Mata Jackson menatap tajam ke arah Elena. Dia berharap mendapatkan ucapan terima kasih dari wanita itu, namun Elena malah menegurnya.
"Itu bukan caraku dan mulai sekarang kamu harus belajar mengerti caraku," ucap Jackson yang kemudian membawa Elena pergi ke toko lain, toko yang selama ini bersaing dengan toko yang Elena datangi sebelumnya.
Di toko tersebut jenis pakaiannya lebih beragam, warnanya lebih cerah, tetapi tidak menghilangkan unsur elegan pemakaianya.
Mata Elena menatap kagum semua pakaian di situ, dalam hati dia menginginkannya, namun ketika melihat label harganya yang begitu mahal, matanya terbelalak dan menjauhkan tangannya dari pakaian tersebut.
Tubuh Elena terlonjak kaget ketika seorang pria muncul dari balik pakalan tersebut. Dengan ramah dia menyapa Elena. "Ada yang bisa aku bantu, Nona?"
"A-aku tidak ehm... pakaian ini sangat mahal," jawab Elena gagap karena tidak tahu harus berkata apa.
Pria itu pun tersenyum dengan mempesona. "Aku selalu melihat kecantikan wanita yang tidak terlihat langsung dari luar, seperti dirimu sehingga aku akan memberikan yang terbaik untuk mereka dan untukmu. Soal harga adalah nomor dua."
Jackson yang melihat seorang pria sedang bersama Elena dan tampak sedang menggodanya, langsung berjalan mendekati mereka.
Dia melingkarkan tangannya ke pinggang Elena, membuat wanita itu menggeliat kurang nyaman.
Bukannya melonggarkan dekapannya Jackson malah semakin mengeratkan tangannya di pinggang wanita itu.
"Aku ingin kamu mengeluarkan koleksi pakaian terbaikmu dan berikan pakaian yang membuatnya anggun dan elegan!" ucap Jackson sambil menatap wanita yang berada di dalam pelukannya seolah sedang berkata, "kamu adalah milikku, jangan macam-macam!"
Pemilik toko itu hanya tersenyum santai dengan sikap yang Jackson tunjukkan. Dia menatap Elena dari atas sampai bawah, membuat Elena merasa gugup.
"Aku punya yang kamu butuhkan, ikut aku!" pria itu mengajak Elena untuk ikut dengannya.
Elena lalu berusaha melepaskan diri dari pelukan Jackson untuk mengikuti pemilik toko tersebut, namun Jackson langsung menahannya.
"Apakah kamu tidak memiliki karyawan wanita?" tanya Jackson yang tidak rela Elena pergi berdua bersama pria itu.
"Hanya ada aku di sini. Aku tidak terbiasa bekerja dengan banyak orang," jawab pria itu.
Mendengar hal itu, Jackson melepaskan pelukannya, bukan untuk mengizinkan Elena pergi dengan pria pemilik toko tersebut, tetapi dia menggulung lengan kemejanya dan mengikuti pria itu.
"Berikan koleksi pakaianmu padaku! aku sendiri yang akan memakaikannya pada wanitaku."
Melihat raut cemburu Jackson, pemilik toko itu pun tersenyum penuh arti. Dia lalu berjalan menuju lemari kaca besar, tempatnya menyimpan semua koleksi pakaian eksklusif yang paling mahal di antara semua yang mahal di tokonya.
Pria itu mengambil beberapa pakaian yang dirasa cocok untuk Selena dan menyerahkannya kepada Jackson.
"Ini adalah pakaian yang istimewa untuk wanitamu, aku yakin akan cocok dengan karakternya."
Jackson pun mengambil pakaian itu dari tangan sang pemilik toko. "Aku akan memakai kamar gantimu, jangan pernah masuk tanpa izinku!"
"Pakailah selama yang kamu mau, aku ada di depan jika membutuhkan sesuatu," ujar pemilik toko itu yang kemudian meninggalkan Jackson dengan baju koleksi miliknya.
Jackson kemudian menemui Elena yang masih mengagumi pakaian yang ada di toko tersebut. "Ikut aku!" ucapnya sambil menggerakkan kepala mengajak Elena untuk mencoba pakaian yang wanita itu butuhkan.
Dengan patuh, Elena mengikuti pria itu untuk mencoba pakaian yang dibawa Jackson. Dirinya kaget ketika melihat Jackson ikut masuk ke dalam ruang ganti.
"Ke-kenapa kamu ikut masuk?" tanya Elena.
"Aku akan membantumu memakai pakaiannya karena tidak semua pakaian bisa kamu pakai sendiri," jawab Jackson.
"Kamu bisa menunggu di luar, jika aku butuh bantuan, aku akan memanggilmu," tolak Elena.
"Jangan banyak bicara dan jangan membantahku! Aku paling tidak suka dibantah. Sekarang, lepaskan pakaianmu!" ucap Jackson sesaat setelah pintu ruang ganti dia tutup.
"Bisakah kamu membalikkan tubuhmu sebentar? A-aku ti-tidak..." Elena bingung ingin mengatakan jika dirinya tidak memakai penutup dada karena semua yang dia miliki sudah kotor dan dia tidak memiliki pakaian ganti di hotel.
"Aku akan tetap di sini melihatmu mengganti pakaianmu jadi lepaskan pakaianmu sekarang juga!" ujar Jackson tidak ingin dibantah.
Elena awalnya menatap nanar ke arah Jackson, lalu akhirnya dengan pasrah melepas satu persatu pakaiaannya.Saat dia membuka bagian atas pakaiannya, mata Jackson terbelalak menatap dada indah wanita itu tanpa penghalang apa pun.Dua bukit kembar yang kencang dan menantang terpampang jelas di depan wajah Jackson. Dia menelan ludah beberapa kali untuk menahan gairah yang tersulut di dalam dirinya.Tiba-tiba saja Jackson menjadi marah dengan hal itu, lalu melempar satu pakaian ke arah Elena agar dia bisa mengendalikan diri dari hasrat yang tersulut itu."Mulailah dengan memakai pakaian itu!" ujar Jackson sambil menunjuk baju yang ada di dalam genggaman Elena.Berbeda dengan sikap Jackson saat di toko pertama, kali ini pria itu tampak mengagumi satu persatu pakaian yang Elena pakai sekaligus menahan diri agar tidak menyentuh wanita itu.Matanya menelusuri setiap lekuk tubuh Elena yang tidak pernah dia perhatikan selama mereka bersama.Lamunan dan tatapan Jackson buyar ketika suara Elena te
"Aku tidak keberatan mereka merendahkanku, kenyataannya aku hanya wanita yang kamu beli untuk ..."Perkataan Elena terpotong saat Jackson mencengkeram lengan wanita itu, lalu menariknya. "Jangan banyak bicara, ikut aku!"Elena dengan pasrah mengikuti ajakan Jackson. Pria itu mengajaknya bertemu dengan orang yang bertanggung jawab atas salon tersebut dan ternyata dia mengenal Jackson."Hei Jackson, tumben sekali ke sini? Woow... siapa yang kamu bawa?" sambut orang itu sambil menatap dan menelusuri wajah serta tubuh Elena membuat wanita itu merasa tidak nyaman."Dandani dia dan ubah penampilannya menjadi lebih baik!" perintah Jackson."Baik seperti apa? seksi atau menggoda?" tanya pengelola salon dengan kerlingan mengesalkan."Anggun dan terhormat, jauhkan dari kesan murahan apalagi seperti wanita jalang!" tegas Jackson."Siap, Tuan Collins. Sementara aku mengurus Cinderella-mu, kamu bisa duduk santai di sana dan jangan ganggu pekerjaanku," ucap orang itu sambil menunjuk ke sebuah ruang
"Baca dengan teliti isi kontrak itu! katakan mana yang kamu setujui dan mana yang tidak. Aku ingin kamu memuaskanku dengan sepenuh hati bukan karena keterpaksaan sehingga aku juga menikmatinya.“Aku bukan tipe pria pemaksa dan suka kekerasan, yang aku butuhkan adalah kepuasan saat kita berhubungan yang membuatku merasa tenang dan nyaman. Aku membelimu untuk membuatku senang bukan untuk menyiksamu karena kamu bukan bintang."Kening Elena berkerut tajam mendengar apa yang Jackson katakan. Dia belum mengerti sepenuhnya maksud pria itu. Elena pun membuka kontrak yang Jackson berikan.Seketika matanya terbelalak membaca halaman pertama dari isi kontrak itu, wajahnya memerah marah ketika melanjutkan ke halaman berikutnya.Kini dia mengerti maksud perkataan Jackson dan bagaimana kata binatang itu bisa keluar dari mulut pria itu. "Kontrak macam apa ini?""Pembeli, selanjutnya disebut Tuan dan Pemilik Keperawanan, selanjutnya disebut Hamba," gumam Elena mulai membaca kontraknya, matanya meliri
"Lanjutkan! Waktuku tidak banyak. Masih ada pekerjaan yang harus aku kerjakan,” perintah Jackson."Selarut ini kamu akan bekerja? apakah tidak sebaiknya kamu beristirahat?" tanya Elena."Kamu bukan siapa-siapaku, jadi jangan pernah mengaturku. Ini yang ingin aku tambahkan dalam surat kontrak. Kamu tidak boleh ikut campur dengan urusan priabadiku dan jangan pernah tertarik padaku!“Saat kontrak selesai, kita hanya dua orang yang tidak saling mengenal. Jangan pernah memerasku dengan mengatakan hubungan yang pernah kita lalui di depan siapa pun. Media massa, seluruh anggota keluarga Collins dan semua orang di dunia ini," terang Jackson.Wajah Elena langsung menatap nanar ke arah Jackson. Bibirnya gemetar karena hidupnya ternyata hanya sebatas kontrak. Dengan perlahan dia menganggukkan kepala."Jangan hanya mengangguk, katakan dengan jelas sehingga aku tidak salah persepsi," ujar Jackson."Ya, aku setuju. Setelah kontrak kita selesai, kita hanya dua orang asing yang tidak saling mengenal,
Merasa sudah tidak ada lagi yang harus mereka bicarakan lagi, Jackson beranjak dari tempat duduknya. "Tidurlah! Aku akan membangunkanmu saat waktunya tiba nanti," perintah JacksonSadar jika dia tidak bisa mengatakan TIDAK dan masih ada rasa takut yang menyelimutinya, Elena pun mengangguk mengiyakan.Pria itu kemudian pergi ke ruangan lain dan mengambil laptop dari dalam tasnya. Meski merasa sangat lelah, Jackson kembali berkutat dengan pekerjaannya.Elena yang melihatnya menatap jam di dinding kamar yang menunjukkan waktu tengah malam.Dia berdiri di pintu penghubung ruang kamar dengan ruang yang Jackson gunakan untuk bekerja sambil menatap pria itu penuh tanda tanya."Bagaimana ada orang yang gila kerja seperti Jackson?" bantinnya.Tak berani menegur dan memperingatkannya akan kesehatan yang harus Jackson jaga, Elena menjauh pergi dan naik ke ranjang untuk tidur."Sungguh hari yang melelahkan," gumamnya yang kemudian terlelap karena rasa lelah yang dia rasakan.Elena merasa baru saj
Sepanjang perjalanan, tidak ada kata yang terucap di antara mereka. Jackson dan Elena sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Elena pun pasrah akan dibawa ke mana, toh tubuhnya sudah dibeli oleh pria di sebelahnya tersebut.Setelah beberapa menit perjalanan, Elena duduk tegak melihat sebuah jet pribadi mewah di sebuah lapangan luas. Baru kali ini dia melihat jet semewah itu, rasanya akan sangat beruntung jika bisa naik jet pribadi semewah itu.Tatapan berbinar Elena berubah menjadi tatapan kecewa ketika mobil yang mereka tumpangi berjalan lurus menjauh dari jet itu. "Sayang sekali hanya melihatnya sekilas," batinnya.Bosan dengan suasana sunyi, Elena memilih untuk memejamkan mata dan kembali tertidur.Namun tak lama kemudian matanya terbuka karena mobil yang dia tumpangi berhenti. Dirinya langsung syok dengan apa yang dilihat di depannya.Dia menepuk pipinya beberapa kali karena yakin jika dirinya sedang bermimpi. "Bangun Elena! Kamu sedang bermimpi, dia menyakinkan dirinya sendiri
Pria itu pun kemudian mendekap tubuh Elena dan membenamkan wajah wanita itu ke dadanya.Bibir Jackson meringis kesakitan ketika tanpa sadar Elena mencengkeram lengannya kuat sehingga kuku wanita itu menggores kulitnya.Namun Jackson mengabaikan hal tersebut dan tetap mendekap tubuh Elena yang gemetar ketakutan."Apakah jet ini akan jatuh?" tanya Elena gemetar."Jet ini tidak akan jatuh, hal seperti ini normal," jawab Jackson menenangkan."Aku tidak mau naik jet lagi, kini telingaku berdengung dan mulutku terasa tidak enak," ujar Elena semakin panik."Tenanglah! Aku di sini menjagamu. Jika kamu panik, kamu bisa mengalami sesak napas dan itu bisa berakibat fatal. Tarik napas dalam-dalam dan keluarkan pelan-pelan. Pegang tanganku dan kamu tidak akan jatuh!" ucap Jackson menenangkan.Melakukan apa yang Jackson katakan, membuat serangan panik Elena berkurang.Apalagi ketika lampu jet menyala dan jet tersebut sudah terbang normal di ketinggian tertentu, keadaan pun mulai terkendali.Elena y
Sepanjang perjalanan, Jackson tetap membiarkan kepala Elena berada di pundaknya dengan wajah wanita itu terbenam di ceruk lehernya. Ketika jet pribadi mereka mendarat, Jackson perlahan menaruh kepala Elena di atas bantal dan membereskan barang-barangnya yang ada di seberang kursi yang didudukinya. Ketika seorang pramugari lewat dan melihat Elena masih tertidur, dia membungkuk berniat membangunkan wanita itu, tetapi langsung dicegah oleh Jackson. "Biarkan saja! jangan bangunkan dia!" Pramugari itu pun langsung menjauh dari tempat duduk Elena dan menghadap Jackson, membungkuk mengiyakan. Setelah semua barangnya beres, Jackson berjalan mendekati Elena dan membawa wanita itu ke dalam gendongannya. Tanpa merasa terbeban karena tubuh Elena yang ringan, Jackson membawa dan memasukkannya ke mobil dan membawa ke rumah barunya. Sepertinya Jackson memang benar-benar merusak jam tidur wanita itu sehingga Elena tidur seperti orang pingsan dan tidak terbangun ketika Jackson membawanya. Matahar
"Keadaan Nona Elena masih dalam batas aman tetapi jangan disepelekan. Dia butuh banyak istirahat dan juga banyak cairan karena tubuhnya kurang minum dan mengalami dehidrasi.“Jauhkan juga Nona Elena dari hal yang membuatnya terkejut atau tertekan, dia mengalami stress dengan tekanan darah yang cukup tinggi," ucap Dokter sebelum mengakhir perkataannya."Baik Dok, aku akan merawatnya dengan baik dan memastikan Elena meminum obat yang kamu berikan."Dokter itu kemudian memberikan obat untuk beberapa hari ke depan dan menulis resep untuk rawat jalan. "Karena Nona Elena sedang hamil, maka aku akan memberikan obat yang aman untuk ibu hamil."Deg...Tubuh Ariana seketika menegang dan mematung saat menerima obat dari dokter tersebut mengetahui jika Elena sedang hamil."Hamil...? ma-maksud Dokter? Elena saat ini sedang hamil?" gumamnya lirih yang masih bisa di dengar oleh dokter itu.Dia tampak syok bukan karena berita yang dia dengar tetapi nasib Elena selanjutnya akan seperti apa."Apakah ka
Belum sempat Elena mengatakan sesuatu, pandangan wania itu tiba-tiba menggelap. Tubuhnya terasa sangat ringan dan bruuuukkk.. wanita itu jatuh dari tempatnya berdiri.Beruntung sebelum tubuhnya jatuh ke lantai, David sudah menangkap dan menyangganya."Ada apa dengan Elena?" tanya Ariana tampak khawatir."Tadi dia sedang sakit, papanya menjualkan untuk dijadikan pemuas hasrat pria kaya. Aku menolongnya melarikan diri dari sindikat yang menjualnya hingga tidak sempat membawanya rumah sakit," terang David."Bawa dia ke kamar tamu, aku akan memanggil dokter," ujar Ariana kepada suaminya.Baru saja David ingin menggendong Elena, sepasang tangan kekar menghentikannya. "Biar aku yang membawanya. Kamu sudah beristri, tak pantas menyentuh wanita lain."David menoleh dan menatap Jackson dengan penuh tanda tanya. Kenapa pria itu berkata demikian?Siapa pun di ruangan itu tahu, dia tidak ada niatan apapun apalagi mengambil kesempatan saat menolong Elena.Dengan cepat Jackson mengambil Elena dari
Melihat Elena masih duduk di kursi mobil membuat David terpaksa mencengkeram lengan Elena dan menariknya keluar dari mobil.Dia memaksa Elena untuk masuk ke rumah mewah dan megah itu tanpa bisa menolak.Di dalam keterpaksaannya, Elena berharap tidak ada Jackson di dalam rumah tersebut. Jika tidak, maka drama kehidupannya akan semakin rumit dan panjang.Apalagi dia melarikan diri dari kontrak yang seharusnya dia selesaikan. Hutangnya pada Jackson belum selesai dan dia masih punya urusan panjang dengan pria itu.David terus menarik tubuhnya masuk ke dalam rumah megah kediaman Collins, sayangnya keindahan rumah itu sama sekali tidak dirasakan Elena karena fokus pikirannya di tempat yang lain.Tubuhnya semakin gemetar ketika David masuk ke sebuah ruangan yang berisi banyak orang dengan penampilan yang begitu elegan.Mereka para manusia dengan wajah dan tubuh yang sempurna dibalut dengan pakaian mahal yang menambah kesempurnaan mereka."Halo semuanya," sapa David dengan senyum merekah memb
"Kenapa kamu datang sendiri? Di mana David?" tanya Judy pada istri cucunya yaitu Ariana.Hari ini adalah malam acara keluarga Collins yang biasa dilakukan di akhir pekan. Semua anggota keluarga Collins yang rumahnya masih satu kota dengan kediaman utama Collins, berkumpul untuk makan bersama Judy agar wanita itu tidak terus bersedih mengingat mendiang suaminya."David akan datang terlambat karena masih ada pertemuan di kantor, sebentar lagi juga akan datang," jawab Ariana santai."David tidak pernah terlambat jika ada acara keluarga, coba kamu telepon dia dan pastikan sudah sampai di mana sekarang? jika masih di kantor, suruh dia cepat datang," ucap Judy dengan sedikit kesal karena cucunya itu lebih mementingkan pekerjaan dibanding makan malam bersamanya."Baik Grandma, aku akan segera menghubungi David dan memintanya untuk segera pulang," kata Ariana patuh untuk meredam kekesalan yang Judy rasakan pada suaminya tersebut.Setelah Judy pergi, Ariana mencoba menghubungi pria itu, anehny
Elena membacanya sejenak lalu mengangguk pelan berusaha mempercayai perkataan pria yang terlihat tidak jahat itu."Siapa namamu?" tanya David."Elena," jawab Elena dengan suara serak karena kesehatannya terganggu beberapa hari ini."Apakah kamu sedang sakit?"Elena mengangguk mengiyakan. Dalam hati, David tersenyum karena mempunyai alasan untuk mengeluarkan Elena dari tempat tersebut.David tiba-tiba berteriak dengan nada marah memanggil penjaga yang berjaga di depan pintu kamar Elena. Teriakan pria itu membuat Elena terkejut dan tubuhnya semakin gemetar hebat. Tak lama kemudian terlihat dua orang penjaga masuk ke kamar tersebut."APA-APAAN INI? KALIAN MEMBERIKU ORANG SAKIT UNTUK MELAYANIKU!" seru David pura-pura marah."Sakit...? Kami tidak tahu jika wanita itu sakit. Kami akan memberitahu bos dan menggantinya dengan wanita lain yang sehat untuk bisa melayani dan memuaskanmu," ujar salah satu dari penjaga tersebut."Aku tidak ingin wanita lain, aku ingin wanita ini yang melayaniku,"
Tawaran itu langsung menarik minat Jackson karena dia memang butuh waktu untuk mencari Elena dan mencari jalan keluar untuk hubungannya dengan wanita itu.Melihat Jackson yang terdiam, Jane tersenyum tipis di ujung bibirnya, merasa menang. Dia yakin Jackson akan menerima tawarannya."Apa keputusanmu, Jackson? Aku menunggu jawabanmu," desak Jane tidak sabar."Baiklah, aku setuju dengan tawaranmu," jawab Jackson."Bagus. Itu artinya tidak akan ada seorang pun yang tahu masalah internal kita, yang tahu hanya kita berdua. Bagi semua orang hubungan kita baik dan mesra," ucap Jane memastikan jika Jackson mengerti dengan perjanjian tersebut."Oke, bagiku itu tidak ada masalah, hanya bersandiwara saja bukan ?" tegas Jackson."Jika kamu melanggarnya, maka aku akan membuat semua orang menekanmu agar kamu mau menikahiku," ancam Jane."Tidak ada satu orang pun yang bisa menekanku," ucap Jackson penuh rasa percaya diri."Benarkah ...? Kita lihat saja nanti," balas Jane dengan penuh rasa percaya di
Tubuh Elena seketika membeku ketika mendengar hal tersebut. "Papa bohong. Papa hanya ingin membuang rasa bersalah papa karena menjualku bukan? sehingga papa mengatakan hal tersebut.""Aku tidak bohong, aku mengatakan yang sebenarnya. Karena itulah aku membencimu, sangat membencimu. Cinta istriku terbagi ketika dia membawamu ke rumah. “Aku tidak bisa memberikan dia seorang anak tetapi mamamu berkeras ingin merawat seorang anak, kebetulan ada seorang wanita miskin melahirkan dan meninggal, mamamu berinisiatif merawatmu. “Namun semenjak saat itu, perhatiannya padaku berkurang, bahkan dia mulai sakit-sakitan," ungkap Carlo."Apakah Papa sedang menuduhku atas apa yang terjadi pada mama?" gumam Elena lirih."Siapa lagi yang patut disalahkan jika bukan dirimu?"Air mata Elena langsung menetes membasahi pipinya. Tiba-tiba saja kekuatan di dalam tubuhnya lenyap, tak ada sedikit pun keinginan untuk memberontak. Bahkan Elena hanya diam ketika akhirnya dua orang itu membawanya dan memasukkanny
"Halo Cantik, apakah kamu mencariku?" suara Carlo mengagetkan Elena.Wanita itu membalikkan tubuhnya dan melihat seringai jahat terkembang di bibir papanya. Tubuhnya gemetar mengingat perlakuan yang pernah papanya lakukan terhadapnya, tetapi dia berusaha menyembunyikan ketakutannya dan menatap papanya dengan berani."Bagaimana bisa Papa melepas rumah yang pernah menjadi kenangan mama di sana? hentikan sifat burukmu itu dengan berhenti minum-minum dan berjudi, itu akan merusak hidup Papa," Elena mengingatkan papanya."Hidupku sudah hancur, tetapi aku bersyukur kamu datang mencariku. Aku sangat butuh uang sekarang," ucap Carlo tanpa basa-basi."Aku tidak memiliki uang sepeser pun karena itu aku pulang dan ingin memperbaiki hidupku, membangun hidup bersamamu lagi dengan baik dan benar. “Aku ingin Papa bisa berubah dan menjalani hidup ini dengan baik. Aku sadar kepergianku adalah sebuah kesalahan dan aku ingin memperbaikinya, memperbaiki hubungan kita," balas Elena."Hubungan kita sudah
Braaakk...Semua orang yang ada di meja makan menoleh ketika mendengar suara pintu yang terbuka dengan keras. Tak lama kemudian, Jackson datang dengan penampilan kusut dan berantakan. Zack menggeram marah melihat putranya datang dalam keadaan mabuk berat."Jackson...! Apa-apaan ini? kami telah lama menunggumu tetapi kamu malah datang dalam keadaan mabuk seperti ini," tegur Zack.Seringai sinis terkembang di bibir Jackson. "Apakah sekarang kalian sudah puas? Aku kehilangan dia dan aku kehilangan separuh hidupku . Apa lagi yang harus aku perjuangkan?"Mata Kelly langsung memincing tajam mendengar racauan putranya. "Apa maksudmu kehilangan dia? Apakah itu berarti selama ini kamu masih berhubungan dengan wanita murahan itu?""Jangan khawatir, Ma! Sekarang dia sudah pergi dan aku tidak tahu ke mana dia pergi," timpal Jackson dengan wajah yang begitu menyedihkan."Syukurlah kalau begitu, ternyata wanita itu masih mempunyai harga diri," ucap Kelly merasa sedikit lega.Jane yang melihat tunan