengaruh oleh ucapan Nenek ku, tapi tidak terpengaruh oleh semua yang aku lakukan?”Emily menggigit bibir bawahnya, merasa semakin bersalah. Kepergiannya bukan hanya menyiksa dirinya sendiri, tapi menyiksa William dan juga, Elle. “Emily, aku tidak bohong bahwa aku bahagia dengan kenyataan kau baik-baik saja. Bahkan, kau juga memberikan putri yang cantik dan cerdas untukku. Tapi, kenapa aku harus menunggu selama ini? Bahkan, kau juga masih ingin kab

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 180

    William membawa Emily dan Elle pulang ke rumah mereka. Sesampainya di sana, Elle nampak bersemangat karena rumah William besar dan mewah, halamannya luas, ada taman samping juga. “Ini rumah kita, Yah?” tanya Elle, matanya berbinar bahagia. William tersenyum dan menganggukkan kepalanya. “Tentu saja. Bagaimana? Kau suka?” Elle mengangguk cepat, nampak begitu bahagia. “Iya, suka!” Emily tersenyum. Dia tidak menyangka kalau pada akhirnya dia akan kembali ke rumah itu, bertambah anggota keluarga juga. Rasanya, bertahun-tahun meninggalkan William tidak ada perubahan apapun di dalam hidupnya secara signifikan. William menurunkan Elle dari gendongan, membiarkan putri kecilnya itu mengeksplor ruangan. Pelayan yang ada di rumah langsung sigap menemani Elle. Mereka sempat merasa terkejut. Padahal, kembalinya Emily cukup membuat mereka kaget, sek

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status