“Bercandamu tidak lucu, Sayang. Selama ini aku mati-matian tidak menyentuhmu. Apa ini balasanmu?”
Deon tersenyum miris. Vella pasti bercanda, karangan yang tidak masuk akal agar wanita itu bisa bebas darinya. Vella selalu menolaknya jika ia melampaui batas. Alangkah teganya kalau tunangannya bermain api di belakangnya.Yang benar saja, Deon menjalani hubungan selama empat tahun lamanya tanpa ada hubungan intim di dalamnya. Hanya sebatas pelukan, dan ciuman. Tidak sampai merembet ke ranah terlarang.Perasaan Vella campur aduk. Masalah sebesar ini tidak mungkin dijadikan bahan lelucon. Apalagi menyangkut harga diri. Isi kepala wanita itu kini sangat penuh, pusing dengan segala masalah yang datang silih berganti. Tidak ada tempat berkeluh kesah kian membuatnya sengsara.Vella sedang tidak mempertontonkan drama, ia payah dalam akting. Dunia penuh dengan panggung sandiwara. Bohong pun tidak ada gunanya.“Apa ucapanku terlihat bercanda? Kamu tahu sendiri aku bukan tipe orang yang suka bohong,” ucap Vella tegas.Pria itu meradang ketika mendengar pengakuan Vella. Wanita yang selama ini ia jaga dengan segenap jiwa raganya benar-benar tidak menghargai jerih payahnya. Deon diberi harapan setinggi langit. Kemudian didorong ke jurang yang sangat dalam.Bunyi pecahan kaca terdengar nyaring ketika Deon membanting barang tersebut. Kamar yang semula rapi kini menjadi berantakan.Melihat kemarahan Deon yang memporak-porandakkan kamarnya, Vella ingin berteriak minta tolong. Namun, tidak ada yang mendengar jeritannya. Orang tuanya sedang tidak ada di rumah. Alhasil, hanya ada mereka berdua.Hal inilah yang tidak disukai Vella dari laki-laki. Semua pria menunjukkan sisi gelapnya dengan bersikap kasar, dan ia muak menghadapinya. Tak hanya luka fisik yang ia terima dari ayahnya. Deon juga melakukan perbuatan yang sama. Bedanya Deon menyalurkan amarahnya dengan membentaknya tanpa adanya kekerasan fisik.Melalui masalah ini, Vella tahu kalau Deon tidak beda jauh dengannya. Pria yang temperamen sampai membuatnya trauma. Sejak kecil Vella sering mendapat siksaan dari laki-laki yang dianggapnya sebagai pelindung. Ia tak ingin menjalani kehidupan rumah tangga bersama lelaki yang suka kekerasan.Ternyata selama ini percuma menjaga akal sehat agar tidak merusak seorang wanita. Apalagi perempuan itu berstatus sebagai tunangan. Kalau tahu akan berakhir seperti ini. Deon memilih untuk mengambil hak yang seharusnya diperolehnya.“Kamu dibayar berapa untuk sekali tidur dengan pria itu, hah?!”“Plak!”Sontak saja cacian pedas itu mendapat tamparan keras dari Vella. Sudah cukup Deon menuduhnya sebagai dalang utama dari masalah yang rumit ini. Di sini Vella adalah korban.Vella tidak serendah itu, menjual tubuhnya hanya untuk mendapatkan uang. Ia tidak menyangka pikiran Deon akan sedangkal itu. Ia pikir pria itu bisa bersikap dewasa menyikapi hal semacam ini.Puluhan hingga ratusan juta pun tidak akan ia terima. Vella bukanlah wanita yang gila harta. Selama ini ia mencoba mandiri, mencari pekerjaan yang layak dan cocok untuknya. Jika ia mengambil pekerjaan sehina itu jelas akan ditolaknya mentah-mentah.Deon yang notabennya sebagai tunangan Vella saja tidak pernah diperbolehkan menyentuh wanita itu. Sekarang dengan entengnya Deon sendirilah yang merendahkannya.Tubuh wanita itu merosot beriringan dengan isak tangis yang menggema. Vella tidak mau berada di posisi seperti ini. Mengorbankan seluruh hidupnya pada penderitaan di masa lalu yang kembali terulang. Vella memang terpaksa menjalani perjodohan ini. Namun, ia memberi peluang pada Deon untuk membuktikannya. Berusaha berdamai dengan keadaan meskipun sulit.Belum usai penderitaan Vella. Kini badai bencana yang menerjang hidupnya datang lagi. seakan tidak berujung dan terus meninggalkan luka. Banyak pepatah bertebaran di luar sana. Jika cinta habis pada orang lama itu memang benar adanya. Terbukti bahwa sekarang Vella berada di posisi itu.Wanita itu merasa sangat keterlaluan telah menampar Deon. Namun, gerakan refleks itu ia lakukan karena perkataan pria itu menyakit hatinya. Tidak ada yang mau berada di posisi Vella.”Bilang padaku, siapa pria itu?” tanya Deon.Pria sejati tidak mungkin berani melukai perempuan. Deon sama sekali tidak membalas tamparan Vella. Ia masih bisa mengontrol dirinya agar tidak meluapkan amarahnya pada Vella. Yang ia cari sekarang adalah lelaki pengecut tidak bermoral. Apabila sampau bertemu nanti, ia akan menghajarnya habis-habisan.Deon tidak terima tunangannya dilecehkan. Sederet pertanyaan terus bersarang di benaknya. Tidak ada kata maaf bagi sang pelaku. Hatinya hancur melihat wanita yang dicintai bukan gadis lagi. Seharusnya Deon lah yang pantas mendapatkan itu semua. Bukan pria pecundang yang bebas berkeliaran di luar sana. Sementara masa depan Vella terombang-ambing.Siapa sangka Deon masih mau bertahan dengan Vella. Pria itu tidak peduli pada kebenaran kalau tunangannya sudah tidak perawan. Deon dibutakan cinta hingga rela menerima wanita yang rusak.Sudah sejauh ini mereka menjalani hubungan. Melalui pasang surut dan menemukan solusi agar tetap bersama. Tetapi, Vella berpegang teguh pada pendiriannya. Tidak ada yang bisa dibanggakan lagi dari dirinya. Ia terlanjur kotor dan itu adalah fakta yang paling menyakitkan dalam hidupnya.Benci dengan keterdiaman Vella, Deon mengguncang pundak wanita itu agar mau bicara terus terang. Deon tidak mau ada yang disembunyikan darinya lagi.“Pria itu …,” Vella ragu untuk mengucap nama pria yang sudah menodainya.Lidah Vella mendadak kelu. Padahal hanya dengan mengucap satu kata semuanya akan terbongkar. Rasanya tidak mungkin jika ia berusaha melindungi Regha dari amukan Deon.Sekilas ingatan buruk kembali menghantam pikiran Vella. Wanita itu menggelengkan kepalanya bermaksud mengusir bayangan Regha dari benaknya.Kesabaran Deon diujung tanduk. Menunggu Vella mengaku sama halnya dengan mengamati jalannya siput. Tatapan Deon menajam, tak sedikit pun berkata kasar lagi. Tetapi, ia butuh jawaban dari wanita itu sekarang juga.Vella tak sanggup untuk menyebut nama Regha di hadapan Deon. Ia takut Deon akan marah lagi padanya. Mengingat Vella dulu pernah terlibat asmara bersama Regha. Beginilah jadinya kalau cinta di masa lalu belum tuntas. Ia menjadi serba salah dan ketakutan terbesarnya terjadi. Mereka terlibat cinta segitiga.Deon memainkan lidahnya di dalam mulut. Hembusan nafasnya mengenai wajah Vella. Ia bingung menghadapi Vella. Jika ia bersikap kasar, dapat dipastikan perempuan itu akan menangis. Sekalinya ia bersikap lembut malah disepelekan. Ia sudah mengalah sejauh ini dan berlapang dada. Tidak bisakah Vella menghargai perasaannya sedikit saja?Dada Vella terasa begitu sesak. Ia menatap Deon dengan tatapan sulit diartikan. Mengambil nafas dalam-dalam sebelum mengucap nama yang berakibat fatal pada hubungan mereka. Vella pasrah jika nantinya Deon memilih pergi dan mencari penggantinya.“Pria itu siapa? Cepat katakan!” desak Deon, ia tidak akan berhenti mencecar Vella sampai mendengar dengan jelas nama sang pelaku.“Regha,” ucap Vella lirih.Deon menanggapi dengan senyuman terpaksa. Pantas saja Vella seolah menutupi identitas sang pelaku. Sahabat sekaligus musuh bebuyutannya lah yang menjadi duri dalam hubungannya bersama Vella.Pria itu menggali informasi atas kejadian yang menimpa Vella. Berkaitan dengan Vella sama saja berurusan dengannya.Vella tidak bisa menghindar dari paksaan Deon. Semakin ia diam, semakin bertambah pula kemarahan pria itu. Ia menceritakan dari awal hingga akhir perbuatan bejat Regha. Tak lupa ia juga mengatakan kalau tidak tahu mengenai tempatnya bekerja adalah milik Regha.Setelah menceritakan semuanya, Vella bukannya mendapat ketenangan malah semakin risau. Deon pergi begitu saja meninggalkannya dalam keadaan seperti ini. Ia takut Deon akan menghampiri Regha dan membuat kekacauan.Tenaga Vella tak tersisa sama sekali. Tubuhnya terasa sangat lemas. Takutnya jika ia mengejar Deon dan ikut bersama pria itu akan memicu masalah baru. Ia harus merapikan kamarnya sebelum oran
“Apa yang kalian bicarakan?”Vella dan Deon menoleh ke sumber suara. Mereka terkejut melihat kedatangan laki-laki yang merupakan ayah kandung Vella. Tubuh Vella mendadak kaku.Kecerobohan Vella lupa tidak mengunci pintu mengantarnya pada kemarahan sang ayah. Wanita itu bersembunyi di balik tubuh kekar Deon. Ia tidak berani berhadapan langsung dengan pria itu.Deon berusaha melindungi tunangannya dari amukan Adnan. Vella sering bercerita mengenai siksaan yang dilayangkan pria itu. Namun, Deon baru melihat betapa buruknya pola didik dari Adnan saat ini.“Plak!”Adnan tak mempedulikan larangan dari calon menantunya. Ia tidak mungkin salah dengar. Putrinya telah melakukan kesalahan besar. Pukulan Adnan terus membabi buta. Ia tak mempedulikan bahwa Vella adalah darah dagingnya. Tak cukup dengan sekali tamparan, Adnan kembali menampar pipi anaknya. Pria itu sudah dikuasai oleh bisikan setan.Rambut Vella dijambak oleh ayahnya hingga kepalanya menengadah ke atas. Vella tahu jika dirinya tela
“Tidak mau. Apa untungnya aku menemui Vella?” Regha enggan menuruti perintah dari kakaknya.Bagi Regha tap perlu lagi berhubungan dengan Vella. Pembalasan dendamnya cukup sampai di sini. Ia berhasil menghancurkan wanita itu. Sama seperti dulu Vella mempermalukannya di depan umum.Jika tahu Regha tumbuh menjadi keras kepala. Alice seharusnyaa berdoa agar tidak mempunyai adik yang memalukan seperti ini. Harga dirinya seolah direndahkan. Bukan hal asing lagi jika seorang perempuan saling memberi dukungan.Rasa sakit yang selama ini terpendam dibalas hanya dengan kata maaf rasanya tidak adil. Regha merasa dirinya paling benar dan merenggung kehormatan seorang wanita bukanlah masalah yang besar. Hati nuraninya sudah dibutakan oleh dendam yang begitu besar pada Vella.“Bagaimana jika Vella hamil anakmu nanti? Apa kamu masih tidak mau menikahinya juga?”Alice tak mau adiknya menjadi pria penggecut. Ia menuntut Regha untuk bertanggung jawab. Sekali pun Regha adalah saudaranya. Kali ini Alice
“Sebenarnya apa maumu?” tanya Vella tegas.Orang yang pada dasarnya baik tidak akan haus akan pujian. Kesombongan terletak pada diri Regha. Dengan bangganya pria itu menyombongkan perbuatan bejatnya.Vella menggigit kuat bibir bawahnya guna menahan air mata yang menggenang di pelupuk. Regha seolah tak berdosa dan malah menantangnya. Seumur hidup itu lama dan ia tak mau mengarungi bahtera rumah tangga dengan pria seperti ini.“Sakit dibalas sakit. Kamu pergi begitu saja meninggalkanku di saat rasa cintaku begitu besar padamu. Bukankah itu hal yang menyakitkan?”Perasaan cinta yang semula menggebu berubah menjadi dendam. Regha masih ingat betapa sakitnya ditinggalkan oleh Vella ketika mereka baru saja merajut kasih. Tidak ada yang mengatakan putus di antara keduanya. Namun, Vella telah mengkhianatinya. Vella yang saat itu masih berstatus sebagai kekasihnya hilang bak ditelan bumi.Wanita itu tergugu mendengar pengakuan Regha. Jadi, selama ini Regha masih mengingat kejadian itu. Jika ia
“Berhenti menggodaku, Kak. Aku tekankan sekali lagi, aku tidak mencintai Regha.” Vella melepaskan pelukan kakaknya lantaran kesal.Nasib baik kali ini tidak berpihak pada Vella. Orang yang tengah dibicarakan justru muncul dari balik pintu. Siapa lagi kalau bukan Regha. Tunggu dulu, ia tak mengundang pria itu untuk datang ke sini. Apalagi untuk meminta menemaninya saja enggan.Senyum lebar ketika bersama kakaknya tergantikan dengan wajah masam. Pria itu merusak suasana hati Vella.Andra yang mengerti akan tujuan Regha datang ke sini memilih pergi. Tak sepantasnya ia berdiam diri dan menjadikan suasana canggung di antara mereka.Tak semudah itu Vella membiarkan Andra pergi. Lengan Andra dicekal oleh Vella seolah mengisyaratkan untuk tetap di sini.“Sudah ada calon suamimu di sini. Kakak pergi dulu ya, nanti kita bicara lagi.” Andra mengecup kening adiknya sebelum pergi. Ia mempersilahkan mereka untuk menikmati waktu bersama.Vella menatap sengit Regha. Ia tak peduli jika pria itu merupa
“Bisakah kamu pergi dari hadapanku sekarang juga?” kata Regha.Vella mulai tidak nyaman ditatap seintens itu. Apalagi perempuan asing itu secara tidak langsung menyindirnya. Melihat gelagat Vella yang mulai resah. Regha menyadari pergerakan calon istrinya itu yang tidak senang akan kehadiran Shenna. Ia pun merasakan hal yang sama.“Aku semakin yakin kalau wanita ini adalah penyebab kehancuranmu. Buktinya saat itu kamu hampir mau bunuh diri,” ucap Shenna.Shenna berkata sejujurnya. Regha tidak mungkin mau pergi bersama seorang wanita kecuali ibu dan kakaknya. Ia pernah mendengar sepenggal tentang cerita Vella yang membuat pria itu kehilangan semangat hidup.Sebenarnya, Shenna sangat menginginkan Regha. Namun, akal sehatnya masih berguna. Ia enggan mengemis cinta pada pria yang tidak mencintainya. Ia masih ingat kontribusi orang tua Regha ketika memaksanya untuk menerima perjodohan tersebut. Ya, awalnya Shenna tidak keberatan karena terpikat pada pesona Regha. Tetapi, lama-kelamaan ia
“Seperti yang kamu dengar. Kamu memang bukan anak papa,” terang Adnan.Hancur sudah hati Vella mendengar pengakuan dari ayahnya kalau ia bukanlah darah daging dari pria itu.Andra kecewa akan jawaban ayahnya. Sangat gampang bagi Adnan untuk melukai hati Vella. Tidak seharusnya pria itu melontarkan perkataan yang menyakitkan. Andra tidak tahu harus berbuat apa lagi. Andra hanya ingin keluarga yang damai dan tenang tanpa melibatkan kekerasan.Tanpa mereka sadari. Perdebatan itu turut disaksikan oleh Regha. Pria itu tidak langsung pulang. Ia memilih ikut masuk ke dalam. Niat awalnya ingin sekalian berpamitan. Akan tetapi, ada hal lain yang disaksikannya mengenai calon istrinya yang bukan anak kandung Adnan.“Terus aku anak siapa, Pa?” Vella bertanya pada ayahnya dengan tatapan memilukan.“Ya, anak dari selingkuhan mama kamu,” Dengan entengnya Adnan membeberkan fakta pedih. Ia tak peduli jika nantinya Vella akan sakit hati padanya. Justru hal itulah yang diinginkannya. Vella menggeleng t
Tiba saatnya, sebuah hari di mana ikrar janji suci akan terucap oleh pegantin pria dan pengantin wanita. Pernikahan Vella dan Regha dihadiri oleh keluarga besar dari kedua belah pihak mempelai, serta rekan bisnis dari kedua orang tua mereka. Pesta pernikahan digelar di hotel mewah milik keluarga Regha. Dekorasi bertabur kemewahan dan kemegahan terpancar sempurna.Vella berdiri di depan kaca. Memandang dirinya yang sudah memakain gaun pengantin. Aura kecantikannya bersinar dengan riasan wajah yang flawless. Regha yang berdiri di depan altar menyaksikan betapa cantiknya wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Balutan kain yang indah melekat sempurna di tubuh Vella. Gaun pengantin yang dipilihkan Regha saat fitting baju pengantin saat itu sangatlah cantik tiada tandingan seperti sang pemakai. “Hati-hati jalannya.” Regha membantu Vella merapikan gaun yang menjuntai panjang.Melihat Vella yang sepertinya kesulitan berjalan. Regha khawatir jika wanita itu terlilit gaun. Pengalam
Hari ini kediaman terasa sunyi. Vella bosan ketika tidak melakukan aktivitas apapun. Pasalnya Regha menyuruhnya melakukan kegiatan yang berat. Padahal tidak ada yang bisa ia lakukan di sini.Sebagai seorang istri ia merasa tidak berguna lantaran tidak bisa memasak. Regha tak pernah mempermasalahkan hal itu. Namun, Vella sadar diri. Ia tak bisa pasrah dan meratapi kekurangannya. Setidaknya ada yang bisa diandalkan darinya.Dengan bantuan asisten rumah tangga. Vella memberanikan diri untuk memasak. Dulu ia pernah membantu ibunya ketika bergelut dengan alat masak. Akan tetapi, wanita itu menyuruhnya untuk diam tanpa melakukan apapun.Vella sadar akibat terlalu dimanjakan oleh ibunya. Ia sampai tidak ada keinginan untuk belajar memasak. Seorang wanita yang tidak bisa berkecimpung di dapur rentan mendapat cibiran.“Aku harap Regha suka dengan masakanku,” gumam Vella.Awas saja sampai Regha nanti tidak menunjukkan apresiasi yang lebih terhadap masakan pertamanya. Ia sudah berjibaku dan memi
“Ada, tapi rusak,” kata Arin.Sekalipun ada CCTV, tetapi tidak berfungsi. Sama saja bohong, lisan tidak ada gunanya. Arin sampai detik ini tidak bisa memaafkan orang yang sudah menghancurkan rumah tangganya. Ia cukup kecewa pada Adnan yang menyimpulkan kejadian itu secara sesaat. Namun, yang ia berterima kasih pada suaminya ketika Adnan tak pernah mengajukan kata cerai padanya.Arin memilih berdamai dengan keadaan. Yang ia lakukan saat ini adalah menebar kebaikan dan berharap suatu saat suaminya kembali seperti dulu.“Satu-satunya cara agar papa percaya adalah mencari pria yang sudah memperkosa mama,” usul Vella.Pria yang tak lain itu adalah ayah kandung Vella. Kalau dipikir-pikir ia tidak akan ada kalau bukan karena sosok lelaki tersebut.Hening menyeruak pada dua wanita yang bersikeras dengan pendapatnya masing-masing. Arin sudah banyak bersyukur suaminya mau menampungnya di rumah ini. Di sisi lain Vella bersikukuh untuk mencari ayah kandungnya yang tidak bertanggung jawab.Jika su
Bandara merupakan salah satu tempat perpisahan yang menyaksikan sejuta kenangan dengan ungkapan tulus. Regha terbiasa hidup jauh dari orang tuanya. Momen mengharukan itu disaksikan oleh istrinya.Vella bersyukur selama ini tidak pernah jauh dengan orang tuanya. Ia tidak bisa membayangkan di posisi Regha yang harus merindu setiap saat. Kabar buruknya, pria yang ia kira sebagai ayah biologisnya ternyata hanya ayah tiri. Regha tak ingin cepat balik ke rumah. Ia masih mengambil cuti lantaran ingin menikmati masa-masa bulan madu. Dan disela kesibukannya, ia menyempatkan diri untuk mengantarkan kedua orang tuanya ke bandara.Cafe menjadi pilihan alternatif untuk bersantai sejenak dan mengisi perut. Mengembalikan pikiran jernih cukup dengan menghilangkan stres. Apalagi jika ditemani istri tercinta.Akhir-akhir ini Regha kerapkali membual. Padahal ia dulunya enggan dengan yang namanya merayu. Sikapnya yang dingin seperti kulkas telah rusak ketika menikah dengan Vella.“Apa aku boleh tanya se
Sepanjang hari Vella hanya berdiam diri di kamar. Suaminya sibuk mengurus keperluan mertuanya yang akan berangkat ke luar negeri.Menjelang malam hari Vella terbangun. Tenggorokannya kering, alhasil ia beranjak perlahan dari kasur agar tidak membangunkan Regha.Segelas air dingin sepertinya cukup untuk menuntaskan dahaganya. Vella membawa air minumnya ke kamar. Kebetulan jarak dari kamarnya ke dapur lumayan dekat.“Dari mana saja kamu?” Suara Regha mengintrupsi saat Vella baru saja masuk ke kamar.Pertandingan singkat dan sederhana. Seharusnya Vella bisa cepat tanggap dalam menjawabnya. Tubuhnya mendadak kaku melihat tatapan Regha yang sulit diartikan.Ia ingat tadi suaminya pulas dalam tidurnya. Tetapi, tiba-tiba saja pria itu tengah bersandar di kepala ranjang seolah menunggu kedatangan Vella.“Ambil air minum,”Regha mengisyaratkan istrinya untuk mendekat dengan gerakan jari telunjuk yang diayunkan. Sebelumnya pria itu meraba tempat di sebelahnya yang ternyata kosong. Ia panik, me
“Bilangnya saja tidak tertarik, tapi kamu sudah memperkosaku,” cibir Vella.Regha benar-benar menjengkelkan. Siapa sangka malam pertama yang didambakan banyak orang justru meninggalkan kesan buruk bagi Vella. Suaminya mengatakan terang-terangan tidak tertarik pada tubuhnya padahal sudah pernah menikmatinya.Vella tak peduli jika ucapannya begitu vulgar. Secara frontal ia meluapkan emosinya lantaran perkataan Regha yang menyinggungnya.Pria itu kalah telak dengan istrinya. Cibiran Vella tidak dapat dibantah. Regha merutuki ucapannya yang menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Vella jauh lebih pintar dari yang ia duga. Ia harus berpikir cerdas sebelum bicara dengan wanita itu.Kalau bukan mengingat Regha adalah suaminya. Vella lebih memilih tidur di kamar lain. Jangan sampai ia berpikir ke arah sana. Karena akan menimbulkan kecurigaan dan spekulasi baru.Tidak mau meladeni ucapan Regha yang seenaknya. Vella memilih tidur dengan membelakangi suaminya. Ia enggan bersitatap dengan pria it
Tiba saatnya, sebuah hari di mana ikrar janji suci akan terucap oleh pegantin pria dan pengantin wanita. Pernikahan Vella dan Regha dihadiri oleh keluarga besar dari kedua belah pihak mempelai, serta rekan bisnis dari kedua orang tua mereka. Pesta pernikahan digelar di hotel mewah milik keluarga Regha. Dekorasi bertabur kemewahan dan kemegahan terpancar sempurna.Vella berdiri di depan kaca. Memandang dirinya yang sudah memakain gaun pengantin. Aura kecantikannya bersinar dengan riasan wajah yang flawless. Regha yang berdiri di depan altar menyaksikan betapa cantiknya wanita yang sebentar lagi akan menjadi istrinya. Balutan kain yang indah melekat sempurna di tubuh Vella. Gaun pengantin yang dipilihkan Regha saat fitting baju pengantin saat itu sangatlah cantik tiada tandingan seperti sang pemakai. “Hati-hati jalannya.” Regha membantu Vella merapikan gaun yang menjuntai panjang.Melihat Vella yang sepertinya kesulitan berjalan. Regha khawatir jika wanita itu terlilit gaun. Pengalam
“Seperti yang kamu dengar. Kamu memang bukan anak papa,” terang Adnan.Hancur sudah hati Vella mendengar pengakuan dari ayahnya kalau ia bukanlah darah daging dari pria itu.Andra kecewa akan jawaban ayahnya. Sangat gampang bagi Adnan untuk melukai hati Vella. Tidak seharusnya pria itu melontarkan perkataan yang menyakitkan. Andra tidak tahu harus berbuat apa lagi. Andra hanya ingin keluarga yang damai dan tenang tanpa melibatkan kekerasan.Tanpa mereka sadari. Perdebatan itu turut disaksikan oleh Regha. Pria itu tidak langsung pulang. Ia memilih ikut masuk ke dalam. Niat awalnya ingin sekalian berpamitan. Akan tetapi, ada hal lain yang disaksikannya mengenai calon istrinya yang bukan anak kandung Adnan.“Terus aku anak siapa, Pa?” Vella bertanya pada ayahnya dengan tatapan memilukan.“Ya, anak dari selingkuhan mama kamu,” Dengan entengnya Adnan membeberkan fakta pedih. Ia tak peduli jika nantinya Vella akan sakit hati padanya. Justru hal itulah yang diinginkannya. Vella menggeleng t
“Bisakah kamu pergi dari hadapanku sekarang juga?” kata Regha.Vella mulai tidak nyaman ditatap seintens itu. Apalagi perempuan asing itu secara tidak langsung menyindirnya. Melihat gelagat Vella yang mulai resah. Regha menyadari pergerakan calon istrinya itu yang tidak senang akan kehadiran Shenna. Ia pun merasakan hal yang sama.“Aku semakin yakin kalau wanita ini adalah penyebab kehancuranmu. Buktinya saat itu kamu hampir mau bunuh diri,” ucap Shenna.Shenna berkata sejujurnya. Regha tidak mungkin mau pergi bersama seorang wanita kecuali ibu dan kakaknya. Ia pernah mendengar sepenggal tentang cerita Vella yang membuat pria itu kehilangan semangat hidup.Sebenarnya, Shenna sangat menginginkan Regha. Namun, akal sehatnya masih berguna. Ia enggan mengemis cinta pada pria yang tidak mencintainya. Ia masih ingat kontribusi orang tua Regha ketika memaksanya untuk menerima perjodohan tersebut. Ya, awalnya Shenna tidak keberatan karena terpikat pada pesona Regha. Tetapi, lama-kelamaan ia
“Berhenti menggodaku, Kak. Aku tekankan sekali lagi, aku tidak mencintai Regha.” Vella melepaskan pelukan kakaknya lantaran kesal.Nasib baik kali ini tidak berpihak pada Vella. Orang yang tengah dibicarakan justru muncul dari balik pintu. Siapa lagi kalau bukan Regha. Tunggu dulu, ia tak mengundang pria itu untuk datang ke sini. Apalagi untuk meminta menemaninya saja enggan.Senyum lebar ketika bersama kakaknya tergantikan dengan wajah masam. Pria itu merusak suasana hati Vella.Andra yang mengerti akan tujuan Regha datang ke sini memilih pergi. Tak sepantasnya ia berdiam diri dan menjadikan suasana canggung di antara mereka.Tak semudah itu Vella membiarkan Andra pergi. Lengan Andra dicekal oleh Vella seolah mengisyaratkan untuk tetap di sini.“Sudah ada calon suamimu di sini. Kakak pergi dulu ya, nanti kita bicara lagi.” Andra mengecup kening adiknya sebelum pergi. Ia mempersilahkan mereka untuk menikmati waktu bersama.Vella menatap sengit Regha. Ia tak peduli jika pria itu merupa