Beranda / Pernikahan / Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku / Syarat Wanita Yang Ingin Di Nikahi

Share

Syarat Wanita Yang Ingin Di Nikahi

last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-30 21:22:46

SYARAT WANITA YANG INGIN DI NIKAHI!

"Halah kau itu sama saja. Kalau tak dengan Ifah lalu kau mau menikah dengan siapa?" cerca Umi Laila.

"Eh anu, emmm..."

"Siapa wanita yang kau cintai, Le?" tanya Abah Furqon.

"Bukan masalah wanita yang Mulki cintai, Mi, Bah. Tapi Mulki tidak mau menikah dulu untuk jangka waktu dalam dekat ini. Mulki masih memiliki rencana lain," jawab Mulki.

"Kau memiliki rencana lain atau memiliki wanita lain, Le?" tanya Umi Laila.

Mulki sebenarnya dia pun juga sudah menyadari bahwa Mulki sepertinya memang memiliki seorang kekasih hati. Entah wanita itu juga sudah tahu tentang perasaan anaknya atau belum tetapi Uminya sebagai seorang wanita yang melahirkan Mulki tentulah memiliki perasaan dan insting tentang hal itu. Dia juga sangat penasaran siapakah wanita itu meski Mulki belum mengakuinya sampai sekarang.

"Siapa wanita itu?" desak Umi Laila.

Dia sangat hapal watak sang anak, ketika Mulki diam maka kemungkinan besar apa yang dia katakan dan tuduhkan adalah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Peringatan Tegas

    PERINGATAN TEGAS "Bagaimana Le? Apa yang sakit dan apa yang kau rasa tak nyaman?" tanya Sifa. "Kau kembali lagi dengan Mas Rio lah yang paling membuatku sakit dan tak nyaman, Mbak," sahut Mulki dengan Jujur. "Sttt! Mulki," tegur Umi Laila. Rio nampak salah tingkah saat adik iparnya itu jelas-jelas langsung menyindirnya. Ya dia tak bisa marah karena apa yang diucapkan oleh Mulki memang benar, dia pun juga merasa bukan hanya Mulki yang tak nyaman. Tetapi kedua mertuanya juga nampak risih. Tapi mau bagaimana lagi dia juga tak bisa mundur sekarang, karena menyadari bahwa giliran dia memperjuangkan rumah tangga ini. Meskipun tak mencintai sang istri, dia harus memikirkan almarhum Ibunya dan nasib anak perempuannya, dia tak boleh egois. Apalagi selama Sifa masih berada di pihaknya, rasanya tak ada yang perlu ditakutkan, karena yang menjalani rumah tangga ini adalah dia dan Sifa bukan Mulki maupun Abah dan Uminya. Ini yang membuat Rio sedikit tenang. "Dek, maafkan ya jika memang Mas R

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30
  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Kun Fayakun

    Kun Fayakun!"Innamaa amruhuuu izaaa araada shai'an ai-yaquula lahuu kun fa-yakuun," gumam Gendhis.'Tes' air matanya menetes. Matanya melihat terjemahan surat di Al-Quran yang di pegang nya. "Sesungguhnya urusan-Nya apabila, Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu. Sesungguhnya urusan-Nya menciptakan segala sesuatu sangatlah mudah bagi-Nya. Apabila Dia menghendaki untuk menciptakan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka dengan serta-merta jadilah sesuatu yang dikehendaki-Nya itu. Allah menerangkan betapa mudah bagi-Nya menciptakan sesuatu. Apabila Ia menghendaki untuk menciptakan suatu makhluk, cukuplah Allah berfirman, "Jadilah," maka dengan serta-merta terwujudlah makhluk itu. Mengingat kekuasaan-Nya yang demikian besar, maka adanya hari kebangkitan itu, di mana manusia dihidupkan-Nya kembali sesudah terjadinya kehancuran di hari Kiamat, bukanlah suatu hal yang mustahil, dan tidak patut diingkari."Fa sub-ḫânalladzî b

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Apakah Yang Hina Pantas Di Cinta?

    APAKAH YANG HINA PANTAS DI CINTA?"Meminang, Umi?" tanya Gendhis. Umi Nisa tersenyum dan menganggukkan kepalanya."Iya, Nak. Kebetulan ada seorang lelaki baik teman Abah juga, dia seorang anak muda ya tidak muda juga usianya sekitar dua puluh sembilan tahun ada. Mungkin untuk ukuran Indonesia sudah termasuk usia tua ya?" tanya Umi Nisa. Gendhis mengangguk."Usia nya lebih muda, Umi Nisa," gumam Gendhis."Tidak lah, dia hanya jauh lebih mudah satu tahun saja di bawahmu. Umi pernah bertemu dengannya, sekali. Saat kajian di rumah Hubabah Maryam. Dia bertemu dengan Habib Usman, tapi Umi cocok dengannya. Dia adalah anak yang baik, bahkan dia mengutarakan sendiri ingin mendapatkan jodoh wanita Indonesia juga yang mungkin bermukim di Tarim. Karena dia sudah berjanji kepada Umi nya, lebaran ini dia akan membawa calon istrinya pulang ke Indonesia. Hal itu karena dia sejujurnya telah menolak wanita yang dijodohkan oleh keluarganya di Indonesia," jelas Umi Nisa."Kenapa, Umi Nisa?" tanya Gendhis

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Dua Tradisi Yang Berbeda

    DUA TRADISI YANG BERBEDA!"Umi dan Abah sangat gembira mendengarnya, karena dia termasuk salah satu murid yang cukup berhasil dan bisa mengamalkan ilmu-ilmu yang dia dapat di Tarim, agar menegakkan kebenaran di sana. Nak, jika kau memang Ingin bertemu dengannya, maka berikanlah Abah dan Umi jawaban sebelum lebaran. Sebelum keberangkatan dia, itu artinya kau masih memiliki waktu tiga hari," jelas Umi Nisa."Nah, sebentar lagi masuk waktu Ramadhan, manfaatkan waktu ini. Karena ini waktu yang pas sekali untuk kau beristiqoroh dan menyerahkan diri, serta menanyakan kepada Tuhanmu, Allah mu, kepada Allah azza wa jalla, tentang bagaimana keputusanmu untuk menikah. Bukalah hatimu, Nak. Buka, kau masih muda, kau masih bisa melahirkan generasi-generasi pembawa Islam selanjutnya di tanah airmu sendiri, agar Islam ditegakkan dengan benar. Islam bisa putih, mengatakan yang baik dengan kebaikan, tidak munafik dan tidak abu-abu. Kau sudah mempunyai modal harta yang kau jihad kan di jalan Allah, tin

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Pulang Membawa Calon Mantu?

    PULANG MEMBAWA CALON MANTU? "Masya Allah, banyak sekali. Sungguh hebat wanita jawa bisa menyediakan semua makanan itu dalam sehari," puji Umi Nisa. "Ya, itu lah yang selalu Gendhis kagumi dari para wanita Jawa, Mi. Mereka sangat hebat dalam hal prinsip hidup dan melestarikan semua peninggalan dan ajaran leluhur kami. Tapi untuk masakan pertama sahur nanti Gendhis ingin belajar masak makanan Tarim, Mi. Biar pintar masak," ucap Gendhis. "Betul! Lelaki itu kenyangkan pandangannya, perutnya, bawah perutnya. Cukup itu kau jaga, selebihnya pasrahkan Allah saja," sahut Umi Nisa. "Mari kita memasak untuk sahur pertama kita nanti malam. Kau ingin memasak apa?" tanya Umi Nisa. Selama di sini Gendis tak menyia-nyiakan kesempatan belajar apapun yang dia bisa selama ada di Tarim ini. Ya dia memang ingin suatu saat nanti jika memiliki pasangan melayani dengan sepenuh hati seperti apa yang dia lihat dari Umi Nisa pada Suaminya, Abi Usman. Gendhis i

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Siapakah Lelaki Itu?

    SIAPAKAH LELAKI ITU? "Pulanglah, Mama Rindu," perintah Ibunya. "Bagaimana jika saat pulang Gendhis membawa calon menantu, Ma?" tanya Gendhis. "Apa maksudmu Pulang membawa calon mantu?" tanya Mama nya, Ririn. "Tadi umi Nisa mengatakan kepada Gendhia, jika ada seorang lelaki yang berminat mencari seorang jodoh dan Abah Usman serta Umi Nisa sepakat untuk menjodohkan Gendhis dengan lelaki itu," jawab Gendhis. "Lalu kamu mau?" tanya Ririn. "Tidak Ma, aku belum menjawab mau atau tidak mau. Banyak pertimbangan untuk Gendhis, selain ini adalah pilihan dan tawaran dari seorang Umi Nisa, Gendhis juga mengatakan kepada mereka bahwa harus bertanya kepada Mama dulu. Bagaimana pun Gendhis ingin meminta pertimbanganmu, Ma. Apakah Mama mengizinkan atau tidak? Jika memang Mama tidak mengizinkan maka aku pun tidak akan pernah menikah dengan lelaki itu, Mah," jelas Gendhis. "Jadi Mama tidak usah khawatir juga. Gendhis melakukan ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Bismillah Ta'aruf

    BISMILLAH TA'ARUF! "Ah iya sama kan seperti di Tarim sini. Semua juga ingin begitu, hanya saja kalau kami dalam satu rumah akan ditingkat berundak dan dibuat untuk anak cucunya tanpa kami harus berada dalam satu dapur sama. Meski jika dipikir lagi masih dalam satu rumah juga," ucap Umi Nisa sambil tertawa renyah. Gendhis menganggukkan kepalanya. Ya memang begitulah di Tarim, mereka memang hidup dalam satu rumah bersama keluarga besar namun setiap lantai memiliki dapur pribadi masing-masing sehingga tidak saling mencampuri urusan satu sama lain. Sedangkan di Indonesia terkadang mereka memang tinggal dalam rumah yang berbeda namun masih acap kali campur tangan rumah tangga satu dengan rumah tangga lainnya, antar ipar, sehingga seringkali menimbulkan konflik. "Alhamdulillah, Nak. Sepertinya Allah memang menyayangimu. Dia memang berniat untuk berdakwah di Indonesia namun rasa cintanya di kota Tarim ini begitu besar, sehingga dia kembali lagi ke sini un

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-01
  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Dari Sambosa sampai Bolu Rawani

    DARI SAMBUSA SAMPAI BOLU RAWANI"Apa maksudnya, Bah?" tanya Gendhis."Kau bisa menanyakan sendiri nanti kepadanya nanti, Nak. Tapi sebaik-baiknya kau bertanya Jangan pernah menanyakan tentang masa lalunya, Nak. Masa lalu itu biarlah menjadi rahasianya sendiri. Karena itu adalah aib nya. Yang penting kan hubungan kalian akan mendatang. Bagaimana kalian menghadapi semua ini bersama," ujar Abah Usman. Gendis pun menganggukkan kepalanya paham. "Nah jika kau sudah bersedia dan kau mau, maka Abah akan mempertemukan kalian di puasa hari ketiga. Bagaimana menurutmu?" tanya Abah Usman."Umi ikut saja bagaimana baiknya untuk Gendis. Apakah kau keberatan jika kita bertemu di hari ketiga puasa, Nak? Itu artinya kau masih ada waktu tiga hari untukmu istikharah, Nak," perintah Umi Nisa."Iya Mi, Gendhis semenjak setelah mendapatkan restu dari ibu di Indonesia apalagi Umi dan Abah yang mencarikannya maka Gendhis tidak keberatan. Gendhis pasrah dan minta tolong dengan sangat arahan Abah dan Umi," uc

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-02

Bab terbaru

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   ANAK PEREMPUANKU DAN SEJUTA MASA LALUNYA!

    ANAK PEREMPUANKU DAN SEJUTA MASA LALUNYA!"Kenapa? Kenapa aku yang harus bertanggung jawab atas kebahagiaan Kakak kandungku? Bukankah selama ini kau yang mengecewakan Kakak kandungku, Mas?" ledek Mulki."Mas Rio, Mas Rio. Kau ini aneh dan lucu sekali, kau itu jangan mencari kambing hitam atas rasa cemburumu. Kenapa? Kau masih tak terima kalah dariku? Dari tadi semua ucapan dan pembicaraanmu itu selalu berputar-putar arah! Pembicara kamu sungguh tak jelas seperti itu, kau di sini yang salah tapi kau tak mau mengakui kesalahan," ujar Mulki lirih. Dia tak enak juga jika mama Gendhis mendengarnya.Rio terdiam, dia hanya mengusap wajahnya dengan kasar. Tak lama kemudian Bu Ririn datang dari belakang, sudah tak mengenakan mukena lagi. Hanya mengenakan gamis panjang dan jilbabnya. Tak lama Gendhis menyusul di belakang sang Ibu sambil membawa nampan minuman dan meletakkannya di hadapan Rio."Maaf ya lama," kata Mama Gendis."Oh tidak apa apa, Tante. Kebetulan saya juga baru datang," sahut Mu

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   KENAPA HARUS AKU YANG BERTANGGUNG JAWAB?

    KENAPA HARUS AKU YANG BERTANGGUNG JAWAB?Mendengar ucapan Rio itu Gendis terdiam, dia tak mengira Rio akan menilainya seperti itu. Dia cukup kaget meskipun apa yang dikatakan Rio adalah kebenaran. Dia tak mengira serendah itu harga dirinya di hadapan Rio."Apakah sebegitu hina aku di hadapanmu, Mas?" Tanya Gendis dengan mata berkaca-kaca.Rio terdiam diam memandang ke arah wanita yang begitu dia cintai itu, kemudian dia menyadari kesalahannya. Mata cantik itu dulu pasti akan nyalang ketika dia melakukan kesalhan, langsung mendebat tanpa ampun namun sekarang semua sudah berbeda."Dia berubah," batin Rio dalam hati, justru berubahnya Gendhis membuat lelaki itu sedikit ketakutan.Rio meneguk ludahnya dengan kasar dan merutuki kebodohannya sendiri. Ya, karena emosinya tadi dan tak bisa menahannya, sampai dia mengucapkan sesuatu yang mungkin menyakiti hati Gendis. Rio pun melirik Gendhis lagi, wanita itu masih diam. Alih-alih marah justru Gendhis terlihat menyeka air matanya yang mulai

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Sehina Itukah Aku Di Matamu, Mas?

    SEHINA ITUKAH AKU DI HADAPANMU, MAS?"Lalu kenapa kau menikah dengan Mulki?" cerca Rio."Aku tidak menikah dengan Mulki!" tegas Gendhis."Gendhis," panggil Mulki lirih, semua menoleh ke arah Mulki. Dengan cepat Gendhis memberikan kode pada lelaki itu, Mulki paham dan diam. Memang kalau di pikir lagi ucapan Gendhis benar, mereka belum menikah tak ada yang salah. "Halah omong kosong!" bentak Mulki."Demi Allah aku tidak menikah dengannya sekarang," sahut Gendhis dengan cepat"Tapi Mulki kan melamarmu," sanggah Rio. Gendhis menghela nafas panjang, sepersekian detik otaknya harus di paksa berpikir secepat mungkin agar dia bisa berkilah namun tak berbohong hanya dengan penyusunan kosakata."Tadinya memang begitu, tetapi aku telah membatalkannya," jawab Gendhis."Membatalkannya? Benarkah? Kau tak berbohong kan? Mengapa kau membatalkannya?" tanya Rio menatap ke arah Mulki dan Gendhis bergantian."Benar Mulki?" selidik Rio. Mulki diam tak menjawab namun dia menganggukkan kepalanya perl

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Aku Tidak Menikah Dengan Mulki

    AKU TIDAK MENIKAH DENGAN MULKI!"Allah itu maha pengampun, mungkin doa istrimu, doa mertuamu, atau doa orang tuamu yang dikabulkan Gusti Allah. Bersyukurlah atas itu, jangan sampai kau memiliki pemikiran POLIGAMI lagi!" bentaknya."Lantas kenapa kau berulah lagi? Kenapa kau datang ke sini marah-marah tak jelas seperti ini?" tanya Gendhis."Tak jelas katamu? Hah? Tak jelas? Hahaha!" teriak Rio dengan menatap nyala ke arah Gendis.Entah setan mana yang sedang menyambetnya, dia tiba-tiba maju dan mencengkram dagu Gendis dengan keras, sampai kuku itu sedikit menusuk ke pipi Gendhis. Wanita itu pun meringis kesakitan."Lepaskan!" perintah Mulki. "Tak usah ikut campur!" bentak Rio tanpa menoleh Gendis.Gendhis memberikan kode kedipan mata, membuat Mulki diam. Meski sangat ketakutan, Gendhis berusaha kuat. Jujur saja sekarang dadanya berdetak sangat kencang sekali, dia tak mengira Rio berani sekasar ini. Rio yang pendiam tiba-tiba berubah menjadi arogant bahkan kasar dan cenderung frontal

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Gagal Jadi Madu, Dia jadi Iparku

    KETIKA KAU GAGAL JADI MADU KAU MEMBALAS INGIN MENJADI IPARKU!"Bagaimanapun juga dia anakku, Gendis! Tapi konyolnya aku tidak tahu! Aku berhak tahu!" sanggah Rio."Kata siapa? HAH?" bentak Gendhis."Apa maksudmu berkata seperti itu, Gendhis. Bagaimana pun juga aku adalah ayah Kai! Kau tahu itu kan? Sekarang kenapa kau berbicara seolah-olah aku orang asing bagimu dan Kai?" sahut Rio.Tangan Gendhis langsung mengepal, sungguh sakit hatinya sekarang. Marah dan tak terima bergolak menjadi satu dalam hatinya. Dia tak terima kepada sikap Rio, datang tak di undang melukai Mulki, dan sekarang mengatakan bahwa dia memiliki hak atas anaknya. Sedangkan dulu lelaki di hadapannya ini tak bisa memutuskan memberikan kejelasan akta pada putranya. Bahkan dia kembali pada Sifa, istrinya."Sepertinya kau lupa, Mas. Baiklah, aku akan jelaskan," kata Gendhis sambil tersenyum kecut, nada suaranya sudah bergetar menahan tangis dan amarah yang berkumpul menjadi satu."A...apa maksudmu?" tanya Rio dengan nad

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Dia Anakku Dan Meninggal Aku Tak Tahu!

    DIA ANAKKU! DAN MENINGGAL AKU TAK TAHU!"Semi ustadz?" tanya Rio mengerutkan keningnya."BADJINGAN KAU!" Pekik Rio dalam hatinya.Semakin ke sini dia makin curiga bahwa lelaki itu adalah Mulki. Namun sekali lagi Rio tak ingin tergesa-gesa dulu menyimpulkan. Dia harus mengatur strategi dan taktik agar tak salah jalan. Meskipun dia tak bisa bersama Gendis tetapi jika gadis itu bersama Mulki pun hatinya juga tak rela, menurutnya lebih baik Gendis bersama orang yang tak dia kenal. Dia harus mengumpulkan bukti kuat sebelum mengatakan semua kebenaran ini pada sifa."Mohon maaf Bu Apakah lelaki itu sedikit tinggi mungkin lebih tinggi dari aku dia hobi sekali memakai baju semi Koko begitu kaos tapi bentuknya Koko sedikit putih tetapi tidak terlalu putih juga dan memiliki suara yang sangat kalem sekali benarkah seperti itu tanya Rio mulai menggambarkan ciri-ciri Mulki"Iyo, Mas.""Sik sebentar, Bu. Saya boleh memastikan tidak? Sepertinya yang lelaki itu temanku juga," kata Rio."Ah saya lamat

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Badjingan Kau!

    BADJINGAN KAU!"Apa kau bilang?" tanya Gendis pun mendengus kesal."Entah mengapa tiba-tiba perasaan tak suka mencuat begitu saja, dia tak menyangka jika orang-orang alim yang identik paham dengan agama justru akan melakukan poligami ya meskipun itu tidak disalahkan tapi naluriahnya sebagai seorang wanita tak ingin diduakan."Aku sudah memberikan kesempatan kepada Umi bahwa aku rela dijodohkan dengan siapapun selama wanita itu tahu latar belakangku dan tak ada kebohongan. Dia tahu penyakitku dan dia bisa menerimaku," jelas Mulki."Gendis, kau juga wanita kan? Kau mengerti maksudku. Kau pikir siapa yang mau menikah denganku saat kondisiku seperti ini?" sambungnya."Kau memanfaatkan itu?" tanya Gendhis."Hahaha, bahasamu terlalu jahat. Apalagi aku tidak memanfaatkannya, kau salah, Gendhis. Sebagai orang yang paham tentang agama, aku hanya ingin tak gagal dalam melakukan dan menjalani rumah tangga. Dalam membina sebuah hubungan keluarga aku menginginkan menikah itu langgeng, satu selaman

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Beri Aku Waktu Tiga Bulan

    BERI AKU WAKTU TIGA BULAN!"Jangan pernah memaksa orang tuamu merestuinya. Kalau memang mereka tak ingin anaknya menikah denganku maka aku ikhlas, ini semua bukan salah mereka tapi salahku. Kebodohanku di masa lalu dan sisi egoku," jelas Gendhis."Aku tak masalah jika kau membatalkan. Membatalkan pinangan ini," ujarnya.Mulki terdiam, dia menatap Gendhis dengan tatapan tak percaya. Ya, wanita memanglah begitu, selalu mengedepankan egonya dari pada logikanya. Namun dia tak menduga Gendhis akan langsung menyerah seperti ini. Padahal saat bersama Rio sosok wanita di hadapannya bisa memperjuangkan cinta yang salah."Apa kau berpikir begitu?" tanya Mulki."Ya," jawab Gendhis dengan tegas."Jujur saja ini agak mengecewakan aku," kata Mulki. Gendhis menatap Mulki dengan tatapan bingung dan penuh tanya."Kenapa?" "Ya, bagaimana mungkin dengan mudah kau mengatakan membatalkan lamaran ini? Padahal ini bukan permainan. P

  • Gagal Jadi Maduku, Dia Jadi Iparku   Assalamualaikum Manisku!

    ASSALAMUALAIKUM MANISKU!"Assalamualaikum," sapa Mulki sambil menenteng dua kresek berisi martabak manis dan asin."Waalaikumsalam," sahut Gendhis,"Masuklah, Mulki," perintah Gendhis."Masya Allah manis," kata Mulki."Hah?" sahutnya."Kau manis sekali, manisku," puji Mulki yang otomatis langsung membuat wahag Gendhis merona."Halah aku bisa saja," cebiknya.Gendhis memakai gamis hitam, semenjak ke Tarim dan kondisi berduka Gendhis lebih senang memakai semua pakaian hitam. Termasuk cincin, permata hitam. Antara tanda duka atau tanda yang mencerminkan dirinya sekarang. Meski begitu itu tak mengurangi kecantikan dan aura elegan yang dia tampilkan."Kau sekarang menyukai warna hitam? Itu nampak sangat elegan sekali. Dari pada Gendhis yang biasanya," sambungnya."Kenapa memangnya? Bukankah artinya duka?" jawab Gendhis."Warna hitam memiliki makna simbol yang berbeda bagi setiap orang. Ket

DMCA.com Protection Status