Share

Bab 15

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-01-09 21:00:27

Robert mengetuk pintu ruang kerja William dengan pelan, tapi sebelum mendengar jawaban, ia langsung membuka pintu dan masuk.

William, yang sedang duduk membelakangi pintu, memutar kursi kulitnya dan menatap Robert dengan tatapan tenang.

“Kau sudah datang,” ucap William singkat, dengan nada yang khas dingin namun tegas.

Robert mengangguk hormat, lalu menyerahkan dokumen di tangannya. “Tuan, ini laporan terbaru terkait proposal kerja sama dengan Tuan Xavier.”

William mengambil dokumen itu dengan satu tangan dan membukanya. Sementara matanya menatap dengan seksama setiap barisan kalimat yang tertera pada dokumen tersebut.

“Ngomong-ngomong, apa kabar Anda hari ini, Tuan?” tanya Robert, penuh perhatian.

William tersenyum tipis. “Sudah jauh lebih baik. Terima kasih sudah bertanya, Robert. Apa kau tidak menanyakan kabar mataku?”

Robert mendesah sebal, “Tidak perlu, Saya sedang malas.”

William tersenyum
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 16

    Emily tersentak kaget, “Ah, benar!” ia pun terkekeh. “Ternyata, ada bagusnya juga kau buta ya, William?” Mendengar itu, William pun hanya tersenyum tipis. Namun, saat Emily tak memperhatikan ia pun sempat melirik ke arah lain, tempat di mana Elizabeth sedang berbincang. Sejenak tatapannya aneh, William kembali fokus dengan Emily. “Ya sudah. Ayo kita masuk ke kamar, William!” Emily menggandeng William dengan hati-hati, membantunya masuk ke kamar. Ia menuntunnya untuk duduk di tepi tempat tidur, memastikan pria itu nyaman sebelum berkata, “Aku akan mandi sebentar. Jangan ke mana-mana, ya.” William mengangguk pelan, bibirnya melengkung dalam senyum kecil. “Jika begitu, aku jadi ingin membuktikan kalau aku pria dewasa.” Emily tertawa kecil sebelum berbalik menuju kamar mandi. Begitu pintu tertutup dan suara air mulai terdengar, senyum di wajah William memudar. Dia menghembus

    Last Updated : 2025-01-09
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 17

    “Seumur hidup, aku benar-benar tidak menyangka akan mengalami ini,” gumam Emily. Emily menunduk, wajahnya semakin merah padam, sementara tangannya gemetar saat memegang spons mandi. Ia dengan hati-hati menggosok dada William di bawah guyuran air shower. Kehangatan kulit William bercampur dengan percikan air, membuat Emily semakin gugup. William berdiri diam, membiarkan air menyapu tubuhnya, tetapi matanya yang tajam yang seharusnya ‘kosong’ tidak lepas dari wajah Emily. Diam-diam, ia mengamati setiap ekspresi yang muncul di wajah istrinya. Wajah merah itu, gigitan kecil di bibir bawahnya, dan tatapan canggungnya, semua itu membuat Emily terlihat begitu imut di mata William. Tanpa peringatan, William meraih tangan Emily, menariknya hingga tubuh wanita itu terhuyung masuk ke dalam pelukannya. “Astaga, William!” teriak Emily kaget. Ia mencoba melepaskan diri, tetapi pelukan William terlalu erat. "

    Last Updated : 2025-01-09
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 18

    “Benar-benar seperti binatang buas,” bisik Emily. Ia pun menggeser tubuhnya perlahan di atas ranjang, menarik selimut tebal untuk menutupi tubuh polosnya yang terasa lelah.Ia menggigit bibir, menahan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya, terutama di pinggang. Setiap gerakan kecil terasa seperti protes dari otot-ototnya yang kelelahan.“Aduhhh,” lenguh Emily. Di sebelahnya, William berbaring santai dengan senyum tipis di wajahnya. Ia tampak tenang, seolah tak ada yang terjadi. Emily meliriknya dengan tatapan penuh rasa sebal. “Katanya tadi tubuhmu lemas,” gumam Emily dengan nada pelan namun sarat sindiran. “Bahkan membuka kancing baju saja kau bilang tidak bertenaga. Tapi lihat saja apa yang baru saja kau lakukan…” William tetap tersenyum kecil, seolah-olah tidak mendengar sindiran itu. “Maaf,” ucapnya ringan, suaranya tenang seperti biasa. “Aku tidak tahu kenapa tiba-tiba tubuhku pun

    Last Updated : 2025-01-10
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 19

    William berjalan perlahan ke ruang tengah dengan tongkat di tangannya. Langkahnya tenang, namun pikirannya dipenuhi berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi di pesta perayaan tahunan nanti. Di sana, Robert sudah menunggunya, berdiri dengan tangan bersilang di depan dada, ekspresi wajahnya serius. “Tuan William,” bisik Robert saat William mendekat. “Anda harus tetap memberikan sinyal waspada, terutama terhadap mereka yang kelihatan baik tapi sebenarnya munafik. Jangan lengah.” William tersenyum tipis, mengibaskan tangannya seolah ingin mengusir kekhawatiran Robert. “Jangan khawatir terlalu banyak, Robert. Aku tahu bagaimana caranya menghadapi mereka,” jawabnya dengan tenang. Namun, percakapan mereka terputus ketika kepala pelayan tiba-tiba datang bersama Elizabeth. William dan Robert saling berpandangan, bingung dengan kedatangan mereka. “Maaf mengganggu, Tuan,” kata kepala pelayan. “Atas perintah Nyonya Besar

    Last Updated : 2025-01-10
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 20

    “Wah, jalang sialan ini sudah datang,” gumam Emily kesal. Menarik lengan William, Emily berbisik kepada pria itu, “Tinggalkan aku sendiri dulu, ya. Aku harus meladeni siluman kalajengking ini.”William merasa berat, namun dia tetap menganggukkan kepalanya. “Emily! Akhirnya aku bertemu denganmu,” sapa Jessica, suaranya terdengar ramah namun penuh kepura-puraan. Emily menoleh, matanya yang tajam menangkap raut wajah Jessica. Hanya tersenyum tipis, Emily harus menahan perasaan jengkelnya. “Kenapa sulit sekali menghubungimu akhir-akhir ini? Aku sampai rindu, tahu,” lanjut Jessica, nada manisnya semakin terdengar dipaksakan. Emily menghela napas, kemudian membalas dengan senyuman tipis. “Yah, kurasa itu adalah masa terbaikku, Jessica. Jauh dari... orang-orang yang tampak seperti kelinci lucu, tapi ternyata tikus got.” Jessica tersenyum kaku mendengar sindiran itu. Amarahnya mulai memuncak, namun dia beru

    Last Updated : 2025-01-10
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 21

    “Tidak. Emily tidak mungkin mengetahuinya. Aku yakin, ini pasti perbuatan William. Pria itu sudah mempengaruhi Emily,” jawab Hendrick. Emily tidak mungkin secepat itu berubah pikiran, mustahil. Pada dasarnya, Emily adalah wanita yang naif, dan bodoh. Sudah bertahun-tahun mereka mengenal, sejak mereka kecil. Hendrick merasa lebih mengenal Emily dibanding siapapun. Jessica terdiam. Akan tetapi, otaknya menolak mempercayai ucapan Hendrick. Di saat itu, kedua orang tua Emily datang, bersama Sean. Melihat itu, Hendrick langsung mendekati mereka, menyapa dengan sopan, ramah, dan hangat seperti biasanya. “Paman, Bibi, Sean, kalian sudah datang?” ucap Hendrick, mengulurkan tangannya. Julia dan Johan menyambut uluran tangan Hendrik dengan perasaan bahagia, begitu juga dengan Sean. “Kau sudah lama datangnya, Hendrick?” tanya Johan. “Ah, belum lama ini, Paman,” jawab Hendrick

    Last Updated : 2025-01-11
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 22

    “Kau sama saja. Sudah aku bilang, Hendrick adalah orang licik! Sekarang, terserah padamu maunya apa.” Emily melangkah cepat meninggalkan Sean yang masih terpaku di lorong sepi itu. Rasa kecewa memenuhi hatinya, tetapi dia menolak untuk memperlihatkan kelemahannya. Dia sudah cukup bersabar. Jika Sean dan orang tua mereka memilih untuk terus buta dan membela Hendrick, maka itu adalah keputusan mereka. Emily tidak akan lagi mencoba meyakinkan mereka. “Emily, tunggu!” teriak Sean, langkah kakinya mendekat. Namun, Emily berhenti sejenak, menoleh, dan menepis tangan Sean yang mencoba menahannya. ”Aku lelah, Kak,” katanya dingin. “Aku sudah berusaha menjelaskan, tapi kalian tetap tidak mau mendengar. Jadi jangan minta aku untuk terus bertahan menghadapi kebohongan Hendrick. Jika kau ingin hancur bersamanya, silakan.” Sean terdiam, tidak bisa menemukan kata-kata yan

    Last Updated : 2025-01-11
  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Bab 23

    “... I–ini, lagu legendaris terbaik!” “Benar, nadanya yang sulit untuk ditiru bisa dinyanyikan dengan mudah!” “Wah, dia benar-benar hebat rupanya.” Jessica melotot, tak percaya. Nada-nada yang dihasilkan kali ini berbeda. Sebuah melodi indah mengalun, membungkam seluruh ruangan. Semua tamu pun berbisik penuh kekaguman. “Ada sentuhan nada modern, ini keren!” Emily memainkan lagu klasik tahun 1930-an, sebuah lagu yang bercerita tentang kebangkitan setelah keterpurukan. Setiap nada yang dimainkan mengandung emosi yang mendalam, menggetarkan hati para tamu. Ketika Emily mulai bernyanyi, suaranya begitu jernih dan menyentuh. Liriknya penuh makna, seolah menggambarkan perjuangannya sendiri. Para tamu yang sebelumnya mencela kini terpana, terdiam, bahkan ada beberapa yang meneteskan air mata karena keindahan musik dan lirik yang dibawakan Emily. Jessica kini tampak semakin kesal. Senyum sinis di wajahnya menghilang, tergantikan oleh rasa tidak nyaman. Saat

    Last Updated : 2025-01-11

Latest chapter

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 282

    Di sebuah ruangan VVIP yang tenang, Zero sudah menunggu. Ia duduk santai, mengenakan hoodie oversized, topi yang menutupi sebagian wajahnya, serta kacamata hitam besar. Saat Elle membuka pintu dan masuk, dia sempat ragu sejenak sebelum akhirnya melangkah ke dalam dan duduk di kursi di hadapan Zero. “Hai,” sapa Elle singkat, nada suaranya datar. “Anda pasti sudah menunggu dari tadi, ya? Padahal aku sudah berusaha secepat mungkin.” “Apa yang ingin anda bicarakan, Tuan Zero?” Zero mengangguk kecil, lalu menyilangkan tangannya di atas meja. Ia tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya berbicara dengan suara yang tenang. “Aku ingin menawarkan sebuah proyek kerja sama dengan mu,” katanya. Elle mengerutkan kening. “Proyek kerja sama? Proyek kerja sama apa yang anda maksud, Tuan Zero?” Zero mengangguk lagi, lalu mengeluarkan sebuah map tipis dari dalam tas selempangnya dan meletakkannya di atas meja. “Aku

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 281

    Keesokan harinya, di gedung MJW Corporation, suasana di lantai kantor Elle terasa berbeda. Biasanya, Elle selalu terlihat tegas dan teratur. Tapi hari ini, dia tampak sering melamun, pandangannya kosong menatap layar laptop yang dari tadi tidak disentuhnya sama sekali. Rose mengetuk pintu ruangannya pelan sebelum masuk. Dia membawa beberapa dokumen penting yang harus ditandatangani. “Nona Elle,” sapa Rose dengan nada hati-hati, “Ini beberapa dokumen yang harus Anda cek dan tanda tangani hari ini.” Elle mengangguk pelan tanpa mengalihkan pandangan sedikitpun. Tangannya mengambil dokumen itu, tapi gerakannya terasa begitu lambat. Rose memperhatikan dengan ekspresi prihatin. “Apakah Anda baik-baik saja, Nona Elle?” tanya Rose pada akhirnya. Elle pun tersadar dari lamunannya. Dia tersenyum kecil, berusaha untuk terlihat bia

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 280

    Sudah dua minggu berlalu. Elle kini benar-benar seperti kehilangan harapan. Kabar tentang Lavine sama sekali tidak ada, seolah pria itu lenyap begitu saja dari dunia. Nomor ponsel Lavine tetap tidak bisa dihubungi, bahkan lewat jalur lain pun tidak membuahkan hasil apapun. Rose sempat mencoba menghibur Elle, mengatakan mungkin Lavine pergi untuk alasan pribadi. Tapi di hati kecilnya, Elle tahu ini lebih dari sekadar ‘pergi tanpa pamit.’ Ada sesuatu yang terjadi, tapi entah apa itu. Setiap malam, Elle duduk di ruang tamu apartemennya, menatap layar ponsel yang kosong. Pesan terakhir dari Lavine tetap utuh, tidak bertambah sama sekali. Di kantor, Elle memang tetap tampil profesional. Namun mereka yang mengenalnya dengan baik, seperti Rose dan beberapa staf dekat, bisa melihat ada perubahan di mata Elle. Tatapannya sering kosong, sering kali terdiam lama tanpa ia sadari.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 279

    Elle berlari menyusuri bibir pantai, memanggil-manggil nama Lavine dengan suara parau. Pasir basah mengotori kakinya, dan ombak kecil terus menerpa kakinya yang makin gemetar. Malam semakin larut, suasana pantai yang tadinya meriah berubah sunyi dan mencekam. Rose yang mengejar dari belakang segera mengambil ponselnya. Dengan tangan yang bergerak gugup, ia menghubungi pusat keamanan setempat. “Ini darurat!” seru Rose kepada petugas yang mengangkat telepon. “Kami telah kehilangan seseorang. Kami butuh bantuan pencarian segera di sekitar area pantai!” Petugas itu segera mengonfirmasi laporan Rose dan mengerahkan beberapa anggota tim penyelamat yang memang sudah bersiaga di lokasi acara tersebut. Sementara itu, Elle terus mencari, matanya nanar menatap setiap sudut pantai. “Lavine, jawab aku...! Dimana kau sekarang...” Elle hampir menangis. Dia terus berlarian,mencari ke manapun yang bisa di jangkau.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 278

    Dengan luka di lengannya yang terus mengalirkan darah, Lavine tetap berusaha tenang. Ia tahu, jika membuat keributan, orang-orang di area barbeque bisa panik dan suasana akan menjadi kacau. Ia menekan lukanya dengan kain yang ia temukan di sekitar tempat sampah, lalu menyusuri lorong belakang penginapan menuju jalan alternatif ke kamarnya. “Badjingan itu... jangan harap kau bisa mengelak kali ini,” batin Lavine. Langkahnya cepat dan sigap meski tubuhnya terasa lemas. Beberapa kali ia berhenti untuk memastikan tidak ada lagi yang mengikutinya. Begitu sampai di kamar, ia langsung mengunci pintu dan menahan napas sejenak, berusaha memproses apa yang barusan terjadi. Sebelum melakukan yang lain, ia cepat mengambil ponselnya, menghubungi Jordi. “Jemput aku sekarang. Seseorang mencoba untuk membunuhku. Aku di pantai...” Setelah selesai menghubungi Jordi, Lavine membuka laci dan mengambil kotak P3K yang tersedia di kamar itu, l

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 277

    Lavine terbahak-bahak melihat bagaimana Elle terus-menerus mual sambil memegangi perutnya yang sakit. Cara Lavine mengendarai boat sebelumnya memang sangat ekstrem dan tidak stabil, membuat Elle kewalahan menahan rasa pusing dan mual. Elle menoleh dengan wajah kesal, lalu memukul lengan Lavine pelan. “Kau sengaja ya melakukan itu, biar aku muntah?” gerutunya. Lavine hanya tertawa makin keras sambil mengangkat tangan, pura-pura minta maaf. “Sumpah, aku cuma ingin memberikan sebuah pengalaman seru!” katanya, masih dengan nada menggoda. “Tapi, sepertinya terlalu seru untukmu, ya? Hahaha.....” Elle menghela napas panjang, lalu duduk kembali sambil menenangkan perutnya. “Pengalaman seru katamu... aku hampir mati mabuk laut,” gumamnya pelan. Lavine hanya bisa tersenyum geli, menatap Elle yang masih cemberut tapi dalam hatinya justru terlihat manis saat marah-marah seperti itu.

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 276

    Elle tersenyum kecil tanpa sadar, matanya mengikuti setiap langkah Lavine yang berjalan dengan santai mendekatinya. Pria itu tampak sangat berbeda dari biasanya, setelan santainya kali ini justru membuatnya terlihat semakin menarik. Celana pendek berwarna netral, kemeja polos berlengan pendek yang sedikit tergulung di lengan, serta rambutnya yang berantakan ditiup angin, semua itu berpadu sempurna dengan kacamata hitam yang bertengger di wajahnya. Elle menggelengkan kepala pelan, berusaha menepis pikirannya sendiri yang makin tidak karuan belakangan ini. “Apa yang sebenarnya aku pikirkan, sih? Bisa-bisanya aku memiliki perasaan aneh ini?” gumamnya di dalam hati. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu memalingkan pandangannya, berharap detak jantungnya bisa kembali tenang. Tapi dari sudut matanya, ia tahu, Lavine menyadari pandangan yang tertuju padanya sejak tadi. Lavine tersenyum lebar saat akhirnya bisa d

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 275

    “Kenapa kau tidak membalas pesan dariku?” Lavine menghela napas. “Takutnya kau cuma terpaksa mengajak saja, jadi aku tidak membalas pesan mu.” Elle pun berdecih sebal. “Sejak kapan kau peduli sekali dengan pendapatan ku? Bukanya kau hobi melakukan apa yang ingin kau lakukan tanpa peduli pendapat orang lain?” Mendengar itu, Lavine pun terkikik sendiri. “Ya ampun... Sekarang ini kau sudah sangat memahami ku, ya? Duh... jadi tersanjung. Kau pasti banyak memperhatikan ku belakangan ini, ya?” Elle menghela napas dengan ekspresi wajahnya yang sebal. “Gila kau ini. Mau atau tidak? Ada banyak kegiatan seru yang akan dilakukan dengan para staff kantor. Aku juga sudah menyiapkan door prize, loh...” Lavine tersenyum, sejak tadi terus mengamati ekspresi wajah Elle yang seperti berharap padanya. “Baiklah...” Setelah selesai berbicara dengan Elle, Lavine masuk ke dalam mobilnya dengan gerakan malas. Jordi, yang sudah menunggu di b

  • Gairah Panas Suami (Pura-pura) Buta   Season 2 : Bab 274

    Sore itu, langit tampak mendung ketika Lavine melangkah keluar dari gedung apartemennya. Dengan jas hitam dan kemeja yang sedikit terbuka di bagian atas, ia tampak seperti biasa, sangat santai, tapi menyimpan ketegangan yang jelas tidak akan tampak di permukaan. Di dalam mobil, Jordi menyetir tanpa banyak bicara. Lavine duduk bersandar, menatap keluar jendela sambil mengetukkan jari ke paha dengan irama acak. “Kira-kira kali ini dia ingin membahas apa lagi ya? Bisnis? Atau mungkin ada hubungannya dengan Elle? Hah! Tidak sabaran juga, aku jadi ingin cepat sampai.” katanya setengah bercanda, setengah kesal. Jordi melirik dari kaca spion. “Mungkin Tuan Ramon mulai sadar siapa yang sebenarnya punya andil besar dalam banyak hal akhir-akhir ini, Tuan.” Lavine hanya tertawa kecil, nada suaranya penuh ironi. “Hah! Kalau dia sadar, mungkin itu karena dia kepepet. Bukan karena dia benar-benar melihat.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status