Share

Bab 1 Truth or Dare

Author: Lullaby
last update Last Updated: 2021-06-11 22:35:00

Semua mimpi buruk itu bermula sekitar satu bulan sebelumnya. Menjelang malam di dalam sebuah bar elite yang terletak di tengah Kota Venesia, terdapat sekelompok kawula muda yang duduk berkumpul di sebuah meja bar sambil berkelakar.

Hingar-bingar musik yang menghentak serta banyaknya wanita seksi yang bergoyang sama sekali tidak mengalihkan fokus perhatian mereka pada sebuah botol wine kosong yang kini tergeletak di atas meja.

“Kena kau, Bella!” teriak salah seorang gadis dengan begitu bersemangat seraya menunjuk sahabatnya. Mereka sedang melakukan permainan truth or dare.

"Oh, shit!" pekik gadis cantik yang dipanggil Bella sembari menjambak pelan rambutnya, frustrasi.

Ujung tutup botol itu sedang mengarah pada Bella. Artinya, ia harus menerima hukuman berupa menjawab sebuah pertanyaan dengan jujur atau melakukan sebuah tantangan. Berniat untuk menghindari hukuman, gadis itu justru menenggelamkan kepalanya di atas meja, berpura-pura pingsan karena mabuk berat.

"Hey, meskipun aktingmu cukup bagus, tetapi kami tidak semabuk itu untuk tidak sadar jika kau sedang berpura-pura, Bella!” dengkus Emma, gadis yang tak lain merupakan sahabat Bella. “Bukankah sebelumnya hanya kau yang paling menggebu untuk memberi hukuman tantangan padaku? Apa itu tadi? Kau menyuruhku mencium bokongmu?" Emma menyeringai penuh dendam.

Bella Marlene, aktris pendatang baru itu sedang merayakan keberhasilan lantaran mendapatkan posisi pemeran utama dalam sebuah film. ‘My Boss My Love’ merupakan judul film tersebut.

Dengan rambut panjang cokelat yang kontras dengan kulit putihnya, lekuk tubuh yang menggoda dan berisi di bagian yang tepat, serta manik mata langka berwarna amber yang diwariskan ibunya yang telah tiada, tidak heran gadis itu terpilih untuk memerankan sekretaris yang menarik perhatian atasannya dalam film yang akan dibintangi.

Mereka yang berkumpul dan melakukan permainan truth or dare saat ini terdiri dari beberapa kru, aktor, serta aktris yang terpilih untuk membintangi film baru tersebut. Selain merayakan keberhasilan Bella, bisa dikatakan ini merupakan kesempatan bagi kru perfilman untuk mendekatkan diri dengan satu sama lain.

"Jadi, apa yang harus kujawab?" tanya Bella dengan wajah kasihan yang dibuat-buat.

"Tidak! Bukan menjawab pertanyaan, tapi tantangan, Bella!" jawab Emma dengan tegas.

"Bagaimana jika aku saja yang memberikan tantangan pada Bella?" celetuk seorang pria muda bernama Jacob sambil menaik-turunkan kedua alisnya. "Bella hanya tinggal menjadi kekasihku selama tiga hari, itu akan sangat menyenangkan. Beruntung jika dia menyukainya dan meneruskan hukuman itu denganku," paparnya dengan tersenyum mesum. Aktor muda dengan wajah pas-pasan yang lebih sering membintangi film komedi itu memang selalu mengagumi sosok Bella.

"Teruslah bermimpi, Jacob!" desis Emma. "Biar aku saja yang memberinya tantangan," imbuhnya dengan pandangan yang seketika berbelok menatap Bella. Percayalah, aura suram seketika terpancar dari aktris berambut pendek serta bertubuh imut yang akan melakukan balas dendam. Hal tersebut membuat Bella menelan ludahnya dengan susah-payah, tubuhnya sedikit merinding.

"Ya, kurasa itu adil untuk Emma. Sebab sejak tadi nasibnya memang kurang beruntung, dan Bella selalu menghukumnya dengan tidak manusiawi," sahut seorang pria tampan bernama Aaron. Ia adalah seorang aktor yang akan menjadi second lead dalam film 'My Boss My Love'. Pria itu tersenyum ramah pada Bella, tapi justru ditanggapi dengan pelototan tajam oleh Bella. 

"Well, jika Aaron sudah berbicara, maka penilaian obyektif sudah ditentukan," sahut Black, sahabat Aaron, pria yang juga akan bermain sebagai pemeran figuran dalam film.

Dengan wajah bersungut-sungut, Bella menatap Emma, "Jadi, apa tantanganmu, Emma? Cepatlah, jangan membuang-buang waktuku!" gerutu gadis itu seraya mencebik kesal.

Emma tersenyum miring, "Orang pertama yang masuk ke dalam pintu itu ...." Emma mengarahkan jari telunjuknya pada pintu masuk bar yang segera diikuti pandangan kru lainnya. "Kau harus mengajaknya melakukan one night stand!" imbuh Emma seraya tersenyum culas.

"What?! Apa kau gila?” Bella terbelalak.

"Tidak, aku tidak gila.” Emma berbisik dengan suara rendah kepada Bella, “Kau masih enggan berdekatan dengan pria, bukan? Asal kau tahu, hal itu akan membuatmu kesulitan untuk menjadi seorang aktris hebat yang dituntut profesional dalam berperan.” Pandangan Emma terlihat serius, tapi kemudian dia menyeringai, “Aku hanya sedang menolongmu agar bisa mengatasi masalahmu, Bella. Bukankah aku sahabat yang baik dan juga pengertian?"

Ayolah, kemunafikan Emma sudah tidak tertolong.

"Alasan konyol macam apa itu, Emma?! Tidak! Aku tidak akan pernah melakukan hal menjijikkan itu. Bagaimana jika yang pertama masuk adalah seorang pria tua mata keranjang dengan penyakit yang tidak kuketahui? Big no!" sergah Bella seraya menautkan kedua alis.

Tentu saja Bella akan menolak tantangan Emma mentah-mentah. Pasalnya, untuk sekadar berciuman saja ia tidak pernah dan memang enggan melakukannya, apalagi jika harus berhubungan intim dengan orang yang tidak ia kenal. Ayolah, itu terlalu berlebihan dan tidak masuk akal mengingat itu semua hanya bagian dari permainan.

"Menurutku, hukuman itu memang terlalu berlebihan, Emma." Aaron kembali angkat bicara. Pria itu tidak menyetujui tantangan yang diberikan oleh Emma.

Sementara Emma justru mendengus, "Baiklah. Jika begitu, tantangannya akan aku kurangi. Kau hanya harus mencium bibirnya! Siapa pun orangnya!"

Kedua bola mata Bella melebar, "Tidak!"

Emma menggeram rendah, "Ayolah, Bella! Be fair! Apa kau lupa jika sebelumnya kau sempat menyuruhku mencium bokongmu dan juga mencium pipi Jacob yang menjijikkan itu?"

Bella menggigit bibirnya, mencoba mencari jalan keluar. Matanya kemudian berbinar, "Cium kening! Ya, aku akan mencium kening siapa pun yang lewat nanti. Jika kau tidak bersedia, maka aku juga tidak akan melakukan hukumannya." Bella masih tetap pada pendiriannya seraya menyilangkan kedua tangan di depan dada.

Emma memutar bola mata, jengah, "Astaga, baiklah! Cium kening! Yang penting kau harus tetap memenuhi tantangan itu dan jangan curang!" desis Emma dengan mengacungkan jari telunjuknya di depan wajah Bella. Pasalnya, Emma tahu betul bagaimana cerdiknya Bella jika ia benar-benar tidak ingin menyentuh seorang pria.

"Baiklah."

Setelah perdebatan panjang dan kegiatan tawar-menawar terjadi, kini mereka semua yang duduk di meja bar mulai memfokuskan pandangan pada pintu masuk.

"Kuharap yang masuk adalah seorang wanita yang bisa kujadikan sahabat untuk menggantikan sahabat laknatku saat ini," desis Bella dengan nada lirih berniat menyindir Emma, masih dengan pandangan mata yang tidak lepas dari pintu masuk bar.

"Ya, dan berdo'alah wanita itu bukan seorang lesbian yang akan jatuh cinta padamu. Kurasa akan lebih baik jika yang masuk adalah seorang pria botak kaya raya yang bisa kau jadikan sugar daddy nantinya." Emma terkekeh-kekeh sambil menatap lekat pintu masuk bar.

Tak lama, pintu masuk bar pun terbuka. Langkah kaki yang seharusnya tidak terdengar akibat suara musik yang begitu besar malah terdengar keras di telinga semua orang. Melihat orang yang baru saja melewati pintu tersebut, seluruh anggota kru seketika membuka mata lebar-lebar.

“Oh, tidak,” gumam Bella dengan mata yang ingin keluar dari soketnya.

Seorang pria yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya masuk dengan begitu elegan. Ia berdiri tepat di depan pintu seraya mengedarkan pandangan dan berhenti tepat pada sekumpulan aktor dan aktris yang tengah memberikan reaksi berbeda-beda, ada yang bersorak, dan ada pula yang mendecakkan lidah kala melihatnya.

Keringat mulai bercucuran di kening Bella. Jantungnya berdebar kencang ketika menyadari bahwa tantangan yang telah dipermudah kembali menjadi begitu sulit. “G-Glenn Lucas?!”

~~~

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
Jackpot gak Bell? wkwkk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Gairah Cinta Berselimut Takdir   Bab 2 Ciuman Pertama

    Glenn Lucas, seorang aktor papan atas yang begitu digilai di Venesia sekaligus pemeran utama dalam film ‘My Boss My Love’.Dengan wajah rupawan, manik mata berwarna biru sebiru lautan, serta pemilik postur tubuh sempurna yang sering memenangkan ajang sayembara Top Model, sosok Glenn selalu mampu membuat para wanita yang melihatnya menjerit histeris.Seperti saat ini, tidak hanya para aktris di meja bar yang terkesiap melihatnya, para wanita yang sebelumnya asyik menikmati irama musik yang menghentak juga tidak sedikit yang memusatkan perhatian pada Glenn. Pesona seorang Glenn Lucas memang tidak dapat dipandang sebelah mata.Namun sayangnya, pria itu dikenal sebagai seseorang yang dingin. Dia enggan melakukan kontak fisik yang begitu intim dengan lawan mainnya meskipun hanya sekadar profesionalisme pekerjaan. 'Aktor alim' merupakan julukan yang diberikan para penggemar padanya."Dan sekarang, aku tidak tahu itu anugerah atau m

    Last Updated : 2021-06-11
  • Gairah Cinta Berselimut Takdir   Bab 3 Pulang

    ‘Pria sialan!’ Bella menggemeratakkan giginya dengan mengepalkan sebelah tangannya erat hingga buku-buku jarinya memutih. Ia memutuskan untuk kembali bergabung di tempat duduk sebelumnya, tepatnya di meja bar dan di sebelah Emma.Suasana canggung karena kedatangan Glenn seketika terasa dan membuat semua menghentikan permainan. Apa yang baru saja terjadi merupakan sebuah pemandangan mengejutkan yang tidak pernah mereka lihat dari sosok Glenn sebelumnya. Sebagian wanita yang juga merupakan aktris yang terpilih membintangi film kini menatap kagum pada sosok Glenn.Lain halnya dengan para wanita itu, Bella justru menatap Glenn dengan sorot mata tajam penuh kekesalan. Gadis itu menenggak wine dengan kasar, masih dengan tatapan membunuh yang tidak lepas dari lelaki itu."Hei hentikan! Apa kau ingin bunuh diri dengan minum sebanyak itu?" bisik Emma lirih pada sahabatnya."Diamlah kau, Emma! Aku ingin mencuci mulutku dari kotoran kec

    Last Updated : 2021-06-11
  • Gairah Cinta Berselimut Takdir   Bab 4 Pangeran Berkuda Putih

    Seorang pria yang dipanggil Bella dengan sebutan Pangeran itu menghentikan kuda putihnya tepat di samping Bella. Dengan jubah hitam dan penutup kepala yang menutupi sebagian wajahnya, aura misterius terpancar dari pria tersebut. Sebelah tangan pria itu kemudian terulur dan menarik tubuh Bella agar bisa menaiki kuda yang ditungganginya. Bibir Bella melengkung membentuk senyuman. Ini adalah hari yang cukup lama ia tunggu-tunggu. Dengan cepat pria itu pun memacu kuda hingga berlari menjauh dari kediaman Bella. Sementara para dayang yang masih mengejar, sontak berhenti saat melihat Lady mereka tidak mungkin bisa dikejar lagi. "Apa kau senang?" bisik pria yang berada di belakang Bella. Jarak tubuh keduanya kini begitu dekat. "Tentu saja, Pangeran. Anda sudah berjanji akan membawa saya ke tempat yang menyenangkan bukan?" Bella tersenyum seraya menoleh ke belakang. Sepanjang perjalanan menyusuri hutan, senyuman cerah terus terbit dari wajah cantik Be

    Last Updated : 2021-06-11
  • Gairah Cinta Berselimut Takdir   Bab 5 Kontrak Membagongkan

    Emma tengah menunggu kedatangan Bella di lobi kantor MBE Entertainment ditemani dengan segelas cappucino dan dua slice roti sandwich. Sudah hampir enam puluh menit, tetapi sahabatnya itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya.Emma kemudian berniat untuk mengambil gawai di dalam saku celana agar bisa kembali menghubungi Bella. Namun belum sempat jemari lentiknya mengusap layar benda pipih itu, sosok yang ia tunggu-tunggu sudah berdiri di ambang pintu.Melambaikan sebelah tangan ke atas, Emma segera memanggil Bella dengan suara sedikit meninggi. Bella yang sedang mengedarkan pandangan pun akhirnya menemukan Emma dan segera berjalan mendekat ke arah gadis imut dengan potongan rambut pendek sebahu itu."Duduklah!" pinta Emma seraya menepuk sebelah telapak tangan pada permukaan sofa."Mengapa kau masih di sini, Emma? Apakah rapatnya belum dimulai?" tanya Bella sambil mendudukkan bokong di sebelah Emma."Belum, mana

    Last Updated : 2021-06-22
  • Gairah Cinta Berselimut Takdir   Bab 6 Pesona Glenn

    Kini Pablo berjalan beriringan bersama Bella di lorong yang sepi. Mereka hendak menuju kafetaria untuk membicarakan semua yang baru saja terjadi di ruang direktur. "Jadi, apa ini ada hubungannya dengan bayaran yang tiba-tiba naik menjadi 60% seperti yang kau bilang tadi? Aku bersedia menandatangani kontrak karena tidak ada adegan yang tidak kusukai sebelumnya, Pablo," tegas Bella sebelum Pablo memulai pembicaraan. Pablo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal seraya tersenyum kering, "Kurasa hanya sedikit adegan yang ditambahkan. Menurutku film tanpa adegan adult juga kurang pas. Bagaikan sayur tanpa garam. Lagipula kau hanya akan berciuman seperti adegan yang ada di dalam film-film pada umumnya. Bukan adegan yang mengharuskanmu telanjang, Bella," cecar Pablo masih dengan berjalan di samping Bella. Bella tiba-tiba menghentikan langkahnya. Tenggorokannya terasa tercekat, tidak mampu berkata-kata. Tentu saja gadis itu memiliki alasan mengapa ia begitu te

    Last Updated : 2021-06-22
  • Gairah Cinta Berselimut Takdir   Bab 7 Minimarket

    "Excuse me! Berapa totalnya?" Seorang wanita paruh baya melambaikan sebelah tangan di depan wajah Bella yang sedang melamun. Bella terkesiap dan dengan segera mengambil satu persatu barang di atas permukaan meja kasir berupa mie instan, soda, gula, dan yang lainnya untuk didekatkan pada barcode scanner. "Maafkan aku. Semua totalnya US$ 9, Nyonya Kelly." Ya, Bella memang mengenal sosok wanita paruh baya bernama Nyonya Kelly yang kini ada di hadapannya. Sebab, wanita dengan rambut putih penuh uban dan selalu digulung rapi itu sering datang ke minimarket tempat saat ini Bella berjaga. Suasana musim dingin di Veneto, Venesia saat ini membuat alam bawah sadar Bella terasa nyaman untuk mengelana. Meskipun telah terpasang penghangat ruangan di dalam minimarket, tetapi membaringkan tubuh di kasur dengan lilitan selimut tebal tentu saja terasa lebih menyenangkan bagi Bella. Terlebih, seharian ini Bella telah berada di MB

    Last Updated : 2021-06-22
  • Gairah Cinta Berselimut Takdir   Bab 8 Teatro Ala Scalaa

    Sekitar satu tahun yang lalu di Veneto, Venesia. Musim semi membuat bunga-bunga tulip bermekaran dengan menawan. Bahkan, tidak sedikit penduduk yang sudah menyiapkan bunga tulip untuk dipamerkan di festival bunga pekan depan. Tentu saja, musim semi terasa membahagiakan bagi sebagian penduduk. Begitu juga dengan beberapa gadis yang kini juga sedang berbahagia dan berada di Teatro Ala Scalaa. Sebentar lagi akan ada pementasan pertunjukan drama teater mereka untuk pertama kalinya. Kini mereka tengah sibuk berdandan di ruang make up dan tentu saja salah satu dari mereka adalah Bella Marlene. "Bukankah gaun pelayan yang kita kenakan saat ini cukup unik, Emma?" ujar Bella seraya melihat pantulan dirinya sendiri di depan cermin. Gadis itu sedang mengenakan gaun panjang mengembang yang biasa dikenakan oleh para pelayan di Eropa abad pertengahan. "Ck, kau memang cocok mengenakannya, Bella. Tapi lihatlah bagian bawah gaun ini terlalu panjang untukku!"

    Last Updated : 2021-06-22
  • Gairah Cinta Berselimut Takdir   Bab 9 Syuting Hari Pertama

    Ini adalah saatnya. Hari pertama Bella melakukan syuting film 'My Boss My Love'. Para kru sedang berlalu lalang dan menyiapkan segala keperluan di lokasi syuting. Untuk scene awal akan diambil di dalam sebuah kamar hotel mewah. Pemeran utama wanita akan memergoki kekasihnya yang tengah berselingkuh dan memadu kasih bersama perempuan lain. "Apa kau mau minum coffee?" Aaron membawa dua cup coffee dan berdiri di samping Bella yang sedang duduk mempelajari naskah. "Terima kasih banyak, Aaron," jawab Bella seraya tersenyum tipis dan menerima satu cup coffee dari Aaron. "Apa aku boleh duduk di sebelahmu?" "Tentu saja, silakan!" Bella tersenyum ramah seraya sedikit menggeser bokong. "Apa kau sedang mempelajari naskahmu?" Aaron berbasa-basi untuk mencairkan suasana. "Ya, sebentar lagi giliranku syuting bersama Black dan Mona. Apa kau sudah mempelajari naskahmu? Kita akan berakting bersama s

    Last Updated : 2021-07-11

Latest chapter

  • Gairah Cinta Berselimut Takdir   Pengumuman

    Alhamdulillah ... penulis dapat merampungkan cerita GCBT sesuai dengan plot yang sudah ada di dalam kepala. Bagaimana dengan endingnya? Maaf jika ending cerita ini cukup berbeda dengan kebanyakan novel yang diakhiri dengan ritual pernikahan, bulan madu, dan memiliki bayi. Kalian bisa mengimajinasikan kebahagiaan itu sendiri untuk kisah Bella dan Glenn yang sudah berakhir bahagia ️ Dan sesuai dengan janji penulis sebelumnya berkaitan dengan giveaway, penulis akan memilih satu dari komentar yang terbaik dan mendapat paket bingkisan dari penulis. Namun, penulis juga akan memberi hadiah transfer atau pulsa senilai @50.000 pada bebe

  • Gairah Cinta Berselimut Takdir   Epilog

    Langit malam seketika menyambut netra seorang gadis yang berada dalam gendongan pria yang dicintainya. Wajah gadis itu memucat dan tidak ada lagi semburat warna di wajahnya. Warna-warna itu telah pergi bersama dengan sebuah kehormatan yang dimiliki. Gadis itu adalah Bella yang hanya menunggu hitungan detik untuk kematiannya. Pandangan Bella yang mulai meremang berusaha menatap sayu pada ukiran wajah tampan pria yang dicintainya dari bawah sinar rembulan dan langit malam yang bertabur bintang. Sayangnya, jiwa gadis itu telah terbunuh sebelum belati tajam mengiris pembuluh darah arteri karotis di lehernya. Jika Tuhan memberikannya kesempatan, gadis itu ingin mengungkapkan rasa cintanya pada sosok pria tampan yang kini sedang ia lihat di bawah sinar rembulan, sosok pria yang selalu menjadi perisai di hidupnya, sosok pria yang tetap datang di saat-saat terakhir, dan sosok pria yang merupakan Pangeran berkuda putihnya. Namun, takdir berkata lain. Takdir itu

  • Gairah Cinta Berselimut Takdir   Bab 189 Puzzle 102

    Pintu terbuka dengan suara nyaring karena terbentur dinding. Pangeran Glenrhys berdiri di ambang pintu dengan aroma kematian yang tersebar di wajah. Bella dapat melihat keterkejutan dan rasa sakit hati yang terpancar di riak-riak mata pria yang dicintainya tersebut. Tiba-tiba, Bella merasakan ujung pisau di lehernya. "Majulah selangkah dan kau akan melihat pisauku tertancap di leher wanitamu, Kakak." Pangeran Stefan tersenyum menyeringai dengan belati lipat di tangannya yang diarahkan di leher Bella. Pangeran Glenrhys membeku. "Apa yang kau inginkan, Stefan?" Suaranya tenang, tetapi terlihat betapa tajamnya tatapan Pangeran Glenrhys pada adik tirinya. Percayalah! Bella justru merasa ingin mengakhiri hidupnya saat ini juga. Rasa malu, trauma, hina, dan marah kini bergejolak dalam darahnya dan merasuk hingga tulangnya. Gadis itu tidak pernah menyangka jika seseorang yang ia cintai—Pangeran Glenrhys akan melihatnya dalam kondisi tanpa sehelai benan

  • Gairah Cinta Berselimut Takdir   Bab 188 Puzzle 101

    ✍️ Hallo, bab ini menurut penulis akan cukup dark. Jika tidak suka, bisa diskip meskipun bab ini cukup vital dan juga merupakan inti dari cerita. ~~~ Bella kembali membuka mata. Kedua tangan dan kakinya masih terikat dengan tali. Mulutnya juga tersumpal dengan kain. Masih terbalut gaun mewah dengan bawahan mengembang, wajah Bella sudah tampak lusuh meskipun kecantikanya masih tetap terlihat. Sudah berhari-hari Bella diculik dan disekap oleh Pangeran Stefan. Berkali-kali Pangeran gila itu menyatakan cinta dan berkali-kali pula Bella menolaknya dan meludah di wajah Pangeran tersebut. Bella berusaha membebaskan diri dari ikatannya, tetapi tak satupun ikatan itu mengendur. Gadis itu benar-benar ingin kabur dan melarikan diri dari Pangeran mengerikan yang terobsesi padanya. Saat masih berusaha melepas ikatan tali, tiba-tiba terdengar suara pintu berderit, pertanda seseorang telah membukanya. Sosok pria berdiri di ambang pintu. Ya, pria itu ad

  • Gairah Cinta Berselimut Takdir   Bab 187 Puzzle 100

    Pangeran Glenrhys menaiki kereta kuda kala baru saja keluar dari kapal yang membawanya dari London. Pangeran itu menuju istana untuk bertemu dengan Ratu Cecilia. Turun dari kereta kuda, langkah Pangeran Glenrhys menyusuri taman istana barat untuk menuju aula Ratu.Hingga akhirnya, Pangeran itu telah tiba di depan pintu kamar Ratu. Jemari panjangnya mulai terulur dan membuka pintu ganda kamar yang seketika memperlihatkan seorang wanita yang sedang terbaring di atas tempat tidur.Pangeran Glenrhys melangkah mendekat, "Apakah kau sudah meminum obatmu?" Suara bariton yang terdengar begitu dalam keluar dari mulut Pangeran tersebut.Ratu Cecilia yang awalnya memejamkan mata mulai membuka kelopak mata yang dinaungi bulu mata lentik dan seketika memperlihatkan iris mata biru yang indah, mirip seperti iris mata milik Pangeran Glenrhys. Wanita cantik itu menarik sudut bibirnya dan tersenyum menatap sang putra yang tiba-tiba datang mengunjunginya."Obat

  • Gairah Cinta Berselimut Takdir   Bab 186 Puzzle 99

    Secret~Seorang pria paruh baya berambut hitam panjang dan bertopi fedora memasuki salah satu ruang kamar yang berada di istana. Ia menunduk sopan kala berhadapan dengan seorang Pangeran yang duduk santai di peraduannya dengan sebatang cerutu di tangannya. Pria paruh baya itu adalah Pollux. Sedangkan Pangeran itu adalah Stefanus Aldrich."Dia sudah menyetujuinya, My Lord. Duchess Marimar bersedia berada di pihak kita. Semua rencana sudah kita bicarakan dan tinggal menunggu waktunya."Senyuman menyeringai tergambar di bibir Pangeran Stefan. Sebelah tangannya mulai mendekatkan sebatang cerutu di bibir merah mudanya. Menyesap sari pati tembakau, Pangeran itu mengembuskannya secara perlahan, "Bagus, Pollux. Aku sudah tidak sabar menunggu hari itu tiba. Aku tidak sabar bersama dengannya," desis Pangeran Stefan masih dengan senyuman menyeringai yang belum memudar.Hingga akhirnya, hari itu pun tiba. Hari di mana Enzo menjemput Bella yang sedang berada di markas

  • Gairah Cinta Berselimut Takdir   Bab 185 Puzzle 98

    Secret~Hari ini adalah jadwal dilakukannya penyulingan air di Desa Oldegloe sebagai upaya penyelematan dari wabah seperti yang telah dicetuskan Bella di rumah kesehatan bersama Derek sebelumnya. Pangeran Glenrhys sedang bersiap menuju Desa dan melihat kembali beberapa bahan-bahan penyulingan dari alam yang berada di kereta kuda. Bahan-bahan itu akan di bawa ke desa seperti yang diminta oleh Bella. Sedangkan Bella dan Emma sudah berangkat terlebih dahulu ke desa menaiki kuda.Pangeran Stefan yang juga berada di mansion kediaman Duke Arandel diam-diam memandangi Pangeran Glenrhys dari kejauhan. Berhiaskan wajah datar, Pangeran itu merasa muak dengan sikap Pangeran Glenrhys yang menangani semua masalah penduduk dengan tangannya sendiri. Terlebih, ia juga geram kala belakangan ini Pangeran Glenrhys menjadi semakin dekat dengan Bella. Tak lama, langkahnya mendekat."Sepertinya kakakku cukup sibuk akhir-akhir ini. Apakah aku perlu membantu?" Senyuman menggemask

  • Gairah Cinta Berselimut Takdir   Bab 184 Puzzle 97

    Secret~Apakah kalian pernah mendengar sebuah kisah tentang obsesi maniak cinta yang melenceng dari jalurnya dan bisa berakhir tidak sehat atau biasa dikenal dengan Obsessive Compulsive Disorder atau OCD? Ya, hal itu yang dialami Aaron di kehidupan Bella Marlene di masa depan.Namun, bukankah seseorang yang terobesi pada kekasihnya memang sudah biasa dan sering terjadi? Dan kini ... apakah kalian pernah mendengar cerita tentang sebuah obsesi maniak pada ibunya sendiri? Bahkan, cerita itu pernah menjadi sebuah legenda di Indonesia, Sangkuriang.Anehnya, hal itu justru dialami oleh seorang anak berusia sepuluh tahun. Ayolah, bagaimana mungkin anak sekecil itu mengetahui hal semacam cinta? Tidak. Anak itu bahkan tidak tahu apa itu cinta. Yang dia tau, hanyalah ibunya yang selalu membuatnya merasa nyaman dan dia ingin selalu bersama sang ibu.Bukankah hal itu wajar? Bukankah setiap Anak memang ingin selalu dekat bersama sang ibu? Benar, setiap Ana

  • Gairah Cinta Berselimut Takdir   Bab 183 Puzzle 96

    Tiba-tiba terdengar suara keributan yang memekakkan telinga dan menembus alam bawah sadar Bella. Gadis itu lantas membuka kelopak mata dan mendapati dirinya masih berada di dalam kereta kuda. Namun, kereta kuda itu berhenti dan justru berganti dengan berbagai macam suara jeritan kesakitan, pekikan, hingga suara pedang yang saling beradu dan berdesing di telinga. Dan, di mana Emma? Hanya Bella yang ada di dalam kereta kuda tersebut.Layaknya Cinderella, Bella keluar dari kereta kuda dengan gaun indah dan sepatu kaca yang terbalut sempurna di tubuhnya. Namun, kini yang ada di depan mata Bella bukanlah pemandangan indah berupa istana sang pangeran yang akan digunakan Cinderella berdansa hingga jam dua belas malam, tetapi justru hal mengerikan di mana para pengawal dan pelayannya yang berjatuhan bersimbah darah. Ya, Enzo dan Emma kini tergeletak di atas permukaan tanah.Manik mata Bella seketika membulat. Tubuhnya mematung dengan kedua tangan gemetaran. Dihampirinya Emma y

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status