Sepanjang perjalanan, Jackson tetap membiarkan kepala Elena berada di pundaknya dengan wajah wanita itu terbenam di ceruk lehernya. Ketika jet pribadi mereka mendarat, Jackson perlahan menaruh kepala Elena di atas bantal dan membereskan barang-barangnya yang ada di seberang kursi yang didudukinya. Ketika seorang pramugari lewat dan melihat Elena masih tertidur, dia membungkuk berniat membangunkan wanita itu, tetapi langsung dicegah oleh Jackson. "Biarkan saja! jangan bangunkan dia!" Pramugari itu pun langsung menjauh dari tempat duduk Elena dan menghadap Jackson, membungkuk mengiyakan. Setelah semua barangnya beres, Jackson berjalan mendekati Elena dan membawa wanita itu ke dalam gendongannya. Tanpa merasa terbeban karena tubuh Elena yang ringan, Jackson membawa dan memasukkannya ke mobil dan membawa ke rumah barunya. Sepertinya Jackson memang benar-benar merusak jam tidur wanita itu sehingga Elena tidur seperti orang pingsan dan tidak terbangun ketika Jackson membawanya. Matahar
"Bagaimana aku bisa sampai di sini? siapa yang membawaku ke ranjang?" Pelayan itu tiba-tiba tersenyum. "Tuan Jackson yang menggendong Anda dan membawa Anda ke ranjang. Sebenarnya tadi pagi Tuan Jackson sudah ingin beristirhat dan menyuruh saya untuk menolak jika ada tamu yang datang, wajahnya tampak lelah." "Lalu kenapa dia malah pergi?" Elena merasa heran. "Saya tidak bermaksud mencuri dengar, tetapi saat saya membersihkan ruang tengah, Tuan Jackson menerima telepon dan tampaknya ada masalah di kantor sehingga dia langsung pergi." Mendengar keterangan tersebut, tiba-tiba rasa khawatir menyelimuti hati Elena. Pria itu sudah tidak tidur selama dua hari dan hanya ada pekerjaan di pikirannya. Bagaimana ada orang seperti Jackson? Apa yang sebenarnya sedang dia kerjakan? kenapa dia bisa sampai segila itu dengan pekerjaannya? Apakah tentang uang yang banyak? Seharian itu Elena terus menunggu kepulangan Jackson, namun hingga larut malam pria yang ditunggunya tidak kunjung pulang padaha
Kelly dengan bijaksana akhirnya angkat bicara. "Jangan salahkan dirimu, Sayang. Sikap yang Jackson ambil terlalu gegabah dan dia harus bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan, semua tidak ada hubungannya denganmu. “Kepahitan dan rasa sakit di hatinya, dia biarkan mengendalikan hidupnya sehingga dia tidak melihat kasih sayang keluarga ini yang melimpah untuknya.""Tetapi aku tidak bisa cuci tangan begitu saja karena semua dimulai dariku," Ariana tetap berkeras dengan pendiriannya."Kalau begitu kita bekerja sama untuk membawa Jackson jalan keluar yang terbaik. Aku akan mencari jalan untuk menjodohkan dia dengan wanita baik-baik. “Ada teman bisnis Uncle yang aku rasa cocok untuk Jackson. Aku harap kalian bisa membantuku," ucap Zack."Aku adalah orang pertama yang akan membantumu, Uncle,” balas Ariana dengan cepat."Hanya saja rencana tersebut belum bisa dilakukan dalam waktu dekat ini.""Kenapa memangnya?" tanya David menanggapi perkataan Zack."Kemarin malam Jackson memindahkan s
Jackson kembali menyebut nama itu lagi dan berteriak. Elena langsung berlari mendapatkan pria itu, mencoba membangunkannya"Jackson, bangunlah! Kamu hanya bermimpi.""Bangunlah! Kamu harus makan dan meminum obatmu," ucapnya lagi sambil menepuk-nepuk pelan pipi Jackson.Butuh beberapa waktu lamanya untuk membangunkan pria itu, sampai akhirnya Jackson membuka mata dan menatap kosong ke arah Elena. Tangan pria itu terangkat dan mengusap pipi Elena."Ariana, kamu berada di sini?" gumam Jackson dengan suara parau.Tubuh Elena langsung menegang dan membeku mendengar Jackson salah mengenalinya. Dia menggigit bibirnya karena tiba-tiba ada desiran menyakitkan terasa di hatinya.Elena kemudian menggelengkan kepala dan berkata pelan. "Aku bukan Ariana, aku Elena."Tubuh Jackson tersentak kaget mendengar hal tersebut. Dia mengedipkan mata dan menguceknya untuk memperjelas penglihatannya. Saat sadar jika yang di depannya adalah Elena bukan Ariana, Jackson menarik tangannya dari pipi Elena."Menja
Sebelum berkegiatan, Elena memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Beruntung denyut sakit di kepalanya bisa sembuh hanya dengan mengkonsumsi obat pereda rasa nyeri. Keluar dari kamar mandi, dia merasa lebih segar dan sehat."Selamat pagi, Nona," sapa pelayan yang biasa menyiapkan sarapan yang masuk tepat ketika Elena keluar dari kamar mandi."Selamat pagi," jawab Elena."Nona ingin sarapan di mana? Di kamar atau di ruang makan?""Aku di sini saja sekalian sarapan bersama dengan Jackson.""Baik Nona, saya akan segera menyiapkan sarapan Anda dan Tuan Jackson."Setelah mengatakannya, pelayan itu pergi dan tidak lama kemudian masuk kembali ke kamar sambil membawa senampan makanan berisi makanan Elena dan Jackson.Selama tiga hari Elena merawat Jackson dan sudah tiga malam pula dia tidur di sofa. Tubuhnya sangat lelah dan kurang istirahat. Jackson bukan tipe pria mandiri dan bisa menerima keadaan dengan baik. Dia selalu menggerutu tentang pemanas ruangan, tentang pakaian yang basah, tenta
Untuk pertama kali dalam hidupnya, Elena terbangun dengan sapuan nafas seseorang di puncak kepalanya, tubuhnya berada di dalam dekapan seorang pria dan pria itu adalah Jackson.Elena seketika membeku, bingung dengan apa yang harus dia lakukan karena dia tidak pernah bangun dengan seorang pria berada di sampingnya apalagi memeluknya.Kegugupan melingkupi dirinya ketika tubuh Jackson bergerak dan menggeliat, pertanda jika pria itu mulai terbangun dari tidurnya.Elena langsung memejamkan matanya kembali, berharap Jackson akan langsung beranjak dari ranjang dan meninggalkan dirinya seperti yang biasa pria itu lakukan.Namun tebakan Elena kali ini salah, Jackson malah mendekap dan mengusap punggungnya, membuat kulitnya meremang dan nafasnya tercekat."Apakah kamu sudah bangun?" tanya pria itu dengan suara parau yang terdengar seksi dan menggoda.Bukannya menjawab, Elena malah berpura-pura tidur untuk menghindari Jackson. Sayangnya Jackson tidak bisa dibohongi, tubuh Elena yang menegang mem
"Untuk itu saya terpaksa membangunkan Anda. Saya tidak bisa meninggalkan keluarga saya saat badai karena harus menyiapkan banyak hal untuk membuat kami tetap hangat.“Saya juga masih punya anak kecil sehingga harus memastikan kebutuhan mereka, jadi bolehkah saya izin untuk satu hari ini?" pinta pelayan tersebut."Aku tidak bisa memutuskannya, akan aku tanyakan terlebih dahulu pada Jackson.""Pulanglah dan tinggalah bersama keluargamu selama badai ini berlangsung! aku mengizinkanmu." Belum sempat Elena bicara dengan Jackson, pria itu sudah menjawabnya dari belakang tubuhnya."Terima kasih Tuan. Semua kebutuhan Anda untuk makanan dan kayu bakar sudah saya siapkan jadi Anda tidak perlu keluar dari rumah lagi.""Hmm..." gumam Jackson menanggapi apa yang pelayan itu katakan . Setelah itu pelayan tersebut meninggalkan Elena dan Jackson untuk tinggal berdua di rumah tersebut."Apakah kamu yakin kita tidak membutuhkan pelayan untuk membantu kita?" tanya Elena menyakinkan Jackson."Kan ada kam
"Kamu butuh bantuanku untuk membersihkan dan menutup lukanya. Kayu yang kamu gunakan sudah di simpan cukup lama. Ada kemungkinan jamur tumbuh di sana. Jika jamur itu mengenai lukamu, maka lukamu bisa saja terinveksi," terang Jackson."Seserius itukah? aku hanya tertusuk kayu kecil, aku rasa hal itu tak jadi masalah," Elena tampak terkejut mendengar penjelasan Jackson."Apakah kamu belum pernah mendengar seseorang mati hanya karena jarinya tertusuk jarum?" ucap Jackson."Benarkah tertusuk jarum bisa membuat orang mati? mungkin jarum itu beracun," kata Elena menanggapi."Bukan racun, tetapi jarum itu terkontaminasi oleh bakteri bakteri Clostridium tetani yang menyebabkan Tetanus dan Tetanus itulah yang menyebabkan kematian, tidak beda jauh dengan kejadian yang kamu alami. Kita tidak tahu kayu yang menusukmu mengandung apa.”"Apakah itu artinya aku akan mati?" celetuk Elena yang berhasil membuatnya mendapatkan tatapan dingin dari Jackson.
"Keadaan Nona Elena masih dalam batas aman tetapi jangan disepelekan. Dia butuh banyak istirahat dan juga banyak cairan karena tubuhnya kurang minum dan mengalami dehidrasi.“Jauhkan juga Nona Elena dari hal yang membuatnya terkejut atau tertekan, dia mengalami stress dengan tekanan darah yang cukup tinggi," ucap Dokter sebelum mengakhir perkataannya."Baik Dok, aku akan merawatnya dengan baik dan memastikan Elena meminum obat yang kamu berikan."Dokter itu kemudian memberikan obat untuk beberapa hari ke depan dan menulis resep untuk rawat jalan. "Karena Nona Elena sedang hamil, maka aku akan memberikan obat yang aman untuk ibu hamil."Deg...Tubuh Ariana seketika menegang dan mematung saat menerima obat dari dokter tersebut mengetahui jika Elena sedang hamil."Hamil...? ma-maksud Dokter? Elena saat ini sedang hamil?" gumamnya lirih yang masih bisa di dengar oleh dokter itu.Dia tampak syok bukan karena berita yang dia dengar tetapi nasib Elena selanjutnya akan seperti apa."Apakah ka
Belum sempat Elena mengatakan sesuatu, pandangan wania itu tiba-tiba menggelap. Tubuhnya terasa sangat ringan dan bruuuukkk.. wanita itu jatuh dari tempatnya berdiri.Beruntung sebelum tubuhnya jatuh ke lantai, David sudah menangkap dan menyangganya."Ada apa dengan Elena?" tanya Ariana tampak khawatir."Tadi dia sedang sakit, papanya menjualkan untuk dijadikan pemuas hasrat pria kaya. Aku menolongnya melarikan diri dari sindikat yang menjualnya hingga tidak sempat membawanya rumah sakit," terang David."Bawa dia ke kamar tamu, aku akan memanggil dokter," ujar Ariana kepada suaminya.Baru saja David ingin menggendong Elena, sepasang tangan kekar menghentikannya. "Biar aku yang membawanya. Kamu sudah beristri, tak pantas menyentuh wanita lain."David menoleh dan menatap Jackson dengan penuh tanda tanya. Kenapa pria itu berkata demikian?Siapa pun di ruangan itu tahu, dia tidak ada niatan apapun apalagi mengambil kesempatan saat menolong Elena.Dengan cepat Jackson mengambil Elena dari
Melihat Elena masih duduk di kursi mobil membuat David terpaksa mencengkeram lengan Elena dan menariknya keluar dari mobil.Dia memaksa Elena untuk masuk ke rumah mewah dan megah itu tanpa bisa menolak.Di dalam keterpaksaannya, Elena berharap tidak ada Jackson di dalam rumah tersebut. Jika tidak, maka drama kehidupannya akan semakin rumit dan panjang.Apalagi dia melarikan diri dari kontrak yang seharusnya dia selesaikan. Hutangnya pada Jackson belum selesai dan dia masih punya urusan panjang dengan pria itu.David terus menarik tubuhnya masuk ke dalam rumah megah kediaman Collins, sayangnya keindahan rumah itu sama sekali tidak dirasakan Elena karena fokus pikirannya di tempat yang lain.Tubuhnya semakin gemetar ketika David masuk ke sebuah ruangan yang berisi banyak orang dengan penampilan yang begitu elegan.Mereka para manusia dengan wajah dan tubuh yang sempurna dibalut dengan pakaian mahal yang menambah kesempurnaan mereka."Halo semuanya," sapa David dengan senyum merekah memb
"Kenapa kamu datang sendiri? Di mana David?" tanya Judy pada istri cucunya yaitu Ariana.Hari ini adalah malam acara keluarga Collins yang biasa dilakukan di akhir pekan. Semua anggota keluarga Collins yang rumahnya masih satu kota dengan kediaman utama Collins, berkumpul untuk makan bersama Judy agar wanita itu tidak terus bersedih mengingat mendiang suaminya."David akan datang terlambat karena masih ada pertemuan di kantor, sebentar lagi juga akan datang," jawab Ariana santai."David tidak pernah terlambat jika ada acara keluarga, coba kamu telepon dia dan pastikan sudah sampai di mana sekarang? jika masih di kantor, suruh dia cepat datang," ucap Judy dengan sedikit kesal karena cucunya itu lebih mementingkan pekerjaan dibanding makan malam bersamanya."Baik Grandma, aku akan segera menghubungi David dan memintanya untuk segera pulang," kata Ariana patuh untuk meredam kekesalan yang Judy rasakan pada suaminya tersebut.Setelah Judy pergi, Ariana mencoba menghubungi pria itu, anehny
Elena membacanya sejenak lalu mengangguk pelan berusaha mempercayai perkataan pria yang terlihat tidak jahat itu."Siapa namamu?" tanya David."Elena," jawab Elena dengan suara serak karena kesehatannya terganggu beberapa hari ini."Apakah kamu sedang sakit?"Elena mengangguk mengiyakan. Dalam hati, David tersenyum karena mempunyai alasan untuk mengeluarkan Elena dari tempat tersebut.David tiba-tiba berteriak dengan nada marah memanggil penjaga yang berjaga di depan pintu kamar Elena. Teriakan pria itu membuat Elena terkejut dan tubuhnya semakin gemetar hebat. Tak lama kemudian terlihat dua orang penjaga masuk ke kamar tersebut."APA-APAAN INI? KALIAN MEMBERIKU ORANG SAKIT UNTUK MELAYANIKU!" seru David pura-pura marah."Sakit...? Kami tidak tahu jika wanita itu sakit. Kami akan memberitahu bos dan menggantinya dengan wanita lain yang sehat untuk bisa melayani dan memuaskanmu," ujar salah satu dari penjaga tersebut."Aku tidak ingin wanita lain, aku ingin wanita ini yang melayaniku,"
Tawaran itu langsung menarik minat Jackson karena dia memang butuh waktu untuk mencari Elena dan mencari jalan keluar untuk hubungannya dengan wanita itu.Melihat Jackson yang terdiam, Jane tersenyum tipis di ujung bibirnya, merasa menang. Dia yakin Jackson akan menerima tawarannya."Apa keputusanmu, Jackson? Aku menunggu jawabanmu," desak Jane tidak sabar."Baiklah, aku setuju dengan tawaranmu," jawab Jackson."Bagus. Itu artinya tidak akan ada seorang pun yang tahu masalah internal kita, yang tahu hanya kita berdua. Bagi semua orang hubungan kita baik dan mesra," ucap Jane memastikan jika Jackson mengerti dengan perjanjian tersebut."Oke, bagiku itu tidak ada masalah, hanya bersandiwara saja bukan ?" tegas Jackson."Jika kamu melanggarnya, maka aku akan membuat semua orang menekanmu agar kamu mau menikahiku," ancam Jane."Tidak ada satu orang pun yang bisa menekanku," ucap Jackson penuh rasa percaya diri."Benarkah ...? Kita lihat saja nanti," balas Jane dengan penuh rasa percaya di
Tubuh Elena seketika membeku ketika mendengar hal tersebut. "Papa bohong. Papa hanya ingin membuang rasa bersalah papa karena menjualku bukan? sehingga papa mengatakan hal tersebut.""Aku tidak bohong, aku mengatakan yang sebenarnya. Karena itulah aku membencimu, sangat membencimu. Cinta istriku terbagi ketika dia membawamu ke rumah. “Aku tidak bisa memberikan dia seorang anak tetapi mamamu berkeras ingin merawat seorang anak, kebetulan ada seorang wanita miskin melahirkan dan meninggal, mamamu berinisiatif merawatmu. “Namun semenjak saat itu, perhatiannya padaku berkurang, bahkan dia mulai sakit-sakitan," ungkap Carlo."Apakah Papa sedang menuduhku atas apa yang terjadi pada mama?" gumam Elena lirih."Siapa lagi yang patut disalahkan jika bukan dirimu?"Air mata Elena langsung menetes membasahi pipinya. Tiba-tiba saja kekuatan di dalam tubuhnya lenyap, tak ada sedikit pun keinginan untuk memberontak. Bahkan Elena hanya diam ketika akhirnya dua orang itu membawanya dan memasukkanny
"Halo Cantik, apakah kamu mencariku?" suara Carlo mengagetkan Elena.Wanita itu membalikkan tubuhnya dan melihat seringai jahat terkembang di bibir papanya. Tubuhnya gemetar mengingat perlakuan yang pernah papanya lakukan terhadapnya, tetapi dia berusaha menyembunyikan ketakutannya dan menatap papanya dengan berani."Bagaimana bisa Papa melepas rumah yang pernah menjadi kenangan mama di sana? hentikan sifat burukmu itu dengan berhenti minum-minum dan berjudi, itu akan merusak hidup Papa," Elena mengingatkan papanya."Hidupku sudah hancur, tetapi aku bersyukur kamu datang mencariku. Aku sangat butuh uang sekarang," ucap Carlo tanpa basa-basi."Aku tidak memiliki uang sepeser pun karena itu aku pulang dan ingin memperbaiki hidupku, membangun hidup bersamamu lagi dengan baik dan benar. “Aku ingin Papa bisa berubah dan menjalani hidup ini dengan baik. Aku sadar kepergianku adalah sebuah kesalahan dan aku ingin memperbaikinya, memperbaiki hubungan kita," balas Elena."Hubungan kita sudah
Braaakk...Semua orang yang ada di meja makan menoleh ketika mendengar suara pintu yang terbuka dengan keras. Tak lama kemudian, Jackson datang dengan penampilan kusut dan berantakan. Zack menggeram marah melihat putranya datang dalam keadaan mabuk berat."Jackson...! Apa-apaan ini? kami telah lama menunggumu tetapi kamu malah datang dalam keadaan mabuk seperti ini," tegur Zack.Seringai sinis terkembang di bibir Jackson. "Apakah sekarang kalian sudah puas? Aku kehilangan dia dan aku kehilangan separuh hidupku . Apa lagi yang harus aku perjuangkan?"Mata Kelly langsung memincing tajam mendengar racauan putranya. "Apa maksudmu kehilangan dia? Apakah itu berarti selama ini kamu masih berhubungan dengan wanita murahan itu?""Jangan khawatir, Ma! Sekarang dia sudah pergi dan aku tidak tahu ke mana dia pergi," timpal Jackson dengan wajah yang begitu menyedihkan."Syukurlah kalau begitu, ternyata wanita itu masih mempunyai harga diri," ucap Kelly merasa sedikit lega.Jane yang melihat tunan