“A-a-ah....” Moreno sengaja menekan dengan kuat tangan Cecilia saat ia menyadari pandangan Cecil terlalu dalam menatap wajahnya.“Kenapa? Sakit?”Cecilia mengangguk.“Makanya jaga mata dan pikiran kamu. Jangan melihat apa yang tak seharusnya kamu lihat!” seru Moreno.Bibir Cecilia mengerucut. Ia sendiri sadar kalau dirinya sempat terbuai oleh perhatian palsu yang dibuat oleh Moreno. Demi membuat Reina yakin bahwa mereka tidak sedang bertengkar, Moreno sampai terpaksa berpura-pura sayang dan perhatian pada Cecil.“Apa masih sakit?” tanya Moreno.“Udah enggak,” jawab Cecil.“Okay karena tangan Mama Cecil udah enggak sakit lagi, sebaiknya kamu tidur lagi ya sayang? Ini masih malem lho. Baru jam tiga pagi,” bujuk Moreno pada Reina.Putri kecilnya mengangguk, tapi ada permintaan yang cukup membuat Moreno dan Cecilia kebingungan.“Aku mau tidur lagi kalau Mama sama Papa tidur di sini nemenin aku!” ucapnya.Cecilia langsung menoleh ke arah Moreno berharap Moreno memiliki alasan yang akan bi
“Maaf...” lirih Cecil.Ia hanya menundukkan kepalanya dengan air mata yang coba ia tahan. Jika biasanya ia tak pernah sesedih ini dan sesakit ini setiap kali Moreno memarahinya. Lain halnya dengan saat ini. Cecilia merasa benar-benar tak sanggup mendengar omelan Moreno karena ia takut kalau ia telah benar-benar melakukan sebuah kesalahan besar.“Maaf...!! kamu bilang maaf? Apa kalau terjadi sesuatu sama Reina kata maaf kamu akan mampu mengatasinya?” dengan penuh rasa kesal Moreno terus mencecar Cecil.“Saya tidak tahu apa kesalahan saya. Saya tidak tahu apa yang sudah saya lakukan, yang membuat Reina berada dalam bahaya.” Suara Cecil terdengar parau. Moreno memejamkan matanya. Ia mencoba untuk tenang. Sebenarnya jauh di dalam lubuk hati Moreno bisa memaklumi jika Cecilia belum tahu banyak tentang apa yang berbahaya bagi Reina. Hanya saja ada sesuatu di dalam hatinya yang memaksa Moreno untuk marah pada Cecil. Moreno sendiri tak tahu kenapa hal yang seharusnya menjadi peringatan unt
Jarak yang semakin banyak terkikis itu membuat Cecil merasa oksigen di sekitarnya hilang entah ke mana. Cecil merasa sesak karena harus menahan nafas seiring dengan bibir Moreno yang kian mendekati bibirnya.‘Cecil jangan diam saja! Kamu harus menghindar kalau kamu tak ingin mendapat makian lagi dari Pak Moreno,’ batin Cecil.Hatinya terus mengatakan untuknya menghindar, tapi sayang tubuhnya tak mau menuruti apa yang diperintahkan oleh hati dan akalnya.Cecil masih berdiri diam membiarkan Moreno semakin mendekatkan wajahnya. Tatapan Moreno begitu sangat lembut. Merangkum setiap apa yang ada di dalam wajah Cecilia.Debaran jantung Cecil semakin melantang. Tubuhnya membeku dan mematung, terhipnotis oleh sikap Moreno.Bukk....Tas yang sedang sama-sama dipegang oleh mereka jatuh –membuat Moreno sadar dari apa yang hampir saja dilakukannya.“Ehemm....”Moreno berdehem. Dan untuk membuang rasa canggung yang seketika menghampiri dirinya Moreno pun langsung menyodorkan minyak urut pada Ceci
Wilson benar-benar telah siap dengan semua rencananya. Ia bahkan sudah mendatangkan media untuk sesegera mungkin mengklarifikasi tentang kabar Moreno yang tertangkap basah sedang tidur dengan seorang wanita yang diduga adalah seorang pelacur.“Habislah kau Moreno!” ucap Wilson penuh keyakinan.Wilson merogoh ponsel dari dalam saku celananya. Ia menghubungi seseorang yang akan bisa membuat rencananya berhasil dengan sempurna.Sebelum kabar panas Moreno tersebar, Wilson terlebih dahulu datang ke rumah Cecil untuk bertemu dengan ayah Cecil. Wilson menawarkan uang yang tak sedikit untuk bisa membuat ayahnya mengakui bahwa Cecil itu adalah putrinya yang sudah ia jual ke sebuah rumah bordil milik Tuan Tanu.“Apa Anda sudah siap?” tanya Wilson.“Saya mau meminta tambahan. Uang yang Anda tawarkan pada saya itu kurang banyak.”“Jangan main-main sama saya!” ancam Wilson. “Saya bisa melakukannya dengan sangat kasar jika Anda tidak menepati janji Anda.”“Ayolah, Anda pasti sangat membutuhkan kesa
“Dia....” Ayah Cecilia tampak ragu-ragu untuk mengatakan siapa sebenarnya Cecil.Bukan hanya karena takut pada Moreno, tapi raut wajah Cecilia yang kali ini terlihat sangat cemas berhasil menyentuh hatinya.“Dia siapa Pak? Apa benar dia adalah putri Anda yang sudah tega Anda jual?” Tak sabar ingin mendengar pengakuan dari ayah Cecilia, seseorang sampai berteriak cukup keras agar ayah Cecilia meneruskan ceritanya.'Aku mohon jangan katakan apa pun, Pa! Jangan sampai Pak Moreno mengambil langkah yang akan membuat Papa menyesal akhirnya,' ucap Cecil di dalam hatinya.Cecil bukan hanya mencemaskan dirinya saja, tapi ia jauh lebih mencemaskan papanya yang mungkin akan melakukan kesalahan besar yang tak akan pernah Moreno maafkan jika sampai ia mengatakan kejujuran yang seharusnya tidak papanya katakan.Cecilia kini percaya dengan semua yang dikatakan oleh Moreno. Ucapannya tentang penjebakkan yang sudah ditujukan pada dirinya itu memang benar adanya. Bahkan orang itu sampai berhasil mempe
“Pak apa tidak apa-apa kita membiarkan Bu Cecil berada di tangan Pak Wilson?”“Lanjutkan pekerjaan kamu, jangan urusi apa yang bukan menjadi urusan kamu!” tegas Moreno pada Hamish.Hamish hanya bisa menuruti apa yang diperintahkan oleh Moreno padanya. Ia tak bisa membantah meski sebenarnya ia merasa khawatir pada wanita yang kini telah resmi menjadi istri bosnya.Sebenarnya Moreno sendiri pun merasa khawatir, tapi ia tahu seberapa besar keberanian Wilson. Ia tak akan melakukan hal yang mungkin saja bisa merugikan dirinya sendiri.Wilson cukup cerdas untuk tidak menggali kuburannya sendiri. Kalau sampai malam ini dia berbuat yang tidak-tidak pada Cecilia sudah tentu hal itu akan Moreno jadikan sebagai balasan yang tak mungkin mampu Wilson menanggungnya.Moreno akan membuat Wilson berada di posisi yang jauh lebih parah dari posisinya saat kabar panas tentang ia yang tidur dengan Cecil beredar menjadi berita yang langsung diburu para wartawan.Moreno bisa menyulut wartawan untuk membuat
Di dalam kamar itu hanya ada mereka berdua saja, Cecilia dan Wilson. Karena terus-terusan memberontak, Wilson yang sudah tak bisa menahan lagi hawa nafsunya telah mengikat kedua tangan Cecilia.Dan bukan hanya akan memperkosa Cecil saja, Wilson pun telah dengan sengaja memasang kamera ponselnya untuk merekam perbuatan bejadnya tersebut.Sebelum ia melakukannya, Wilson terlebih dahulu ingin menyapa Moreno melalui kamera yang telah mulai merekam.“Kamu bilang, kalau kamu menikahi wanita ini karena dia itu mirip dengan almarhum istri kamu kan, Moreno? Dan kamu juga bilang kalau kamu jatuh cinta padanya. Jadi bayangkanlah kalau saat ini bukan wanita dari rumah bordil ini yang berada di atas ranjangku, tapi dia adalah alamrhum istri kamu!”Wilson tersenyum lalu menjauh dari kamera tersebut. Ia mengayunkan langkahnya untuk segera naik ke atas ranjang dan mulai melucuti pakaian Cecil dengan sangat kasar.Wilson merobek dress yang masih melekat pada tubuh Cecil hingga akhirnya keseksian yang
‘Apakah mungkin dia sedang mabuk seperti waktu itu?’ Di tengah-tengah Cecilia menikmati kelembutan sentuhan bibir Moreno di atas bibirnya –batin Cecil pun mulai bertanya-tanya.Apakah ia akan berdosa jika menolak Moreno yang menginginkannya? Moreno adalah suami sahnya. Meski mereka menikah hanya sebatas formalitas saja.Tapi Cecilia juga tak bisa tetap membiarkan apa yang sedang dilakukan oleh Moreno pada dirinya. Pada akhirnya tetap dialah yang akan disalahkan oleh Moreno.Cecil sangat yakin Moreno lagi-lagi terbawa perasaan. Dia merasa khawatir padanya karena menganggap bahwa ia adalah Rania dan apa yang kini sedang dilakukannya pun pasti karena ia membayangkan Ranialah yang ada di hadapannya.Ia ingin mengakhiri lebih dulu permainan Moreno. Cecilia ingin Moreno sadar bahwa apa yang sedang terjadi sekarang itu salah. Tapi setiap kali Cecilia hendak menarik bibirnya Moreno malah justru kian menenggelamkannya dalam rasa manis yang sulit untuk Cecil abaikan.Tubuhnya berada dalam kesa