Cinta pangling dengan penampilan sendiri. Ibu mertua telah memberikan service terbaik untuk dirinya. "Asli, kamu cantik banget, Cinta. Bisa jadi model malah." Bu Diana berkomentar takjub."Wah! Terima kasih atas pujiannya, Ma. Ini benar kejutan."Penampilan dress floral mocca ala Korea membuat Cinta jadi merasa lebih percaya diri. Tiba-tiba pikirannya melayang ke tawaran Abimanyu. 'Abi pasti terkejut melihat penampilan baruku ini. Pemilik bibir seksi itu mengukir senyum penuh arti.Terbesit dalam hati untuk segera bertemu dengan orang itu demi mewujudkan mimpi besarnya. Membayangkan berjalan di cat walk saja sudah luar biasa apalagi sampai memamerkan koleksi pakaian hasil rancangan sendiri. Sungguh mimpi yang sempurna, bukan begitu?"Kita berangkat ke kantor Zaki sekarang." Suara Bu Diana perlahan membuyarkan lamunan, membuatnya kembali tertampar pada kenyataan. 'Hah! Zaki lagi,' batinnya nelangsa. "Oke. Siap, Ma!"Di perjalanan, Cinta dan Diana masih asyik bercengkerama soal keseh
"Tidak perlu. Makan siangnya di luar saja dan aku ingin kau ikut."Cinta menoleh ke arah Diana. Hatinya tidak enak meninggalkan mertuanya sendirian. Namun, wanita hebat itu langsung memberi isyarat persetujuan."Pergilah, temani Zaki. Mama akan membuat kunjungan singkat ke beberapa divisi."Zaki bangkit dan langsung meraih lengan istri kecilnya tanpa menunggu persetujuan. Keduanya berjalan bergandengan menuju mobil dengan tangan jantan itu turun mencekal posesif si pinggang ramping."Bersikaplah seharusnya." Seperti biasa dia berbisik lirih ke telinga Cinta dan langsung ditanggapi gesit oleh lawan mainnya. Sangat lihai membawa suasana didukung oleh penampilan masing-masing dengan pesona paripurna tiada duanya. Baik itu pahatan wajah, senyuman manis, juga lekuk tubuh sempurna bak dewa-dewi Yunani."Wow!"Permainan yang mereka cipta menuai decak kagum penuh damba dari seluruh karyawan dan karyawati Arsyandi Buana yang berharap mendapat secuil perhatian dari dua sejoli tersebut menggiri
"Aku ada rapat dadakan."Meski bingung, Cinta tetap harus menuruti permintaan suaminya yang sudah terlanjur keluar lewat pintu belakang bangunan restoran.Dia pun tidak ingin berpikiran buruk terhadap suaminya. Selama Zaki menepati janji untuk makan siang bersamanya di kantor, kenapa harus curiga? Tak berselang lama saat tiba di kantor, makan siang yang dipesan Zaki datang. Cinta duduk berselonjor di sofa dengan penuh semangat."Wah! Ada seafood enak. Aku suka." Cinta bersorak girang saat berhasil membuka kotak menu di depannya. Sementara Zaki hanya diam menikmati bagiannya. Cinta melirik bingung. Rupanya Zaki memesan menu yang sama untuk makan siang mereka."Sejak kapan selera kita sama? Aku penyuka seafood sedang kau pembenci menu itu. Kenapa sekarang kau malah menikmatinya dengan lahap?" batinnya berperang melawan kebingungan. Mencoba menanggapi secara positif, namun hatinya terlanjur berprasangka.Dia punya pengalaman buruk soal menu itu. Pernah di awal pernikahan, Cinta tidak s
Entah bagaimana, sekarang malah terbesit mencampuri semua urusan wanita itu. Dirinya seperti tidak rela membiarkannya berjalan sendirian. Parah lagi, sampai berupaya menjauhkannya dari pria yang ingin mengenalnya lebih jauh. Pedulikah dia?"Damn!"Mulai sekarang dia haris bekerja keras menjauhkan istrinya dari Abimanyu. Lelaki yang dahulu pernah menjadi sahabat sepermainan dan seperjuangan. Namun, sebuah alasan membuat mereka menjadi saling bermusuhan."Tidak. Bukan aku yang memulainya," gumam Zaki kecewa. Raut sesal tergambar nyata di wajahnya.Kala itu, kakek Arsyandi memutuskan untuk menjodohkan Abimanyu dengan Farahdina. Seluruh keluarga besar mendukung penuh tanpa mengetahui kenyataan kalau Zaki sebenarnya telah menjalin hubungan dengan gadis cantik bernama lengkap Farahdina Ayudia tersebut. Mengetahui Farah menolak dirinya karena Zaki, Abimanyu naik berang dan langsung datang menyerang."Sahabat macam apa kau ini? Farah itu jodohku. Aku hanya pergi ke Amerika dua bulan dan meni
Cinta melotot tajam. Beberapa foto vulgar sang suami menghiasi ruang chat-nya. Zaki sedang bermesraan dengan Farah. "Kampret!" Cinta mengumpat dalam hati. Suami egois yang tadi sempat mengantarnya pulang dan akan kembali ke kantor. Kenyataan, dia malah tengah bermesraan dengan jalang di hotel. "Baik, lihat apa yang akan kulakukan," geramnya lagi dan tentu dalam hati. Khawatir dicurigai sang mertua."Bagaimana keputusanmu, Cinta? Kok, melamun, Nak?" Suara Bu Diana sontak mengembalikan fokus."Ah, ya. Baik, Ma. Asal Mama mendukung, Cinta akan menerima tawaran ini walau belum mendapat izin dari Bang Zaki.""Syukurlah. Nah, gitu baru menantu Mama." Diana ikut senang. Setidaknya sang menantu sudah bisa mengambil keputusan. Urusan sang anak bisa dibicarakan nanti.Cinta tertawa sungkan sementara Abimanyu tampak menarik bibir miring saat mengetahui sebagaimana khidmat wanita cantik itu menyebut nama Zaki. "Bersiaplah, Zaki. Selangkah lagi, istrimu akan segera melupakanmu dan kau bakal be
Cinta memilih melewati Abimanyu yang diam terpaku. Sementara Zaki berniat mengejar, namun gerakannya tercegat oleh tubuh lelaki yang kini menatap penuh permusuhan. Membuat Zaki naik berang."Sudah kubilang jangan dekati istriku, bajingan!" kecamnya tidak tahan melihat Abimanyu berada di antara dia dan istrinya."Bugh!" Tak ayal satu bogem berhasil mendarat di pelipis Abimanyu. Pria itu terhuyung. Cinta sigap berbalik menahan tubuh yang limbung. Sedang Zaki dengan amarah kembali menghajar wajah Abimanyu."Kubunuh kau sekarang juga, brengsek!" "Hentikan!" pekik Cinta melerai. "Kau keterlaluan, Zaki!" cegahnya lagi dengan mendorong keras tubuh kekar itu. Namun, tidak membuatnya bergeser. Kini giliran Zaki berniat mencekalnya. Akan tetapi, Cinta langsung mengangkat kedua tangan menandakan, "Stop!"Mata mereka saling beradu dalam ketegangan."Bukan dia yang brengsek, tapi kau!" tegas Cinta.Dalam amarah yang tersulut, serentak telapak tangannya naik mendarat ke rahang maskulin milik Zak
Zaki memandang kepergian Cinta dengan desahan napas berat dan pandangan menerawang."Abimanyu, semua ada harganya!" gumam Zaki dengan pancaran mata berbahaya. Di balik langkah lebar, tampak kedua tangan mengepal tinju dan rahang mengeras. Mendobrak pintu hotel dengan tatapan beringas."Jelaskan, Farah!"Zaki menyeringai, memandang rendah Farah yang kini terlihat sudah memakai kimono mandi. Kelihatan dia memang baru habis membersihkan diri."Kau sudah datang, Zaki?"Meski Farah mencoba menetralkan keadaan, Zaki tetap kokoh menyerang."Apa yang sudah kau lakukan?" tekannya dengan gerakan mendesak. Tangan kekar itu sigap mencekal rahang wanita yang kini tampak pucat di depannya. Farah meronta."Stop, Zaki! Lihat, ini aku! Hei, kau kenapa?" pekik Farah panik. Dia mencoba melepaskan diri dari cekalan kasar Zaki, tetapi tidak berhasil. Justru rahangnya semakin terjepit dan mulai mengerang sakit."Argh!""Kau yang kenapa, Farah?!" pungkas Zaki dengan seringai jahat. "Kau sudah menjebakku
Seseorang memakai jaket hitam bertopi menatap nanar ke arah ruang ICU."Tunggulah pembalasanku."Tak lama, orang tersebut pergi dari sana. Berganti kemunculan Zaki yang mencari keberadaan Cinta. Sejak pertengkaran di Squid Hotel tadi, nomor ponselnya tidak bisa dihubungi."Sudah kuduga. Dia pasti kemari."Zaki terpaku mendapati sepasang ibu dan anak itu sedang terlelap dalam keadaan saling berpelukan. Wanita renta yang masih dibantu dengan alat pernapasan pada hidungnya, tampak sangat nyenyak dipelukan sang putri."Pemandangan langka," pikirnya dalam hati.Zaki melirik arloji di tangan dan memastikan kalau waktu telah menunjukkan dinihari. Dia memutuskan untuk menunggu hingga pagi menjelang. Pria itu mengambil posisi bersandar di kursi sambil menghela napas berat. "Akh!" Sulit dipercaya. Beberapa jam lalu, dia berada di rumah orang yang menjadi penyebab kekacauan hidupnya seharian tadi. Farhan. "Rupanya kau masih saja membuat kekacauan!" seru Zaki lantang memaksa pemilik rumah yang