Share

Suami Super Posesif

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-02 09:15:06

"Mama, Layla mau bobo sendirian pokoknya. Tidak usah ditemani lagi, tapi mau minum susu stroberi dulu."

"Iya Sayang, sebentar," jawab Valia mendudukkan putri kecilnya di atas meja di ruang makan.

Valia tengah membuatkan susu stroberi untuk Layla. Putri cantiknya malam ini meminta tidur sendirian di kamarnya yang baru.

Sebelum pulang ke Trieste, Aaron meminta banyak orang-orangnya membuatkan kamar khusus untuk Layla, dan kini Layla sangat menyukai kamar barunya.

"Mama, sudah?" tanya Layla memiringkan kepalanya.

"Sudah, ini... Minum sampai habis ya, Sayang..."

"Iya Mama."

Valia menurunkan Layla dari atas meja, anaknya berjalan mendahului Valia sambil memeluk botol susu miliknya.

Saat tiba di ruangan utama, Valia dan Layla melihat seseora yang datang di mansion Aaron.

Laki-laki tampan berbalut mantel panjang hitam yang membawa sebuah paper bag di tangannya.

"Paman Victor," cicit Layla memegangi jemari Valia.

Victor tersenyum manis pada Layla dan mendekatinya.

"Heum, Paman baw
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Beraninya Melukai Istriku!

    Pagi-pagi sekali, di mansion milik Aaron sudah kedatangan Selin. Wanita itu terlihat sedang amat marah dan mendesak pada penjaga untuk diizinkan masuk ke dalam mansion. Ia baru saja ribut dengan suaminya, perkara Victor semalam kembali mabuk dan mencari Valia disetiap ucapannya, Selin marah akan hal itu. Kedatangan Selin langsung disambut oleh Valia yang baru saja bangun tidur. Selin berjalan masuk ke dalam mansion dengan wajah dipenuhi amarah hebat pada Valia. "Kak Selin, ada apa? Kenapa Kakak datang ke sini pagi-pagi sekali? Ada perlu dengan Ar-""Dasar kurang ajar kau, Valia!" teriak Selin menyela cepat dan mengangkat tangannya tinggi-tinggi ke udara sebelum teat ia daratkan di pipi Valia. PLAAKK...Kedua mata Valia terbeliak, ia bingung apa yang terjadi sampai Selin menamparnya dengan sangat kuat seperti ini. "Ka-kak Selin," lirih Valia menatapnya dengan wajah sangat amat terkejut. Selin menarik lengan Valia dan mendorongnya ke dinding. Wajahnya sembab dan dia menangis, penuh

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02
  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Layla Demam, Layla Mau Pulang!

    "Layla mau pulang ke rumah Opa, Layla tidak mau tinggal di sini lagi..." Layla memeluk boneka kelincinya dan meringkuk dalam gendongan Valia. Suhu tubuhnya sangat panas, anak itu terus menangis dan mengajak pulang ke Murcia. Sesabar mungkin Valia mengusap punggung Layla dan menggendongnya ke sana kemari. "Iya Sayang, kita tunggu Papa pulang dulu ya nak, nanti kalau Papa sudah pulang kerja, kita kembali ke rumah Opa, ya?" Valia mengecupi wajah putrinya yang hangat. Merina merasa kasihan dengan Valia, karena Layla sejak pagi tadi menangis tiada henti sampai hari sudah sore. "Nyonya, biar saya gantikan gendong, Nyonya Valia belum makan sama sekali," ujar Merina dan beberapa pelayan di sana mendekati Valia. "Tidak perlu Merina, nanti Layla akan semakin mengamuk. Dia tidak pernah demam sampai seperti ini." Valia menatap wajah putrinya yang memerah, kini anaknya mulai terlelap dan hanya tersisa napasnya yang masih jelas sesekali sesenggukan. "Tolong hubungi Aaron ya, bilang padanya un

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02
  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Papaku yang Hebat!

    "Papa, Layla mau pulang ke rumah Opa lagi, Layla tidak mau tinggal di sini." Layla merengek, setelah bangun dari tidurnya anak itu langsung memeluk Aaron. "Iya Sayang, tapi Layla harus sembuh dulu, ya? Kalau sudah sembuh nanti pulang ke rumah Opa," jawab Aaron mengusap rambut Layla yang berantakan. "Layla sedih," lirihnya seraya membenamkan wajahnya pada dada bidang sang Papa. "Mama dipukul, Mama dicakar, Mamanya Layla disakiti!" Anak itu mendongak menatap wajah Aaron dengan bibir mencebik ingin menangis. Aaron mengerti betapa sedihnya hati sang putri dengan hal yang tengah dirasakannya. Layla menjadi anak yang tumbuh penuh kasih sayang dan cinta yang begitu banyak dari Valia. Pagi siang malam hanya Valia yang selalu ada untuk Layla. Setiap banyak hal yang Layla keluhkan, di situlah Aaron selalu merasa bersalah. "Maafkan Papa ya, Sayang," bisik Aaron di telinga Layla. "Harusnya Papa menemanimu tumbuh, nak." Layla diam tidak menjawab selain memeluk boneka kelinci merah muda mili

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02
  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Bahagiamu Adalah Bahagiaku

    Victor pergi sebelum Aaron kembali, di dalam kamar inapnya Layla kembali menangis dan tidak mau sedikit saja ia melihat Pamannya. "Mama, ayo pulang... Layla tidak suka di sini, Mama," seru anak itu menatap wajah Valia dengan tangisannya yang sesenggukan. "Iya Sayang, kan Layla masih sakit. Anak kecil yang sakit tidak boleh naik pesawat. Nanti Pak pilotnya bisa marah," alibi Valia memeluk putrinya erat-erat. "Layla tidak suka Paman Victor, tidak mau ketemu," ujarnya menyandarkan kepalanya di pindak Valia. Dalam hati, Valia pun juga mengatakan hal yang sama. Meskipun dirinya juga tidak mau dan tidak sudi bertemu dengan laki-laki itu, apapun caranya. "Itu Papa kembali," ujar Valia melihat pintu kamar inap yang kembali terbuka. Aaron masuk ke dalam sana, ia memperhatikan Layla yang menangis di pelukan Valia. "Loh kenapa menangis, Sayang?" Aaron mendekati putrinya. "Barusan ada Victor ke sini, aku... Aku mengusirnya karena Layla langsung menangis." Valia menjelaskan pada Aaron. He

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Layla Sayang, Layla Malang

    Aaron dan Valia memutuskan untuk kembali lagi ke Murcia dan meneruskan kesibukan dan fokus membesarkan Layla di sana. Mereka berangkat sore hari, dan saat pagi tiba barulah mereka sampai di Murcia. Kedatangan mereka disambut dengan hangat, kepergian untuk pulang nyatanya bagai liburan beberapa hari saja. "Kalian ini, sudah Oma bilang tidak usah pulang!" seru Caroline seraya merebut Layla dari gendongan Valia. "Kami mana tahu kalau akan kembali lagi ke sini, Nek," sahut Aaron duduk di sofa dan mendongakkan kepalanya.Layla langsung menempel pada Rosalia, anak itu sangat merindukan wanita yang dia kenali sebagai Oma-nya. "Aaron, Valia, biar Layla Tante bawa ya, Paman kalian sangat merindukan Layla," ujar wanita itu. Valia pun mengangguk setuju. "Iya Tante." "Kalian berdua bisa beristirahat dulu. Di sini kalian juga punya rumah, apa kurang megah rumah kalian? Ingin minta berapa lantai lagi?!" seru Rodrick pada Aaron. Tidak ada jawaban dari dua Cucunya, Aaron seketika berdiri dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Perasaan yang Tumbuh Sejak Dini

    Hari sudah hampir gelap, Layla masih diam di dekat sungai sendirian. Bajunya basah, kakinya sakit tidak bisa ia buat berjalan karena Nadine mendorongnya terlalu keras. Anak itu seolah memiliki kekuatan besar di mana ia tidak mengeluh saat orang lain menyakitinya, tapi Layla lebih pintar meresapi ucapan orang lain, dia sama seperti Mamanya. Tiga mobil melewati jalanan, hingga ada satu mobil yang berhenti tak terlalu jauh. Layla tidak peduli, ia hanya diam merasakan kakinya yang sangat amat sakit barang untuk bergerak. "Layla, kau sedang apa?" Suara itu, Layla kecil menoleh ke belakang. Melihat siapa yang berdiri di sana, sontak Layla mengulurkan kedua tangannya. "Kudanil..." Layla menangis seketika. Nathaniel, anak itu baru saja datang ke Murcia untuk ikut dengan Kakeknya. Dia berjalan mendekati Layla dan menyentuh pucuk kepala Layla. "Kenapa? Kau ini cengeng sekali!" maki Nathaniel pada Layla. "Kaki Layla sakit, Layla tidak bisa berjalan. Kudanil lihat ini..." layla menyingkap

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Tumbuh Penuh Cinta dan Kasih Sayang

    "Besok aku akan pulang ke Jerman, dan kembali ke sini setelah beberapa tahun lagi." Nathaniel mengatakannya pada Layla seraya menemani gadis itu. Layla yang duduk di atas kursi roda dan Nathaniel mengajaknya ke taman. Layla seketika menoleh ke arah Nathaniel yang kini membukakan tutup botol susu stroberi milik Layla dan menyerahkannya. "Tapi Kudanil ke sini lagi kan? Layla tidak punya teman, tahu!" seru Layla tersenyum memamerkan deretan giginya. "Mungkin. Tapi aku tidak janji ya, Layla! Kalau sudah besar nanti kau jangan cengeng! Awas kalau aku lihat kau cengeng, aku tidak akan membiarkanmu diam!" seru Nathaniel tersenyum gemas ia menarik pipi Layla. Tiba-tiba saja muncul sosok Laudia di antara mereka berdua. Gadis berambut hitam bergelombang yang kini mendekati Layla dan Nathaniel seraya membawa dua bungkus cokelat di tangannya. "Laudia," sapa Layla tersenyum manis. "Layla tidak bisa main, kaki Layla sakit." "Siapa pula yang mau main denganmu. Aku mau kasih ini buat Kak Natha

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-04
  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    KEBAHAGIAAN DAN AWAL CINTA LAYLA

    "Kudanil mau pulang ya? Kok pagi-pagi ke rumahnya Layla?" Gadis cantik itu duduk di kursi roda di depan rumahnya seraya memeluk boneka kelinci miliknya. Di hadapan Layla, sosok Nathaniel yang kini duduk menundukkan kepalanya dan tersenyum tipis. "Ya, aku harus pulang ke Jerman dan ke sini lagi kalau kau sudah besar," jawab Nathaniel. "Hem? Layla sudah besar? Layla kan sekarang sudah besar, Kudanil." "Kata siapa? Kau masih cengeng dan kau mudah sekali menangis, Layla Tan." "Huum..." Layla tersenyum hingga kedua matanya menyipit dan mengangguk lucu. Nathaniel diam memperhatikan wajah Layla, anak laki-laki itu pernah meminta pada sang Kakek untuk membujuk Aaron menyerahkan Layla pada keluarga Ferdherat. Pasalnya, Nathaniel ingin mempunyai adik secantik Layla. Rambut Layla yang sedikit kecoklatan, senada dengan matanya, pipinya yang bulat putih merona, dan tanda lahir bintik hitam di leher Layla, sama seperti mendiang Ibu Nathaniel yang meninggal. "Kalau aku sudah besar nanti, aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-04

Bab terbaru

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    AKHIR YANG BAHAGIA

    Pemandangan yang indah saat Valia menatap anak dan menantunya tengah menikmati hari yang indah di taman mansion pagi ini. Waktu berjalan dengan cepat, Valia percaya dengan adanya cinta sejati dan ia tidak salah menempatkan hatinya sejak awal pada orang yang mau menjadi sandarannya hingga kini. "Sedang apa, Sayang?" sapa Aaron mendekati Valia. "Hem, tidak ada. Senang sekali melihat mereka, dan tempat ini...." Valia mendongak menatap seisi mansion yang tidak berubah sama sekali. Tempat itu sangat terawat dan juga bersih bahkan beberapa barang-barang yang dulu Valia tinggalkan masih di tempat. Betapa membekas kuat semua kepingan-kepingan ingatannya dari kisah cinta hingga kebenciannya kepada Aaron yang kini sudah tertutup rapat. "Tempat ini masih khas dengan segala hal yang menyangkut kita," ujar Aaron menatap Valia dan memeluknya. "Dan aku merasa bahagia bisa menua bersamamu." Valia tidak yakin mendengar apa yang suaminya katakan barusan, tapi ia merasa tersentuh begitu Aaron men

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Ceritakan Pertemuan Mama dan Papa

    Trieste, Italia. Seperti masa kecil Mamanya, shopie terlihat sangat heboh saat dia telah sampai di Trieste. Tepatnya di mansion milik sang Opa. Bangunan super megah yang dikelilingi pemandangan laut yang indah. Tidak ada yang berubah di sana, Layla dan Nathaniel juga sangat menikmati keindahan tempat itu. "Wahh... Bagus sekali, kenapa aku dulu tidak betah tinggal di sini Ma? Padahal bagus sekali!" Layla memeluk lengan Valia dan mereka berjalan di teras samping samping mansion."Entah karena apa dulu, mungkin karena kita kasihan pada Kakek," jawab Valia. Ia tidak mau mengingatkan masa lalu yang cukup buruk pada Layla. Nathaniel bersama Aaron di depan sana, laki-laki itu menggendong Shopie yang sudah bingung ingin pergi mengelilingi mansion. Sementara Valia masih bersama dengan Layla. Valia merasa ada sesuatu yang menyentuh hati terdalamnya, tempat ini mempunyai ribuan kisah Valia dan Aaron, dari benci, marah, ambisi, obsesi, hingga cinta yang sangat tulus. Sosok Aaron yang sama

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Kembali Untuk Berlibur

    Lima Tahun Kemudian..."Shopie! Jangan lari-lari nanti jatuh..." Suara teriakan keras itu berasal dari bibir Layla yang berdiri di dalam rumah memperhatikan putri kecilnya yang terlihat begitu kesenangan. Shopie Tan Ferdherat, gadis cantik yang memiliki wajah sangat mirip dengan Mamanya. Dia juga sangat keras kepala seperti Papanya, dan Sopie anak yang manja, seperti Mamanya. "Mi, katanya nanti malam mau pergi sama Opa dan Oma, ayo... Sopie bantu-bantu Mami!" seru anak itu lompat-lompat kesenangan. "Iya, tapi nanti dulu, Sayang... Sekarang Shopie naik ke atas yuk, jangan lari-larian di bawah. Mami mau ke atas." Layla mengulurkan tangannya pada Shopie. Anak itu pun seketika mengangguk antusias, mereka berdua langsung berjalan ke lantai atas dan Sophie berjinjit membuka pintu kamarnya. Di dalam sana, anak itu menatap Papanya yang masih tertidur dengan santai dan nyenyak. Shopie tersenyum tipis, ia berjalan perlahan-lahan naik ke atas ranjang dan memeluk tubuh Papanya. "Papi... Ay

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Janji yang Tak Akan Diingkari

    "Mama dan Papa akan sering-sering ke sini untuk memantau Layla, karena Papa perhatikan akhir-akhir ini kau sangat sibuk sampai sering meninggalkan istrimu sendiri yang di rumah." Aaron mengatakan hal itu kepada menantunya, dan tentu saja nontonnya langsung mengangguk setuju disadarinya ia memang tidak pernah ada waktu untuk Layla. Bukan berarti Nathaniel merasa leluasa, ia juga berusaha mencari celah di mana ia bisa meliburkan diri dan menjaga Layla seperti suami-suami di luar rencana pada umumnya. "Iya Pa, aku juga mencari waktu yang tepat untuk libur. Aku terus kepikiran dan tidak bisa fokus saat bekerja," ujar Nathaniel. "Harusnya di saat usia kandungan istrimu sudah tua seperti ini kau libur rumah karena bayi lahir itu tidak tahu kapan dan juga sulit untuk diprediksi," jelas Aaron pada Nathaniel. Nathaniel diam dan mendengarkan apa yang dikatakan oleh Papa mertuanya, ia sadar kalau dirinya memang keliru. Aaron juga orang yang sangat gila kerja, sama seperti dirinya tapi beda

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Mencoba Untuk Menjadi Paling Pengertian

    "Kalian ini... Apa tidak bisa ditunda sampai besok pagi, hah?!" Nathaniel marah saat masuk ke dalam ruangannya, di dalam sana semua rekannya sudah menunggu. Laki-laki itu meletakkan dengan kasar kunci mobilnya di atas meja, karena ia sudah menduga kalau di rumah Layla pasti marah padanya. "Ya bagaimana lagi?!" sahut Regar frustrasi. "Huhh... Sialan kalian, jadi jadwal kemarin itu salah?!" Nathaniel menatap mereka semua. "Salah!" jawab keempat orang itu kompak. Helaan napas panjang terdengar dari bibir Nathaniel. Saat itu juga ia langsung duduk di kursinya dan mulai membuka laptopnya dan segera menyelesaikan pekerjaannya. Namun tetap saja Nathaniel tidak bisa tenang memikirkan Layla yang ia tinggalkan di rumah sendirian. Laki-laki itu pun mengambil ponselnya dan ia menghubungi Papa mertuanya karena hanya Aaron yang bisa membantunya saat ini. "Halo Pa, Pa aku boleh minta tolong, tidak?" pinta Nathaniel. "Hem, ada apa jam segini kok menelepon Papa? Apa terjadi sesuatu pada Layl

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Kapan Ada Waktu Untukku

    Beberapa Bulan Kemudian...Kandungan Layla sudah memasuki tujuh bulan. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat dan Layla menjalani hari-harinya dengan sangat bahagia besama suaminya. Nathaniel, menjadi suami super posesif dan selalu memantau Layla dari segala kondisi, bahkan mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur. "Layla ke mana, Bi?"Suara Nathaniel di ruang tamu sore ini membuat Layla langsung menoleh, gadis itu tengah beduaan dengan Jeremy di dalam ruangan keluarga. Seketika Layla meminta Jeremy menutup pintu ruangan itu. Sehari saja, Layla ingin suaminya itu tidak terlalu posesif, Layla pusing dengan sifat Nathaniel yang sangat menyebalkan. "Sudah Kak," ujar Jeremy seraya terkikik geli anak itu berjalan mendekati Layla seraya membawa roti sus miliknya. "Sini-sini, duduk di samping Kakak. Biar saja Kak Nathan teriak-teriak di luar, Kakak pusing sekali dengannya," keluh Layla mendongakkan kepalanya. "Tapi kata Mami Valia, kalau dicereweti Papi Aaron, tandanya Papi Aaron i

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Rumah Megah untuk Istriku

    Setelah acara pernikahan, Layla dan Nathaniel pulang ke rumah mereka sendiri. Nathaniel adalah laki-laki mapan yang sudah mempersiapkan segalanya sebelum menikah. Ada dua pembantu di rumahnya yang akan mengerjakan pekerjaaan rumah dan membantu Layla. Dan Nathaniel memberikan rumah itu pada Layla untuk hadiah pernikahan mereka. "Rumahnya bagus sekali," cicit Layla seraya menoleh dan menatap wajah tampan Nathaniel. "Kau suka?" Nathaniel mengusap pucuk kepala Layla. Layla pun mengangguk dengan mantap. "Sangat! Ini rumah paling bagus yang pernah Layla lihat. Seperti istana kalau dilihat dari luar, ada kerucutnya di atas sana!" seru Layla tersenyum. "Ya, memang desain awalnya aku buat seprti itu, agar tidak ada yang menyamainya." Layla hanya mengangguk saja, dan ia berjalan menaiki anak tangga menuju lantai dua. Tangga melengkung dan lebar, lantai mengkilat dari marmer berwarna cream, dan beberapa pilar besar di dalam ruangan, serta lampu kristal besar yang menggantung di langit-lan

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Kita Telah Resmi

    Pernikahan yang dimimpikan selama ini oleh Layla benar-benar terlaksana. Dalam hitungan detik demi detik pernikahan mereka sudah resmi.Dan begitu pula yang dirasakan oleh Nathaniel. Memiliki Layla seutuhnya dan ke mana-mana bisa ia jaga dan ia bawa, adalah cita-cita Nathan sejak dia masih kecil. Layla dan Nathaniel kini tengah sibuk dengan para tamu, tak lain adalah para teman-teman Nathaniel, karena Layla sendiri tidak memiliki teman. "Selamat ya kalian berdua, wahhh... Kapan ya aku nyusul?" seru Vargo menepuk pundak Nathaniel. "Mulutnya!" sinis Caley merangkul dan memukul punggung Vargo hingga laki-laki dengan tuxedo abu-abu itu tertawa. "Ya... Siapa tahu saja yang kedua kalinya." Vargo menjawab dengan sangat santai. Seketika Nathaniel terkekeh, ia menggenggam tangan Layla dan mengecupnya dengan lembut. "Jangan mendengarkan Sayang, mereka ini laki-laki gila!" sinis Nathaniel seraya menatap aneh pada semua temannya. "Iya, mereka lucu," ujar Layla. Layla merasakan ia seperti

  • Gadis Polos Tawanan Presdir Arogan    Kesayangannya Layla

    Hari yang dinanti-nanti oleh Layla dan Nathaniel esok pagi akan terlaksana. Mereka semua keluarga kini berada di sebuah hotel milik keluarga Ferdherat. Hotel bintang lima yang berada di tengah-tengah kota Berlin. Laila Tengah berada di dalam kamarnya bersama Sarah, Caroline, Rosalia dan juga Valia. Keluarga Jazvier yang datang jauh-jauh hanya ingin melihat Layla menikah dengan Nathaniel. "Tidak terasa kita sudah tua ya Sarah, Cucu kita besok sudah mau menikah," ujar Caroline pada Sarah. "Iya, aku merasa seperti kemarin kita mengasuh anak-anak, tapi sekarang mereka sudah menikah saja. Ini waktu yang terlalu cepat atau apanya yang salah?" gumam Sarah seraya duduk bersandar. Valia bersama Rosalia duduk di atas ranjang bersama Layla yang berbaring bersama Jeremy. "Sepertinya tidak ada yang salah, Nenek saja yang menolak tua," sahut Jeremy tiba-tiba, anak itu sangat cerdas. Mendengar apa yang dikatakan bocah itu sontak membuat semua orang di dalam ruangan tersebut langsung tertawa.

DMCA.com Protection Status