Share

Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson
Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson
Penulis: Nhaya_97

Harga yang Fantastis

Penulis: Nhaya_97
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-09 15:23:42

“Perkenalkan, wanita cantik ini bernama ELENA,” suara pembawa acara bergema seperti genderang maut yang menandai giliran Elena untuk dilelang, seakan namanya kini hanyalah sebuah label yang tidak ada hubungannya lagi dengan identitasnya.

Di barisan paling depan, duduk seorang pria yang tampak seperti patung marmer hidup. Rahangnya kokoh, dan matanya yang tajam bagaikan pisau mengiris suasana.

Tatapannya tidak sekadar melihat; dia menelanjangi setiap inci gadis yang dipamerkan, menghitung nilai mereka dalam skala yang hanya dia ketahui. Pria itu adalah Jackson Collins, pewaris keluarga Collins yang kekayaan dan kekuasaannya sudah menjadi legenda.

Namun, malam ini, Jackson adalah pria yang berbeda. Pikirannya diselimuti oleh kabut yang tebal, dihantui bayangan wanita yang pernah dia cintai—Ariana.

Wanita itu, dengan kecantikan yang begitu sempurna namun hati yang tak pernah menjadi miliknya, kini telah menjadi istri sepupunya sendiri, David. Luka itu begitu dalam, seperti belati yang ditancapkan ke jantungnya dan diputar perlahan-lahan.

Sejak awal acara, Jackson menatap dengan pandangan dingin yang kosong. Wanita-wanita yang ditawarkan, meski dilapisi make-up tebal dan pakaian menggoda, hanyalah cangkang kosong di matanya. Tak ada satu pun yang mampu menyentuh hatinya yang kini terkunci dalam sangkar kebencian dan luka.

Namun, ketika dia bersiap untuk pergi, lampu panggung kembali menyala terang, kali ini memunculkan sosok yang membuat napasnya tercekat.

Di atas panggung, berdiri seorang wanita dengan tubuh gemetar, mata penuh ketakutan, dan wajah yang menyimpan bayangan Ariana. Meski riasannya tebal, lekuk-lekuk wajahnya menciptakan ilusi yang mengganggu hati Jackson.

Tubuh wanita itu bagai ukiran patung dewi, lekukannya sempurna, namun tidak vulgar. Kulitnya bersinar dengan pigmen eksotis yang tidak pernah Jackson temukan dalam lingkaran wanita yang dia kenal—kulit pucat dingin yang terasa kosong.

Ini adalah kecantikan yang liar, murni, dan penuh misteri, seperti malam tropis yang gelap namun menenangkan.

Sesuatu dalam dirinya yang telah lama mati mendadak menyala kembali. Bukan rasa cinta, tapi obsesi, dorongan primitif yang mendominasi dirinya.

Langkah Jackson yang semula hendak meninggalkan tempat itu terhenti. Dia kembali duduk, pandangannya tidak berpaling dari Elena, seakan dia telah menemukan alasan untuk tetap tinggal.

“Satu lagi wanita yang paling spesial dari semua yang kami miliki! Namanya ELENA, dan aku membuka harga terendah dari 10 ribu dollar!” seru pembawa acara dengan suara yang menggelegar, memecah keheningan seperti petir di tengah malam.

Kata-kata itu diucapkan dengan nada bangga, seolah Elena adalah mahakarya seni yang dipamerkan, bukan manusia dengan hati yang terluka.

Di sudut ruangan, rahang Jackson mengeras seperti batu pahat. Tatapannya berubah dingin, penuh amarah yang hampir tidak bisa dia kendalikan. Dalam benaknya, wajah Elena seolah melebur menjadi wajah Ariana, kenangan yang terus menghantuinya.

Pemandangan ini bagaikan mimpi buruk yang hidup—Ariana yang ia cintai, kini dalam wujud Elena, dipertontonkan tanpa daya di hadapan serigala-serigala kelaparan yang haus akan kekuasaan atas tubuh dan harga dirinya.

Jackson merasakan darahnya mendidih. Dia tahu niatnya berkontradiksi: menyelamatkan Elena, tapi di sisi lain, ia hanyalah serigala lain di tengah kawanan yang haus. Meski begitu, sebuah dorongan—entah obsesi, cinta, atau kesedihan—memaksa tangannya untuk bertindak.

"50 ribu," suara seorang pria di dekatnya membelah ruangan seperti pecahan kaca. Tawaran itu membuat semua mata menoleh, menciptakan gelombang keheningan penuh keterkejutan.

“50 ribu... apakah ada yang lebih tinggi lagi?” suara pembawa acara seperti bara api yang disiram minyak, menyalakan kompetisi di antara para penawar.

"50 ribu pertama... 50 ribu kedua..."

"100 ribu," seru Jackson, suaranya tegas dan bergema seperti guntur. Ruangan yang tadinya tenang tiba-tiba menjadi riuh, suasana berubah menjadi sorakan dan bisikan.

Setiap kepala berbalik ke arahnya, memandangnya dengan tatapan tercengang, kecuali pria yang pertama kali menawar.

Pria itu menatap Jackson dengan mata menyala penuh amarah. "200 ribu," katanya lantang, seakan tantangan itu ditujukan langsung ke arah Jackson.

Pembawa acara terkesiap, suaranya berubah menjadi seruan dramatis. "Wooow... ini adalah harga tertinggi selama lelang ini pernah dibuka. Ada lagi yang lebih tinggi?"

"300 ribu," balas Jackson tanpa ragu, tatapannya tajam seperti bilah pedang, menembus pria itu yang kini tampak mulai gusar.

Namun, pria itu menolak menyerah. "400 ribu," ujarnya, suaranya seperti raungan binatang yang terluka.

"500 ribu," Jackson membalas tanpa kehilangan ketenangannya, meskipun di dalam, darahnya berdegup seperti genderang perang.

Pria itu akhirnya menyerah, mengumpat keras sambil menatap Jackson dengan kebencian yang membara. "Ambil saja wanita itu. Dia hanya wanita jalang yang tidak pantas mendapatkan harga setinggi itu."

Suasana ruangan kembali hening sejenak sebelum pembawa acara mengambil alih kendali, meski dengan nada bergetar akibat intensitas yang baru saja terjadi. "500 ribu untuk Tuan Jackson. Apakah ada yang ingin menawar lebih tinggi lagi?" tanyanya, suara penuh antisipasi yang menyayat keheningan seperti pisau tajam.

"500 ribu pertama... 500 ribu kedua..."

Tiba-tiba, suara dari sudut ruangan belakang menggema seperti gelombang pasang. "600 ribu," seru seorang pria yang duduk di belakang. Semua kepala langsung menoleh ke arahnya, dan sejenak, waktu terasa berhenti.

Jackson menatap pria itu dengan tatapan membunuh. Dadanya naik-turun, amarahnya meluap seperti magma yang siap meletus.

Pembawa acara dengan penuh semangat berkata, "Apakah ada yang berani menawar lebih tinggi dari 600 ribu?" Keheningan menyelimuti ruangan, seolah udara tersedot keluar.

Jackson berdiri perlahan, tatapannya menyapu ruangan seperti badai yang menghancurkan. "Satu juta dollar," katanya dengan suara yang dalam, dingin, dan penuh ketegasan. "Aku akan membayar wanita itu satu juta dollar."

Bab terkait

  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Masih Perawan?

    Elena berdiri terpaku di atas panggung, napasnya tertahan seperti burung kecil yang terperangkap dalam sangkar sempit. Kata-kata itu—satu juta dollar—menggema di telinganya seperti suara lonceng besar yang bergema di lembah, membawa harapan sekaligus kehampaan yang tak bisa dia jelaskan. Syok merayap di wajahnya, matanya membelalak tak percaya. Dalam sekejap, nilainya ditentukan oleh angka, seolah seluruh hidupnya diringkas menjadi sekadar nominal di atas kertas.Namun, di balik keterkejutannya, ada secercah kebebasan yang mulai bersinar redup. Satu juta dollar berarti akhir dari neraka ini, akhir dari rantai tak terlihat yang menahannya dalam sindikat perdagangan manusia.Meski kebebasan itu tampak semu, ia tetap terasa seperti udara segar di tengah ruang sempit yang penuh sesak.Suara pembawa acara lelang kembali melengking, memecahkan pikirannya. “Apakah ada yang menawar lebih dari satu juta dollar? Harga yang begitu fantastis,” serunya, memancing antusiasme palsu di tengah riuh

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Lepaskan Semua Pakaianmu!

    Elena terdiam, menundukkan kepala sambil meremas jarinya yang sudah memucat.Sesuatu dalam dirinya memberontak, tetapi dia tidak tahu bagaimana melawannya. Di hadapan Jackson, dia merasa seperti boneka yang benang-benangnya dipegang penuh oleh pria itu.Keheningan yang melingkupi mereka terasa berat, seperti kabut pekat yang menyelimuti malam. Jackson mengarahkan mobil ke sebuah hotel mewah, enggan kembali ke apartemennya. Pikirannya penuh dengan bayangan keluarga Collins yang tengah merayakan Natal di rumah besar mereka. Biasanya, dia tidak pernah melewatkan acara itu—pesta keluarga yang hangat dengan pohon Natal berkilauan dan tawa yang memenuhi ruangan.Tapi tidak untuk malam ini.Ariana akan ada di sana. Wanita itu, dengan senyumnya yang dulu menjadi cahaya dalam hidup Jackson, kini menjadi istri dari sepupunya, David Collins. Seolah tak cukup, mereka telah memiliki anak yang tampan, sebuah simbol kebahagiaan yang tak pernah bisa Jackson miliki.Tangannya mencengkeram kemudi de

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Rasanya Menjadi Wanita Jalang

    Tanpa menunggu reaksi Jackson, dia berlari kecil menuju kamar mandi, langkah-langkahnya tergesa dan goyah, seperti rusa yang melarikan diri dari singa."Mandi dan bersihkan make up menjijikkan itu di wajahmu. Bersihkan juga aroma parfum murahan yang kamu pakai, aku mual dengan baunya," perintah Jackson dengan nada tajam yang menggema di ruangan."A-aku akan mandi dan segera membersihkannya," jawab Elena, suaranya nyaris berbisik. Dia masuk ke kamar mandi dan mengunci pintu rapat-rapat, tangannya gemetar saat memutar kunci. Hanya di balik pintu itu dia merasa aman, meski sementara, yakin bahwa Jackson tidak akan masuk dan merampas kehormatannya saat ini juga.Di dalam kamar mandi, Elena bersandar pada pintu dengan napas tersengal, mencoba mengatur debaran jantungnya yang seperti genderang perang. Cermin di depannya memantulkan sosok yang hampir tidak dikenalnya—wanita dengan mata liar dan riasan tebal yang mulai luntur, simbol kehidupan yang telah menghancurkan dirinya. Perlahan, d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Sudah Memiliki...?

    Ada ketakutan di hatinya, takut dia dianggap tidak tahu diri jika langsung naik ke atas ranjang itu. Jackson memincingkan matanya, kesal dengan pertanyaan yang menurutnya bodoh. "Apakah kamu tidak melihat ada ranjang di sana? Naik dan tidurlah! Jangan banyak bicara dan bertanya!" tegasnya, nada suaranya seperti cambuk yang tidak menerima pembangkangan. Merasa jika dirinya telah dibeli oleh Jackson dan pria itu boleh melakukan apa saja padanya, Elena mengangguk dan dengan patuh mengikuti perkataan Jackson. Dia segera naik ke ranjang dan menarik selimut tebal yang ada di atas ranjang tersebut, yang terasa seperti pelukan dingin di malam yang sunyi, menyelimutinya dalam kepasrahan yang kelabu. Elena berbaring miring, memunggungi ranjang kosong yang ada di sebelahnya, seolah-olah mencoba menjauh dari kehampaan yang terasa begitu nyata. Dengan mata terpejam, dia berharap Jackson tidak melakukan sesuatu padanya. Doa yang dipanjatkan dalam hati itu terasa seperti seruan lemah di tenga

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Biarkan Menikmati Kenyamanan ini

    Elena terbangun dalam kesendirian. Udara pagi menyentuh kulitnya yang terasa dingin, menyadarkannya bahwa Jackson tak lagi di sisinya. Tangannya terulur, mengusap lembut kain ranjang yang kosong di sebelahnya. Kehampaan itu terasa seperti bayangan samar yang menusuk hatinya, mengundang kerinduan aneh yang bahkan belum sempat ia pahami. Matanya menyisir setiap sudut kamar, mencari sosok pria itu, hingga akhirnya ia menemukannya baru saja keluar dari kamar mandi.Jackson berdiri di sana, seperti dewa yang baru saja lahir dari rahim kabut pagi. Hanya selembar handuk yang menggantung rendah di pinggangnya, nyaris seperti jubah yang tak sabar menyingkap rahasia tubuhnya. Kulitnya berkilauan, dibalut kelembapan yang memantulkan cahaya samar dari lampu kamar. Bulir-bulir air menetes perlahan dari rambutnya, meluncur dengan anggun ke bahu kokohnya, sebelum akhirnya mengalir membasahi lekuk punggung dan dadanya. Pemandangan itu, seperti pahatan hidup dari seorang seniman yang telah menemuk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Memberi Pelajaran

    Setelah puas berendam, Elena membersihkan tubuhnya dan kembali memakai pakaian murahan yang dia miliki karena hanya itu yang dia punya setelah satu bajunya dibuang oleh Jackson ke tempat sampah.Sambil membawa kartu yang Jackson berikan kepadanya, dia pun keluar dari kamar hotel. Kejadian semalam pun terulang kembali, sepanjang perjalanannya dari depan kamar ke luar hotel, semua orang menatap dirinya dengan tatapan merendahkan, terutama setiap wanita yang berpapasan dengannya.Elena tahu apa yang mereka pikirkan tentang dirinya. Dia sadar jika dirinya hanyalah wanita jalang di depan mata para tamu hotel tersebut. Dengan menundukkan wajahnya karena malu, Elena segera berlari keluar dari hotel. Dia akhirnya bisa bernafas lega setelah menjauh dari hotel.Mengingat pesan Jackson yang menyuruhnya pergi untuk membeli baju yang mahal dan berkelas, Elena mendatangi sebuah toko mewah kelas atas untuk mencari baju yang sesuai dengan selera Jackson. Ketika masuk ke dalamnya, tatapan merendahkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Tidak suka Cara Jackson

    Jackson masuk ke toko pakaian mewah kelas atas yang sebelumnya didatangi oleh Elena. Ketika pria itu masuk, seluruh karyawan yang ada toko tersebut membungkukkan tubuh mereka, tak terkecuali wanita yang sebelumnya bersikap dingin dan merendahkan Elena.Mereka langsung mengenali siapa pria tersebut yaitu salah satu pria terkaya di negeri ini, Jackson Collins. Sikap yang ditunjukkan oleh para karyawan di sana berbeda jauh dengan sikap yang Elena dapatkan."Selamat datang Tuan Collins, sebuah kehormatan bagi kami menyambut Anda berbelanja di toko kami," ucap wanita yang merendahkan Elena.Jackson hanya melirik dingin ke arah wanita itu dan masuk begitu saja tanpa menanggapi sapaannya, sedangkan Elena mengikuti pria itu dari belakang. Mengetahui jika Elena tidak ada di sampingnya, Jackson menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.Elena yang tidak memperhatikannya, hampir saja menabrak dada Jackson. Dia terkejut ketika tiba-tiba tangan Jackson terulur, lalu menggenggam dan menarik t

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Melihatmu Mengganti Pakaian

    Mata Jackson menatap tajam ke arah Elena. Dia berharap mendapatkan ucapan terima kasih dari wanita itu, namun Elena malah menegurnya."Itu bukan caraku dan mulai sekarang kamu harus belajar mengerti caraku," ucap Jackson yang kemudian membawa Elena pergi ke toko lain, toko yang selama ini bersaing dengan toko yang Elena datangi sebelumnya.Di toko tersebut jenis pakaiannya lebih beragam, warnanya lebih cerah, tetapi tidak menghilangkan unsur elegan pemakaianya.Mata Elena menatap kagum semua pakaian di situ, dalam hati dia menginginkannya, namun ketika melihat label harganya yang begitu mahal, matanya terbelalak dan menjauhkan tangannya dari pakaian tersebut.Tubuh Elena terlonjak kaget ketika seorang pria muncul dari balik pakalan tersebut. Dengan ramah dia menyapa Elena. "Ada yang bisa aku bantu, Nona?""A-aku tidak ehm... pakaian ini sangat mahal," jawab Elena gagap karena tidak tahu harus berkata apa.Pria itu pun tersenyum dengan mempesona. "Aku selalu melihat kecantikan wanita y

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31

Bab terbaru

  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Akan Tercengang jika Membaca Kontraknya

    Elena awalnya menatap nanar ke arah Jackson, lalu akhirnya dengan pasrah melepas satu persatu pakaiaannya.Saat dia membuka bagian atas pakaiannya, mata Jackson terbelalak menatap dada indah wanita itu tanpa penghalang apa pun.Dua bukit kembar yang kencang dan menantang terpampang jelas di depan wajah Jackson. Dia menelan ludah beberapa kali untuk menahan gairah yang tersulut di dalam dirinya.Tiba-tiba saja Jackson menjadi marah dengan hal itu, lalu melempar satu pakaian ke arah Elena agar dia bisa mengendalikan diri dari hasrat yang tersulut itu."Mulailah dengan memakai pakaian itu!" ujar Jackson sambil menunjuk baju yang ada di dalam genggaman Elena.Berbeda dengan sikap Jackson saat di toko pertama, kali ini pria itu tampak mengagumi satu persatu pakaian yang Elena pakai sekaligus menahan diri agar tidak menyentuh wanita itu.Matanya menelusuri setiap lekuk tubuh Elena yang tidak pernah dia perhatikan selama mereka bersama.Lamunan dan tatapan Jackson buyar ketika suara Elena te

  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Melihatmu Mengganti Pakaian

    Mata Jackson menatap tajam ke arah Elena. Dia berharap mendapatkan ucapan terima kasih dari wanita itu, namun Elena malah menegurnya."Itu bukan caraku dan mulai sekarang kamu harus belajar mengerti caraku," ucap Jackson yang kemudian membawa Elena pergi ke toko lain, toko yang selama ini bersaing dengan toko yang Elena datangi sebelumnya.Di toko tersebut jenis pakaiannya lebih beragam, warnanya lebih cerah, tetapi tidak menghilangkan unsur elegan pemakaianya.Mata Elena menatap kagum semua pakaian di situ, dalam hati dia menginginkannya, namun ketika melihat label harganya yang begitu mahal, matanya terbelalak dan menjauhkan tangannya dari pakaian tersebut.Tubuh Elena terlonjak kaget ketika seorang pria muncul dari balik pakalan tersebut. Dengan ramah dia menyapa Elena. "Ada yang bisa aku bantu, Nona?""A-aku tidak ehm... pakaian ini sangat mahal," jawab Elena gagap karena tidak tahu harus berkata apa.Pria itu pun tersenyum dengan mempesona. "Aku selalu melihat kecantikan wanita y

  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Tidak suka Cara Jackson

    Jackson masuk ke toko pakaian mewah kelas atas yang sebelumnya didatangi oleh Elena. Ketika pria itu masuk, seluruh karyawan yang ada toko tersebut membungkukkan tubuh mereka, tak terkecuali wanita yang sebelumnya bersikap dingin dan merendahkan Elena.Mereka langsung mengenali siapa pria tersebut yaitu salah satu pria terkaya di negeri ini, Jackson Collins. Sikap yang ditunjukkan oleh para karyawan di sana berbeda jauh dengan sikap yang Elena dapatkan."Selamat datang Tuan Collins, sebuah kehormatan bagi kami menyambut Anda berbelanja di toko kami," ucap wanita yang merendahkan Elena.Jackson hanya melirik dingin ke arah wanita itu dan masuk begitu saja tanpa menanggapi sapaannya, sedangkan Elena mengikuti pria itu dari belakang. Mengetahui jika Elena tidak ada di sampingnya, Jackson menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.Elena yang tidak memperhatikannya, hampir saja menabrak dada Jackson. Dia terkejut ketika tiba-tiba tangan Jackson terulur, lalu menggenggam dan menarik t

  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Memberi Pelajaran

    Setelah puas berendam, Elena membersihkan tubuhnya dan kembali memakai pakaian murahan yang dia miliki karena hanya itu yang dia punya setelah satu bajunya dibuang oleh Jackson ke tempat sampah.Sambil membawa kartu yang Jackson berikan kepadanya, dia pun keluar dari kamar hotel. Kejadian semalam pun terulang kembali, sepanjang perjalanannya dari depan kamar ke luar hotel, semua orang menatap dirinya dengan tatapan merendahkan, terutama setiap wanita yang berpapasan dengannya.Elena tahu apa yang mereka pikirkan tentang dirinya. Dia sadar jika dirinya hanyalah wanita jalang di depan mata para tamu hotel tersebut. Dengan menundukkan wajahnya karena malu, Elena segera berlari keluar dari hotel. Dia akhirnya bisa bernafas lega setelah menjauh dari hotel.Mengingat pesan Jackson yang menyuruhnya pergi untuk membeli baju yang mahal dan berkelas, Elena mendatangi sebuah toko mewah kelas atas untuk mencari baju yang sesuai dengan selera Jackson. Ketika masuk ke dalamnya, tatapan merendahkan

  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Biarkan Menikmati Kenyamanan ini

    Elena terbangun dalam kesendirian. Udara pagi menyentuh kulitnya yang terasa dingin, menyadarkannya bahwa Jackson tak lagi di sisinya. Tangannya terulur, mengusap lembut kain ranjang yang kosong di sebelahnya. Kehampaan itu terasa seperti bayangan samar yang menusuk hatinya, mengundang kerinduan aneh yang bahkan belum sempat ia pahami. Matanya menyisir setiap sudut kamar, mencari sosok pria itu, hingga akhirnya ia menemukannya baru saja keluar dari kamar mandi.Jackson berdiri di sana, seperti dewa yang baru saja lahir dari rahim kabut pagi. Hanya selembar handuk yang menggantung rendah di pinggangnya, nyaris seperti jubah yang tak sabar menyingkap rahasia tubuhnya. Kulitnya berkilauan, dibalut kelembapan yang memantulkan cahaya samar dari lampu kamar. Bulir-bulir air menetes perlahan dari rambutnya, meluncur dengan anggun ke bahu kokohnya, sebelum akhirnya mengalir membasahi lekuk punggung dan dadanya. Pemandangan itu, seperti pahatan hidup dari seorang seniman yang telah menemuk

  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Sudah Memiliki...?

    Ada ketakutan di hatinya, takut dia dianggap tidak tahu diri jika langsung naik ke atas ranjang itu. Jackson memincingkan matanya, kesal dengan pertanyaan yang menurutnya bodoh. "Apakah kamu tidak melihat ada ranjang di sana? Naik dan tidurlah! Jangan banyak bicara dan bertanya!" tegasnya, nada suaranya seperti cambuk yang tidak menerima pembangkangan. Merasa jika dirinya telah dibeli oleh Jackson dan pria itu boleh melakukan apa saja padanya, Elena mengangguk dan dengan patuh mengikuti perkataan Jackson. Dia segera naik ke ranjang dan menarik selimut tebal yang ada di atas ranjang tersebut, yang terasa seperti pelukan dingin di malam yang sunyi, menyelimutinya dalam kepasrahan yang kelabu. Elena berbaring miring, memunggungi ranjang kosong yang ada di sebelahnya, seolah-olah mencoba menjauh dari kehampaan yang terasa begitu nyata. Dengan mata terpejam, dia berharap Jackson tidak melakukan sesuatu padanya. Doa yang dipanjatkan dalam hati itu terasa seperti seruan lemah di tenga

  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Rasanya Menjadi Wanita Jalang

    Tanpa menunggu reaksi Jackson, dia berlari kecil menuju kamar mandi, langkah-langkahnya tergesa dan goyah, seperti rusa yang melarikan diri dari singa."Mandi dan bersihkan make up menjijikkan itu di wajahmu. Bersihkan juga aroma parfum murahan yang kamu pakai, aku mual dengan baunya," perintah Jackson dengan nada tajam yang menggema di ruangan."A-aku akan mandi dan segera membersihkannya," jawab Elena, suaranya nyaris berbisik. Dia masuk ke kamar mandi dan mengunci pintu rapat-rapat, tangannya gemetar saat memutar kunci. Hanya di balik pintu itu dia merasa aman, meski sementara, yakin bahwa Jackson tidak akan masuk dan merampas kehormatannya saat ini juga.Di dalam kamar mandi, Elena bersandar pada pintu dengan napas tersengal, mencoba mengatur debaran jantungnya yang seperti genderang perang. Cermin di depannya memantulkan sosok yang hampir tidak dikenalnya—wanita dengan mata liar dan riasan tebal yang mulai luntur, simbol kehidupan yang telah menghancurkan dirinya. Perlahan, d

  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Lepaskan Semua Pakaianmu!

    Elena terdiam, menundukkan kepala sambil meremas jarinya yang sudah memucat.Sesuatu dalam dirinya memberontak, tetapi dia tidak tahu bagaimana melawannya. Di hadapan Jackson, dia merasa seperti boneka yang benang-benangnya dipegang penuh oleh pria itu.Keheningan yang melingkupi mereka terasa berat, seperti kabut pekat yang menyelimuti malam. Jackson mengarahkan mobil ke sebuah hotel mewah, enggan kembali ke apartemennya. Pikirannya penuh dengan bayangan keluarga Collins yang tengah merayakan Natal di rumah besar mereka. Biasanya, dia tidak pernah melewatkan acara itu—pesta keluarga yang hangat dengan pohon Natal berkilauan dan tawa yang memenuhi ruangan.Tapi tidak untuk malam ini.Ariana akan ada di sana. Wanita itu, dengan senyumnya yang dulu menjadi cahaya dalam hidup Jackson, kini menjadi istri dari sepupunya, David Collins. Seolah tak cukup, mereka telah memiliki anak yang tampan, sebuah simbol kebahagiaan yang tak pernah bisa Jackson miliki.Tangannya mencengkeram kemudi de

  • Gadis Satu Juta Dollar Tuan Jackson   Masih Perawan?

    Elena berdiri terpaku di atas panggung, napasnya tertahan seperti burung kecil yang terperangkap dalam sangkar sempit. Kata-kata itu—satu juta dollar—menggema di telinganya seperti suara lonceng besar yang bergema di lembah, membawa harapan sekaligus kehampaan yang tak bisa dia jelaskan. Syok merayap di wajahnya, matanya membelalak tak percaya. Dalam sekejap, nilainya ditentukan oleh angka, seolah seluruh hidupnya diringkas menjadi sekadar nominal di atas kertas.Namun, di balik keterkejutannya, ada secercah kebebasan yang mulai bersinar redup. Satu juta dollar berarti akhir dari neraka ini, akhir dari rantai tak terlihat yang menahannya dalam sindikat perdagangan manusia.Meski kebebasan itu tampak semu, ia tetap terasa seperti udara segar di tengah ruang sempit yang penuh sesak.Suara pembawa acara lelang kembali melengking, memecahkan pikirannya. “Apakah ada yang menawar lebih dari satu juta dollar? Harga yang begitu fantastis,” serunya, memancing antusiasme palsu di tengah riuh

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status