“Regha,” ucap Vella lirih.
Deon menanggapi dengan senyuman terpaksa. Pantas saja Vella seolah menutupi identitas sang pelaku. Sahabat sekaligus musuh bebuyutannya lah yang menjadi duri dalam hubungannya bersama Vella.Pria itu menggali informasi atas kejadian yang menimpa Vella. Berkaitan dengan Vella sama saja berurusan dengannya.Vella tidak bisa menghindar dari paksaan Deon. Semakin ia diam, semakin bertambah pula kemarahan pria itu. Ia menceritakan dari awal hingga akhir perbuatan bejat Regha. Tak lupa ia juga mengatakan kalau tidak tahu mengenai tempatnya bekerja adalah milik Regha.Setelah menceritakan semuanya, Vella bukannya mendapat ketenangan malah semakin risau. Deon pergi begitu saja meninggalkannya dalam keadaan seperti ini. Ia takut Deon akan menghampiri Regha dan membuat kekacauan.Tenaga Vella tak tersisa sama sekali. Tubuhnya terasa sangat lemas. Takutnya jika ia mengejar Deon dan ikut bersama pria itu akan memicu masalah baru. Ia harus merapikan kamarnya sebelum orang tuanya pulang. Terlambat sedikit saja, ia akan mendapat pukulan dari ayahnya karena telah membuat ulah.Di tempat lain Regha tengah mengobrol santai dengan kakaknya. Sebenarnya, Regha tak suka dengan kedatangan wanita itu. Seenaknya masuk tanpa permisi. Sejak tadi ia berusaha mengusirnya, tetapi justru Regha yang kena omelan.“Mau sampai kapan kamu seperti ini? Kakak lelah mengurusmu. Lebih baik kamu cari calon istri,” perintah Alice.Lihatlah betapa bawelnya ibu satu anak ini. Regha tidak pernah menyuruh untuk dilayani layaknya anak kecil. Ia sudah dewasa dan bisa menentukan pilihan hidupnya sendiri. Tetapi, Alice selalu saja ikut campur urusannya.Setiap kali Regha meminta Alice agar tidak mengaturnya. Wanita itu selalu beralasan demi kebaikannya dan atas perintah dari orang tuanya.Mereka tinggal di Indonesia sedangkan ayah dan ibu menetap di luar negeri. Wajar jika Alice mengemban tanggung jawab untuk menjaga adiknya.Bosan sekali rasanya menghadapi Alice. Regha memilih pergi meninggalkan kantor dan disusul Alice. Regha malas menanggapi omong kosong kakaknya itu. Pernikahan terkesan prestasi yang membanggakan. Jika telah tiba saatnya ia akan menyebar undangan dan tidak perlu didesak terus-menerus.Regha baru saja melangkahkan kakinya ke luar perusahaan. Pria itu baru akan masuk ke dalam mobilnya. Akibat kurang mengantisipasi bahaya yang mengintai, ada seseorang yang menonjok wajahnya tanpa alasan yang jelas.Sontak saja Regha terhuyung hingga perutnya mengenai bagian depan mobilnya. Alice yang melihat adiknya dipukul oleh pria tersebut tidak tinggal diam. Namun, ia mengurungkan niatnya ketika mengetahui siapa yang melancarkan pukulan pada Regha.“See? Regha Alfarezi ternyata masih pengecut,” ejek Deon.“Jaga ucapanmu!” Regha memperingatkan ucapan Deon yang keterlaluan.Ejekan yang dilayangkan Deon sukses membuat Regha naik darah. Kilat api permusuhan di antara mereka begitu kentara. Keduanya merasa paling benar dari sudut pandang masing-masing.Regha bisa saja membalas perbuatan Deon. Bukan hal yang sulit untuk membuat Deon babak belur. Akan tetapi, ia tidak bisa melakukannya di depan Alice.Ia tidak mau Alice mengadu pada orang tuanya. Regha sudah muak mendengar nasihat setiap harinya. Seolah tidak ada kebanggaan yang ia miliki.Deon tak gentar digertak oleh Regha. Ia menganggap pecundang itu berlindung di ketiak Alice. Deon akan membongkar semua kelakuan bejat Regha. Tak peduli jika dulunya mereka pernah berteman baik. Kalau pria itu bisa bertindak semaunya, ia juga bisa. Bahkan lebih parah dari Regha.“Santai, aku ke sini hanya mau bilang. Jangan dekati Vella lagi, biar aku saja yang bertanggung jawab,” kata Deon.“Bertanggung jawab apa?” sahut Alice.Alice bingung mencerna situasi saat ini. Ia pun tahu kalau hubungan adiknya dan Deon tidak seakrab dulu. Pertemanan mereka merenggang dan ia tidak tahu penyebabnya. Setiap kali ia menanyakan kabar Deon, Regha seringkali melarangnya membicarakan hal tersebut.Kedatangan Deon mendatangkan masalah baru. Regha menatap sengit pria itu. Vella pasti sudah bercerita pada pria itu. Sebentar lagi kelakuannya pasti akan terbongkar.“Kak Alice yang terhormat. Adikmu yang pengecut ini telah meniduri tunanganku. Dan lebih parahnya dia meninggalkan tunanganku di pinggir jalan setelah memakainya,” jelas Deon.Mudah bagi Deon untuk membongkar kebusukan Regha. Setelah mengatakan itu, Deon segera pergi. Ia yakin Alice tidak akan tinggal diam. Lalu akan tercipta pertikaian di antara dua saudara itu.Regha masuk ke dalam mobil begitu saja. Semua terjadi begitu cepat. Alice kini tahu akan motif di balik dendamnya selama ini. Persahabatannya bersama Deon rusak karena memperebutkan wanita.Mencengkram erat gagang kemudi tanpa menghiraukan pertanyaan dari Alice. Regha membawa kakaknya pergi dari tempat tersebut. Ia tidak berselera lagi untuk makan siang.Alice kecewa pada Regha. Adiknya sudah bertindak terlalu jauh. Ia mempunyai anak perempuan yang dijaganya dengan erat. Alice tentu akan marah besar jika mendengar kabar kurang baik yang menimpa wanita.Kenakalan Regha tidak dapat ditolerir. Pria itu harus bertanggung jawab dan Alice tidak akan membiarkan Regha lepas. Alice sangat khawatir akan psikis wanita yang dijadikan alat pemuas oleh adiknya. Nalurinya sebagai seorang ibu muncul. Menjaga anak perempuan bukanlah hal yang mudah. Ia bisa berpikir seperti itu lantaran anaknya juga perempuan.Pergaulan Regha sudah keluar jalur. Didikan Alice selama ini seolah angina lewat. Tidak digubris sama sekali. Terkesan disepelekan sehingga menghancurkan nama baik keluarga. Alice tidak bisa membayangkan hukuman yang akan diterima Regha jika orang tuanya tahu.***“Untuk apa kamu ke sini lagi?” tanya Vella.Merasa ada yang mengetuk pintu. Lantas Vella membuka pintu kamarnya, melihat siapa yang datang. Vella sudah selesai membereskan kekacauan yang disebabkan oleh Deon. Pria itu kembali setelah pergi meninggalkannya tadi.“Aku sudah membuat perhitungan dengan Regha,” ucap Deon.Ia sudah bisa menebak kepergian Deon untuk menemui Regha. Vella lelah harus menanggapi seperti apa. Semua bentuk upaya dukungan dari Deon tidak bisa mengembalikan kesuciannya. Vella tetaplah wanita kotor yang tidak pantas diperjuangkan.Dengan pintu sedikit terbuka, Deon mengajak Vella untuk duduk di kasur. Ia mencoba menenangkan batin tunangannya yang tengah terguncang. Sebenarnya, tak hanya Vella yang merasakan rasa sakit. Deon juga merasakan hal yang sama.Vella meraung meratapi nasibnya. Ia terus mencaci maki dirinya sendiri. Bersuara bahwa ia bukan wanita yang baik untuk Deon. Vella menyuruh Deon pergi dari hidupnya.Tak tahan dengan sikap Vella yang terus menyalahkan diri sendiri. Deon memeluk erat wanita itu dari belakang. Ia menghiraukan Vella yang mencoba mengelak dari pelukannya.Di luar sana Regha pasti tersenyum puas setelah berhasil merenggut masa depan Vella. Saat ini Vella tidak bisa berpikir jernih.“Kalau nanti aku hamil, tapi bukan anak kamu gimana?”“Apa yang kalian bicarakan?”Vella dan Deon menoleh ke sumber suara. Mereka terkejut melihat kedatangan laki-laki yang merupakan ayah kandung Vella. Tubuh Vella mendadak kaku.Kecerobohan Vella lupa tidak mengunci pintu mengantarnya pada kemarahan sang ayah. Wanita itu bersembunyi di balik tubuh kekar Deon. Ia tidak berani berhadapan langsung dengan pria itu.Deon berusaha melindungi tunangannya dari amukan Adnan. Vella sering bercerita mengenai siksaan yang dilayangkan pria itu. Namun, Deon baru melihat betapa buruknya pola didik dari Adnan saat ini.“Plak!”Adnan tak mempedulikan larangan dari calon menantunya. Ia tidak mungkin salah dengar. Putrinya telah melakukan kesalahan besar. Pukulan Adnan terus membabi buta. Ia tak mempedulikan bahwa Vella adalah darah dagingnya. Tak cukup dengan sekali tamparan, Adnan kembali menampar pipi anaknya. Pria itu sudah dikuasai oleh bisikan setan.Rambut Vella dijambak oleh ayahnya hingga kepalanya menengadah ke atas. Vella tahu jika dirinya tela
“Tidak mau. Apa untungnya aku menemui Vella?” Regha enggan menuruti perintah dari kakaknya.Bagi Regha tap perlu lagi berhubungan dengan Vella. Pembalasan dendamnya cukup sampai di sini. Ia berhasil menghancurkan wanita itu. Sama seperti dulu Vella mempermalukannya di depan umum.Jika tahu Regha tumbuh menjadi keras kepala. Alice seharusnyaa berdoa agar tidak mempunyai adik yang memalukan seperti ini. Harga dirinya seolah direndahkan. Bukan hal asing lagi jika seorang perempuan saling memberi dukungan.Rasa sakit yang selama ini terpendam dibalas hanya dengan kata maaf rasanya tidak adil. Regha merasa dirinya paling benar dan merenggung kehormatan seorang wanita bukanlah masalah yang besar. Hati nuraninya sudah dibutakan oleh dendam yang begitu besar pada Vella.“Bagaimana jika Vella hamil anakmu nanti? Apa kamu masih tidak mau menikahinya juga?”Alice tak mau adiknya menjadi pria penggecut. Ia menuntut Regha untuk bertanggung jawab. Sekali pun Regha adalah saudaranya. Kali ini Alice
“Sebenarnya apa maumu?” tanya Vella tegas.Orang yang pada dasarnya baik tidak akan haus akan pujian. Kesombongan terletak pada diri Regha. Dengan bangganya pria itu menyombongkan perbuatan bejatnya.Vella menggigit kuat bibir bawahnya guna menahan air mata yang menggenang di pelupuk. Regha seolah tak berdosa dan malah menantangnya. Seumur hidup itu lama dan ia tak mau mengarungi bahtera rumah tangga dengan pria seperti ini.“Sakit dibalas sakit. Kamu pergi begitu saja meninggalkanku di saat rasa cintaku begitu besar padamu. Bukankah itu hal yang menyakitkan?”Perasaan cinta yang semula menggebu berubah menjadi dendam. Regha masih ingat betapa sakitnya ditinggalkan oleh Vella ketika mereka baru saja merajut kasih. Tidak ada yang mengatakan putus di antara keduanya. Namun, Vella telah mengkhianatinya. Vella yang saat itu masih berstatus sebagai kekasihnya hilang bak ditelan bumi.Wanita itu tergugu mendengar pengakuan Regha. Jadi, selama ini Regha masih mengingat kejadian itu. Jika ia
“Berhenti menggodaku, Kak. Aku tekankan sekali lagi, aku tidak mencintai Regha.” Vella melepaskan pelukan kakaknya lantaran kesal.Nasib baik kali ini tidak berpihak pada Vella. Orang yang tengah dibicarakan justru muncul dari balik pintu. Siapa lagi kalau bukan Regha. Tunggu dulu, ia tak mengundang pria itu untuk datang ke sini. Apalagi untuk meminta menemaninya saja enggan.Senyum lebar ketika bersama kakaknya tergantikan dengan wajah masam. Pria itu merusak suasana hati Vella.Andra yang mengerti akan tujuan Regha datang ke sini memilih pergi. Tak sepantasnya ia berdiam diri dan menjadikan suasana canggung di antara mereka.Tak semudah itu Vella membiarkan Andra pergi. Lengan Andra dicekal oleh Vella seolah mengisyaratkan untuk tetap di sini.“Sudah ada calon suamimu di sini. Kakak pergi dulu ya, nanti kita bicara lagi.” Andra mengecup kening adiknya sebelum pergi. Ia mempersilahkan mereka untuk menikmati waktu bersama.Vella menatap sengit Regha. Ia tak peduli jika pria itu merupa
“Bisakah kamu pergi dari hadapanku sekarang juga?” kata Regha.Vella mulai tidak nyaman ditatap seintens itu. Apalagi perempuan asing itu secara tidak langsung menyindirnya. Melihat gelagat Vella yang mulai resah. Regha menyadari pergerakan calon istrinya itu yang tidak senang akan kehadiran Shenna. Ia pun merasakan hal yang sama.“Aku semakin yakin kalau wanita ini adalah penyebab kehancuranmu. Buktinya saat itu kamu hampir mau bunuh diri,” ucap Shenna.Shenna berkata sejujurnya. Regha tidak mungkin mau pergi bersama seorang wanita kecuali ibu dan kakaknya. Ia pernah mendengar sepenggal tentang cerita Vella yang membuat pria itu kehilangan semangat hidup.Sebenarnya, Shenna sangat menginginkan Regha. Namun, akal sehatnya masih berguna. Ia enggan mengemis cinta pada pria yang tidak mencintainya. Ia masih ingat kontribusi orang tua Regha ketika memaksanya untuk menerima perjodohan tersebut. Ya, awalnya Shenna tidak keberatan karena terpikat pada pesona Regha. Tetapi, lama-kelamaan ia
“Seperti yang kamu dengar. Kamu memang bukan anak papa,” terang Adnan.Hancur sudah hati Vella mendengar pengakuan dari ayahnya kalau ia bukanlah darah daging dari pria itu.Andra kecewa akan jawaban ayahnya. Sangat gampang bagi Adnan untuk melukai hati Vella. Tidak seharusnya pria itu melontarkan perkataan yang menyakitkan. Andra tidak tahu harus berbuat apa lagi. Andra hanya ingin keluarga yang damai dan tenang tanpa melibatkan kekerasan.Tanpa mereka sadari. Perdebatan itu turut disaksikan oleh Regha. Pria itu tidak langsung pulang. Ia memilih ikut masuk ke dalam. Niat awalnya ingin sekalian berpamitan. Akan tetapi, ada hal lain yang disaksikannya mengenai calon istrinya yang bukan anak kandung Adnan.“Terus aku anak siapa, Pa?” Vella bertanya pada ayahnya dengan tatapan memilukan.“Ya, anak dari selingkuhan mama kamu,” Dengan entengnya Adnan membeberkan fakta pedih. Ia tak peduli jika nantinya Vella akan sakit hati padanya. Justru hal itulah yang diinginkannya. Vella menggeleng t
Tiba saatnya, sebuah hari di mana ikrar janji suci akan terucap oleh pegantin pria dan pengantin wanita. Pernikahan Vella dan Regha dihadiri oleh keluarga besar dari kedua belah pihak mempelai, serta rekan bisnis dari kedua orang tua mereka. Pesta pernikahan digelar di hotel mewah milik keluarga Regha. Dekorasi bertabur kemewahan dan kemegahan terpancar sempurna.Vella berdiri di depan kaca. Memandang dirinya yang sudah memakain gaun pengantin. Aura kecantikannya bersinar dengan riasan wajah yang flawless. Regha yang berdiri di depan altar menyaksikan betapa cantiknya wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Balutan kain yang indah melekat sempurna di tubuh Vella. Gaun pengantin yang dipilihkan Regha saat fitting baju pengantin saat itu sangatlah cantik tiada tandingan seperti sang pemakai. “Hati-hati jalannya.” Regha membantu Vella merapikan gaun yang menjuntai panjang.Melihat Vella yang sepertinya kesulitan berjalan. Regha khawatir jika wanita itu terlilit gaun. Pengalam
“Bilangnya saja tidak tertarik, tapi kamu sudah memperkosaku,” cibir Vella.Regha benar-benar menjengkelkan. Siapa sangka malam pertama yang didambakan banyak orang justru meninggalkan kesan buruk bagi Vella. Suaminya mengatakan terang-terangan tidak tertarik pada tubuhnya padahal sudah pernah menikmatinya.Vella tak peduli jika ucapannya begitu vulgar. Secara frontal ia meluapkan emosinya lantaran perkataan Regha yang menyinggungnya.Pria itu kalah telak dengan istrinya. Cibiran Vella tidak dapat dibantah. Regha merutuki ucapannya yang menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Vella jauh lebih pintar dari yang ia duga. Ia harus berpikir cerdas sebelum bicara dengan wanita itu.Kalau bukan mengingat Regha adalah suaminya. Vella lebih memilih tidur di kamar lain. Jangan sampai ia berpikir ke arah sana. Karena akan menimbulkan kecurigaan dan spekulasi baru.Tidak mau meladeni ucapan Regha yang seenaknya. Vella memilih tidur dengan membelakangi suaminya. Ia enggan bersitatap dengan pria it
Hari ini kediaman terasa sunyi. Vella bosan ketika tidak melakukan aktivitas apapun. Pasalnya Regha menyuruhnya melakukan kegiatan yang berat. Padahal tidak ada yang bisa ia lakukan di sini.Sebagai seorang istri ia merasa tidak berguna lantaran tidak bisa memasak. Regha tak pernah mempermasalahkan hal itu. Namun, Vella sadar diri. Ia tak bisa pasrah dan meratapi kekurangannya. Setidaknya ada yang bisa diandalkan darinya.Dengan bantuan asisten rumah tangga. Vella memberanikan diri untuk memasak. Dulu ia pernah membantu ibunya ketika bergelut dengan alat masak. Akan tetapi, wanita itu menyuruhnya untuk diam tanpa melakukan apapun.Vella sadar akibat terlalu dimanjakan oleh ibunya. Ia sampai tidak ada keinginan untuk belajar memasak. Seorang wanita yang tidak bisa berkecimpung di dapur rentan mendapat cibiran.“Aku harap Regha suka dengan masakanku,” gumam Vella.Awas saja sampai Regha nanti tidak menunjukkan apresiasi yang lebih terhadap masakan pertamanya. Ia sudah berjibaku dan memi
“Ada, tapi rusak,” kata Arin.Sekalipun ada CCTV, tetapi tidak berfungsi. Sama saja bohong, lisan tidak ada gunanya. Arin sampai detik ini tidak bisa memaafkan orang yang sudah menghancurkan rumah tangganya. Ia cukup kecewa pada Adnan yang menyimpulkan kejadian itu secara sesaat. Namun, yang ia berterima kasih pada suaminya ketika Adnan tak pernah mengajukan kata cerai padanya.Arin memilih berdamai dengan keadaan. Yang ia lakukan saat ini adalah menebar kebaikan dan berharap suatu saat suaminya kembali seperti dulu.“Satu-satunya cara agar papa percaya adalah mencari pria yang sudah memperkosa mama,” usul Vella.Pria yang tak lain itu adalah ayah kandung Vella. Kalau dipikir-pikir ia tidak akan ada kalau bukan karena sosok lelaki tersebut.Hening menyeruak pada dua wanita yang bersikeras dengan pendapatnya masing-masing. Arin sudah banyak bersyukur suaminya mau menampungnya di rumah ini. Di sisi lain Vella bersikukuh untuk mencari ayah kandungnya yang tidak bertanggung jawab.Jika su
Bandara merupakan salah satu tempat perpisahan yang menyaksikan sejuta kenangan dengan ungkapan tulus. Regha terbiasa hidup jauh dari orang tuanya. Momen mengharukan itu disaksikan oleh istrinya.Vella bersyukur selama ini tidak pernah jauh dengan orang tuanya. Ia tidak bisa membayangkan di posisi Regha yang harus merindu setiap saat. Kabar buruknya, pria yang ia kira sebagai ayah biologisnya ternyata hanya ayah tiri. Regha tak ingin cepat balik ke rumah. Ia masih mengambil cuti lantaran ingin menikmati masa-masa bulan madu. Dan disela kesibukannya, ia menyempatkan diri untuk mengantarkan kedua orang tuanya ke bandara.Cafe menjadi pilihan alternatif untuk bersantai sejenak dan mengisi perut. Mengembalikan pikiran jernih cukup dengan menghilangkan stres. Apalagi jika ditemani istri tercinta.Akhir-akhir ini Regha kerapkali membual. Padahal ia dulunya enggan dengan yang namanya merayu. Sikapnya yang dingin seperti kulkas telah rusak ketika menikah dengan Vella.“Apa aku boleh tanya se
Sepanjang hari Vella hanya berdiam diri di kamar. Suaminya sibuk mengurus keperluan mertuanya yang akan berangkat ke luar negeri.Menjelang malam hari Vella terbangun. Tenggorokannya kering, alhasil ia beranjak perlahan dari kasur agar tidak membangunkan Regha.Segelas air dingin sepertinya cukup untuk menuntaskan dahaganya. Vella membawa air minumnya ke kamar. Kebetulan jarak dari kamarnya ke dapur lumayan dekat.“Dari mana saja kamu?” Suara Regha mengintrupsi saat Vella baru saja masuk ke kamar.Pertandingan singkat dan sederhana. Seharusnya Vella bisa cepat tanggap dalam menjawabnya. Tubuhnya mendadak kaku melihat tatapan Regha yang sulit diartikan.Ia ingat tadi suaminya pulas dalam tidurnya. Tetapi, tiba-tiba saja pria itu tengah bersandar di kepala ranjang seolah menunggu kedatangan Vella.“Ambil air minum,”Regha mengisyaratkan istrinya untuk mendekat dengan gerakan jari telunjuk yang diayunkan. Sebelumnya pria itu meraba tempat di sebelahnya yang ternyata kosong. Ia panik, me
“Bilangnya saja tidak tertarik, tapi kamu sudah memperkosaku,” cibir Vella.Regha benar-benar menjengkelkan. Siapa sangka malam pertama yang didambakan banyak orang justru meninggalkan kesan buruk bagi Vella. Suaminya mengatakan terang-terangan tidak tertarik pada tubuhnya padahal sudah pernah menikmatinya.Vella tak peduli jika ucapannya begitu vulgar. Secara frontal ia meluapkan emosinya lantaran perkataan Regha yang menyinggungnya.Pria itu kalah telak dengan istrinya. Cibiran Vella tidak dapat dibantah. Regha merutuki ucapannya yang menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Vella jauh lebih pintar dari yang ia duga. Ia harus berpikir cerdas sebelum bicara dengan wanita itu.Kalau bukan mengingat Regha adalah suaminya. Vella lebih memilih tidur di kamar lain. Jangan sampai ia berpikir ke arah sana. Karena akan menimbulkan kecurigaan dan spekulasi baru.Tidak mau meladeni ucapan Regha yang seenaknya. Vella memilih tidur dengan membelakangi suaminya. Ia enggan bersitatap dengan pria it
Tiba saatnya, sebuah hari di mana ikrar janji suci akan terucap oleh pegantin pria dan pengantin wanita. Pernikahan Vella dan Regha dihadiri oleh keluarga besar dari kedua belah pihak mempelai, serta rekan bisnis dari kedua orang tua mereka. Pesta pernikahan digelar di hotel mewah milik keluarga Regha. Dekorasi bertabur kemewahan dan kemegahan terpancar sempurna.Vella berdiri di depan kaca. Memandang dirinya yang sudah memakain gaun pengantin. Aura kecantikannya bersinar dengan riasan wajah yang flawless. Regha yang berdiri di depan altar menyaksikan betapa cantiknya wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Balutan kain yang indah melekat sempurna di tubuh Vella. Gaun pengantin yang dipilihkan Regha saat fitting baju pengantin saat itu sangatlah cantik tiada tandingan seperti sang pemakai. “Hati-hati jalannya.” Regha membantu Vella merapikan gaun yang menjuntai panjang.Melihat Vella yang sepertinya kesulitan berjalan. Regha khawatir jika wanita itu terlilit gaun. Pengalam
“Seperti yang kamu dengar. Kamu memang bukan anak papa,” terang Adnan.Hancur sudah hati Vella mendengar pengakuan dari ayahnya kalau ia bukanlah darah daging dari pria itu.Andra kecewa akan jawaban ayahnya. Sangat gampang bagi Adnan untuk melukai hati Vella. Tidak seharusnya pria itu melontarkan perkataan yang menyakitkan. Andra tidak tahu harus berbuat apa lagi. Andra hanya ingin keluarga yang damai dan tenang tanpa melibatkan kekerasan.Tanpa mereka sadari. Perdebatan itu turut disaksikan oleh Regha. Pria itu tidak langsung pulang. Ia memilih ikut masuk ke dalam. Niat awalnya ingin sekalian berpamitan. Akan tetapi, ada hal lain yang disaksikannya mengenai calon istrinya yang bukan anak kandung Adnan.“Terus aku anak siapa, Pa?” Vella bertanya pada ayahnya dengan tatapan memilukan.“Ya, anak dari selingkuhan mama kamu,” Dengan entengnya Adnan membeberkan fakta pedih. Ia tak peduli jika nantinya Vella akan sakit hati padanya. Justru hal itulah yang diinginkannya. Vella menggeleng t
“Bisakah kamu pergi dari hadapanku sekarang juga?” kata Regha.Vella mulai tidak nyaman ditatap seintens itu. Apalagi perempuan asing itu secara tidak langsung menyindirnya. Melihat gelagat Vella yang mulai resah. Regha menyadari pergerakan calon istrinya itu yang tidak senang akan kehadiran Shenna. Ia pun merasakan hal yang sama.“Aku semakin yakin kalau wanita ini adalah penyebab kehancuranmu. Buktinya saat itu kamu hampir mau bunuh diri,” ucap Shenna.Shenna berkata sejujurnya. Regha tidak mungkin mau pergi bersama seorang wanita kecuali ibu dan kakaknya. Ia pernah mendengar sepenggal tentang cerita Vella yang membuat pria itu kehilangan semangat hidup.Sebenarnya, Shenna sangat menginginkan Regha. Namun, akal sehatnya masih berguna. Ia enggan mengemis cinta pada pria yang tidak mencintainya. Ia masih ingat kontribusi orang tua Regha ketika memaksanya untuk menerima perjodohan tersebut. Ya, awalnya Shenna tidak keberatan karena terpikat pada pesona Regha. Tetapi, lama-kelamaan ia
“Berhenti menggodaku, Kak. Aku tekankan sekali lagi, aku tidak mencintai Regha.” Vella melepaskan pelukan kakaknya lantaran kesal.Nasib baik kali ini tidak berpihak pada Vella. Orang yang tengah dibicarakan justru muncul dari balik pintu. Siapa lagi kalau bukan Regha. Tunggu dulu, ia tak mengundang pria itu untuk datang ke sini. Apalagi untuk meminta menemaninya saja enggan.Senyum lebar ketika bersama kakaknya tergantikan dengan wajah masam. Pria itu merusak suasana hati Vella.Andra yang mengerti akan tujuan Regha datang ke sini memilih pergi. Tak sepantasnya ia berdiam diri dan menjadikan suasana canggung di antara mereka.Tak semudah itu Vella membiarkan Andra pergi. Lengan Andra dicekal oleh Vella seolah mengisyaratkan untuk tetap di sini.“Sudah ada calon suamimu di sini. Kakak pergi dulu ya, nanti kita bicara lagi.” Andra mengecup kening adiknya sebelum pergi. Ia mempersilahkan mereka untuk menikmati waktu bersama.Vella menatap sengit Regha. Ia tak peduli jika pria itu merupa