“Apa yang kalian bicarakan?”
Vella dan Deon menoleh ke sumber suara. Mereka terkejut melihat kedatangan laki-laki yang merupakan ayah kandung Vella. Tubuh Vella mendadak kaku.Kecerobohan Vella lupa tidak mengunci pintu mengantarnya pada kemarahan sang ayah. Wanita itu bersembunyi di balik tubuh kekar Deon. Ia tidak berani berhadapan langsung dengan pria itu.Deon berusaha melindungi tunangannya dari amukan Adnan. Vella sering bercerita mengenai siksaan yang dilayangkan pria itu. Namun, Deon baru melihat betapa buruknya pola didik dari Adnan saat ini.“Plak!”Adnan tak mempedulikan larangan dari calon menantunya. Ia tidak mungkin salah dengar. Putrinya telah melakukan kesalahan besar.Pukulan Adnan terus membabi buta. Ia tak mempedulikan bahwa Vella adalah darah dagingnya. Tak cukup dengan sekali tamparan, Adnan kembali menampar pipi anaknya. Pria itu sudah dikuasai oleh bisikan setan.Rambut Vella dijambak oleh ayahnya hingga kepalanya menengadah ke atas. Vella tahu jika dirinya telah merusak nama baik keluarga. Tidak ada yang bisa menghentikan kekerasan yang dilakukan Adnan kecuali kakaknya. Sayangnya saudara laki-lakinya sedang menempuh pendidikan di luar negeri.“Ampun, Pa ...,” Vella memohon ampunan dari ayahnya agar tidak memperlakukannya dengan secara kasar.Kini Vella terlihat menyedihkan di mata Deon. Penyiksaan yang dialaminya tidak pantas disaksikan oleh orang lain. Vella tidak mau dikasihani.“Om, sudah. Tolong jangan sakiti, Vella.” Deon melerai Adnan yang berusaha untuk memukul Vella.Vella menghamburkan diri ke pelukan Deon. Mentalnya terguncang ditambah lagi pukulan demi pukulan yang menghantamnya. Keluarga yang seharusnya menjadi penguat baginya malah seperti hidup berdampingan di neraka.“Apa belum puas kamu buat masalah melulu? Aku tidak sudi menyebutmu sebagai anak. Sejak kapan kamu menekuni profesi murahan itu, Vel?!”Berulangkali Vella mendengar ucapan yang menyakitkan. Ayahnya sendiri bahkan tega menuduhnya sebagai kupu-kupu malam. Vella tumbuh di keluarga yang berlatar belakang buruk. Sejak kecil ia tak pernah mendapat kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya.Perempuan itu tidak keberatan jika dianggap sebagai biang masalah. Akan tetapi, ketika menyangkut harga diri. Ia akan marah, masih banyak pekerjaan yang lebih baik. Tidak mungkin ia memilih jalan instan demi meraup keuntungan.“Apa papa tahu kalau aku di perkosa? Aku dilecehkan dan tidak bisa kabur. Papa di mana saat aku butuh dukungan? Asal papa tahu aku menyesal dilahirkan ke dunia ini,”Kehidupan yang memilukan bagi seorang anak yang tidak diharapkan kehadirannya. Vella tidak tahu letak kesalahannya hingga ayahnya begitu membencinya.Cara Adnan memperlakukan Vella layaknya bertindak keji pada hewan. Bahkan manusia yang punya hati nurani tidak akan mau menyakiti makhluk hidup. Rupanya pemikiran itu tidak berlaku bagi Adnan.“Dasar anak kurang ajar! Papa malu punya anak kayak kamu,” hardik Adnan.“Kalau papa malu, kenapa tidak bunuh aku saja?” tantang Vella.Ucapan Vella tidak dapat dibenarkan. Wanita itu berani meninggikan nada bicara pada orang yang lebih tua. Selama ini ia selalu diam saja ketika mendapat bentuk kekerasan fisik dari ayahnya. Vella tertawa sumbang di akhir kalimat yang ia ucapkan.Tawa kekecewaan yang ditunjukkan Vella menunjukkan rasa sakit yang luar biasa. Air matanya mengering, lelah dengan keadaan yang membuat psikisnya terserang.Vella tidak main-main dengan ucapannya. Ia siap mengakhiri hidupnya di tangan ayahnya. Jika kepergiaannya bisa menjadikan keluarganya damai. Maka, ia tidak akan keberatan. Kehadirannya tidak diharapkan, jadi untuk apa bertahan?“Tarik kata-kata kamu!”Adnan pergi begitu saja meninggalkan Vella dan Deon. Sementara Deon masih terkejut akan keinginan Vella untuk mengakhiri hidup. Membayangkan hari-harinya tanpa ada wanita itu disampingnya akan terasa lebih menyakitkan.Wanita itu mengadu pada Deon. Vella tidak bisa bertahan jika keluarganya ikut memojokkannya. Rumah yang dijadikan sandaran tidak ada lagi.***“Sekarang jelasin! Siapa wanita itu, Gha? Jawab, jangan diam saja!” cecar Alice.Menyangkut kesucian perempuan yang sudah direnggut oleh adiknya sendiri. Alice siap menghukum Regha tanpa mempedulikan ikatan tali persaudaraan mereka.Regha dan Alice sudah sampai rumah. Semenjak menikah dan mempunyai anak, Alice tidak serumah lagi dengan adiknya. Namun, hampir setiap hari wanita itu menyempatkan waktunya untuk mengunjungi Regha.“Vella, perempuan yang pernah aku ceritakan dulu,” ucap Regha.Vella pernah menjadi topik pembicaraan antara Regha dan Alice. Regha pernah bercerita tentang wanita itu pada kakaknya. Perihal pengkhianatan Vella yang menyisakan rasa sesak di dada.Sejak saat itu Regha kerap murung dan menyiksa diri. Perasaan yang tak terbalas menjadikannya buta arah hingga menghalalkan segala cara. Dendamnya sudah terbalaskan. Seharusnya ia senang karena rencananya telah berhasil.Perasaan bersalah justru menyelimuti Regha. Ia sudah mengambil kesucian wanita yang ia kira sudah tidak suci lagi. Artinya ia orang pertama yang mencicipi kemolekan tubuh Vella. Semenjak kejadian itu bahkan ia tidak ada niatan untuk menghubungi Vella. Tak terbesit itikad baik untuk meminta maaf.Ada rasa penyesalan, namun enggan meminta maaf. Pembalasan dendam telah terbayar tuntas. Semua sudah impas dan inilah yang diinginkan Regha.“Perbuatanmu itu keterlaluan, Gha. Aku heran kenapa papa mempercayakan perusahaan padamu. Kamu boleh benci sama perempuan itu. Tapi, jangan mengambil harta paling berharga miliknya, bodoh!” maki Alice sambil menoyor kepala adiknya.Regha bukan anak kecil lagi yang harus diawasi. Sedikit saja Alice lengah adiknya akan berulah lagi. Seperti saat ini ia kecolongan dalam mengawasi gerak-gerik Regha. Dari dulu pria itu tidak mau berubah dan sekarang bertambah parah.Alice tidak peduli jika perkataannya menyakiti adiknya. Dengan cara begini ia harap Regha mau berubah dan mengakui kesalahannya. Alice tidak bisa mengawasi Regha selama 24 jam. Ia sudah berumah tangga dan waktunya terbagi bersama keluarganya.“Aku bosan mendengar ocehanmu, Kak. Lebih baik diam saja, jangan membuat kepalaku semakin pusing,” protes Regha.Kesal, itulah yang dirasakan Alice saat ini. Regha benar-benar adik yang tidak tahu diri. Alice mengomel pun demi kebaikan pria itu.Tak ada cara lain. Alice mengambil ponselnya lalu mencari nama ayahnya. Ia tidak sesabar itu dalam menghadapi Regha.Melihat Alice yang mengambil ancang-ancang demikian membuat Regha panik. Ia merampas ponsel milik kakaknya dan memperingatkan untuk tidak bertindak gegabah. Regha tidak mau terlibat masalah dengan ayahnya lagi.Kehidupan Regha sudah sangat sempurna dari sisi ekonomi. Semua keinginannya selalu dituruti. Namun, akibat kebiasaan itu Regha menjadi sosok yang suka bertindak semaunya karena terlalu dimanjakan.Alice mengambil kembali ponselnya dari genggaman adiknya. Gertakannya berhasil membuat Regha terdiam seribu bahasa dan tidak melawan lagi padanya. Regha paling takut jika sudah melibatkan orang tua, meskipun terkenal nakal. Pria itu tetap memiliki sisi lemah.“Temui perempuan itu sekarang!” perintah Alice tak mau dibantah.“Tidak mau. Apa untungnya aku menemui Vella?” Regha enggan menuruti perintah dari kakaknya.Bagi Regha tap perlu lagi berhubungan dengan Vella. Pembalasan dendamnya cukup sampai di sini. Ia berhasil menghancurkan wanita itu. Sama seperti dulu Vella mempermalukannya di depan umum.Jika tahu Regha tumbuh menjadi keras kepala. Alice seharusnyaa berdoa agar tidak mempunyai adik yang memalukan seperti ini. Harga dirinya seolah direndahkan. Bukan hal asing lagi jika seorang perempuan saling memberi dukungan.Rasa sakit yang selama ini terpendam dibalas hanya dengan kata maaf rasanya tidak adil. Regha merasa dirinya paling benar dan merenggung kehormatan seorang wanita bukanlah masalah yang besar. Hati nuraninya sudah dibutakan oleh dendam yang begitu besar pada Vella.“Bagaimana jika Vella hamil anakmu nanti? Apa kamu masih tidak mau menikahinya juga?”Alice tak mau adiknya menjadi pria penggecut. Ia menuntut Regha untuk bertanggung jawab. Sekali pun Regha adalah saudaranya. Kali ini Alice
“Sebenarnya apa maumu?” tanya Vella tegas.Orang yang pada dasarnya baik tidak akan haus akan pujian. Kesombongan terletak pada diri Regha. Dengan bangganya pria itu menyombongkan perbuatan bejatnya.Vella menggigit kuat bibir bawahnya guna menahan air mata yang menggenang di pelupuk. Regha seolah tak berdosa dan malah menantangnya. Seumur hidup itu lama dan ia tak mau mengarungi bahtera rumah tangga dengan pria seperti ini.“Sakit dibalas sakit. Kamu pergi begitu saja meninggalkanku di saat rasa cintaku begitu besar padamu. Bukankah itu hal yang menyakitkan?”Perasaan cinta yang semula menggebu berubah menjadi dendam. Regha masih ingat betapa sakitnya ditinggalkan oleh Vella ketika mereka baru saja merajut kasih. Tidak ada yang mengatakan putus di antara keduanya. Namun, Vella telah mengkhianatinya. Vella yang saat itu masih berstatus sebagai kekasihnya hilang bak ditelan bumi.Wanita itu tergugu mendengar pengakuan Regha. Jadi, selama ini Regha masih mengingat kejadian itu. Jika ia
“Berhenti menggodaku, Kak. Aku tekankan sekali lagi, aku tidak mencintai Regha.” Vella melepaskan pelukan kakaknya lantaran kesal.Nasib baik kali ini tidak berpihak pada Vella. Orang yang tengah dibicarakan justru muncul dari balik pintu. Siapa lagi kalau bukan Regha. Tunggu dulu, ia tak mengundang pria itu untuk datang ke sini. Apalagi untuk meminta menemaninya saja enggan.Senyum lebar ketika bersama kakaknya tergantikan dengan wajah masam. Pria itu merusak suasana hati Vella.Andra yang mengerti akan tujuan Regha datang ke sini memilih pergi. Tak sepantasnya ia berdiam diri dan menjadikan suasana canggung di antara mereka.Tak semudah itu Vella membiarkan Andra pergi. Lengan Andra dicekal oleh Vella seolah mengisyaratkan untuk tetap di sini.“Sudah ada calon suamimu di sini. Kakak pergi dulu ya, nanti kita bicara lagi.” Andra mengecup kening adiknya sebelum pergi. Ia mempersilahkan mereka untuk menikmati waktu bersama.Vella menatap sengit Regha. Ia tak peduli jika pria itu merupa
“Bisakah kamu pergi dari hadapanku sekarang juga?” kata Regha.Vella mulai tidak nyaman ditatap seintens itu. Apalagi perempuan asing itu secara tidak langsung menyindirnya. Melihat gelagat Vella yang mulai resah. Regha menyadari pergerakan calon istrinya itu yang tidak senang akan kehadiran Shenna. Ia pun merasakan hal yang sama.“Aku semakin yakin kalau wanita ini adalah penyebab kehancuranmu. Buktinya saat itu kamu hampir mau bunuh diri,” ucap Shenna.Shenna berkata sejujurnya. Regha tidak mungkin mau pergi bersama seorang wanita kecuali ibu dan kakaknya. Ia pernah mendengar sepenggal tentang cerita Vella yang membuat pria itu kehilangan semangat hidup.Sebenarnya, Shenna sangat menginginkan Regha. Namun, akal sehatnya masih berguna. Ia enggan mengemis cinta pada pria yang tidak mencintainya. Ia masih ingat kontribusi orang tua Regha ketika memaksanya untuk menerima perjodohan tersebut. Ya, awalnya Shenna tidak keberatan karena terpikat pada pesona Regha. Tetapi, lama-kelamaan ia
“Seperti yang kamu dengar. Kamu memang bukan anak papa,” terang Adnan.Hancur sudah hati Vella mendengar pengakuan dari ayahnya kalau ia bukanlah darah daging dari pria itu.Andra kecewa akan jawaban ayahnya. Sangat gampang bagi Adnan untuk melukai hati Vella. Tidak seharusnya pria itu melontarkan perkataan yang menyakitkan. Andra tidak tahu harus berbuat apa lagi. Andra hanya ingin keluarga yang damai dan tenang tanpa melibatkan kekerasan.Tanpa mereka sadari. Perdebatan itu turut disaksikan oleh Regha. Pria itu tidak langsung pulang. Ia memilih ikut masuk ke dalam. Niat awalnya ingin sekalian berpamitan. Akan tetapi, ada hal lain yang disaksikannya mengenai calon istrinya yang bukan anak kandung Adnan.“Terus aku anak siapa, Pa?” Vella bertanya pada ayahnya dengan tatapan memilukan.“Ya, anak dari selingkuhan mama kamu,” Dengan entengnya Adnan membeberkan fakta pedih. Ia tak peduli jika nantinya Vella akan sakit hati padanya. Justru hal itulah yang diinginkannya. Vella menggeleng t
Tiba saatnya, sebuah hari di mana ikrar janji suci akan terucap oleh pegantin pria dan pengantin wanita. Pernikahan Vella dan Regha dihadiri oleh keluarga besar dari kedua belah pihak mempelai, serta rekan bisnis dari kedua orang tua mereka. Pesta pernikahan digelar di hotel mewah milik keluarga Regha. Dekorasi bertabur kemewahan dan kemegahan terpancar sempurna.Vella berdiri di depan kaca. Memandang dirinya yang sudah memakain gaun pengantin. Aura kecantikannya bersinar dengan riasan wajah yang flawless. Regha yang berdiri di depan altar menyaksikan betapa cantiknya wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Balutan kain yang indah melekat sempurna di tubuh Vella. Gaun pengantin yang dipilihkan Regha saat fitting baju pengantin saat itu sangatlah cantik tiada tandingan seperti sang pemakai. “Hati-hati jalannya.” Regha membantu Vella merapikan gaun yang menjuntai panjang.Melihat Vella yang sepertinya kesulitan berjalan. Regha khawatir jika wanita itu terlilit gaun. Pengalam
“Bilangnya saja tidak tertarik, tapi kamu sudah memperkosaku,” cibir Vella.Regha benar-benar menjengkelkan. Siapa sangka malam pertama yang didambakan banyak orang justru meninggalkan kesan buruk bagi Vella. Suaminya mengatakan terang-terangan tidak tertarik pada tubuhnya padahal sudah pernah menikmatinya.Vella tak peduli jika ucapannya begitu vulgar. Secara frontal ia meluapkan emosinya lantaran perkataan Regha yang menyinggungnya.Pria itu kalah telak dengan istrinya. Cibiran Vella tidak dapat dibantah. Regha merutuki ucapannya yang menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Vella jauh lebih pintar dari yang ia duga. Ia harus berpikir cerdas sebelum bicara dengan wanita itu.Kalau bukan mengingat Regha adalah suaminya. Vella lebih memilih tidur di kamar lain. Jangan sampai ia berpikir ke arah sana. Karena akan menimbulkan kecurigaan dan spekulasi baru.Tidak mau meladeni ucapan Regha yang seenaknya. Vella memilih tidur dengan membelakangi suaminya. Ia enggan bersitatap dengan pria it
Sepanjang hari Vella hanya berdiam diri di kamar. Suaminya sibuk mengurus keperluan mertuanya yang akan berangkat ke luar negeri.Menjelang malam hari Vella terbangun. Tenggorokannya kering, alhasil ia beranjak perlahan dari kasur agar tidak membangunkan Regha.Segelas air dingin sepertinya cukup untuk menuntaskan dahaganya. Vella membawa air minumnya ke kamar. Kebetulan jarak dari kamarnya ke dapur lumayan dekat.“Dari mana saja kamu?” Suara Regha mengintrupsi saat Vella baru saja masuk ke kamar.Pertandingan singkat dan sederhana. Seharusnya Vella bisa cepat tanggap dalam menjawabnya. Tubuhnya mendadak kaku melihat tatapan Regha yang sulit diartikan.Ia ingat tadi suaminya pulas dalam tidurnya. Tetapi, tiba-tiba saja pria itu tengah bersandar di kepala ranjang seolah menunggu kedatangan Vella.“Ambil air minum,”Regha mengisyaratkan istrinya untuk mendekat dengan gerakan jari telunjuk yang diayunkan. Sebelumnya pria itu meraba tempat di sebelahnya yang ternyata kosong. Ia panik, me
Hari ini kediaman terasa sunyi. Vella bosan ketika tidak melakukan aktivitas apapun. Pasalnya Regha menyuruhnya melakukan kegiatan yang berat. Padahal tidak ada yang bisa ia lakukan di sini.Sebagai seorang istri ia merasa tidak berguna lantaran tidak bisa memasak. Regha tak pernah mempermasalahkan hal itu. Namun, Vella sadar diri. Ia tak bisa pasrah dan meratapi kekurangannya. Setidaknya ada yang bisa diandalkan darinya.Dengan bantuan asisten rumah tangga. Vella memberanikan diri untuk memasak. Dulu ia pernah membantu ibunya ketika bergelut dengan alat masak. Akan tetapi, wanita itu menyuruhnya untuk diam tanpa melakukan apapun.Vella sadar akibat terlalu dimanjakan oleh ibunya. Ia sampai tidak ada keinginan untuk belajar memasak. Seorang wanita yang tidak bisa berkecimpung di dapur rentan mendapat cibiran.“Aku harap Regha suka dengan masakanku,” gumam Vella.Awas saja sampai Regha nanti tidak menunjukkan apresiasi yang lebih terhadap masakan pertamanya. Ia sudah berjibaku dan memi
“Ada, tapi rusak,” kata Arin.Sekalipun ada CCTV, tetapi tidak berfungsi. Sama saja bohong, lisan tidak ada gunanya. Arin sampai detik ini tidak bisa memaafkan orang yang sudah menghancurkan rumah tangganya. Ia cukup kecewa pada Adnan yang menyimpulkan kejadian itu secara sesaat. Namun, yang ia berterima kasih pada suaminya ketika Adnan tak pernah mengajukan kata cerai padanya.Arin memilih berdamai dengan keadaan. Yang ia lakukan saat ini adalah menebar kebaikan dan berharap suatu saat suaminya kembali seperti dulu.“Satu-satunya cara agar papa percaya adalah mencari pria yang sudah memperkosa mama,” usul Vella.Pria yang tak lain itu adalah ayah kandung Vella. Kalau dipikir-pikir ia tidak akan ada kalau bukan karena sosok lelaki tersebut.Hening menyeruak pada dua wanita yang bersikeras dengan pendapatnya masing-masing. Arin sudah banyak bersyukur suaminya mau menampungnya di rumah ini. Di sisi lain Vella bersikukuh untuk mencari ayah kandungnya yang tidak bertanggung jawab.Jika su
Bandara merupakan salah satu tempat perpisahan yang menyaksikan sejuta kenangan dengan ungkapan tulus. Regha terbiasa hidup jauh dari orang tuanya. Momen mengharukan itu disaksikan oleh istrinya.Vella bersyukur selama ini tidak pernah jauh dengan orang tuanya. Ia tidak bisa membayangkan di posisi Regha yang harus merindu setiap saat. Kabar buruknya, pria yang ia kira sebagai ayah biologisnya ternyata hanya ayah tiri. Regha tak ingin cepat balik ke rumah. Ia masih mengambil cuti lantaran ingin menikmati masa-masa bulan madu. Dan disela kesibukannya, ia menyempatkan diri untuk mengantarkan kedua orang tuanya ke bandara.Cafe menjadi pilihan alternatif untuk bersantai sejenak dan mengisi perut. Mengembalikan pikiran jernih cukup dengan menghilangkan stres. Apalagi jika ditemani istri tercinta.Akhir-akhir ini Regha kerapkali membual. Padahal ia dulunya enggan dengan yang namanya merayu. Sikapnya yang dingin seperti kulkas telah rusak ketika menikah dengan Vella.“Apa aku boleh tanya se
Sepanjang hari Vella hanya berdiam diri di kamar. Suaminya sibuk mengurus keperluan mertuanya yang akan berangkat ke luar negeri.Menjelang malam hari Vella terbangun. Tenggorokannya kering, alhasil ia beranjak perlahan dari kasur agar tidak membangunkan Regha.Segelas air dingin sepertinya cukup untuk menuntaskan dahaganya. Vella membawa air minumnya ke kamar. Kebetulan jarak dari kamarnya ke dapur lumayan dekat.“Dari mana saja kamu?” Suara Regha mengintrupsi saat Vella baru saja masuk ke kamar.Pertandingan singkat dan sederhana. Seharusnya Vella bisa cepat tanggap dalam menjawabnya. Tubuhnya mendadak kaku melihat tatapan Regha yang sulit diartikan.Ia ingat tadi suaminya pulas dalam tidurnya. Tetapi, tiba-tiba saja pria itu tengah bersandar di kepala ranjang seolah menunggu kedatangan Vella.“Ambil air minum,”Regha mengisyaratkan istrinya untuk mendekat dengan gerakan jari telunjuk yang diayunkan. Sebelumnya pria itu meraba tempat di sebelahnya yang ternyata kosong. Ia panik, me
“Bilangnya saja tidak tertarik, tapi kamu sudah memperkosaku,” cibir Vella.Regha benar-benar menjengkelkan. Siapa sangka malam pertama yang didambakan banyak orang justru meninggalkan kesan buruk bagi Vella. Suaminya mengatakan terang-terangan tidak tertarik pada tubuhnya padahal sudah pernah menikmatinya.Vella tak peduli jika ucapannya begitu vulgar. Secara frontal ia meluapkan emosinya lantaran perkataan Regha yang menyinggungnya.Pria itu kalah telak dengan istrinya. Cibiran Vella tidak dapat dibantah. Regha merutuki ucapannya yang menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Vella jauh lebih pintar dari yang ia duga. Ia harus berpikir cerdas sebelum bicara dengan wanita itu.Kalau bukan mengingat Regha adalah suaminya. Vella lebih memilih tidur di kamar lain. Jangan sampai ia berpikir ke arah sana. Karena akan menimbulkan kecurigaan dan spekulasi baru.Tidak mau meladeni ucapan Regha yang seenaknya. Vella memilih tidur dengan membelakangi suaminya. Ia enggan bersitatap dengan pria it
Tiba saatnya, sebuah hari di mana ikrar janji suci akan terucap oleh pegantin pria dan pengantin wanita. Pernikahan Vella dan Regha dihadiri oleh keluarga besar dari kedua belah pihak mempelai, serta rekan bisnis dari kedua orang tua mereka. Pesta pernikahan digelar di hotel mewah milik keluarga Regha. Dekorasi bertabur kemewahan dan kemegahan terpancar sempurna.Vella berdiri di depan kaca. Memandang dirinya yang sudah memakain gaun pengantin. Aura kecantikannya bersinar dengan riasan wajah yang flawless. Regha yang berdiri di depan altar menyaksikan betapa cantiknya wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Balutan kain yang indah melekat sempurna di tubuh Vella. Gaun pengantin yang dipilihkan Regha saat fitting baju pengantin saat itu sangatlah cantik tiada tandingan seperti sang pemakai. “Hati-hati jalannya.” Regha membantu Vella merapikan gaun yang menjuntai panjang.Melihat Vella yang sepertinya kesulitan berjalan. Regha khawatir jika wanita itu terlilit gaun. Pengalam
“Seperti yang kamu dengar. Kamu memang bukan anak papa,” terang Adnan.Hancur sudah hati Vella mendengar pengakuan dari ayahnya kalau ia bukanlah darah daging dari pria itu.Andra kecewa akan jawaban ayahnya. Sangat gampang bagi Adnan untuk melukai hati Vella. Tidak seharusnya pria itu melontarkan perkataan yang menyakitkan. Andra tidak tahu harus berbuat apa lagi. Andra hanya ingin keluarga yang damai dan tenang tanpa melibatkan kekerasan.Tanpa mereka sadari. Perdebatan itu turut disaksikan oleh Regha. Pria itu tidak langsung pulang. Ia memilih ikut masuk ke dalam. Niat awalnya ingin sekalian berpamitan. Akan tetapi, ada hal lain yang disaksikannya mengenai calon istrinya yang bukan anak kandung Adnan.“Terus aku anak siapa, Pa?” Vella bertanya pada ayahnya dengan tatapan memilukan.“Ya, anak dari selingkuhan mama kamu,” Dengan entengnya Adnan membeberkan fakta pedih. Ia tak peduli jika nantinya Vella akan sakit hati padanya. Justru hal itulah yang diinginkannya. Vella menggeleng t
“Bisakah kamu pergi dari hadapanku sekarang juga?” kata Regha.Vella mulai tidak nyaman ditatap seintens itu. Apalagi perempuan asing itu secara tidak langsung menyindirnya. Melihat gelagat Vella yang mulai resah. Regha menyadari pergerakan calon istrinya itu yang tidak senang akan kehadiran Shenna. Ia pun merasakan hal yang sama.“Aku semakin yakin kalau wanita ini adalah penyebab kehancuranmu. Buktinya saat itu kamu hampir mau bunuh diri,” ucap Shenna.Shenna berkata sejujurnya. Regha tidak mungkin mau pergi bersama seorang wanita kecuali ibu dan kakaknya. Ia pernah mendengar sepenggal tentang cerita Vella yang membuat pria itu kehilangan semangat hidup.Sebenarnya, Shenna sangat menginginkan Regha. Namun, akal sehatnya masih berguna. Ia enggan mengemis cinta pada pria yang tidak mencintainya. Ia masih ingat kontribusi orang tua Regha ketika memaksanya untuk menerima perjodohan tersebut. Ya, awalnya Shenna tidak keberatan karena terpikat pada pesona Regha. Tetapi, lama-kelamaan ia
“Berhenti menggodaku, Kak. Aku tekankan sekali lagi, aku tidak mencintai Regha.” Vella melepaskan pelukan kakaknya lantaran kesal.Nasib baik kali ini tidak berpihak pada Vella. Orang yang tengah dibicarakan justru muncul dari balik pintu. Siapa lagi kalau bukan Regha. Tunggu dulu, ia tak mengundang pria itu untuk datang ke sini. Apalagi untuk meminta menemaninya saja enggan.Senyum lebar ketika bersama kakaknya tergantikan dengan wajah masam. Pria itu merusak suasana hati Vella.Andra yang mengerti akan tujuan Regha datang ke sini memilih pergi. Tak sepantasnya ia berdiam diri dan menjadikan suasana canggung di antara mereka.Tak semudah itu Vella membiarkan Andra pergi. Lengan Andra dicekal oleh Vella seolah mengisyaratkan untuk tetap di sini.“Sudah ada calon suamimu di sini. Kakak pergi dulu ya, nanti kita bicara lagi.” Andra mengecup kening adiknya sebelum pergi. Ia mempersilahkan mereka untuk menikmati waktu bersama.Vella menatap sengit Regha. Ia tak peduli jika pria itu merupa