“Sebenarnya apa maumu?” tanya Vella tegas.
Orang yang pada dasarnya baik tidak akan haus akan pujian. Kesombongan terletak pada diri Regha. Dengan bangganya pria itu menyombongkan perbuatan bejatnya.Vella menggigit kuat bibir bawahnya guna menahan air mata yang menggenang di pelupuk. Regha seolah tak berdosa dan malah menantangnya. Seumur hidup itu lama dan ia tak mau mengarungi bahtera rumah tangga dengan pria seperti ini.“Sakit dibalas sakit. Kamu pergi begitu saja meninggalkanku di saat rasa cintaku begitu besar padamu. Bukankah itu hal yang menyakitkan?”Perasaan cinta yang semula menggebu berubah menjadi dendam. Regha masih ingat betapa sakitnya ditinggalkan oleh Vella ketika mereka baru saja merajut kasih. Tidak ada yang mengatakan putus di antara keduanya. Namun, Vella telah mengkhianatinya. Vella yang saat itu masih berstatus sebagai kekasihnya hilang bak ditelan bumi.Wanita itu tergugu mendengar pengakuan Regha. Jadi, selama ini Regha masih mengingat kejadian itu. Jika ia bisa memilih. Tentu Vella tidak perlu berpikir lagi. Perjodohannya bersama Deon saat itu menyulitkannya.“Asal kamu tahu, sampai sekarang aku masih mencintaimu. Saat itu aku sudah dijodohkan oleh orang tuaku. Dan pria itu adalah Deon, sahabat kamu!” teriak Vella diakhir kalimatnya.Frustasi merasakan tuduhan Regha yang tak beralasan. Ia bukanlah wanita yang suka tebar pesona dan mengemis perhatian pada laki-laki. Jika sedari awal ia tahu akan dijodohkan. Vella tidak mungkin memberi harapan pada Regha.Kini Regha tahu dendamnya selama ini karena kesalahpahaman. Ia telah salah menilai Vella. Regha menyimpulkan bahwa saat itu Vella berniat mempermainkan perasaannya.Penyesalan selalu datang di akhir. Regha beruntung bisa mempersunting Vella. Namun, ia menyesal karena baru tahu isi hati wanita itu. Terlambat sudah, sekarang Vella membencinya. Keadaan berubah dengan cepat.Vella menarik Regha dengan kasar. Menyuruh pria itu pergi dari kamarnya. Kehadiran Regha semakin memperunyam masalah.Dari balik pintu, Regha dapat mendengar isak tangis Vella. Kekejamannya lenyap melihat wanita yang dicintainya terluka karenanya.“Kita akan tetap menikah. Aku sudah janji pada orang tuamu untuk bertanggung jawab,”Setelah mengatakan kalimat itu. Barulah Regha pergi menuju lantai bawah. Ia sudah keterlaluan pada Vella dan kini hanya penyesalan yang terbayang dalam benaknya.Tak hanya Vella yang mendapat amukan dari keluarganya. Regha pun lebih parah. Ia dihajar habis-habisan oleh ayahnya akibat perbuatan kejinya. Berita ini cepat menyebar ke telinga orang tuanya karena mendapat informasi langsung dari kakaknya.Entah bagaimana Vella memandangnya saat ini. Regha pasrah menerima kenyataan yang ada. Ucapan Deon beberapa waktu lalu masih terngiang-ngiang dalam benaknya. Ia akan mempertahankan apa yang sudah menjadi miliknya. Susah payah ia mendapatkan Vella dan tidak akan melepasnya.Regha tak peduli jika persahabatannya dengan Deon hancur. Deon lah yang memulai genderang perang dengannya. Lebih parahnya pria itu selama ini hanya diam. Jika saja Regha mengetahui sejak awal perjodohan yang tak diinginkan ini. Tentu ia akan membantu Vella agar terlepas dari masalah yang rumit tersebut.***“Tidak bisakah kakak di sini saja. Aku takut sendirian di rumah.” Vella bergelanyut manja di lengar kakaknya. Ia memohon kakaknya untuk tinggal lebih lama lagi.Di kediaman yang penuh kenangan terasa mengerikan bagi Vella. Kenangan buruk mendominasi daripada kehangatan sebuah keluarga. Miris memang ia tak mendapatkan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya.“Kakak pulang karena adik kecilku yang satu ini mau menikah. Kenapa sedih, hm?” tanya Andra.Kepulangan Andra disambut baik oleh Vella. Ia sangat merindukan kakaknya. Tak heran kalau ia tak mau melepas pelukannya. Hanya Andra yang dapat memahami perasaannya.Andra mendekap adiknya. Ia merasa ada yang tidak beres di rumah ini. Kantung mata Vella menghitam. Ia tidak suka melihat saudara perempuannya itu bersedih. Terlepas dari kesalahan yang diperbuat Vella. Tidak pantas jika ayahnya juga ikut menyalahkan perempuan itu.Hubungan Vella dan ayahnya sudah renggang sejak lama. Mereka tidak menunjukkan hubungan harmonis layaknya anak dan ayah.Selama ini Andra selalu menjadi garda terdepan untuk Vella. Namun, setelah kepergiannya untuk menempuh pendidikan di luar negeri. Ia yakin penderitaan Vella kian bertambah.“Apa dengan menikah akan membuatku bahagia?”Kehidupan rumah tangga ayah dan ibunya yang hampir setiap hari bertengkar menyisahkan trauma bagi Vella. Tak ada momen yang ia lewatkan ketika orang tuanya bertikai. Ia takut akan mengalami kejadian yang serupa.Vella pernah mendengar kalimat yang membuatnya berpikir seribu kali untuk menikah. Beban seorang perempuan akan bertambah setelah menikah dan beban laki-laki akan berkurang.“Tentu, karena kamu menikah dengan orang kamu cintai.” Andra meyakinkan adiknya sambil mengelus surai perempuan itu.Cincin yang tersemat di jari manis Vella pemberian dari Deon tergantikan oleh pemberian Regha. Karena sebentar lagi Vella dan Regha akan menikah. Sejauh apapun berkelana, orang lama tetaplah pemenangnya.Sebagai seorang kakak, Andra marah pada Regha karena telah merusak adiknya. Baru ditinggal sebentar untuk meraih gelar magister. Ia sudah kecolongan. Namun, ia menyingkirkan segala kebenciannya agar tidak menambah beban Vella.“Itu dulu, Kak. Sekarang aku sudah tidak mencintainya lagi,” bantah Vella.Sejak kecil tumbuh bersama memudahkan Andra untuk membaca ekspresi Vella. Kerjapan polos itu tidak bisa mengelabuinya.Pria itu menatap dalam adiknya. Membuktikan jika ucapannya benar. Membuang rasa sayang yang begitu besar pada seseorang tak semudah membalikkan telapak tangan. Akibat pertikaian kedua orang tuanya, adik perempuan satu-satunya terkena imbasnya.Vella tidak peduli jika saat ini Regha merasa tidak tenang karena dijadikan topik utama. Ia berhak menyalurkan kekesalannya pada pria itu. Selagi tidak ada orangnya, ia bebas memaki habis-habisan lelaki itu.Ia memanfaatkan waktu yang ada untuk bercerita pada sang kakak. Andra adalah sosok pelindung terbaik baginya. Sandaran ternyaman untuknya berlabuh. Andai saja Regha tidak berubah, ia pasti menemukan duplikat dari kakaknya. Sayangnya pria itu telah merusak kepercayaannya.Memberikan nasihat pada Vella. Sama saja bicara dengan anak kecil. Tetapi, Andra tidak keberatan. Vella bertingkah manja seperti padanya karena tidak dapat mendapatkan figur dari seorang ayah. Andra selalu memainkan perannya sebagai kakak yang baik.Setidaknya Andra tak pernah membuat Vella takut ketika berdekatan dengannya. Rasanya sangat berat jika nantinya ia harus meninggalkan adiknya. Namun, apa boleh buat. Setelah Vella menikah nanti, ia akan melakukan perjanjian dengan Regha untuk menjaga perempuan itu. Jikalau sampai ingkar, Andra tak segan-segan untuk membuat perhitungan terhadap Regha.“Yang kakak lihat kamu tetap mencintainya. Bahkan kamu tergila-gila padanya bukan?” canda Andra.“Berhenti menggodaku, Kak. Aku tekankan sekali lagi, aku tidak mencintai Regha.” Vella melepaskan pelukan kakaknya lantaran kesal.Nasib baik kali ini tidak berpihak pada Vella. Orang yang tengah dibicarakan justru muncul dari balik pintu. Siapa lagi kalau bukan Regha. Tunggu dulu, ia tak mengundang pria itu untuk datang ke sini. Apalagi untuk meminta menemaninya saja enggan.Senyum lebar ketika bersama kakaknya tergantikan dengan wajah masam. Pria itu merusak suasana hati Vella.Andra yang mengerti akan tujuan Regha datang ke sini memilih pergi. Tak sepantasnya ia berdiam diri dan menjadikan suasana canggung di antara mereka.Tak semudah itu Vella membiarkan Andra pergi. Lengan Andra dicekal oleh Vella seolah mengisyaratkan untuk tetap di sini.“Sudah ada calon suamimu di sini. Kakak pergi dulu ya, nanti kita bicara lagi.” Andra mengecup kening adiknya sebelum pergi. Ia mempersilahkan mereka untuk menikmati waktu bersama.Vella menatap sengit Regha. Ia tak peduli jika pria itu merupa
“Bisakah kamu pergi dari hadapanku sekarang juga?” kata Regha.Vella mulai tidak nyaman ditatap seintens itu. Apalagi perempuan asing itu secara tidak langsung menyindirnya. Melihat gelagat Vella yang mulai resah. Regha menyadari pergerakan calon istrinya itu yang tidak senang akan kehadiran Shenna. Ia pun merasakan hal yang sama.“Aku semakin yakin kalau wanita ini adalah penyebab kehancuranmu. Buktinya saat itu kamu hampir mau bunuh diri,” ucap Shenna.Shenna berkata sejujurnya. Regha tidak mungkin mau pergi bersama seorang wanita kecuali ibu dan kakaknya. Ia pernah mendengar sepenggal tentang cerita Vella yang membuat pria itu kehilangan semangat hidup.Sebenarnya, Shenna sangat menginginkan Regha. Namun, akal sehatnya masih berguna. Ia enggan mengemis cinta pada pria yang tidak mencintainya. Ia masih ingat kontribusi orang tua Regha ketika memaksanya untuk menerima perjodohan tersebut. Ya, awalnya Shenna tidak keberatan karena terpikat pada pesona Regha. Tetapi, lama-kelamaan ia
“Seperti yang kamu dengar. Kamu memang bukan anak papa,” terang Adnan.Hancur sudah hati Vella mendengar pengakuan dari ayahnya kalau ia bukanlah darah daging dari pria itu.Andra kecewa akan jawaban ayahnya. Sangat gampang bagi Adnan untuk melukai hati Vella. Tidak seharusnya pria itu melontarkan perkataan yang menyakitkan. Andra tidak tahu harus berbuat apa lagi. Andra hanya ingin keluarga yang damai dan tenang tanpa melibatkan kekerasan.Tanpa mereka sadari. Perdebatan itu turut disaksikan oleh Regha. Pria itu tidak langsung pulang. Ia memilih ikut masuk ke dalam. Niat awalnya ingin sekalian berpamitan. Akan tetapi, ada hal lain yang disaksikannya mengenai calon istrinya yang bukan anak kandung Adnan.“Terus aku anak siapa, Pa?” Vella bertanya pada ayahnya dengan tatapan memilukan.“Ya, anak dari selingkuhan mama kamu,” Dengan entengnya Adnan membeberkan fakta pedih. Ia tak peduli jika nantinya Vella akan sakit hati padanya. Justru hal itulah yang diinginkannya. Vella menggeleng t
Tiba saatnya, sebuah hari di mana ikrar janji suci akan terucap oleh pegantin pria dan pengantin wanita. Pernikahan Vella dan Regha dihadiri oleh keluarga besar dari kedua belah pihak mempelai, serta rekan bisnis dari kedua orang tua mereka. Pesta pernikahan digelar di hotel mewah milik keluarga Regha. Dekorasi bertabur kemewahan dan kemegahan terpancar sempurna.Vella berdiri di depan kaca. Memandang dirinya yang sudah memakain gaun pengantin. Aura kecantikannya bersinar dengan riasan wajah yang flawless. Regha yang berdiri di depan altar menyaksikan betapa cantiknya wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Balutan kain yang indah melekat sempurna di tubuh Vella. Gaun pengantin yang dipilihkan Regha saat fitting baju pengantin saat itu sangatlah cantik tiada tandingan seperti sang pemakai. “Hati-hati jalannya.” Regha membantu Vella merapikan gaun yang menjuntai panjang.Melihat Vella yang sepertinya kesulitan berjalan. Regha khawatir jika wanita itu terlilit gaun. Pengalam
“Bilangnya saja tidak tertarik, tapi kamu sudah memperkosaku,” cibir Vella.Regha benar-benar menjengkelkan. Siapa sangka malam pertama yang didambakan banyak orang justru meninggalkan kesan buruk bagi Vella. Suaminya mengatakan terang-terangan tidak tertarik pada tubuhnya padahal sudah pernah menikmatinya.Vella tak peduli jika ucapannya begitu vulgar. Secara frontal ia meluapkan emosinya lantaran perkataan Regha yang menyinggungnya.Pria itu kalah telak dengan istrinya. Cibiran Vella tidak dapat dibantah. Regha merutuki ucapannya yang menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Vella jauh lebih pintar dari yang ia duga. Ia harus berpikir cerdas sebelum bicara dengan wanita itu.Kalau bukan mengingat Regha adalah suaminya. Vella lebih memilih tidur di kamar lain. Jangan sampai ia berpikir ke arah sana. Karena akan menimbulkan kecurigaan dan spekulasi baru.Tidak mau meladeni ucapan Regha yang seenaknya. Vella memilih tidur dengan membelakangi suaminya. Ia enggan bersitatap dengan pria it
Sepanjang hari Vella hanya berdiam diri di kamar. Suaminya sibuk mengurus keperluan mertuanya yang akan berangkat ke luar negeri.Menjelang malam hari Vella terbangun. Tenggorokannya kering, alhasil ia beranjak perlahan dari kasur agar tidak membangunkan Regha.Segelas air dingin sepertinya cukup untuk menuntaskan dahaganya. Vella membawa air minumnya ke kamar. Kebetulan jarak dari kamarnya ke dapur lumayan dekat.“Dari mana saja kamu?” Suara Regha mengintrupsi saat Vella baru saja masuk ke kamar.Pertandingan singkat dan sederhana. Seharusnya Vella bisa cepat tanggap dalam menjawabnya. Tubuhnya mendadak kaku melihat tatapan Regha yang sulit diartikan.Ia ingat tadi suaminya pulas dalam tidurnya. Tetapi, tiba-tiba saja pria itu tengah bersandar di kepala ranjang seolah menunggu kedatangan Vella.“Ambil air minum,”Regha mengisyaratkan istrinya untuk mendekat dengan gerakan jari telunjuk yang diayunkan. Sebelumnya pria itu meraba tempat di sebelahnya yang ternyata kosong. Ia panik, me
Bandara merupakan salah satu tempat perpisahan yang menyaksikan sejuta kenangan dengan ungkapan tulus. Regha terbiasa hidup jauh dari orang tuanya. Momen mengharukan itu disaksikan oleh istrinya.Vella bersyukur selama ini tidak pernah jauh dengan orang tuanya. Ia tidak bisa membayangkan di posisi Regha yang harus merindu setiap saat. Kabar buruknya, pria yang ia kira sebagai ayah biologisnya ternyata hanya ayah tiri. Regha tak ingin cepat balik ke rumah. Ia masih mengambil cuti lantaran ingin menikmati masa-masa bulan madu. Dan disela kesibukannya, ia menyempatkan diri untuk mengantarkan kedua orang tuanya ke bandara.Cafe menjadi pilihan alternatif untuk bersantai sejenak dan mengisi perut. Mengembalikan pikiran jernih cukup dengan menghilangkan stres. Apalagi jika ditemani istri tercinta.Akhir-akhir ini Regha kerapkali membual. Padahal ia dulunya enggan dengan yang namanya merayu. Sikapnya yang dingin seperti kulkas telah rusak ketika menikah dengan Vella.“Apa aku boleh tanya se
“Ada, tapi rusak,” kata Arin.Sekalipun ada CCTV, tetapi tidak berfungsi. Sama saja bohong, lisan tidak ada gunanya. Arin sampai detik ini tidak bisa memaafkan orang yang sudah menghancurkan rumah tangganya. Ia cukup kecewa pada Adnan yang menyimpulkan kejadian itu secara sesaat. Namun, yang ia berterima kasih pada suaminya ketika Adnan tak pernah mengajukan kata cerai padanya.Arin memilih berdamai dengan keadaan. Yang ia lakukan saat ini adalah menebar kebaikan dan berharap suatu saat suaminya kembali seperti dulu.“Satu-satunya cara agar papa percaya adalah mencari pria yang sudah memperkosa mama,” usul Vella.Pria yang tak lain itu adalah ayah kandung Vella. Kalau dipikir-pikir ia tidak akan ada kalau bukan karena sosok lelaki tersebut.Hening menyeruak pada dua wanita yang bersikeras dengan pendapatnya masing-masing. Arin sudah banyak bersyukur suaminya mau menampungnya di rumah ini. Di sisi lain Vella bersikukuh untuk mencari ayah kandungnya yang tidak bertanggung jawab.Jika su
Hari ini kediaman terasa sunyi. Vella bosan ketika tidak melakukan aktivitas apapun. Pasalnya Regha menyuruhnya melakukan kegiatan yang berat. Padahal tidak ada yang bisa ia lakukan di sini.Sebagai seorang istri ia merasa tidak berguna lantaran tidak bisa memasak. Regha tak pernah mempermasalahkan hal itu. Namun, Vella sadar diri. Ia tak bisa pasrah dan meratapi kekurangannya. Setidaknya ada yang bisa diandalkan darinya.Dengan bantuan asisten rumah tangga. Vella memberanikan diri untuk memasak. Dulu ia pernah membantu ibunya ketika bergelut dengan alat masak. Akan tetapi, wanita itu menyuruhnya untuk diam tanpa melakukan apapun.Vella sadar akibat terlalu dimanjakan oleh ibunya. Ia sampai tidak ada keinginan untuk belajar memasak. Seorang wanita yang tidak bisa berkecimpung di dapur rentan mendapat cibiran.“Aku harap Regha suka dengan masakanku,” gumam Vella.Awas saja sampai Regha nanti tidak menunjukkan apresiasi yang lebih terhadap masakan pertamanya. Ia sudah berjibaku dan memi
“Ada, tapi rusak,” kata Arin.Sekalipun ada CCTV, tetapi tidak berfungsi. Sama saja bohong, lisan tidak ada gunanya. Arin sampai detik ini tidak bisa memaafkan orang yang sudah menghancurkan rumah tangganya. Ia cukup kecewa pada Adnan yang menyimpulkan kejadian itu secara sesaat. Namun, yang ia berterima kasih pada suaminya ketika Adnan tak pernah mengajukan kata cerai padanya.Arin memilih berdamai dengan keadaan. Yang ia lakukan saat ini adalah menebar kebaikan dan berharap suatu saat suaminya kembali seperti dulu.“Satu-satunya cara agar papa percaya adalah mencari pria yang sudah memperkosa mama,” usul Vella.Pria yang tak lain itu adalah ayah kandung Vella. Kalau dipikir-pikir ia tidak akan ada kalau bukan karena sosok lelaki tersebut.Hening menyeruak pada dua wanita yang bersikeras dengan pendapatnya masing-masing. Arin sudah banyak bersyukur suaminya mau menampungnya di rumah ini. Di sisi lain Vella bersikukuh untuk mencari ayah kandungnya yang tidak bertanggung jawab.Jika su
Bandara merupakan salah satu tempat perpisahan yang menyaksikan sejuta kenangan dengan ungkapan tulus. Regha terbiasa hidup jauh dari orang tuanya. Momen mengharukan itu disaksikan oleh istrinya.Vella bersyukur selama ini tidak pernah jauh dengan orang tuanya. Ia tidak bisa membayangkan di posisi Regha yang harus merindu setiap saat. Kabar buruknya, pria yang ia kira sebagai ayah biologisnya ternyata hanya ayah tiri. Regha tak ingin cepat balik ke rumah. Ia masih mengambil cuti lantaran ingin menikmati masa-masa bulan madu. Dan disela kesibukannya, ia menyempatkan diri untuk mengantarkan kedua orang tuanya ke bandara.Cafe menjadi pilihan alternatif untuk bersantai sejenak dan mengisi perut. Mengembalikan pikiran jernih cukup dengan menghilangkan stres. Apalagi jika ditemani istri tercinta.Akhir-akhir ini Regha kerapkali membual. Padahal ia dulunya enggan dengan yang namanya merayu. Sikapnya yang dingin seperti kulkas telah rusak ketika menikah dengan Vella.“Apa aku boleh tanya se
Sepanjang hari Vella hanya berdiam diri di kamar. Suaminya sibuk mengurus keperluan mertuanya yang akan berangkat ke luar negeri.Menjelang malam hari Vella terbangun. Tenggorokannya kering, alhasil ia beranjak perlahan dari kasur agar tidak membangunkan Regha.Segelas air dingin sepertinya cukup untuk menuntaskan dahaganya. Vella membawa air minumnya ke kamar. Kebetulan jarak dari kamarnya ke dapur lumayan dekat.“Dari mana saja kamu?” Suara Regha mengintrupsi saat Vella baru saja masuk ke kamar.Pertandingan singkat dan sederhana. Seharusnya Vella bisa cepat tanggap dalam menjawabnya. Tubuhnya mendadak kaku melihat tatapan Regha yang sulit diartikan.Ia ingat tadi suaminya pulas dalam tidurnya. Tetapi, tiba-tiba saja pria itu tengah bersandar di kepala ranjang seolah menunggu kedatangan Vella.“Ambil air minum,”Regha mengisyaratkan istrinya untuk mendekat dengan gerakan jari telunjuk yang diayunkan. Sebelumnya pria itu meraba tempat di sebelahnya yang ternyata kosong. Ia panik, me
“Bilangnya saja tidak tertarik, tapi kamu sudah memperkosaku,” cibir Vella.Regha benar-benar menjengkelkan. Siapa sangka malam pertama yang didambakan banyak orang justru meninggalkan kesan buruk bagi Vella. Suaminya mengatakan terang-terangan tidak tertarik pada tubuhnya padahal sudah pernah menikmatinya.Vella tak peduli jika ucapannya begitu vulgar. Secara frontal ia meluapkan emosinya lantaran perkataan Regha yang menyinggungnya.Pria itu kalah telak dengan istrinya. Cibiran Vella tidak dapat dibantah. Regha merutuki ucapannya yang menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Vella jauh lebih pintar dari yang ia duga. Ia harus berpikir cerdas sebelum bicara dengan wanita itu.Kalau bukan mengingat Regha adalah suaminya. Vella lebih memilih tidur di kamar lain. Jangan sampai ia berpikir ke arah sana. Karena akan menimbulkan kecurigaan dan spekulasi baru.Tidak mau meladeni ucapan Regha yang seenaknya. Vella memilih tidur dengan membelakangi suaminya. Ia enggan bersitatap dengan pria it
Tiba saatnya, sebuah hari di mana ikrar janji suci akan terucap oleh pegantin pria dan pengantin wanita. Pernikahan Vella dan Regha dihadiri oleh keluarga besar dari kedua belah pihak mempelai, serta rekan bisnis dari kedua orang tua mereka. Pesta pernikahan digelar di hotel mewah milik keluarga Regha. Dekorasi bertabur kemewahan dan kemegahan terpancar sempurna.Vella berdiri di depan kaca. Memandang dirinya yang sudah memakain gaun pengantin. Aura kecantikannya bersinar dengan riasan wajah yang flawless. Regha yang berdiri di depan altar menyaksikan betapa cantiknya wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Balutan kain yang indah melekat sempurna di tubuh Vella. Gaun pengantin yang dipilihkan Regha saat fitting baju pengantin saat itu sangatlah cantik tiada tandingan seperti sang pemakai. “Hati-hati jalannya.” Regha membantu Vella merapikan gaun yang menjuntai panjang.Melihat Vella yang sepertinya kesulitan berjalan. Regha khawatir jika wanita itu terlilit gaun. Pengalam
“Seperti yang kamu dengar. Kamu memang bukan anak papa,” terang Adnan.Hancur sudah hati Vella mendengar pengakuan dari ayahnya kalau ia bukanlah darah daging dari pria itu.Andra kecewa akan jawaban ayahnya. Sangat gampang bagi Adnan untuk melukai hati Vella. Tidak seharusnya pria itu melontarkan perkataan yang menyakitkan. Andra tidak tahu harus berbuat apa lagi. Andra hanya ingin keluarga yang damai dan tenang tanpa melibatkan kekerasan.Tanpa mereka sadari. Perdebatan itu turut disaksikan oleh Regha. Pria itu tidak langsung pulang. Ia memilih ikut masuk ke dalam. Niat awalnya ingin sekalian berpamitan. Akan tetapi, ada hal lain yang disaksikannya mengenai calon istrinya yang bukan anak kandung Adnan.“Terus aku anak siapa, Pa?” Vella bertanya pada ayahnya dengan tatapan memilukan.“Ya, anak dari selingkuhan mama kamu,” Dengan entengnya Adnan membeberkan fakta pedih. Ia tak peduli jika nantinya Vella akan sakit hati padanya. Justru hal itulah yang diinginkannya. Vella menggeleng t
“Bisakah kamu pergi dari hadapanku sekarang juga?” kata Regha.Vella mulai tidak nyaman ditatap seintens itu. Apalagi perempuan asing itu secara tidak langsung menyindirnya. Melihat gelagat Vella yang mulai resah. Regha menyadari pergerakan calon istrinya itu yang tidak senang akan kehadiran Shenna. Ia pun merasakan hal yang sama.“Aku semakin yakin kalau wanita ini adalah penyebab kehancuranmu. Buktinya saat itu kamu hampir mau bunuh diri,” ucap Shenna.Shenna berkata sejujurnya. Regha tidak mungkin mau pergi bersama seorang wanita kecuali ibu dan kakaknya. Ia pernah mendengar sepenggal tentang cerita Vella yang membuat pria itu kehilangan semangat hidup.Sebenarnya, Shenna sangat menginginkan Regha. Namun, akal sehatnya masih berguna. Ia enggan mengemis cinta pada pria yang tidak mencintainya. Ia masih ingat kontribusi orang tua Regha ketika memaksanya untuk menerima perjodohan tersebut. Ya, awalnya Shenna tidak keberatan karena terpikat pada pesona Regha. Tetapi, lama-kelamaan ia
“Berhenti menggodaku, Kak. Aku tekankan sekali lagi, aku tidak mencintai Regha.” Vella melepaskan pelukan kakaknya lantaran kesal.Nasib baik kali ini tidak berpihak pada Vella. Orang yang tengah dibicarakan justru muncul dari balik pintu. Siapa lagi kalau bukan Regha. Tunggu dulu, ia tak mengundang pria itu untuk datang ke sini. Apalagi untuk meminta menemaninya saja enggan.Senyum lebar ketika bersama kakaknya tergantikan dengan wajah masam. Pria itu merusak suasana hati Vella.Andra yang mengerti akan tujuan Regha datang ke sini memilih pergi. Tak sepantasnya ia berdiam diri dan menjadikan suasana canggung di antara mereka.Tak semudah itu Vella membiarkan Andra pergi. Lengan Andra dicekal oleh Vella seolah mengisyaratkan untuk tetap di sini.“Sudah ada calon suamimu di sini. Kakak pergi dulu ya, nanti kita bicara lagi.” Andra mengecup kening adiknya sebelum pergi. Ia mempersilahkan mereka untuk menikmati waktu bersama.Vella menatap sengit Regha. Ia tak peduli jika pria itu merupa