Ayo kirimkan gem untuk cerita ini. Tinggalkan ulasan bintang 5 ya biar semangat nulisnya. Terima kasih, telah membaca☺
Pelabuhan Rossie terhampar di depan mata, memanjakan indera dengan pesona yang memukau bagi setiap orang yang singgah di sana.Matahari pagi memancarkan sinar emas yang lembut, menerobos awan tipis dan menyinari segala sudut bangunan-bangunan di seberang dermaga. Dermaga kayu yang kokoh, tampak memancarkan kilauan alami, dengan hentakan air laut yang terkadang menyentuh ujung-ujungnya. Jejak pasir lembut yang tertinggal di sepanjang dermaga, mengingatkan pengunjung akan perjalanan pasang surut yang masih terus berlangsung di sana. Pohon-pohon kelapa berkibar, dengan daun yang menari-nari, menangkap hembusan angin laut yang masih sejuk dan menciptakan harmoni yang menenangkan hati.Namun, segala keindahan yang tersaji, tidak membawa kesenangan bagi hati Arren. Malah sebaliknya, situasi itu mengundang kenangan-kenangan buruk di masa lalu yang tidak ingin diingatnya kembali. Lagi-lagi, gambar mawar itu, mawar emas yang sangat ia benci, muncul di hadapannya."Clark! Katakan! Apakah in
"Tuan! Akh... Tuan!" "Errgh... akh! Kau sangat nikmat, Sayang." Adam Hart terkulai lemas di samping wanita penghibur yang menjadi penghangat ranjangnya, malam ini. Di sela-sela kesibukannya untuk mendapatkan Arren kembali, ia masih sempat membeli kenikmatan seperti ini. Apalagi kalau bukan dari uang saku yang diberikan oleh Abigail Rossie. "Anda akan memanggil saya lagi, Kan?" tanya wanita itu dengan gerakan menggoda, jemarinya mulai meremas-remas kejantanan Adam yang sudah tak berdaya. "Ya, tentu saja. Jangan berikan slot waktumu untuk pria lain..." Di tengah panasnya kamar mereka, sebuah dobrakan keras di pintu, mengejutkan keduanya. "Adam Hart?!" Adam melonjak kaget, sekonyong-konyong menutupi tubuh polosnya yang tampak penuh keriput itu dengan segera. "A--Abbey! Apa yang kau lakukan!" "Bisa-bisanya kau bersenang-senang di saat genting seperti ini! Dasar sampah!" Wanita itu melemparkan tasnya ke arah Adam, dengan kemurkaan yang luar biasa. Wanita penghibur yang ada di
(20 tahun yang lalu)Tuan Besar Rossie adalah seorang veteran perang.Ia berhasil kembali ke wilayahnya dengan selamat, berkat sebuah mukjizat.Pada hari kepulangannya, Tuan Besar membawa seorang anak laki-laki yang disebut sebagai penyelamat nyawanya.Anak tersebut berhasil mencegah Tuan Besar menginjak ranjau yang tersembunyi di wilayah buruan, dan sebagai tanda terima kasih, Tuan Besar membawa anak pemberani itu ke Mansionnya.Anak tersebut adalah Clark.Tuan Besar pernah berkata, "Aku ingin kau menjadi pelita, seperti anak-anak pemberani pada umumnya."Ucapan itu meninggalkan kesan di dalam hati Clark, yang kemudian bersumpah untuk melindungi keluarga Rossie seumur hidupnya.Beberapa tahun berlalu, Clark tumbuh menjadi remaja pemberani, yang kemudian menjadi tangan kanan Tuan Besar.Dengan cermat ia mengamati situasi di Wilayah Rossie sebelum akhirnya memulai tugas pertamanya sebagai pengawas, di usia yang masih sangat muda.Tuan Besar sangat mempercayainya, hingga memberikan tangg
Seiring berjalannya waktu, Clark yang berada jauh dari wilayah Rossie, menempa dirinya dengan beragam latihan fisik dan senjata, agar bisa membekali dirinya sendiri, dan mencari pekerjaan. Ia bergabung dengan tentara bayaran, yang melakukan pekerjaan kotor demi mendapatkan beberapa peser uang. Mencuri, membunuh, menculik, ia lakukan, sebagai bagian dari pekerjaan berbahaya yang ia tekuni dengan keahlian yang dimiliki. Janji tinggallah janji, Tuan Besar tidak pernah datang lagi. Clark merasa terputus dari kesempatan gemilang yang sempat membentang. Sudah hampir sepuluh tahun lamanya, remaja itu tumbuh menjadi pria matang yang penuh dendam dan kebencian. Sampai suatu hari, datang tawaran untuk menghabisi seorang nona muda, namun Clark menolaknya. Meski berprofesi sebagai tentara bayaran, tapi Clark tidak membunuh wanita ataupun anak di bawah umur, itulah prisipnya. Didesak oleh keadaan, Clark, mau tidak mau akhirnya mencoba mendengar permintaan calon kliennya ini. Betapa terkeju
Memenggal kepala Tuan Muda, adalah kegiatan yang biasa saja bagi Clark.Pria itu tewas, dalam sekali sabetan pedang. Clark memang pembunuh berdarah dingin yang tidak segan-segan berlumur darah, jika memang hal itulah yang seharusnya dilakukannya. Namun, ternyata, gemuruh di dadanya tidak juga hilang seperti yang ia kira.Rasa hampa dan amarah masih menggelegak dalam dirinya.Clark akan menuntut balas kepada keluarga Rossie, karena telah memporak-porandakan impian, yang dulu pernah mereka janjikan.Clark merasa dirinya telah diperdaya oleh iming-iming masa depan yang tak pernah terwujud.Semua itu mendorongnya untuk menuntut balas pada keluarga yang pernah memberikan harapan palsu kepadanya.Seandainya saja, Tuan Besar tidak mengadopsinya, atau membisikkan kata-kata manis seperti madu, tentu saja Clark tidak akan merasa seperti benalu. Ekspektasi berbanding terbalik dengan realita.Impian-impian yang pernah membara dalam diri Clark, hancur berkeping-keping, dan ekspektasinya yang tin
“Clark… ba–gaimana kau tahu tempat ini? A–apakah kau… mata-mata yang dikirim oleh nenekku?”Clark tampak membeku, ia bahkan tidak berdalih untuk menepis anggapan keliru dari sang nona muda.Clark tak dapat menyembunyikan perasaan ambigu di dalam dirinya.Clark benar-benar telah menjadi pengawal berengsek, yang entah bagaimana, begitu mendambakan cinta tuannya.Sungguh, jika ia bisa berteriak saat ini juga, niscaya Clark akan mengutuk dirinya sendiri, karena telah bersikap seperti sampah modern abad ini."A--aku..." suaranya tercekat. Tidak biasanya, Clark menjadi peragu seperti itu."Clark! Katakan!" Arren mulai mengguncang-guncangkan bahu Clark yang tampak merosot. Pria itu sedang tidak dalam keadaan seperti biasanya."Nenekmu memberi tugas padaku...""Jadi? Selama ini? Argh..."Arren tampak pusing, ia hampir terjatuh. Clark segera menangkapnya dengan satu tangan, sebelum kepala gadis itu membentur batu."Ka--kau hanya berpura-pura menjadi kekasihku? Penyelamatku? Semuanya itu?"Saa
Halo pembaca setia novel Madam 😄Per episode ke-80 ini, "Gairah Cinta Om Mafia" telah menyelesaikan musim pertamanya. Terima kasih atas dukungan pembaca semua. Nggak nyangka banget, selama nulis 30 hari ini, bisa menghasilkan 80 episode, ini berkat doa dan dukungan pembaca semua. SEKILAS INFO UNTUK SEASON KE-2Di musim ini, cerita akan lebih fokus pada perjalanan Arren menempa diri dan juga intrik politik dalam wilayah keluarganya. Oho! Yes! Arren adalah cucu penguasa wilayah, jadi identitasnya bukan kaleng-kaleng! Ketika mulai melepaskan diri dari Leon, Arren mulai menyadari bahwa, menjadi wanita berdikari itu sangat penting! Meski dengan bantuan Clark, our second male-lead yang tersayang. Tolong jangan membencinya ya. Clark emang gitu orangnya. XixixiNah, Semoga terhibur. Di musim ini, pengujian cinta Leon dan Arren akan menghadapi tantangan serius. ***Kindly note:- Kirimkan gem untuk novel ini agar naik peringkat ya, dan bisa dibaca bersama-sama, - Ulasan bintang 5 akan
Mata keriput sang nenek, entah mengapa membawa perasaan asing dalam diri Arren. Gadis berhati lembut itu, tentu saja tidak tega jika ingin menuntut penjelasan sang nenek, karena, wanita itu terlihat rapuh dan lemah. Namun, gejolak dalam diri Arren mengatakan sebaliknya. Ia harus mengetahui segala siasat dari wanita tua itu, yang telah mengacak-acak tatanan hidupnya. Rahang Arren mulai mengeras, tatkala sang nenek tersenyum seakan tanpa dosa. Bagaimana bisa wanita tua itu berhati dingin dan tidak menampakkan penyesalan dalam dirinya sama sekali? Arren sangat muak melihatnya. “Arren, duduklah. Kau ingin segelas coklat hangat?” tanya sang nenek, sambil membimbing cucunya itu menuju ke sofa pertemuan. Jalinan tangannya tetap hangat, seperti tidak pernah ada masalah apapun di antara mereka, sebelumnya. Namun, Arren benar-benar jengah dengan sikap sang nenek yang seolah melupakan segala tindakan buruk kepada keluarganya, dulu kala. Arren benar-benar tidak ingin berada lebih lama lagi d